Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37672 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Julius Hanafi Pertamana
"Latar Belakang Penelitian
Kapasitas kerja fisik (KKF, physical working capacity) yaitu derajat metabolisme (kerja) yang dapat dicapai oleh seseorang. KKF menilai kesanggupan seseorang untuk melakukan kerja fisik dinamis berat yang berlangsung dalam waktu relatif cukup lama (1).
WHO (1969) merumuskan bahwa physical performance capacity atau potensi untuk mencapai prestasi dari segi fisik, ditentukan oleh daya aerobik maksimum dan kapasitasnya, daya anaerobik maksimum dan kapasitasnya, kekuatan otot maksimum serta ketahanannya, koordinasi sistem neuromuskuler dan toleansi subjektif terhadap kerja (2).
Di laboratorium Ilmu Faal, KKF diukur dari daya tangkap oksigen maksimum atau daya aerobik maksimum yang disingkat sebagai V02 max. Tetapi hingga saat ini belum ada indikator kuantitatif baku yang dapat digunakan secara pasti sebagai prasyarat tercapainya optimasi latihan berupa peningkatan KKF yang nyata (1).
Mengingat dalam setiap kerja fisik tubuh memperoleh energi dari hasil metabolisme aerob dan anaerob (3,4), maka selain pengukuran V02 max. yang mengukur sistem kardiorespirasi (aerobik), perlu pula dilakukan pengukuran kadar asam laktat (AL) darah yang menilai kemampuan anaerobik tubuh.
Kemampuan anaerobik ini menjadi lebih penting setelah diketahui bahwa endurance performance mempunyai korelasi lebih baik terhadap AL daripada V02 max. (5).
"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Erika Jahja
"Kapasitas kerja fisik merupakan hasil jarak tempuh yang dilakukan oleh pasien dalam pemeriksaan 6MWT. Pasien dengan pekerjaan tertentu memiliki estimasi kebutuhan METs minimum untuk melakukan pekerjaan. Pasien dengan infeksi COVID-19 derajat berat diduga dapat menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kesesuaian kapasitas kerja fisik. Tujuan dari studi ini mengetahui hubungan antara derajat keparahan infeksi COVID-19 terhadap kesesuaian kapasitas kerja fisik pada tenaga kesehatan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Penelitian menggunakan desain studi potong lintang pada tenaga kesehatan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Populasi penelitian merupakan data pegawai yang terinfeksi COVID-19 pada bulan Juni-Juli 2021 dan melakukan pemeriksaan kapasitas kerja fisik pada periode September-November 2021. Pengolahan data dilakukan dengan menghimpun data secara bertahap dari rekam medis, dikelompokkan dan dilakukan uji analisis bivariat. Penentuan kesesuaian kapasitas fisik dilakukan dengan membandingkan antara hasil pemeriksaan kapasitas kerja fisik dengan estimasi kebutuhan METs minimum pekerja. Dari 102 pegawai terdapat 81 pegawai yang mengalami ketidaksesuaian kapasitas kerja fisik. Sebagian besar pegawai yang memiliki ketidaksesuaian kapasitas kerja fisik berasal dari kelompok infeksi derajat ringan (83,9%). Tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna (p>0,05) antara usia, jenis kelamin, IMT, gejala sisa, penyakit penyerta dan derajat keparahan terjadap kapasitas kerja fisik pada tenaga kesehatan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

Functional capacity is the result of 6MWT distance examination. Patients with a particular job have an estimated minimum functional capacity. Patients with severe covid-19 infection are thought to be one of the factors affecting the suitability of physical activity fitness. Purpose of this study to know the relationship between severity of COVID-19 infection and physical activity fitness among healthcare worker in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.A cross-sectional study obtained data among healthcare personnel who has COVID-19 infection from June to July 2021, and undergone physical activity test between September to November 2021. Data processing is carried out by collecting data from medical records and then grouped, then bivariate analysis test is carried out. Determination of the suitability of physical activity fitness is carried out by comparing the results of the functional capacity examination with the estimated minimum METs needs of workers. A total of 102 employees, there were 81 employees who unsuitable for physical activity fitness. Most of the employees who had unsuitability of physical activity fitness came from the mild infection group (83.9%). There is no significant relationship (p>0.05) between age, gender, BMI, sequelae, comorbidities and degree of severity of COVID-19 infection and activity fitness among healthcare workers at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumapea, Daller R
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Kelelahan merupakan salah satu kendala bagi seorang
atlet untuk mempertahankan kinerja yang optimal. Kelelahan ditandai dengan terjadinya akumulasi
asam laktat dalam otot dan darah, sehingga dibutuhkan suatu metode yang tepat untuk
menurunkan kadar asam laktat darah melalui pemulihan pasif dan pemulihan aktif.
Untuk ini telah dilakukan penelitian pada 12 orang subyek laki - laki, umur 18 - 24 th atlet
balap sepeda DKI Jakarta. Subyek penelitian menjalani pemeriksaan kadar asam laktat darah
istirahat dan kemudian melakukan kerja fisik maksimal dengan menggunakan ergometer sepeda,
selanjutnya dilakukan analisis perubahan kadar asam laktat darah pada pemulihan pasif dan
pemulihan aktif 5,10,15,20 menit.
Hasil dan kesimpulan : Pada 12 subyek yang diteliti, perbedaan kadar asam laktat darah pada
pemulihan pasif dan pemulihan aktif tidak berbeda bermakna pada 5 menit pertama pemulihan
(P-* 0,05 ). Namun pada 10,15,20 menit pemulihan berikutnya terdapat perbedaan yang
bermakna ( P < 0,05 ). Hasil ini memperlihatkan bahwa pemulihan aktif lebih banyak dan lebih
cepat menurunkan kadar asam laktat darah dibandingkan pemulihan pasif."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Suryani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan kegagalan program Return to Work RTW dari BPJS Ketenagakerjaan, yang didefinisikan sebagai
pekerja yang tidak kembali bekerja di tempat semula atau yang sempat kembali bekerja di tempat semula namun tidak bertahan, pada kasus peserta yang mengalami kecelakaan
kerja yang menyebabkan amputasi tangan, amputasi kaki atau lumpuh kedua kaki. Analisis faktor yang menyebabkan kegagalan didasarkan pada pendekatan biopsikososial yaitu aspek medis, aspek psikologis dan aspek sosial lingkungan kerja. Analisis dilakukan berdasarkan informasi dari perusahaan, peserta dan case manager yang dikumpulkan melalui kuesioner dan in-depth interview pada beberapa kasus yang dianggap gagal dan yang dianggap berhasil. Temuan utama yang relevan untuk perbaikan sistem RTW secara internal i.e., dari dalam BPJS Ketenagakerjaan yaitu bahwa case manager memiliki peran penting yang dapat menentukan keberhasilan program RTW terutama dalam mengupayakan pemenuhan komitmen dari tenaga kerja dan perusahaan terhadap program RTW. Walaupun faktor penyebab kegagalan biopsikososial bukan seluruhnya di bawah kendali BPJS Ketenagakerjaan, hasil indepth interview menunjukkan bahwa peranan Case manager sebagai fasilitator dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan atau menekan kegagalan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah upaya untuk meningkatkan keberhasilan program RTW dapat dimulai dengan memastikan bahwa Case manager telah berupaya maksimal dalam pemenuhan komitmen tenaga kerja dan perusahaan terhadap tujuan program RTW.

This study aims to identify the factors that cause the failure of the BPJS Ketenagakerjaans Return to Work RTW program, which is defined as workers who do not return to their original place of work or who have returned to work at their original place but do not survive, in the case of workers who had a work accident which causes amputation of the hand, amputation of the foot or paralysis of both legs. Analysis of the factors that cause failure is based on biopsychosocial approach, namely medical aspect, psychological aspect and work environment social aspect. The analysis was carried out based on information from companies, workers and case managers collected through questionnaires and in-depth interviews in several cases that were deemed to have failed and which were considered successful. The main finding that is relevant for internal RTW system improvement i.e., from within the BPJS Ketenagakerjaan is that case manager has an important role that can determine the success of the RTW program, especially in seeking to fulfill the commitment of workers and companies towards the RTW program. Although the causes of failure biopsychosocial are not entirely under the control of BPJS Ketenagakerjaan, the results of in-depth interviews show that the role of Case manager as a facilitator can increase the likelihood of success or reduce failure. The conclusion from this research is that efforts to increase the success of the RTW program can be started by ensuring that Case manager has made the best effort in fulfilling the commitment of the worker and the company towards the goals of the RTW program.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boydell, T.H.
Jakarta: Bharata Karya Aksara, 1980
331.7 BOY p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Laetitia (Tisha)
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada analisis beban kerja mental pada tiga divisi penunjang sebuah perusahaan sekuritas BUMN di Jakarta dengan menggunakan metode pengukuran subjective rating yaitu Skala BORG CR10.
Globalisasi dan perdagangan bebas membuat perkembangan dunia bisnis semakin pesat yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai salah satu pelaku dalam dunia bisnis yang terus berkembang. PT. X Securities juga terus berupaya untuk mengoptimalkan kinerja sumber daya manusianya dengan tetap memperhatikan kenyamanan kerja karyawan. Untuk mengetahui hal tersebut dapat menggunakan metode ergonomi yaitu analisa beban kerja mental. Kebutuhan untuk mengadakan analisis beban kerja mental di PT. X Securities didasari oleh semakin bertambahnya kemitraan perusahaan diberbagai daerah, juga dengan bertambahnya produk layanan perusahaan pada tahun 2008 lalu, pihak manajemen ingin mengetahui apakah hal ini mempengaruhi beban kerja yang dirasakan oleh tenaga kerja yang ada; selain itu juga diketahui bahwa pihak HRD perusahaan belum berkesempatan mengadakan analisis di bidang ini sehingga hasil analisis beban kerja mental ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat melakukan analisis beban kerja mental pada keseluruhan divisinya.
Metode penelitian menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan menggunakan skala pengukuran mental workload BORG CR10 dan melalui proses indepth interview untuk mendapatkan gambaran komprehensif atas beban kerja mental yang dialami para pemegang jabatan dari ketiga divisi terkait. Pengumpulan data dilakukan terhadap 21 jabatan pada divisi Finance & Accounting, divisi Settlement, dan divisi Information Technology (IT) dari tingkat managerial sampai dengan staff.
Dari hasil analisis, disimpulkan bahwa: 1) secara keseluruhan, ketiga divisi penunjang PT X Securities memiliki beban kerja mental yang dapat dikategorikan sedang, atau dapat dikatakan bahwa divisi Finance & Accounting, divisi Settlement, dan Divis! IT secara keseluruhan tenaga kerja pada masing-masing divisinya memiliki berban kerja mental yang cukup dalam mengerjakan tugas pekerjaannya. Dapat disimpulkan juga bahwa beban kerja mental yang dirasakan para tenaga kerja pada masing-masing divisi tidak secara spesifik karena bertambahnya kemitraan dan penerapan system transaksi baru (e-trading), namun lebih mengarah pada pelaksanaan tugas pekerjaannya secara keseluruhan. 2) terdapat kesesuaian antara mental workload yang dialami dengan urutan kepentingan persyaratan kerja pada sebagian besar pemangku jabatan di ketiga divisi penunjang PT. X Securities.

ABSTRACT
This research is focusing on the mental workload analysis in three supporting divisions at a government securities company in Jakarta by using subjective rating method - Borg Scale CR10.
Globalization and free trade policy, supported by information technology and communication development, create rapid progress in business world. As one of the doer in this area, PT. X Securities continually strive to optimize its human resource performances by paying attention to the comfort of their employees at work. The ergonomic method, mental workload analysis, can be used to evaluate that matter.
The need to conduct the mental work analysis at PT. X Securities was based on the growth of business partners in various regions/areas and the additional service product in 2008. By this analysis, the company wanted to know whether these changes affected the workload experienced by the employees. The other reason was because the Human Resource Deparment (HRD) of the company has not had an opportunity to do the analysis. The expectation is that the result of this analysis could be used as a reference for the company to analize mental workload in every division.
The research methodology is using subjective rating, the BORG Scale CR10 and indepth interview process as qualitative method, to obtain comprehensive pictures of mental workload experienced by Job holders in three supporting divisions PT. X Securities. The data was collected from 21 various positions in Finance and Accounting, Settlement and Information Technology (IT) divisions ranking from managerial to staff level. Data process and analysis was done qualitatively to see the mental workload dynamic experienced in each divisions.
Based on the result, it can be summarized that: 1) As a whole, the three supporting divisions of PT. X Securities have mental workload with medium category or in other words, the Finance and Accounting, Settlement and IT's human resources experienced adequate mental workload in completing their tasks. It could be concluded that the workload experienced by each divisions did not specifically because of the increase in numbers of partners and the Implementation of new transaction (e-trading) but more on the implementation of the task overall; 2) There is conformity between mental workload experienced and the sequence of importance with the work requirements on most of the jobholders in PT. X Securities three supporting divisions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Michael J.
""Evaluation is crucial for determining the effectiveness of social programs and interventions. In this nuts and bolts handbook, social work and health care professionals are shown how evaluations should be done, taking the intimidation and guesswork out of this essential task. Current perspectives in social work and health practice, such as the strengths perspective, consumer empowerment, empowerment evaluation, and evidence-based practice, are linked to evaluation concepts throughout the book to emphasize their importance.
This book makes evaluation come alive with comprehensive examples of each different type of evaluation, such as a strengths-based needs assessment in a local community, a needs assessment for Child Health Plus programs, comprehensive program descriptions of HIV services and community services for the aged, a model for goals and objectives in programs for people with mental illness, a monitoring study of private practice social work, and process evaluations of a Medicare advocacy program and a health advocacy program to explain advance directives. Equal emphasis is given to both quantitative and qualitative data analysis with real examples that make statistics and concepts in qualitative analysis un-intimidating."--Pub. desc."
Oxford: Oxford University Press, 2010
361.2 SMI h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Epstein, Irwin
New York: Columbia Univ. Press, 1977
361.007 20 EPS r (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Mulai masa registrasi 2012.2 Program Studi Agribisnis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Terbuka (FMIPA-UT) menerapkan pelaksanaan praktikum mandiri dan memberlakukan Panduan Pelaksanaan PraktikumMandiri yang dirancang sebagai panduan bagi peserta praktikum untuk melaksanakan praktikum secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan datapersepsi mahasiswa terhadap pedoman dan pelaksanaan praktikum mandiri, serta kendala-kendala di lapangan yang dialami oleh mahasiswa.Survei dilakukan terhadap mahasiswa yang mengambil praktikum pada masa registrasi 2013.1 sampai dengan 2014.2 dengan meminta mereka mengisi kuesioner. Kuesioner menanyakan tiga aspek dari pelaksanaan praktikum yaitu aspek pedoman praktikum, aspek materi praktikum dan aspek layanan penunjang praktikum. Persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan praktikum cukup positif, meskipun ada kecenderungan mahasiswa mengalami kesulitan memahami pedoman praktikum. Mereka merasakan panduan praktikum kurang sistematis dan detail. Bahasa yang digunakan dalam panduan oleh sebagian mahasiswa non penyuluh dianggap sulit dipahami. Mahasiswa mengharapkan panduan praktikum dibuat lebih detail dan jelas. Mereka mengatakan akan lebih mudah jika pada setiap bagian laporan dituliskan secara detail hal-hal yang harus mereka masukkan, jika perlu diberikan kisi-kisi penilaian laporan. Meskipun secara umum persepsi mahasiswa terhadap praktikum positif, namun masih ada sebagian mahasiswa yang mengalami kendala dalam hal mengakses panduan praktikum, memperoleh bahan dan alat praktikum serta tidak mudah mendapatkan instruktur yang kompeten. Kendala lain yang dirasakan sebagian besar mahasiswa adalah nilai praktikum yang tidak diterima sesuai jadwal."
370 JPUT 16:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>