Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154705 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Musa Tanaja
"ABSTRAK
Pendekatan teori medan dari Kurt Lewin, yang dispesifikkan oleh Conway: Vickers, dan French (1992), dipakai sebagai landasan menggali dan membuktikan tingkat kesesuaian model kausal pengembangan ketrampilan hubungan antar manusia, yang dikaitkan dengan variabel pelatihan "Dale Carnegie Fundamental Course", kepercayaan diri, dan pemantauan diri. Data yang berhasil di kumpulkan lewat studi eksperimental semu dengan memakai desain gabungan dari simulated before-after dan before and after control group: matched subjects, diolah dengan memakai PC-LISREL VI.11. Hasil yang didapat adalah model yang paling efektif untuk menerangkan pengembangan ketrampilan hubungan antar manusia ialah model Lewin (B), dengan X kuadrat = 25.4 (p = .063, df = 16); dan estimasi parameter yang paling bagus dan sesuai dengan data untuk hubungan kausal dari kepercayaan diri ke ketrampilan hubungan antar manusia dengan koefisien γ sebesar -.982 (t = -3.512), untuk hubungan kausal dari kepercayaan diri ke pemantauan diri dengan koefisien γ sebesar .548 (t = 2.269), untuk hubungan kausal dari pemantauan diri ke ketrampilan hubungan antar manusia dengan koefisien sebesar .558 (t = 1.532), untuk hubungan kausal dari pelatihan ke pemantauan diri dengan koefisien sebesar .221 (t = 1.479), untuk hubungan kausal dari pelatihan ke ketrampilan hubungan antar manusia dengan koefisien sebesar .216 (t = 1.266), dan korelasi untuk pelatihan dan kepercayaan diri dengan koefisien 6 sebesar .367 (t = 3.176). Secara keseluruhan, koefisien determinasi adalah sebesar .763. Dari diskusi, disarankan agar penelitian berikutnya lebih cermat dalam masalah jumlah cuplikan populasi (sample), penugasan secara acak, reliabilitas tes-retest, pemakaian indikator yang lebih banyak, terutama dengan menambah variabel motivasi mengembangkan ketrampilan hubungan antar manusia. "
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. M. Nilam Widyarini
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009
158.2 NIL m (1);158.2 NIL m (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Goleman, Daniel
Jakarta: PT Gramedia, 2023
153.9 GOL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Rombe M. Allo
"Pada umumnya orang berpendapat bahwa seseorang yang memiliki intelligence yang tinggi, maka orang-orang ini memiliki tingkat motivasi kerja yang tinggi dan disertai dengan prestasi kerja yang tinggi pula. Manusia pada umumnya mempunyai dua jenis intelligence yaitu Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Intelligence (EI), kedua intelligence ini sangat berperan dalam keberhasilan bekerja. Emotional Intelligence adalah kemampuan sesorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelligence menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Penelitian ini akan melihat seberapa besar konstribusi faktor pengendalian diri dan faktor keterampilan sosial dalam meningkatkan motivasi kerja seseorang. Dalam penelitian sampel yang digunakan sebanyak 250 orang dan 46 item. Namun setelah uji realibilitas dengan menggunakan program ITLM14N dan SPSS ternyata terdapat 20 item yang tidak dipertimbangkan karena memiliki nilai yang rendah, sehingga dalam penelitian ini hanya ke 26 item yang valid dan reliable tersebut digunakan untuk analisis selanjutnya.
Dari hasil analisis model statistik dengan menggunakan program LISREL baik dengan analisis model structural equation modeling, model regression analysis maupun model path 1, ternyata ke tiga analisis model tersebut "tidak fit", sehingga peneliti melanjutkan pada analisis model path 2, dan ternyata model analisis path 2 inilah yang dapat menggambarkan hubungan ketiga variabel atau faktor di atas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T18834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parsudi Suparlan, 1938-2007
Jakarta: YPKIK Press, 2005
305.8 PAR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Monica Kartika
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri ibu kedekatan hubungan ibu dan putri remajanya perbandingan diri ibu terhadap gaya berpakaian serta aktivitas belanja bersama ibu dan putri remajanya Responden dalam penelitian ini adalah para ibu yang mempunyai anak perempuan berusia 15 21 tahun Sampel dipilih dengan menggunakan metode non probability sampling dan diperoleh 170 responden Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modelling SEM Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri ibu kedekatan hubungan ibu dan putri remajanya dan perbandingan diri ibu berpengaruh pada gaya berpakaian ibu

This aim of this research is empirically to find out the influence of mothers self esteem mothers relational proximity with their adolescent daughter and mothers self comparison toward mother s clothing style and mothers shopping activities with their adolescent daughter The respondents of this research were mothers who had adolescent daughter with aged 15 21 years old This research used the Structural Equation Modelling Analysis The result showed that mothers self esteem and mothers relational proximity with their adolescent daughter and mothers self comparison significantly influence on mothers clothing style "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S52372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mashadi Said, 1961-
Jakarta: Prodeleader, 2016
305.8 MAS j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Dwi Kurnianingsih
"ABSTRAK
Secara umum keberhasilan siswa dalam mengikuti. pelajaran di sekolah merupakan ukuran dari berhasil atau tidaknya seorang siswa mencapai tujuannya. Da1am pendidikan, berhasilnya seorang siswa memenuhi tuntutan tugas pelajarannya merupakan suatu kesuksesan.
Keberhasilan ataupun kegagalan yang dialami siswa dapat merupakan suatu pengalaman belajar. Pengalaman belajar ini dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman tarhadap sesuatu, dalam bidang ketrampian dan dalam bidang tingkah laku.
Pengalaman belajar dari siswa dapat dinilai oleh pendidik melalui prestasi belajar. Oleh karena itu, diperlukan konsep diri yang positif, yakni sesuai dengan apa sebenarnya ada pada diri siswa. Dengan konsep diri yang positif, siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang memadai. Konsep diri besar pengaruhnya terhadap perilaku. Oleh karena itu, perlu dicari upaya atau intervensi untuk meningkatkan konsep diri mereka, sehingga dikemudian hari, anak-anak ini dapat berkembang menjadi manusia pembangunan yang berkualitas.
Melalui pelatihan "training" tertentu diharapkan siswa-siswa dapat mengembangkan konsep dirinya sehingga prestasi belajar/prestasi akademiknya akan tampil optimal sesuai dengan kemampuannya. Tujuan penelitian adalah menguji efektivitas Program Pelatihan Pengembangan Konsep Diri (PPKD) bagi para anak didik. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimen mengenai pengembangan konsep diri.
Penelitian ini menggunakan rancangan "Solomon four group design". Kelompok pertama yang mendapatkan pretes, tanpa perlakuan, postes. Kelompok kedua yang mendapatkan pretes, perlakuan, pastes. Kelompok ketiga yang hanya mendapatkan postes dan kelompok keempat yang mendapat perlakuan dan postes. Alat yang digunakan, tes kecerdasan Standard Progressive Matrices (SPM), Skala Konsep Diri (sebagai pretes dan postes), Hasil belajar/prestasi siswa dari nilai rata-rata ujian sumatif dan ujian harian terhadap 12 mata pelajaran.
Sampel penelitian adalah siswa kelas II SMP Mardi Yuana Depok yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah 182 siswa. Jumlah siswa perempuan 94 orang, jumlah siswa laki-laki 88 orang. Usia berkisar antara 13 sampai 16 tahun .
Pemberian Program Pelatihan Pengembangan Konsep Diri (PPKD) dilaksanakan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 siswa peserta. Sebelum perlakuan program dilaksanakan, semua subyek mendapat perlakuan maupun yang tidak menperoleh perlakuan program secara klasikal mengikuti test SPM selama 25 nenit, setelah itu subyek kelompok yang mendapat pretes mengisi Skala Konsep Diri selama 10-15 menit sebagai pretes. Program PPKD diberikan selama dua hari.
Selesai pertemuan diadakan evaluasi. Skala Konsep Diri sebagai postes diberikan 3 minggu setelah dilaksanakan Program PPKD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan lebih tinggi dalam konsep diri antara siswa yang memperoleh Program PPKD maupun siswa yang tidak memperoleh perlakuan apapun. Namun ada efek interaksi antara pretes dengan eksperimen (perlakuan). Kelompok yang mendapat perlakuan maupun pretes, postesnya lebih tinggi dibanding kelompok yang tidak mendapat perlakuan tetapi mendapat pretes. Dari hasil perhitungan interaksi ini tampak adanya pretes mempengaruhi hasil postes. Demikian pula tidak ada perbedaan yang signifikan lebih tinggi dalam hasil belajar siswa dari kelompok yang memperoleh Program PPKD ataupun kelompok yang tidak memperolehnya. Dengan demikian disimpulkan bahwa Program PPKD ternyata tidak efektif untuk meningkatkan konsep diri maupun hasil/prestasi belajar pada siswa-siswa Sekolah Menengah Pertama.
Saran-saran untuk penelitian lebih lanjut adalah sampel penelitian dapat diperluas daerah atau wilayah tempat sekolah. Pengambilan data postes sebaiknya diberikan minimal satu bulan setelah pelatihan diberikan. Sehingga ada kesempatan mengubah sikap, perilaku dari peserta pelatihan. Selain itu, pemberian Program Pelatihan sebaiknya didahului dengan pemberian pretes pada seluruh kelompok penelitian."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syauqi Putra
"ABSTRAK
Tesis ini menganalisis pengaruh integrasi pelatihan keterampilan mental pada fase
persiapan kompetisi terhadap kepercayaan diri atlet taekwondo PPLP DKI Jakarta.
Delapan orang atlet PPLP DKI Jakarta diberikan pelatihan keterampilan mental dan dilakukan pengukuran kepercayaan diri sebelum serta sesudah intervensi, sedangkan lembar penilaian kepercayaan diri diberikan kepada pelatih dan asisten pelatih. Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu dilakukan pelatihan keterampilan mental pada fase persiapan; melakukan pelatihan pernafasan, latihan self-talk positif, dan pelatihan imagery sebelum latihan, serta pelatihan pernafasan dan relaksasi setelah latihan.

ABSTRAK
The purpose of this thesees is to analyze the effect of psychological skill training (PST) to enhance self-confidence of PPLP DKI Jakarta taekwondoin athletes in competition preparation phase. Eight athletes, a coach and his asisstant are the participants of this study. Eight taekwondoin athlete were given a PST program, and self-confidence measurement were conducted before and after intervention has completed. The coach and his assistant were asked to give their evaluation by completing Athlete’s Self-Confidence Evaluation Form. This study shows that PST influences self-confidence. The results of this Study also suggests that PST should be integrated in the preparation phase; using breathing technique, positive self-talk, and imagery training before exercise, as well as breathing and relaxation after a training exercise"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poorwati
"The background of the research is based on the empirical and theoretical phenomena that in the General Directorate of Common Law Administration there is an indication of low level of job satisfaction among the employee. This condition is caused by the environment of organization and leadership which have not fulfilled the expectation of the employees in the office.
The location of this research is in the General Directorate of Common Law Administration in the Department of Law and Human Rights. The problems in the research are 1) is there any influence of environment of organization on job satisfaction, 2) is there any influence of leadership on job satisfaction, 3) is there any influence of environment of organization and leadership concurrently on job satisfaction in the directorate. To find the answers on those research questions, data analysis is using descriptive statistic (cross-tabulation and distribution of frequency) by evaluate data of perception and analyse it in finding solution based on theoretical approach suitable with the variables.
According Milkovich and Boudrem (1997, 222) training is a process that systernaticalyachange the attitude, knowledge, official motivation to fulfill characteristics of employee's need and their demand. On the other hand according to Arep (2003.116), training is mean to : 1) Enchancing the motivation of working, 2) Developing knowledge, capability and skill in performing daily activities, 3) Creating self confidence and eliminating the inferior, 4) implementing duty smoothly, 5) Positive manner to the company, 6) in creasing the working spirit. 7) increasing awarness to the company, 8) Developing respect between employee, 9) Encouraging employee to give the best result, 10) Encouraging employee to serve the best service.
According Hamel and Prahalan (1995 : 535) competencies is a set of skill capability and technology which is independent Micko (202: 22) saying that the urgency of individual role in organization need a strategy of competencies development to enhance and motivation and working productivity . Motivation, according to Stephen Robbins (2001 :166) is the agreement to give the high effort for organization objectives, which is accompanied by an effort to fulfill individual need.
The result of the research shows that majority of the respondents do not satisfied because the role of education and training in the system of promotion is not the criteria to be promoted; it have not increased motivation of work; they do not have full trust from their supervisor even they have increased their knowledge through education and training; they have less opportunity to perform well and if they do that there will be no appreciation; and they have no opportunity to have more responsibility after being educated and trained.
Related to employee's competency, the result shows that the majority of respondents feel that they do not have ability to hear, understand, give respond to other thinking, point of view and personality; cannot expand their confident and self control; cannot work systematically; cannot make quick and accurate action; cannot understand and implement good governance; cannot develop innovation, creation, and motivation; cannot give or implement monitoring system; and cannot push others to make a team work.
The employees who have high and very high motivation are 19 employees and the rest of 107 can be categorized in very low and fair motivation. The distribution of them is in the echelon IV and staff. The variable of motivation has positive and strong relation and also significant with the variable of training.
That condition can be interpreted that the relation between motivation and training is consistent, in term of if the programme of training is increased or improved the motivation of the employees will also increase. Then, the variable of motivation has positively strong and significant with the variable of competency.
Base on the result that shows that competency and motivation of employees in the echelon IV and staff are low in a specific field such as research, it is suggested that the functionaries try to give priority on specific training and supervision for them."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21620
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>