Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105642 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anwar Turjana
"ABSTRAK
Kurang Energi Protein (KEP) sampai saat ini masih menjadi masalah gzi utama di Kabupaten Cianjur. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut baik melalui lintas program maupun lintas sektor yang dalam pelaksanaan kegiatannya lebih dipertajam ke kantong kantong KEP.
Tujuan dari studi ini adalah diketahuinya status gizi balita di Kabupaten Cianjur pada tahun 1996 dan hubungannya dengan tingkat pendidikan ibu, produk domestik regional bruto (PDRB), pencapaian program imunisasi campak, program. penanggulangan ISPA, cakupan pencemaran air bersih (PAB), cakupan jamban keluarga (JAGA), dan partisipasi masyarakat dalam. penimbangan (D/S).
Studi ini dilaksanakan di 215 posyandu dari 187 desa terpilih dengan perbandingan 164 posyandu dari desa tidak miskin dan 51 posyandu dad desa miskin di seluruh kecamatan yang ada (24 kecamatan). Populasi dan desa miskin di seluruh kecamatan yang ada (24 kecamatan). Populasi dan sampel studi adalah seluruh balita yang ada di posyandu terpilih (215 posyandu).
Hasil studi menunjukkan bahwa angka kurang energi protein (KEP) pada balita di Kabupaten DT II Cianjur sebesar 19,4%. Tidak ada kecamatan yang tidak memiliki kantong KKP, angka KEP di kantong-kantong KEP tersebut berkisar antara 12% s.d. 59%. Dari uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara prevalensi KEP total dengan pendidikan ibu, penggunaan air bersih, frekuensi diare, dan penggunaan jamban keluarga. Sementara dengan cakupan imunisasi campak, penanggulangan ISPA, PDRB, dan partisipasi rnasyarakat di posyandu tidak menunjukkan adanya hubungan.
Mengingat hal diatas, hasil studi ini agar dapat dijadikan bahan masukan bagi perencanaan baik untuk program gizi sendiri maupun untuk program penanggulangan penyakit diare (P2 Diare), program penyediaan air bersih, dan jamban keluarga serta perencanaan koordinasi dengan Depdikbud dalam program kejar paket A dan B untuk daerah dengan KEP tinggi harus mendapat prioritas.

ABSTRACT
Background
Currently, in District of Cianjur the Protein Calorie Deficiency remains as the major nutritional problem. A lot of effort both in inter programs and inter sector of which the implementation is more ficused to the order to overcome the problem.
Aims
The aims of this study is to obtain the under five children nutritional status in the distric of Cianjur in 1996 and its relations to the mother's educational level, Bruto Regional Domestic Product, the achievement of the measles immunization program, the coverage of the use of clean water, the coverage of the family septic tank toilet and people's participation in the body weight scalling
Method
This study is carried out in 215 Posyandus (The Integrated Service Post) from 187 selected villages which consist of 164 posyandu of non poor villages and 51 posyandus of poor villages in whole exiting subdistricts (24 subdistrics). The population and samples for this study are all the under five chlidren in the selected posyandus (215 Posyandu)
Result
The study shows that the rate of Protein Calorie Deficiency of under five children in the Distric of Cianjur is 19,4%. All subdistricts have the 'protein calorie deficiency area with the rate of protein calorie deficiency in these areas range between 12% to 59%. The statistical test shows relation of total prevalence of protein calori deficiency and mother's educational level, the use of clean water, the frequency of diarrhoea and the use of family septic tank toilet. Meanwhile, it shows no relation with the coverage of measles immunization, the upper respiratory tract infection overcoming program, bruto regional domestic product, and people's participation in posyandu.
Considering the above matter, the result of this study could be potential input for planning of nutritional program as well as communicable disease control (diarrhoea), clean water provision program and family septic tank toilet. And for coordinating with Departement of Education and Culture in the elimination of illiteracy program A and B in areas of high rate of protein calorie deficiency should be considered as highest priority.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1996
612.3 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Hartati
"Status gizi berperan dalam menentukan sukses tidaknya upaya peningkatan sumberdaya manusia. Prevalensi gizi kurang BB/U di Kabupaten Tangerang meningkat dari tahun 2007 sampai 2010 yaitu 7,2% menjadi 9,12%. Tujuan penelitian adalah dianalisisnya hubungan antara perilaku KADARZI, karakteristik keluarga dan balita dengan status gizi balita (12-59 bulan) di Kabupaten Tangerang tahun 2011. Penilitian kuantitatif ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekuder hasil survey PSG KADARZI Kabupaten Tangerang tahun 2011. Prevalensi balita gizi kurang (termasuk gizi buruk) 17,9%, pendek (termasuk sangat pendek) 32,9%, kurus (termasuk sangat kurus) 11,8%. Variabel yang berhubungan secara bermakna dengan status gizi balita BB/U adalah menimbang balita secara teratur, riwayat ASI Eksklusif, menggunakan garam beryodium, pendidikan ayah, pendidikan ibu, usia ibu, besar keluarga, dan umur balita. Variabel yang berhubungan bermakna dengan status gizi PB/U atau TB/U sama dengan BB/U ditambah variabel konsumsi kapsul vitamin A. Berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB adalah riwayat ASI Eksklusif, dan pendidikan ibu. Hasil uji multivariat menunjukkan faktor dominan BB/U adalah pendidikan ibu, PB/U atau TB/U adalah pendidikan ayah. Sedangkan BB/PB atau BB/TB adalah riwayat ASI Eksklusif. Perlu adanya pendidikan gizi bagi keluarga.

Nutritional status is one of the important indicator for human resources. From 2007 to 2010, prevalence of undernutrition increased from 7,2% to 9,12%. General objective of this study was to determine the relationship between family nutrition awareness (KADARZI), family and children under five characteristics with nutritional status of children under five (12-59 months) at Tangerang District in 2011. This quantitative study using cross sectional study design. The data were result from family nutrition awareness and nutritional status survey at Tangerang district in 2011. The analysis showed that the prevalence of underweight was found at 17,9%. stunted was found at 32,9%, wasted was found at 11,8%. Chi square test result showed that there was a significant association (p≤0.05) between growth monitoring, exclusive breastfeeding history, the use of iodized salt, father?s level of education, mother?s level of education, mother?s age, number of family members, and child?s age with nutritional status based on BB/U index. PB/U or TB/U index were the same as BB/U but added by vitamin A capsule intake. BB/PB or BB/TB Index were exclusive breastfeeding history and mother's level of education. Multivariate test results showed that mother's level of education is the most dominant factor associated with nutritional status (BB/U). PB/U or TB/U index was father?s level of education. BB/PB or BB/TB index was exclusive breastfeeding history. The following need famiy nutritional education."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35436
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kegiatan posyandu dan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012. Penelitian ini menggunakan data primer dari hasil wawancara dengan pedoman kuesioner dan observasi dengan pedoman checklist serta data sekunder dari hasil laporan gizi Puskesmas dan register posyandu.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan sampel seluruh posyandu dan kader posyandu aktif. Hasil penelitian menunjukkan 96,7% sarana posyandu tidak lengkap, 50,0% posyandu mempunyai kader kurang dari 5 (lima) orang, 83,2% pengetahuan kader kurang, mayoritas kader (93,7%) tidak pernah melakukan penyuluhan gizi, mayoritas kader melakukan PMT Pemulihan kurang dari 90 hari terus menerus, 64,3% kader tidak melakukan tindak lanjut hasil penimbangan, 73,3% posyandu dengan cakupan D/S di bawah target, dan balita dengan status gizi kurang sebanyak 20,86%.
Disarankan agar Dinas Kesehatan mendorong kepala puskesmas lebih memperhatikan program promosi kesehatan terutama program posyandu, meningkatkan pengetahuan kader dengan mengadalan pelatihan kader, dan peningkatan sumber daya manusia promosi kesehatan di tingkat puskesmas. Bagi puskesmas diharapkan peningkatan kualitas dan kuantitas kinerja petugas promosi kesehatan, merekrut kader baru dan melakukan pembinaan berkesinambungan terhadap semua posyandu. Bagi pokja IV PKK agar melakukan pembinaan yang berkesinambungan terhadap kader posyandu, kader dan tokoh masyarakat agar meningkatkan perannya, menambah wawasan dan tokoh masyarakat agar ikut menggerakkan peran serta masyarakat.

The purpose of this study was to determine the activities overview posyandu and nutritional status of children in the region of Nara Reparation Health Center of Central Aceh District in 2012. This study uses primary data from interviews with questionnaires and observation guidelines with the guidelines checklist and report the results of secondary data from Community Health Center and register posyandu nutrition.
The study is a descriptive study, with samples of all posyandu and cadres are active. The results showed 96.7% posyandu no means complete, 50.0% posyandu cadres had less than 5 (five), 83.2% lack of knowledge of cadres, cadres majority (93.7%) have never done nutritional counseling, the majority PMT Recovery cadres do less than 90 days continuously, 64.3% of cadres do not follow up the results of weighing, with coverage of 73.3% posyandu D / S is below the target, and the nutritional status of infants with less as much as 20.86%.
Public Health Service recommended that more attention to health centers encourage the head of health promotion programs, especially programs posyandu, increase knowledge for meaningful training cadre to cadre, and the improvement of human resources in health promotion clinic level. For the clinic is expected to increase the quality and quantity of health promotion staff performance, recruiting new cadres and conduct ongoing training for all posyandu. For the working group in order to guide IV PKK continued to posyandu cadres, cadres and leaders in order to enhance its role, adding insight and community leaders to participate mobilize community participation."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kusumawati
"Perilaku gizi seimbang merupakan praktik pemberian aneka ragam makanan balita dengan menyertakan prinsip perilaku hidup bersih, aktifitas fisik dan mempertahankan berat badan normal. Penerapan perilaku gizi seimbang pada ibu diharap mampu mempercepat perbaikan gizi masyarakat Kemenkes,2014. Kejadian balita malnutrisi masih menjadi masalah prioritas pada negara berkembang seperti Indonesia. Provinsi Banten memiliki angka balita kurus 7.3 melebihi angka nasional 6.8.
Tujuan penelitian menilai hubungan antara perilaku gizi seimbang dengan status gizi balita di kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional melibatkan 200 sampel ibu yang memiliki balita. Perilaku ibu diukur dengan 17 pertanyaan tentang perilaku gizi seimbang menggunakan kuesioner. Status gizi balita dinilai berdasarkan nilai z-score perbandingan berat badan dan tinggi badan BB/TB.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi ibu dengan perilaku gizi seimbang buruk mencapai 34.5 dan prevalensi balita kurus dan sangat kurus 13.5 diatas rata-rata nasional 12.1. Hasil uji bivariat menunjukan hubungan antara perilaku gizi seimbang, pengetahuan gizi seimbang ibu, umur balita, riwayat imunisasi dan riwayat BBLR dengan status gizi balita. Hasil uji multivariat menemukan adanya hubungan perilaku gizi seimbang dengan status gizi balita setelah dikontrol variabel status ekonomi keluarga dengan nilai OR 3.2. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya upaya promosi kesehatan masyarakat mengenai gizi seimbang untuk mempercepat peningkatan perilaku ibu guna mereduksi prevalensi balita kurus di area kerja Puskesmas Tegal Angus.

Nutrition balanced behaviour is the practice of giving dietary diversity byincluding principles of clean living behavior, physical activity and maintaining normal weight. The Implementation of balanced nutritional behavior is expected to be able to improve the nutritional of the community Ministry of Health, 2014. The incidence of children malnutrition is still priority issue in developing countries such as in Indonesia. The prevalence of wasted of under five children was 7.3 higher than national number 6.8.
The objective of the study was to assess the relationship between nutrition balanced behavior and nutritional status of under five years children in Teluknaga Subdistrict, Tangerang district. The study used a cross sectional study design involving 200 samples of mother with under five children. Maternal behavior was measured by 17 questions about nutritional balanced behavior using a questionaire. The nutritional status of under five children assessed based on Z score ratio of body weight for heightZ Score WHZ.
The results showed that the proportion of mother with low nutrition balanced behavior reached 34.5 and the prevalence of wasting and severaly wasting 13.5 above the national average 12.1. The result of bivariate test shows the significant correlation between balanced nutririon behavior, maternal knowledge of nutrition balanced, children ages, immunization history and history of low birth weight with nutritional status of under five children. Multivariate test result after controlled variabel economic status found a relationship of nutritional balanced behavior with nutritional status of under five children with the value of OR 3.2. Based on that, its necessary to promote health promotion on balanced nutrition to accelerate the improvement of mother behavior to reduce the prevalence of wasting in the work area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Markus Nugraha
"Saat ini anak yang pintar merupakan harapan semua orang tua. Semua hal dilakukan demi meningkatnya kepintaran sang anak. Hal ini mendasari banyak penelitian dilakukan terkait faktor yang mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari tahu apakah terdapat hubungan antara status gizi dengan status kognitif anak. Penelitian ini memiliki desain analisis data sekunder dengan menggunakan metode cross-sectional. Jumlah sampel penelitian yang berhasil dijaring adalah sebanyak 167 anak usia lima sampai tujuh tahun yang berasal dari Posyandu Kelurahan Kampung Melayu. Data yang diambil merupakan status gizi dengan indeks BB/U dan TB/U serta data status kognitif yang terdiri dari Verbal, Performance, dan Full Scale IQ melalui Wechsler Intelligence Scale.
Metode analisis menggunakan uji hipotesis Chi-square, dengan uji alternatif Fisher. Dari 167 subyek, 10,8% termasuk dalam kategori severely underweightunderweight untuk BB/U dan 16,2% termasuk dalam kategori stunted untuk BB/U. Dari 167 subyek, 45,5% termasuk dalam kategori High IQ untuk Verbal IQ, 44,3% termasuk dalam kategori High IQ untuk Performance IQ dan 44,9% termasuk dalam kategori High IQ untuk Full Scale IQ. Didapatkan hubungan bermakna antara indeks antropometri tinggi badan sesuai usia dengan Full Scale IQ anak (p=0,03).

These days, smart kid is the hope of all parents. All things done for the sake of increasing the child's intelligence. Therefore there?s a lot of research on the underlying factors that affect the intelligence of children. This study aimed to find out whether there is relationship between the nutritional status of children with cognitive status. This study using a secondary data and cross-sectional methods. Total sample is 167 children aged five to seven years from Posyandu Kampung Melayu. Data are on the form of index W/A and H/A and also cognitive status data consisting of Verbal, Performance, and Full Scale IQ from Wechsler Intelligence Scale method.
The analytical method using Chi-square test of the hypiothesis, with the Fisher as alternative test. Of 167 study subjects, 10,8% eith category Severe Underweight ? Underweight of W/A index and 16,2% in the category of Stunted of H/A index. Of 167 study subjects, 45,5% are in category High IQ for Verbal IQ, 44,3% are in category High IQ for Performance IQ, and 44,9% are in category High IQ for Full Scale IQ. Trough Chi-Square test there is a significant correlation between the H/A index with Full Scale IQ (p = 0,03).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmilia Makmur
"Tesis ini membahas pelaksanaan perbaikan gizi Balita di PTTP di Desa Kedawung tahun 2008. Disain penelitian adalah kualitatif dengan instrumen Pedoman wawancara mendalam dan FGD serta daftar observasi. Hasil penelitian memperlihatkan bentuk usaha perbaikan gizi Balita di Kebumen adalah pengintegrasian layanan usia dini berupa aspek kesehatan dan pendidikan yang tetap menekankan pada prinsip UKBM. Usaha perbaikan gizi kurang berhasil karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: rendahnya pendidikan, kurangnya pengetahuan dan status bekerja pada sebagian ibu Balita, kurang optimal upaya peningkatan pengetahuan ibu di PTTP dan perbedaan persepsi tentang keberadaan PTTP diantara internal sektor terkait. Disarankan untuk melanjutkan program ini dengan melakukan beberapa pembenahan terutama menyamakan persepsi lintas sektoral sebagai kunci pembuka penyelesaian masalah lain terkait perbaikan gizi.

The focus of this study is implementation on effort to betterment of nutrition for children under 5 years old at PTTP in Desa Kedawung, year 2008. This research is qualitative and fact finding was guided by indept interview and FGD?s guidance. The result of the research visualize that the form of effort to betterment of nutrition for children in Kebumen is an integration of service in early childhood as health aspect as well as education aspect which still emphasize on UKBM principle. The effort did not run well influenced by various factors such as low education, lack of knowlegde, working status of the majority mothers of children and less optimum effort in increasing knowledge of mothers and also there are different perceptions among linked sectors PTTP. The researcher suggested the action of equalizing perceptions between linked sectors is needed so all parties are able to function in roles applied to each particular sector in benefit to each PTTP to become fully community?s property for the people as the starting point to solve all of PTTP?s problems."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T21811
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Himawati
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian biskuit tepung singkong terhadap status gizi balita gizi kurang. Penelitian ini menggunakan desain studi kuasi eksperimental. Kelompok perlakuan (n=23) diberikan biskuit tepung singkong sebanyak 50 gram setiap hari selama 4 minggu, sedangkan kelompok plasebo (n=29) diberikan biskuit plasebo sebanyak 50 gram setiap hari selama 4 minggu.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan berat badan yang signifikan (p<0,05) antara sebelum dan setelah intervensi pada kedua kelompok, tetapi tidak pada status gizi akhir. Tidak ada perbedaan perubahan berat badan dan status gizi balita antara kelompok perlakuan dan plasebo (p>0,05).

The purpose of this study was to know effect of giving cassava flour biscuit to nutritional status of under five children with undernourished. This research use quasi-experimental design. Treatment groups (n=23) were given 50 grams cassava flour biscuit every day for 4 weeks, whereas the control group (n=29) were given 50 grams placebo biscuit every day for 4 weeks.
The result showed significant changes in body weight before and after intervention in both groups (p<0,05), but not in the last nutritional status. There was no difference in weight and nutritional status change of children between the treatment and control group (p>0,05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evan Regar
"Status gizi merupakan parameter yang dapat mengetahui masalah kesehatan di suatu daerah atau negara. Hingga saat ini prevalensi masalah gizi di Indonesia masih cukup tinggi, yang dapat ditentukan dengan indeks berat badan menurut usia (BB/U) dan tinggi badan menurut usia (TB/U). Masalah gizi kronik akan menimbulkan komplikasi jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecukupan asupan energi dan makronutrien dengan status gizi pada anak usia lima sampai tujuh tahun.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional-analitik potong lintang dengan menggunakan data sekunder. Data yang dianalisis adalah data yang memenuhi kelengkapan tanggal lahir, pengukuran antropometri, serta analisis food recall 24 jam. Besar sampel penelitian ini adalah 122 anak. Analisis statistik yang digunakan adalah metode Fisher.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara kecukupan asupan protein dengan status gizi (indeks BB/U: p=0,024; indeks TB/U: p=0,037). Tidak terdapat hubungan bermakna antara kecukupan asupan energi dengan status gizi (indeks BB/U: p=0,358; indeks TB/U: p=0,733), kecukupan asupan lemak dengan status gizi (indeks BB/U: p=1,000; indeks TB/U: p=1,000), dan kecukupan asupan karbohidrat status gizi (indeks BB/U: p=0,462; indeks TB/U: p=1,000).

Nutritional status is a parameter that could determine health problems in a region or a country. So far prevalence of nutritional problem in Indonesia is still quite high. Nutritional problem can be determined by measuring weight-for-age (W/A) and height-for-age (H/A) index. Persistent nutritional problem correlates with long-term sequelae. This study was intended to evaluate the association between energy-macronutrient adequacy and nutritional status in children age five to seven year old.
This study was an observational-analytic, cross-sectional using secondary data. In order to be analayzed datas must have complete birth date, anthropometric measurement, and analysis of 24-hour food recall. The study population was 122 children. Statistical analysis was performed using Fisher test.
We found that there was a significant association between protein adequacy and nutritional status (W/A index: p=0.024; H/A index: p=0.037). There was no significant association between energy adequacy and nutritional status (W/A index: p=0.358; H/A index: p=0.733), fat adequacy and nutritional status (W/A index: p=1,000; H/A index: p=1.000), carbohydrate adequacy and nutritional status (W/A index: p=0.462 and H/A index: p=1.000).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariseno
"Masalah gizi di Indonesia masih menjadi masalah utama yang menghambat laju pembangunan nasional dan pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs). Masalah gizi adalah masalah yang kompleks dan memiliki dimensi yang luas karena penyebabnya multifaktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografi dengan status gizi pada anak usia lima sampai tujuh tahun. Penelitian ini adalah penelitian observasional-analitik menggunakan data sekunder dari penelitian utama mengenai pengaruh susu pertumbuhan terhadap efisiensi, onset dan kualitas tidur, serta konsolidasi memori dan kewaspadaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang adalah 15,6% sedangkan prevalensi pendek adalah 11,5%.
Karakteristik anak berdasarkan faktor sosiodemografi adalah sebagai berikut: 56,6% berusia 5-6 tahun; 51,6% adalah perempuan; 50,8% memiliki ayah dengan pekerjaan formal; 95,9% memiliki ibu dengan pekerjaan informal; 65,6% memiliki ayah dengan pendidikan menengah-tinggi; 50,8% memiliki ibu dengan pendidikan rendah; 58,2% berada di bawah garis kemiskinan; 58,2% tergolong keluarga kecil; dan 61,5% adalah bukan anak pertama. Dari uji hipotesis Fisher, diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara status ekonomi dengan indeks TB/U (p=0,041). Sementara itu, tidak terdapat hubungan bermakna antara usia, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, besar keluarga, dan urutan anak dengan status gizi (p>0,05).

Nutritional problem in Indonesia remained a major problem which inhibited the pace of national development and the achievement of the Millennium Development Goals (MDGs). Nutritional problem was a complex issue and had a broad dimension due to its multifactorial causes. This study was determined to confirm the association between sociodemographic factors and nutritional status in children aged five to seven. This study was an analytical-observational using secondary data from a primary research which studied the effect of growing up milk on sleep efficiency, onset, and quality, as well as on memory consolidation and alertness. Prevalence of underweight was 15,6% and stunted was 11,5%.
Characteristics of subjects by sociodemographic factors were as follows: 56,6% aged 5-6 years old; 51,6% were female; 50,8% had father with formal job; 95.9% had mother with informal jobs; 65.6% had father with intermediate-high education; 50.8% had mother with low education; 58.2% were below the poverty line; 58, 2% classified as small family, and 61.5% were not the first child. By performing Fisher test: there was significant association between economic status and H/A index (p=0,041). There were no significant association between age, gender, parent?s occupation, parent?s educational level, family size, and birth order and nutritional status (p>0,05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>