Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193800 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suginarti
"Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilan siswa bidan dalam pertolongan persalinan setelah semester 1 di Jawa Barat tahun 1997 dilakukan penelitian dengan rancangan Studi Penampang Analitik ,dilanjutkan dengan penelitian kualitatif melalui Diskusi Kelompok Terarah dan wawancara mendalam terhadap orang yang terkait.
Populasi adalah seluruh siswa bidan angkatan 1996/1997 di Jawa Barat yang telah menyelesaikan ujian semester I Math Ajaran Asuhan Kebidanan pada Ibu ( MA 110 ). Sampel diambil secara Sistimatik Random Sampling, dengan besar sampel adalah 409 siswa.
Untuk mendapatkan hubungan antara beberapa faktor dengan pengetahuan maupun ketrampilan dilakukan uji statistik Korelasi dan Uji t , dengan 95 % confidence Interval.Untuk mendapatkan faktor-faktor yang paling mempengaruhi pengetahuan atau ketrampilan dilakukan uji Muitipel Regresi Linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan siswa bidan pada pertolongan persalinan dipengaruhi oleh pengalaman siswa membantu menolong persalinan patologis sebelum dan sewaktu PPB .Sedangkan ketrampilan siswa pada pertolongan persalinan dipengaruhi nilai ujian semester I . pengetahuan pertolongan persalinan, anal SPK, dan persalinan patologis yang dilakukan siswa sendiri saat PPB.
Pada pemegang program pendidikan bidan disarankan pada saat seleksi siswa bidan sebaiknya diprioritaskan kepada peserta yang mempunyai pengalaman kerja di pelayanan , dilakukan realokasi kurikulum pada mata ajaran asuhan kebidanan ( MA 110 ), materi upaya rujukan ibu resiko tinggi, dengan mengajarkannya pada semester pertama. Hal ini dimaksud untuk menambah pengetahuan siswa bidan sedini mungkin dalam pertolongan persalinan. Sedangkan untuk menambah ketrampilan siswa dalam pertolongan persalinan dengan mentargetkan siswa melakukan tindakan awal pada upaya rujukan ibu/bayi resiko tinggi. Target tersebut harus dimulai sejak semester satu.
Pada pemegang program bidan desa ,apabila melaksanakan penyegaran mengenai upaya rujukan untuk ibu/bayi beresiko tinggi sebaiknya mengikut sertakan sekolah ataupun pembimbing lapangan siswa bidan .Hal ini dimaksud agar mereka mengajarkan ilmunya ke siswa bidan dengan benar.

To find out the factor influencing the knowledge and skill midwives student in delivery after first semester in West Java in 1997 have done research with study The Crossectional Analitic Design, and conducted with qualitatif research throgh Focused Group Discusion and deep interview to personal object.
The population are all midwives student periodic 1996/1997 in West Java which have finished the examine first semester I in Obsetric Care syllabus ( MA 110 ) .The Sample have taken with Random Sampling Systematic, with value the Samples are 409 students.
To get the relationship between some factors with the knowledge and the skill have examined the statistic corelation and " t test " , with 95 % cofidence interval
To get the facotrs most influencing the knowledge or the skill have Multiple Linear Regression examined.
The result of research showed the knowliedge of midwives student in delivery influenced by the student experience in delivery patologis before and in PPB. The student skill in delivery influenced by the score of first semester examination,the knowledge of delivery , The SPK origin and delivery patologis which done by student itself in PPB.
To midwifery educational programmers have suggested when selecting the midwives student is better to priority the student which have experience in service area , Realocation the curriculum in Obcetric Care syllabus ( MA 110) , the reference material with high risk pregnancy , though in first semester.
This fact is to add the knowledge midwives student as soon in delivery. To add the skill of student in delivery are to give the student target to do prelimenary action in high risk reference mother/baby.
The village midwives programmer , if to do refreshing in pregnancy high risk reference or neonatal high risk if followed the school ( PPB program ) or clinical instructional.
In this case mean that they teach their knowledge to midwives student with true.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi
"Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap ibu dan anak khususnya pada saat persalinan perlu didukung oleh tenaga kesehatan yang terampil termasuk didalamnya bidan yang melakukan praktek swasta. Bertitik tolak dari masalah tingginya angka kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi (AKB) di Indonesia diketahui bahwa kematian tersebut sebagian besar terjadi pada saat persalinan, sedangkan penyebab terbesar adalah penyebab langsung yang sering disebut dengan "bias klasik" yaitu perdarahan, pre-eklampsi dan infeksi. Berdasarkan data tahun 1997 dan 1998, perdarahan dan pre-eklampsi mengalami penurunan, namun kejadian infeksi justru sebaliknya yaitu mengalami peningkatan.
Cakupan pertolongan persalinan di kota Jambi tahun 2001 sebesar 84,6%, dari jumlah persalinan tersebut diketahui bahwa pertolongan persalinan sebagian besar dilaksanakan oleh tenaga bidan. Sebagaimana kita ketahui bahwa perilaku pencegahan seseorang berbeda masing-masing setiap individu, perilaku tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi oleh bidan praktek pada waktu melakukan pertolongan persalinan di kota Jambi.
Penelitian ini bersifat deskriftif dan analitik yang dilakukan dengan menggunakan desain non experimental secara cross sectional. Besar sample sebanyak 55 orang yang terdiri dari bidan yang melakukan praktek swasta di kota Jambi dengan pengambilan sampel secara random.
Dari penelitian ini terungkap bahwa perilaku pencegahan infeksi responden pada pertolongan persalinan berada pada kategori kurang sebanyak 27 (49,1%) orang dan pada kategori baik sebanyak 28 (50,9%) orang.
Selanjutaya dari uji Chi-Square terbukti bahwa
1. Variabel faktor predisposisi: lama praktek, pengetahuan dan persepsi berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi, sementara. variabel umur dan tingkat pendidikan tidak berhubungan.
2. Variabel faktor pemungkin: fasilitas praktek berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi responden, sementara variabel jumlah persalinan yang ditolong tidak berhubungan.
3. Variabel faktor penguat: pelatihan berhubungan secara signifikan dengan perilaku pencegahan infeksi responder, sementara variabel bimbingan teknis dan pengawasan praktek tidak berhubungan.
Analisis multivariate diketahui bahwa variabel fasilitas praktek dan pelatihan merupakan variabel yang berhubungan secara signifikan, namun dari kedua variabel tersebut fasilitas praktek merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan dengan OR 11,88 (CI: 2,77-50,99).
Untuk mencegah terjadinya infeksi pada pertolongan persalinan oleh bidan praktek disarankan agar dinas kesehatan mengadakan evaluasi kebijakan tentang pemberian izin praktek bidan dengan terlebih dahulu mengadakan studi kelayakan terhadap fasilitas praktek sebelum mengeluarkan izin praktek sesuai dengan Kepmenkes nomor 900 tahun 2002, dan mengadakan pengawasan yang rutin secara bulanan maupun tribulanan baik dari aspek kuantitas maupun kualitas peralatan yang dimiliki praktek bidan. Untuk peningkatan keterampilan bidan praktek, dinas kesehatan kota Jambi perlu mengusulkan kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan yang memungkinkan mereka untuk mencapai tingkat mahir (skill proficiency), dengan melibatkan pihak terkait diantaranya organisasi profesi IBI dan POGI.
Daftar bacaan : 51 (1971-2002)

In order to improve mother and child health care particularly at delivery, support in term of skillful health personnel including private practicing midwives is necessary. High Maternal Mortality Ratio (MMR) and high Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia was mainly occurred at delivery and mostly caused by direct causes called as classical triad namely bleeding, pre-eclampsia, and infection. The 1997 and 1998 data indicated declines on bleeding and pre-eclampsia but an increase figure for infection.
Coverage of health personnel assisted delivery in City of Jambi in 2001 was 84.6%, mostly assisted by midwife. It is known that infection prevention behavior is differed among persons and was influenced by predisposing, enabling, and reinforcing factors.
The aim of this study is obtain information on factors related to infection prevention behavior among private practicing midwives at delivery in City of Jambi.
This study is descriptive and analytical conducted using cross sectional non-experimental design. There were 55 subjects (private practicing midwives in City of Jambi) who were randomly selected.
The study shows that 27 subjects (49.1%) were in poor category of infection prevention behavior at delivery and 28 subjects (50.9%).
The Chi-Square test shows that:
1. For predisposing factors: there were significant relationships between infection prevention behavior and length of practice, knowledge, and perception; while there were no significant relationship found for age and level of education.
2. For enabling factors: significant relationships were found for practice facility; while no significant relationship was found for number of assisted delivery.
3. For reinforcing factors: training was significantly related to infection prevention behavior while no significant relationships were found for technical assistance and practice monitoring.
The multivariate analysis shows that both practice facility and training on infection prevention were significantly related to infection prevention behavior with practice facility posed as the most dominant factor with OR of 11.88 (CI: 2.77-50.99).
In order to prevent infection at delivery care by private practicing midwives, it is suggested that health office evaluate the policy on licensing midwife practice by inserting a feasibility study on practice facility according to Kepmenkes No 900/2002, and conduct routine monitoring either monthly or tri-monthly on both quantity and quality of private practicing midwife facility. To improve midwife's skill, health office of City of Jambi should propose training activities as to enable midwives to achieve a level of skill proficiency collaborating with related institutions such as IBI and POGI.
References: 51 (1971-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Jap
"Pada era globalisasi dan persaingan bebas termasuk dalam bidang pelayanan kesehatan saat ini, maka peningkatan mutu pelayanan menjadi sesuatu yang mutlak harus diperhatikan oleh para petugas kesehatan. Salah satu dimensi mutu adalah kepatuhan petugas terhadap standar pelayanan. Semakin tinggi kepatuhan petugas penyelenggara pelayanan kesehatan terhadap standar, maka akan semakin tinggi pula mutu pelayanan tersebut terhadap pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal care (standar dari Depkes RI tahun 1997) yang merupakan salah satu kegiatan pokok di Puskesmas. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana hubungan kepatuhan bidan dengan karakteristik bidan serta faktor eksternal lainnya yang berhubungan, dan faktor paling dominan yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal care.
Jenis penelitian adalah cross sectional, dilakukan di Puskesmas se Kabupaten Sanggau pads bulan Oktorber 2000 sampai dengan Nopember 2000. Sampel penelitian adalah seluruh bidan yang bertugas di 27 Puskesmas se-Kabupaten Sanggau, sebanyak 30 orang.
Analisis yang digunakan adalah chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi kepatuhan bidan di Kabupaten Sanggau masih sangat rendah, terutama pada komponen kegiatan pemberian tindakan/terapi. Dari analisis bivariat didapat faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan bidan adalah usia, pengetahuan, sikap, dan supervisi. dan analisis multivariat didapat bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan bidan adalah supervisi.
Dari hasil ini disarankan terutama kepada para kepala puskesmas agar melakukan supervisi internal kepada bidan di wilayah kerjanya secara kontinu dan berkesinambungan, minimal 3 bulan sekali, dalam rangka bimbingan teknis dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan bidan dalam memberikan pelayanan antenatal di puskesmas.

Global era and free competition have great influence on today's health services. For that reason, the quality of services is undoubtedly becoming highly considered by health workers. One of quality dimensions is the providers? compliance to the service standard. The higher compliance of the provider health service the higher the quality of service to the patient will be.
This study aims to obtain the description of level midwives' compliance to antenatal care service standard (issued by Ministry of Health Republic of Indonesia,1997) that is one of public health center main activities. Moreover, this study was also focused on investigating the correlation between midwives' compliance to the standard and their characteristics as well as other external factors that correlate, and factor that predominant midwives' compliance to the antenatal care service standard.
This study, a cross sectional one, was carried out at all public health centers in Sanggau District from October 2000 to November 2000. The samples were all midwives serving at all of public health centres in Sanggau district, which were 30 peoples. The analysis techniques employed were chi square and logistic regression. The study results show that level of midwives' compliance to the standard is low, particularly on treatment/therapy item. Age, knowledge, attitude and supervision were significance correlated to midwives compliance while supervision was found as a predominant factor.
This study recommends chiefs of public health centers to perform internal supervision on midwives throughout their work area regularly and continuously at least once within three months, to give technical guidance and to improve the midwives knowledge and skills in providing antenatal care service at public health centers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T3348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadyanti
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Manajemen dan langkah- Langkah Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal di Puskesmas Wilayah Sudinkes Jakarta Utara Tahun 2012. Dengan menggunakan data primer. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Cross Sectional dan pengolahan data dengan SPSS. Penelitian ini menggunakan total populasi. Populasi dalam penelitian in adalah seluruh bidan yang bertugas diruang bersalin yang aktif, di Puskesmas Jakarta Utara yang berjumlah pada saat pengambilan data 103 bidan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bidan yang melaksanakan Asuhan Persalinan Normal (APN) lengkap adalah 11,7%,umur diatas 27 tahun 58,3%, pendidikan diatas D III Kebidanan 96,1%, lama kerja lebih dari 6,5 tahun 22,3%, status pernikahan menikah 64,1%, status kepegawaian PNS 27,2%, tingkat pengetahuan baik 42,7%, pernah ikut pelatihan APN 11,7%, menerima jasa dari pasien 63,1%, menerima sanksi 19,4% dan supervisi 67,0%. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistic ganda didapat hubungan yang bermakna adalah umur dengan OR 8,100 artinya bidan yang umur lebih dari 27 tahun mempunyai peluang 8,1 kali melaksanakan manajemen dan langkah - langkah APN lengkap dibanding dengan umur bidan yang kurang dari 27 tahun.

This study aims to determine the factors - Factors related to the manajement and Step-Step Implementation Asuhan Persalinan Normal Delivery in Nort Jakarta Sudinkes Regional Health center 2012. By using primary data. This type research design and data processing with SPSS. This research using the total population. The population in this study were all midwives in the delivery room that is active, in North jakarta clinic, amounting midwife who perform Orphanage Normal Delivery (APN) was 11,7%, aged more than 27 years of 58,3%, on D III Midwifery education 96,1% duration of employment more than 6,5 years of 22,3%, 64,1% were married marital status, civil service employeyment status 27,2%, 42,7% good knowledge level, never participated in training APN 11,7%, received fee of 63,1% of patients, receiving 19,4% sanction and supervision 67,0%. The results of multivariate analysis with multyple logistic regression obtained meaningful relationship is with OR 8,100 mean age of midwives aged more than 27 years had a 8,1 times management and implementation complete APN miwives compared with age less than 27 years."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T33136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Haryanti Sutantini
"Berdasarkan SDKI 1997, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 334 per 100.000 kelahiran hidup (target nasional: 125 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup (target nasional adalah 15 per 1000 kelahiran hidup), ini menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat serta arus terhadap pelayanan kesehatan masih rendah, khususnya kesehatan ibu dan anak.
Untuk menurunkan AKI dan AKB telah dilakukan berbagai upaya diantaranya adalah memudahkan pelayanan kesehatan yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan menempatkan bidan di desa.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja bidan di desa dalam pelayanan kesehatan ibu dan neonatal dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja serta faktor yang paling dominan. Dengan memakai indikator K1, K4, linakes, KNI dan KN2. Kinerja baik bila cakupan K1 > 95%, K4 > 90%, Linakes 85%, KNI > 80% dan KN2 7 80%.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lampung Barat dengan menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian adalah seluruh bidan di desa yang bertugas di Kabupaten Lampung Barat yang berjumlah 94 orang.
Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat dengan uji Chi Square untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik untuk melihat faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja bidan di desa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kelompok bidan di desa yang memiliki kinerja kurang lebih besar dibandingkan bidan di desa yang memiliki kinerja baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, sarana, penghasilan tambahan dan supervisi mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja bidan di desa dan yang tidak mempunyai hubungan bermakna adalah umur, status perkawinan, masa kerja, dukungan pimpinan dan dukungan masyarakat. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, penghasilan tambahan dan supervisi merupakan faktor dominan yang dapat menentukan hubungan variabel independen dengan kinerja bidan di desa. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kinerja bidan di desa adalah variabel pengetahuan.
Setelah diketahui faktor faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa, maka dapat diformulasikan berupa saran saran sebagai berikut: Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat yaitu membuat kebijakan memberikan insentif kepada bidan di desa dan bidan PTT yang berprestasi dapat diangkat sebagai pegawai negeri sipil. Bagi Dinas Kesehatan mengadakan pelatihan fungsional dan manajemen sosial approach, merencanakan supervisi yang berkualitas, mempermudah pemberian lain praktek bidan, mengusulkan penambahan tenaga bidan di desa sesuai kebutuhan, bidan di desa yang berprestasi diusulkan sebagai bidan di desa teladan. Bagi Puskesmas memberikan pembinaan secara periodik dan intensif serta mengadakan monitor dan evaluasi. Bagi bidan sendiri mengadakan pendekatan kepada masyarakat, memanfaatkan peran aktif dukun bayi, melaksanakan kerja sama lintas sektoral dan berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.

The Factors Related to Village Midwife Performance in Health Service for Maternal and Neonatal in West Lampung Regency 2002Based on the SDKI 1997, Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high, which is 334 per 100.000 living birth (national target: 125 per 100.000 living birth) and Infant Mortality Rate (IMR) is 25 per 1.000 living birth (national target is 15 per 1.000 living birth). These describe the level of public prosperity and access to health service is still low, especially for the health of mothers and children.
To decrease the MMR and 1MR various efforts have been undertaken. One of them is to facilitate health service that could reach the public through placement of midwives in villages.
The objective of this study is to get a description regarding the operation of midwives in villages concerning the health service for mothers and neonatal, and the factors which relate to the operation and the most dominant factor, using K I , K4, l inakes, KN1 and KN2 indicators. The operation is good when the scoop is 1(1 y 95%, K4 ? 90%, Linakes ? 85%, KN1 ? 80%, and KN2 ? 80%.
This study is carried out in West Lampung Regency using a cross sectional study plan. The samples of the study are every villages midwives who are in duty in West lampung Regency which consist of 94 people.
The analysis consist of univariat analysis, biovariat analysis with chi Square test to find out the relationship between the independent variable with the dependent variable and multivariate analysis with logistic regression test to find out the most dominant factor which is related to the operation of midwives in villages.
The result of the study shows that the midwives group proportion in villages which has less operation is higher compared to midwives in villages which has good operation. The result of bivariat analysis shows that the variable of knowledge, facilities, additional income, and supervision has significant relationship with the midwives operation in villages; and variables which have no significant relationships are age, marital status, work period, support from the superior or the public. The result of multivariate analysis shows that the variables of knowledge, additional income, and supervision are the dominant factors which could determine the relationship between the independent variable with the operation of midwives in villages. The most dominant variable related to the operation of midwives in villages is knowledge.
Once the factors which are related to the operation of midwives in villages have been identified, then the following suggestions could be formulated: For the District Government of West Lampung Regency is to make a policy that would give incentive for the village midwives and PTT midwives who have good track record could be raised as civilian government officers. For the Health Board is to make social approach management training and functional training, plans a good supervision, facilitate midwives working permit, proposes to increase the midwives according to the needs, village midwives who have good track records is proposed as the best midwife. For the Public Health Centers are to give education periodically and intensively and also to monitor and evaluate their progress. As for the midwives themselves are to make an approach to the public, using the active role of traditional midwives, undertake cross sector cooperation and try to improve their own knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soetimah
"Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang tugas sehari-harinya terlibat langsung pada pelayanan kebidanan terutama dalam pelaksanaan pertolongan persalinan. Pekerjaan ini mempunyai risiko tinggi terhadap kemungkinan penularan berbagai penyakit, termasuk HIV/AIDS. Salah satu upaya untuk memberikan perlindungan baik kepada klien maupun kepada bidan sendiri adalah dengan melaksanakan tindakan pencegahan infeksi melalui cuci tangan, sebelum dan sesudah melakukan tindakan, menggunakan sarung tangan ketika melakukan tindakan, menggunakan larutan antiseptik untuk persiapan sebelum tindakan, melakukan langkah﷓langkah proses pencegahan infeksi pada peralatan setelah digunakan dengan melakukan dekontaminasi, pencucian, sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi dan mengelola sampah dengan baik dan benar (IBI, UNFPA, BKK13N, 2000).
Berdasarkan konsep World Health Organization (1994): The Four Pillars of Safe Motherhood dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi, Departemen Kesehatan antara lain menerapkan pelayanan kebidanan dasar melalui pertolongan persalinan aman dan bersih. Hal ini dilaksanakan dengan mengenal standar minimal tiga bersih yang meliputi bersih penolong, bersih alat dan bersih tempat/lingkungan, untuk mencegah terjadinya penularan penyakit atau infeksi bagi petugas atau bidan yang bekerja baik di Rumah Sakit, Puskesmas, maupun di unit-unit pelayanan kesehatan lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh pelatihan berdasar kompetensi terhadap kepatuhan bidan melaksanakan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan normal dihubungkan dengan faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan pengamatan langsung di Puskesmas yang dilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni Tahun 2004.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum sepenuhnya bidan patuh melaksanakan pencegahan infeksi terdapat (57,3%) tidak patuh, belum semua bidan dilatih pencegahan infeksi (56,1%), pengetahuan tentang pencegahan infeksi masih kurang (58,5%), sikap terhadap pencegahan infeksi masih belum positif (52A%), umumnya lama kerja lebih dari 10 tahun (82,9°/o), ketersediaan alat dan bahan yang tidak lengkap (39%), bekerja tanpa SOP (73,2%) responden berpersepsi ada dukungan atasan (93,9%) dan dukungan teman (92,7%). Hampir semua bidan mendapat dukungan terhadap pelaksanaan pencegahan infeksi dari atas (93,9%) dan dukungan dari teman (92,7%).
Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ditemukan faktor yang mempengaruhi kepatuhan melaksanakan pencegahan infeksi adalah pelatihan (OR=2,583), pengetahuan (OR=3,010) dan sikap (OR=2,962).
Memperlihatkan hasil penelitian peneliti menyarakankan adanya kebijakan peningkatan jumlah bidan yang dilatih, peningkatan supervisi, melengkapi alat dan bahan PI, pengadaan dan sosialisasi penggunaan SOP.
Daftar Pustaka : 23 (1985 - 2002)

The Effect of "Training Based on Interest" to Midwife Compliance Executing the Infection Prevention in Normally Give Birth Help on RB Puskesmas East Jakarta Subdistrict in the Year 2004Midwife is one of the health energy which daily duty involved directly io midwife service especially in the execution of giving birth. This job has a high risk to the infection of many kind of disease, including HIV/AIDS. One of the strive to give good protection whether to client or midwife is by executing the infection prevention by washing hands, before and after doing things, using glove when doing things, using antiseptic for the preparation before action, doing infection prevention process steps to tools after being used by doing decontamination, wash, sterilization or high level disinfection and distributing waste with well and right (IBI, UNFPA, BKKBN, 2000).
In pursuant to the World Health Organization concept (1994): The Four Pillars of Safe Motherhood in doing some effort for rescuing mother and her baby, Health Department applying basic midwife service through a safe and healthy give bind It conducted by knowing the 3 minimal clean standards which are clean help, clean tools, and clean environment/society, to prevent the disease infection or infection for worker or midwife which is working well in Hospital, Puskesmas, and also in other health care units.
This research aim to get a picture of training influence based on competition to midwife compliance in doing the infection prevention in normally give born help relate to predisposition factor, possible factor, and lasing factor. This research is a descriptive research with cross sectional design. Data obtained through the questioner spreading and direct observation in Puskesmas which is executed on May until June in the year 2004.
Research result show that not yet all midwife obediently doing the infection prevention there's (57,3%) not obedient, not yet all midwife trained infection prevention (56,1%), the lack of knowledge about infection prevention (58,5%), not yet posing a the attitude to infection prevention (52,4%), work longer than 10 years in common (82,9%), the availability of tools and substance not complete (39%), work without SOP (73,2%), respondent perception that there's a support from government (93,9%). and friend support (92,7%). Almost all the midwife got support with the infection prevention from above (93,9%) and support from all friends (92,7%).
The result of multivariate analysis with logistic regression testing found factor which influencing the obedience in doing infection prevention are training (OR=2,583), knowledge (OR=3,10I) and attitude (OR=2,962).
Showing the result researcher advising a midwife improvement in quantity policy which is trained, supervision improvement, tools equipping and PI substance, Levying and socialization in using SOP.
Bibliography: 23 (1985-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milza N. Rosad
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi retensi bidan di RSIA Budi Kemuliaan. Penelitian ini merupakan penelitian dominan kuantitatif dan dilengkapi kualitatif menggunakan strategi explanatoris sekuensial dengan desain cross sectional yang dilakukan sejak Bulan Februari sampai dengan Mei 2013 di RSIA Budi Kemuliaan Jakarta, dengan menggunakan total sampel yaitu 111 bidan dan menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separoh bidan di RSIA Budi Kemuliaan mengatakan memiliki intensi di RSIA Budi Kemuliaan. Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi retensi bidan adalah variabel umur, masa kerja, komponen organisasional dan peluang karier. Sedangkan faktor yang paling berhubungan adalah komponen organisasional.
Saran untuk RSIA Budi Kemuliaan berdasarkan hasil penelitian adalah mempertahankan nilai dan budaya organisasi yang diterapkan dalam setiap aspek kehidupan organisasi, review dan evaluasi manajemen mengenai gaji dan insentif lain bagi bidan, peningkatan pengetahuan dan kemampuan kepala unit dalam memberikan bimbingan dan motivasi bagi bidan untuk meningkatkan kinerja organisasi, perbaikan sistem perencanaan dan pengembangan karier serta melakukan review dan evaluasi beban kerja bidan.

This study aims to determine the factors that associated with retention Intention of midwives in RSIA Budi Kemuliaan. This research were mostly quantitative and complemented by qualitative research with cross sectional design conducted from February to May 2013 in the RSIA Budi Kemuliaan Jakarta, using the total sample of 111 midwives and using univariate, bivariate and multivariate analyzes.
The results showed that more than half of midwives in RSIA said Budi Kemuliaan had desired to remain in RSIA Budi Kemuliaan. The factors associated with retention intention of midwives were the variable age, job tenure, organizational components and career opportunities. While most related factor is the organizational component.
Based on research results we suggests that the value of maintaining an organizational culture that is applied in every aspect of organizational life, review and evaluation of management regarding salary and other incentives for midwives, increased knowledge and skills in giving head unit guidance and motivation for midwives to improve performance organization, system improvement planning and career development as well as conducting a review and evaluation of workload for midwives.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Zazri
"Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia relatif masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, yaitu 373 per 100.000 kelahiran. Sebagai negara yang pernah ikut dalam konggres Nairobi 1987, Indonesia mempunyai komitemen untuk dapat menurunkan angka kematian setengah dari yang ada. Banyak usaha yang telah dilakukan, salah satunya adalah peningkatan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun salah satu masalah dalam penggunaan tenaga kesehatan adalah kualitas pelayanan yang diberikan. Banyak kematian ibu dan bayi dapat dihindari dengan penanganan dengan kualitas yang tepat. Salah satu indikator untuk mengukur kualitas pelayanan adalah melalui pencatatan persalinan dan partograph adalah salah satu bentuk pencatatan persalinan yang telah diakui oleh WHO.
Pelatihan APN adalah salah satu pelatihan yang mengajarkan tentang partograph. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi tingkat keterampilan dan kepatuhan bidan dalam mengisi partograph antara bidan yang dilatih APN dan yang tidak dilatih APN.
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Kuningan, Cirebon dan Kota Cirebon. Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Unit penelitian adalah bidan yang bekerja baik di Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Bidan praktek swasta, Puskesmas dan Polindes dengan populasi adalah seluruh bidan yang bekerja di tiga kabupaten tersebut baik yang telah mendapatkan pelatihan APN atau tidak. Metode pengambilan sampel adalah sampel random sampling, dengan jumlah sampel 126 responden. Pengumpulan data dengan metode kuantitatif melalui self administered dan review dokumen. Variabel yang diukur adalah keterampilan dan kepatuhan dan dikontrol dengan variabel pengetahuan, pelatihan klinis, tempat menolong persalinan, supervisi, jumlah persalinan dan pembantu persalinan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar bidan (83.3%) yang mendapatkan pelatihan APN mempunyai keterampilan yang tinggi dalam mengisi partograph, sedang pada bidan non APN yang mempunyai keterampilan tinggi hanya 26.7%. Sebagian besar bidan (86.4%) yang mendapatkan pelatihan APN lebih patuh menggunakan partograph dari pada bidan non APN (45%). Pengetahuan bidan tentang partograph sebagai alat pengambilan keputusan klinis lebih tinggi bidan APN (33.3%) dibanding bidan non APN (13.3%). Ada hubungan antara pelatihan APN dengan keterampilan bidan dalam mengisi partograph. Ada hubungan pelatihan APN dengan kepatuhan bidan dalam mengisi partograph. Ada hubungan antara pelatihan APN dengan pengetahuan bidan tentang partograph sebagai alat pengambilan keputusan klinis setelah dikontrol oleh keterampilan dan kepatuhannya dalam mengisi partograph.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bidan yang telah dilatih APN dikabupaten Kuningan, Cirebon dan Kota Cirebon mempunyai keterampilan dan kepatuhan yang lebih baik dalam mengisi partograph dari pada bidan yang tidak dilatih APN. Namun begitu keterampilan dan kepatuhan ini perlu tetap dipertahankan agar bidan selalu mengikuti prosedur standar yang telah ditetapkan.
Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah bahwa bentuk pelatihan APN terutama pengajaran tentang partograph perlu dipertahankan, diperlukan kegiatan tindak lanjut untuk mempertahankan tingkat keterampilan, kepatuhan dan pengetahuan bidan tentang partograph. Agar dapat diperoleh hasil yang maksimal maka diperlukan penelitian lain dengan cara observasi langsung terhadap praktek penggunaan partograph.
Daftar bacaan : 50 (1980 - 2003)

The Influence of Basic Delivery Care (APN) Training for Midwife's Skill, Compliance Level in Completing the Partograph and Knowledge for Clinical Decision Making in Kuningan and Cirebon Districts and Cirebon City, in 2003Maternal Mortality Rate (AKJ) in Indonesia is relatively high compared to other ASEAN countries, which is 373 per 100,000 births. As a participating country in the Nairobi congress in 1987, Indonesia has a commitment to lower maternal mortality to half the existing number. Many efforts have been implemented; one of them is to increase skilled birth attendance. But one of the problems in using healthcare provider is the quality of service provided. Many maternal and neonatal deaths can be avoided with appropriate quality management. One indicator to measure service quality is through delivery record and partograph is one of the form of delivery record acknowledge by WINO. APN training is one of the training that includes partograph study. The purpose of this study is to gain information on midwife's skill and compliance in completing partograph among midwives who attended APN training and those who did not.
The study was carried out in Kuningan and Cirebon district and Cirebon City. The design of this study is cross-sectional. The study unit was midwives who worked in hospitals, maternity clinics, private practice midwives, Puskesmas and Polindes. The population is midwives who work in those three districts either those who attended APN training or those who did not. Sampling method is random sampling, with sample number 126 respondents. Data collection is by quantitative method through self-administered document. Review Measured variables are the skill and compliance and controlled by knowledge variable, clinical training, place for delivery, supervision, number of deliveries and birth assistant.
The study result shows that most midwives (83.3%) who attended APN training has a high skill in completing the partograph, while non APN midwives only 26.7% has high skill. Most midwives (86.4%) who attended APN training adhere more to completing the partograph than non-APN midwives (45%). APN Midwives knowledge of partograph as a clinical decision-making is higher (33.3%) than non-APN midwives. There is a relationship between APN training on midwife's skill in completing the partograph. There is a relationship between APN training and midwife's compliance in completing the partograph. There is a relationship between APN training and knowledge to clinical decision-making after it is controlled by midwife's skill and compliance in completing the partograph.
The study result concludes that midwives who attended APN training in Kuningan and Cirebon districts and Cirebon city has better skill, compliance in completing the partograph and knowledge to clinical decision-making than those who did not. However, the skill and compliance need to be maintained so that midwife always follows the established standard procedure.
The recommendation that be given from the result of study are APN training, especially partograph training need to be maintained, follow up activities was needed to maintained midwife skill, compliance and knowledge regarding partograph. In order to maximal result, it was needed another research by direct observation for the Using of partograph.
References : 50 (1980 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Irama Nirwani
"Hasil SKRT tahun 1990 menunjukkan angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi yaitu 89,13 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian ibu menurut SDKI tahun 1994 di Indonesia adalah 390 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kenyataan ini pemerintah pada Pelita V memprioritaskan kegiatan upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, dengan melakukan pelayanan antenatal oleh bidan yang trampil.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran ketrampilan bidan dan faktor-faktor pendukungnya dalam pelaksanaan pelayanan antenatal di puskesmas Ciparay DTP. Kab. Bandung. Secara khusus mengidentifikasi ketrampilan bidan dalam melakukan pelayanan antenatal, mengidentifikasi profil bidan yang bekerja, mengidentifikasi pencatatan dan pelaporan, mengidentifikasi ketersediaan sarana kesehatan di puskesmas Ciparay DTP. Kab. Bandung. Wawancara mendalam dan pengamatan secara langsung dilaksanakan di puskesmas Ciparay DTP. Kab. Bandung pada 7 orang bidan yang berinteraksi dengan ibu hamil.
Hasil analisa disimpulkan bahwa ketrampilan bidan pada pelaksanaan pelayanan antenatal di puskesmas Ciparay DTP. Kab. Bandung adalah cenderung sedang dan baik dengan alasan semua bidan dapat melakukan 7 kegiatan pelayanan antenatal, melakukan 7 kegiatan pelayanan antenatal sesuai standar yang didapat dari pelatihan maupun pendidikan dan mempunyai pendidikan dasar yang sama yaitu perawat bidan. Keadaan ini akan menjadi lebih baik apabila adanya dukungan yang kuat dari profil bidannya sendiri, sitim pencatatan dan pelaporan yang baik dan tersedianya sarana kesehatan.
Disarankan agar adanya perbaikan dalam hal pembinaan terhadap petugas, pelatihan untuk semua petugas, pembagian kerja yang merata dan pengadaan sarana yang lengkap.

A Qualitative Analysis on Midwives' Skill And Their Supporting Factors in Providing Antenatal Services, Public Health Center Ciparay DTP. Kabupaten Bandung, 1997The SKRT survey in 1990 showed high infant mortality rate in Indonesia, which was 89,13 out of 1000 living infant born. SKDI in 1994 showed maternal mortality rate in Indonesia was 390 out of 1000 laboring process. Based on that fact, the government of Indonesia during PELITA V has set a priority to increase mothers' and babies' health, by giving antenatal services provided by skillful midwives.
The general purpose of this research is to get a picture of midwives' skills and their supporting factors in providing antenatal services in Public Health Center in Ciparay DTP. Kabupaten Bandung. The specific purpose is to identify midwives' skill in performing antenatal services, the midwives' profile, the recording and reporting system, and also to identify the availability of health facilities in Public Health Center in Ciparay DTP. Kabupaten Bandung. Deep interview and on location observation were conducted in Public Health Center in Ciparay DTP. Kabupaten Bandung involving 7 midwives interacted pregnant mother.
The conclusion is that the midwives' skill in performing antenatal services in Public Health Center in Ciparay DTP. Kabupaten Bandung is averaged from sufficient to good. It comes from the fact that all the midwives performing 7 procedures, some of them got it from their education, and the rest got it from the midwives' training, but they all have the same education which is the basic midwives' nursery education. Things could be better if there is enough support from the midwives' profile, the recording and reporting system, and the availability of health facilities.
It is suggested to improve supervision program, to improve the midwives' training program, to make good and balanced job description, and also to provide more health facilities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiana
"Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi dibanding dengan negaranegara Asia Tenggara. Rendahnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu penyebab tingginya AKI. Cakupan persalinan tenaga kesehatan di Kecamatan Bantan tahun 2012, 78,1% (target SPM 90%). Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis. Pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel 290 dari 793 ibu bersalin pada tahun 2012. Di analisis secara univariat dan bivariat.
Sebanyak 33,3% persalinan ditolong oleh dukun bayi. Terdapat 5 variabel yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan oleh tenga kesehatan, yaitu pendidikan ibu (p=0,000 dan OR= 5,000), pengetahuan ibu (p=0,000 dan OR=6,191), riwayat pemeriksaan kehamilan (p=0,000 dan OR=6,270), pendapatan keluarga (p=0,000 dan OR=3,375) dan dukungan dari keluarga (p=0,033 dan OR=2,231). Sedangkan umur, paritas dan biaya persalinan tidak berhubungan dengan pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.
Disarankan kepada pihak Puskesmas Kecamatan Bantan untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan masyarakat tentang KIA melalui kelas ibu hamil, kerjasama lintas sektor untuk revitalisasi kemitraan dukun bayi dan bidan.

Maternal and infant mortality rate in Indonesia is still high compared with other countries in Southeast Asia. The low utilization at medical labour attendants (midwives) is one of the factors contributed to the high rates. The coverage number of labour by medical attendants in Bantan District is 78,1% (target SPM 90%). This study aims at determine the factors associated with the selection of medical professional as the labour attendants in the area of Occupational Health District Health Clinics UPTD Bantan. This study is a quantitative cross-sectional design. The sample was taken from 290 women who giving birth in January to December 2012. Data are collected by descriptive analysis techniques and analysis of the relationship between two variables.
Research findings show that there is a big involvement of Traditional Birth Attendants as birth attendants (33.3%). The results of the analysis of the relationship of five variables show that Education (p = 0.000 and OR=5,000), Knowlegde (p = 0.000 and OR=6,191), Ante Natal Care (p = 0.000 and OR=6,270), Income Family (p = 0.000 and OR=3,357) and Family Support (p= 0.033 and OR=2,231) are the variables related to the selection of birth attendants. Furthermore, the results of this study show that age, parity, and cost has no significant relation with the selection of medical professional as the labour attendants .
The result of this study recommends to the District Health Clinics Health UPTD Bantan to increase public knowledge about the health of the mother and maternal through pregnancy class, cross-sector cooperation related to the revitalization of Traditional Birth Attendants and midwives partnership.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>