Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121875 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iskendar
"Penelitian ini secara umum bertujuan mempelajari bagaimana aktivitas suatu kapal berlabuh yang berwawasan lingkungan. Sedang secara khusus, bertujuan mempelajari bagaimana aktivitas kapal berlabuh lego jangkar menimbulkan beban lingkungan. Dalam hal ini penulis mengambil studi tentang bagaimana pembuangan berbagai jenis limbah yang ada di kapal-kapal berlabuh lego jangkar di Perum Pelabuhan II Cabang Tg. Priok, Jakarta. Diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan suatu masukan yang bermanfaat bagi pengelola pelabuhan dalam mengelola limbah yang ditimbulkan oleh aktivitas kapal berlabuhsehingga aktivitas ini berwawasan lingkungan. Faktor-faktor aktivitas kapal berlabuh yang diamati dalam penelitian adalah faktor bentuk keaktifan operasional kapal di pelabuhan dan faktor pelayanan pemanfaatan fasilitas kepelabuhanan. Faktor-faktor tersebut diduga menyebabkan kapal lama berada di pelabuhan dan memberikan beban lingkungan. Terhadap perkembangan beban lingkungan tersebut diamati faktor pembuangan berbagai jenis limbah yang pelaksanaannya disebabkan oleh faktor: usia kapal, jenis kapal, sarana permesinan dan perlengkapan kapal, kesadiaan sarana dan prasarana pelabuhan, tingkat kesadaran hukum awak kapal, persepsi awak kapal terhadap tingkat kebersihan lingkungan perairan pelabuhan, dan kebutuhan teknis operasional permesinan kapal. Melalui pengalaman awak kapal yang bersangkutan dikaji tingkat peranannya yang diperkirakan menimbulkan gangguan kebersihan dan estetika lingkungan. Dalam hal ini dikaji pembuangan limbah apa yang paling berperan menyumbangkan gangguan terhadap kualitas lingkungan tersebut. Pengamatan terhadap aktivitas kapal berlabuh lego jangkar dilakukan dengan pengambilan sampel secara berkelompok (cluster- sampling). Data yang dipergunakan dalam penelitian ini, bersumber dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan; Perusahaan Umum Pelabuhan Cabang Tanjung Priok, Kantor-Administrasi Pelabuhan/Kantor Syahbandar/Kantor Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Pelabuhan Tanjung Priok; Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkotaan dan Lingkungan DKI Jakarta; Pustaka dan sebagainya. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka; sedang pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi lapangan, yaitu dengan melakukan wawancara berstruktur kepada awak kapal (Capten atau Perwira kapal) sebagai responden; dan analisis laboratorium. Sedang analisis data dilakukan dengan metoda statistika berupa analisis regresi dan korelasi. Dalam penelitian ini diajukan 3 (tiga) buah hipotesis. Hipotesis 1: Timbulnya beban lingkungan perairan pelabuhan karena aktivitas kapal berlabuh atau lamanya suatu kapal berlabuh disebabkan oleh faktor-faktor keaktifan operasianal kapal dan pelayanan pemanf aatan fasiliitas kepelabuhanan. Di antara faktor-faktor tersebut yang menjadi penyebab terpenting adalah faktor pelayanan pemanfaatan fasilitas kepelabuhanan. Hipoesis 2 : Apabila beban lingkungan aktivitas kapal berlabuh lego jangkar dipelajari,maka faktor pembuangan limbah menjadi penyebab penting terhadap timbulnya kontribusi gangguan kualitas estetika dan kebersihan lingkungan laut di sekitarnya.Terlaksananya pembuangan limbah saat lego jangkar ini disebabkan oleh faktor-faktor sarana permesinan dan perlengkapan kapal, sarana dan prasarana kepelabuhanan, persepsi awak kapal terhadap tingkat kebersihan lingkungan perairan pelabuhan,tingkat kesadaran hukum awak kapal, usia kapal, jenis kapal dan faktor kebutuhan teknis operasional permesinan dalam kapal. Di antara faktor-faktor tersebut, yang menjadi penyebab terpenting adalah faktor sarana dan prasarana kepelabuhanan yang tersedia. Hipotesis 3 : Apabi1a dikaji keadaan pembuangan berbagai jenis limbah pada kapal-kapal berlabuh lego jangkar, maka beberapa di antara pembuangan jenis-jenis limbah tersebut yang mempunyai nilai dampak tinggi terhadap kualitas kebersihan dan estetika lingkungan adalah faktor pembuangan limbah minyak dan sampah. Dari hasil analisis data diperoieh kenyataan bahwa faktor keaktifan operasional kapal lego jangkar yang di ukur melalui variabel kategori aktif dan tidak aktif secra sendiri-sendiri. (r^2=0.95) maupun secra bersama-lama (r^2=0,96) dengan faktor pelayanan fasilitas kepelabuhanan (r^2 = 0,27) mempunyai peranan penting dalam menentukan lama kapal berlabuh maupun berperan penting terhadap timbulnya aktivitas yang berbeban lingkungan. Kapal lego jangkar yang tidak aktif pada umumnya mempunyai waktu labun yang tidak terbatas, sehingga memberikan waktu berlabuh yang lebih lama dari kapal-kapal yang aktif operasional. Namun kapal kategori tidak aktif ini memberikan beban lingkungan yang lebih rendah (r^2=0,34). Bagi kapal-kapal aktif beban lingkungan ini berupa timbulnya limbah kapal yang selalu harus di bersihkan dan di buang setiap saat. Sehingga cenderung memberikan beban lingkungan yang lebih tinggi, mengingat limbah yang dibuang selalu mengandung minyak dan lemak yang berlebihan (350 s/d 12.950 mg/l) dan menounyai COD yang tinggi (l00,75 s/d. 326.98,5 mg/l) dan pula terdapat sampah sintetis (plastik dsb) yang tidak danat atau sulit termusnahkan oleh alam. Untuk menekan beban lingkungan yang timbul tersebut, tentunya kapal yang aktif tidak harus dinonaktifkan, namun apabila beban lingkungan dipelajari kembali, maka sesuai dengan hasil analisis data, terdapat faktor-faktor lain yang penting yang menyebabkan pembentukan cara pembuangan limbah dilakukan oleh kapal-kapal yang sedang lego jangkar. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa penilaian awak kapal atas kesediaan prasarana dan sarana pelabuhan, kelengkapan peralatan dan permesinan penanganan limbah di kapal, kesadaran hukum awak kapal terhadap lingkungan serta persepsi awak kapal terhadap tingkat kebersihan perairan pelabuhan. Dari hasil analisis data secara sendiri-sendiri, faktor-faktor penilaian awak kapal atas kesediaan sarana dan prasarana pelabuhan (r^2= 0,35), tingkat kesadaran hukum awak kapal dalam membuang limbah (r^`2 =0,20) dan persepsi awak kapal terhadap tingkat kebersihan perairan pelabuhan (r^2 = 0,25) dengan sangat berarti mempunyai pengaruh terhadap cara pembuangan limbah dalam kapal. Sedang secara bersama-lama faktor yang tidak boleh diabaikan adalah faktor penilaian awak kapal atas kesediaan sarana dan prasarana pelabuhan untuk penanganan limbah (r^2 = 0,297) dan faktor kelengkapan peralatan dan permesinan penanganan limbah di kapal (r^2 = 0,216). Untuk itu faktor penilaian awak kapal atas kesediaan sarana dan prasarana pelabuhan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama mempunyai peranan penti ng dalam menentukan pembuangan limbah sebuan kapal. Untuk. pengkajian, terhadap pembuangan berbaga jenis limbah dari kapal-kapal lego jangkar, maka dari hasil analisis data di peroleh kenyataan bahwa pembuangan limbah minyak (r^2 = 0,5625 dan 0,234) dan sampah (r^2 = 0,7569 dan 0,584) merupakan pembuangan limbah yang mempunyai nilai dampak tinggi terhadap kebersihan dan estetika lingkungan. Untuk dapat meniadakan atau mengurangi pengaruh negatif dari aktivitas kapal berlabuh lego jangkar tarhadap lingkungan, langkah-langkah yang perlu diambil.antara lain: (1) mengurangi keaktifan operasional mesin di saat kapal berlabuh lego jangkar; (2) Dihimbau agar para pemilik atau pengusaha kapal mengatur jadwal pelayaran kapalnya sebaik mungkin sehingga waktu layar dan labuh selalu teratur serta tidak membutuhkan waktu labuh yang lama; {3) Menekan frekuensi menunggu pelayanan fasilitas kepe1abuhanan: (4) Mernprioritaskan program pengelolaan limbah kapal yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu pendek, menengah maupun jangka panjang, berdasarkan peraturan-perundangan yang telah ada ; (5) Memasyarakatkan Konvensi Internasional tentang Pencegahan Pencemaran Laut oleh Kapal (Marpol 1973/1978) yang telah diratifikasi oleh Pemerintah RI dengan Kepres No. 46 th. 1986 kepada para pelaut Indonesia agar lebih menghayati keterkaitan aktivitas transportasi laut dengan lingkungannya; (6) Prioritas utama pengeloliaan limbah dari kapal lego jangkar ada baiknya ditekankan kepada penanganan limbah minyak dan sampah.
In general this research is proposed to study how is the anchorage ships activities to become an environmental insight. While in more specific, the thesis also aimed to study how the anchorage ships activities gene-rates environmental load. In this study the author has examined how is the variety of waste being discharged by the anchorage ships on Tanjung Priok Harbour, Jakarta. It has been expected that this research could come up with the useful input for Port Authority in managing the waste generated by anchorage ship so that the activity could become an environmental insight. Factors of anchorage ships activities to be examined on this work are the ship operational factor and factors related to the serving and functioning of harbor facilities. Those factors might cause the ship longer in the harbor and generates more loads to the environment. For the propagation of the load to the environment to be examined discharging factor of variety of waste where the carrying out being influenced by: the age of ship, the type, ship machinery and equipment, the existing harbor facilities, law awareness of crew to prevent marine pollution from their ship, perception of the crew toward the cleanness of the coastal water on harbor and the need of operational techniques of ship machineries. Through the experiences of ships crew, to be assessed the role which is suspected might cause untidiness and affects esthetic of the environment. In this case to be assessed what kind of waste, which contribute more damage to the environmental quality. Observation on anchorage ship activities is carried out by taking sample in to a group of ships (cluster sampling). Data to be used in this research, are to be collected from: Directorate General of Sea Transportation, Communication Department; Tanjung Priok Port Administration/Harbor and coastal guard of Tanjung Priok, The center of research and development of city and environment, DKI Jakarta; literature etc. The secondary data collected in this research are from study literature; while the primary data collecting to be carried out by field observation; viz, by structural discussion directly to the ships crew (captain or officer) as respondent and laboratory analysis: while the analysis off the data it self to be carried cut by statistical method in form of regression and correlation analysis. This research proposed three hypotheses. Hypothesis 1 the creation of environmental load on coastal water due to the anchorage ship activities as well as the time of ship being hold up in the harbor caused by ship operational activity factors and utility and serving of harbor facilities. Among this factors the most important one is the presenting factor of the used of harbor facility. Hypothesis 2: If the environmental load created by the anchorage ship activities has been studied, therefore the discharging of waste to be the most important reason of the contribution several damage of esthetic quality and the tidiness of the environment could be assessed. The discharging of waste during the ship anchorage in the harbor is caused by factor related to the machinery facilities and ship equipments; harbor facilities; perception of the crew regarding to the quality c-f environment in the coastal water; a level of law awareness of ship crew (to prevent marine pollution from their ship); ship age; ship type and factor of the necessity of operational techniques of machinery on ship. Among that factor, the most effective +actor is the one related to the harbor facility. Hypothesis 3: On the Assessment of discharging condition of some kind of waste by anchorage ships, it has been concluded that some of them play an important role in disturbing the tidiness quality and environmental esthetic that is the discharge or oil and garbage. From the analytical result of the data, its found that operational activity factor of anchorage ship belong reasonable through categorized variable e.g. active or non active either separated (r^2=0,95) or as a whole (r^2 = 0,96) analysis by presenting factor of utility of harbor facilities (r^2 = 0,27) has important role in stating how long the ship to be in harbor as well as how the ship could create activities wick have an environmental load. A non active anchorage ship usual y have an unlimited time on harbor, therefore will have harbor time much more than operationally active ship. But the ship categorized as non-active will give lower environmental load (r^2 - 0,34). For active ships the environmental load are in form of waste created on a ship which shall be cleaned and discharged to the sea at any time, therefore have a tendency to create more environmental load due to the waste material being discharge always contain oil and grease in a significant amount (350 to 12.950 mg/l) with a high level COD (100,75 to 326.968,5 mg/1) and also contain synthetic disposal (plastic etc.) which is unable to be annihilated by nature. To decrease the resulting environmental load, doesn't mean that we should make an active ships to be non active, but by studying environmental load once again, show that in accordance of data analysis, there is some other important factors which create the way how waste material should be discharged from anchorage ships. Those factors among other things are appreciation of ship's crew on harbor facilities condition, complete of machinery and equipment to handle ships waste, law awareness of crew in environmental regulation and their perception upon the tidiness of coastal water on harbor. From the separate data analysis, the appreciation of ship's crew upon, harbors facilities and condition (r^2 = 0,35), the understanding level of crew upon waste discharging regulation (r^2= 0,20) and perception of crew upon, the tidiness of coastal water (r^= 0,25) significantly influences the way that waste should be discharged from ships. While the analysis of factor as a whole, shows that the appreciation of crew upon harbor facilities and condition for waste handling (r^2= 0,297) and the completion of machinery and equipment to handle waste on ship: r^2 = 0,216). 5o; the appreciation factor of the crew upon readiness of harbor facilities and condition, either to be examine as a whole or together with other factor or in separate analysis, have an important role toward the way how the waste should be discharge from a ship. cr the assessment of the discharging of a variety of waste from the anchorage ship activities, from the data analysis result come up the reality that oily waste discharged (r^2=0,5625 and 0,234) and garbage (r^2 0.7569 and 0,554) to be discharged waste which have higher value on inhalation toward the tidiness and esthetic o-f environment. In order to eliminate or to decrease the effects of anchorage ships activities toward the environment, the ways should be taken among other things: (1) Limitation of operational time of engine when the ship is anchorage; (2) It was suggested that the owner or shipping enterprises should arranged the best possible schedule of their ships, so that the harbor time can be limited; (3) Give more emphasis on increasing idle time due to waiting for harbor facilities; (4) Give priority on ships waste handle program which could be exceeded in short period, medium as well as long-term period in accordance with the existing regulation; (S) reapply International Convention for the prevention of marine pollution from ships (Marpol 1973/1978) which have been ratificated by the Government of Indonesia by KEPPRES no: 46, 1986 among Indonesians ship crew, so that they could more aware of the influence of sea transportation activities on environment; (6) The first priority on waste handle system of anchorage ship are recommended to be emphases on the handle of oily waste and garbage."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1988
T3006
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irpan Sejati Tassakka
"Aktivitas pelayaran di Indonesia terus meningkat sehingga diperlukan tindakan pencegahan pencemaran laut melalui pengolahan air limbah secara on-site di setiap kapal penumpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik air limbah domestik kapal penumpang dan waktu detensi optimum penyisihan konsentrasi COD dan TN yang akan dijadikan kriteria desain unit MBBR. MBBR merupakan unit pengolahan kombinasi pertumbuhan biomassa terlekat dan tersuspensi yang efisien untuk diterapkan di kapal penumpang karena membutuhkan ruang yang minim. Kinerja MBBR diketahui melalui eksperimental menggunakan sistem bacth pada reaktor anoksik dan aerob dengan waktu detensi 2, 4, 6, dan 8 jam.
Hasil penelitian memperoleh konsentrasi COD dan TN air limbah domestik kapal penumpang sebesar 550-760 mg/l dan 51-88 mg/l yang melebihi baku mutu MEPC 227.64 tahun 2012 masing-masing sebesar 125 mg/l dan 20 mg/l sehingga perlu diolah. Waktu metabolisme optimum sehingga menghasilkan efluen yang memenuhi baku mutu adalah 8 jam masing-masing reaktor dengan total efisiensi penyisihan COD sebesar 81,2% dan TN sebesar 87,3%. Perancangan STP MBBR memiliki volume sebesar 80,25 m3/unit yang menghemat ruang sebesar 107,0 m3; berat sebesar 118,3 ton/unit yang meningkatkan daya tampung KM Sinabung sebesar 92,4 DWT; dan energi sebesar 7,7 kW/unit yang menghemat penyediaan energi sebesar 21,2 kW.

Sailing's activities in Indonesia are increasing, hence on-site wastewater treatment at each passenger ship(s) is needed to avoid sea pollution. This study aims to determine the characteristics of domestic wastewater from the passenger ship(s) and optimum detention time of COD removal and TN concentrations that will be used as a design criterion of MBBR unit. MBBR is a combination of attached and suspended growth biomass treatment which is efficient for application in passenger ships, because it required minimal space. MBBR's performance was acknowledged through experimental process using batch system on anoxic and aerobic reactors with 2, 4, 6, and 8 hours detention time.
Results of this study showed COD and TN concentrations of domestic wastewater from passenger ship(s) of 550-760 mg/l and 51-88 mg/l respectively. These values exceeded the quality standard stated on 227.64 MEPC in 2012 which the standard COD and TN concentrations are 125 and 20 mg/l, so the wastewater needs to be treated. The optimum metabolisme time needed to produce effluent that meets the quality standard is 8 hours for each reactor with total COD removal efficiency of 81.2% and TN of 87.3%. The STP MBBR's design had volume of 80.25 m3/units which saved the space of 107.0 m3; weight of 118.3 tons/unit which increased the KM Sinabung's Death Weight Tonnage (DWT) of 92.4 DWT; and energy of 7.7 kW/unit which saved the energy supply of 21.2 kW.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Triwidayat Heriawan
"Peran penting pelabuhan dalam rantai pasokan telah banyak dibahas. Banyak penelitian di berbagai belahan dunia juga menyatakan besarnya pengaruh integrasi pelabuhan terhadap kinerja pelabuhan dilihat dari perspektif rantai pasokan. Penelitian ini mempelajari bagaimana pengaruh masing-masing dimensi tersebut terhadap kinerja pelabuhan serta dimensi integrasi yang memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja Pelabuhan Tanjung Priok yang berperspektif rantai pasokan. Dalam penelitian ini, Integrasi yang dimaksud menggunakan TESCI (Terminal Supply Chain Integration) (Panayides and Song, 2008) yang terdiri dari penggunaan teknologi informasi, jasa penambah nilai, integrasi antar moda dan proses integrasi rantai pasokan. Dengan menggunakan SEM (Structural Equation Model), hasil survei menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang berbeda-beda antar dimensi integrasi dengan dimensi kinerja. Selain itu proses integrasi rantai pasokan menjadi dimensi yang memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja dibanding dimensi integrasi yang lain. Implikasi dan saran kepada operator dan regulator pelabuhan juga dibahas.

The importance of ports in supply chain has been much discussed. Many researchers confirm the effects of port integration on port performance in light of supply chain. Many also stated that the more integrated a port in supply chain the more competitive the port compare to the others. This paper aims to learn the effects of the integration dimensions on port of Tanjung Priok’s performance and to learn which dimension that has the biggest effect. In this paper, the integration uses TESCI (terminal Supply Chain Integration) (Panayides and Song, 2008) which consists of information and communication technology, value added services, integration of moda transportation and supply chain integration practices. Using SEM (Structural Equation Model), survey result confirms that the dimensions have different effects on each performance dimensions, besides supply chain integration practices that has the biggest effect. Implications to the port operator and port regulator are discussed as well."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2103
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Nilam Wandira
"Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia dalam hal pengiriman ekspor dan impor. Berdasarkan data dari World Economic Forum yang tertera dalam The Gobal Competitiveness Report 2019 dijabarkan bahwa nilai efisiensi Pelabuhan di Indonesia masih jauh jika dibandingkan dengan Pelabuhan Internasional lain. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah tingginya nilai rata-rata waktu tunggu perkapal setiap tahunnya, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut adalah kunjungan kapal (ship call) dan perubahan cuaca. Selain itu penelitian ini dilakukan untuk memprediksi nilai rata-rata waktu tunggu kapal yang dipengaruhi oleh pertumbuhan arus kunjungan kapal pada tahun 2021 sampai 2025 dengan menggunakan metode monte carlo dan simulasi sistem dinamik menggunakan software Powersim. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada tahun 2021 sampai dengan 2025 nilai rata-rata waktu tunggu kapal mengalami penambahan setiap tahunnya sebesar 0,3-3% dengan nilai rata-rata waktu tunggu tertinggi adalah 0,68 jam atau 40,8 menit. Oleh karena itu dibutuhkannya peran pihak pelabuhan untuk melakukan pengembangan terkait peningkatan fasilitas baik dari segi infrastruktur dermaga maupun pelayanan pandu tunda.

Tanjung Priok Port is one of the busiest ports in Indonesia in terms of export and import shipping. Based on data from the World Economic Forum contained in The Global Competitiveness Report 2019, it is explained that the efficiency value of ports in Indonesia is still far compared to other international ports. One of the factors that influence it is the high value of the average waiting time of the ship every year, therefore this research was conducted to determine the factors that influence it. These factors are ship calls and weather changes. Besides, this research was conducted to predict the average value of ship waiting time which is influenced by the growth of ship traffic flows from 2021 to 2025 using the Monte Carlo method and dynamic system simulation using Powersim software. The results of this study indicate that in the years 2021 to 2025 the average value of the waiting time of the ship has increased every year by 0.3-3% with the highest average waiting time is 0.68 hours or 40.8 minutes. Therefore, the role of the port is needed to develop related to the improvement of facilities both in terms of quay infrastructure and tugboat services."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahlan Ridwan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menilai keselamatan navigasi di pelabuhan sekitarnya sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kinerja pelabuhan dalam hubungannya dengan program Pemerintah Indonesia dalam meminimalkan biaya logistik maritim. Sistem dan infrastruktur navigasi pelabuhan seperti sistem manajemen lalu-lintas kapal, jalur navigasi, bak pelabuhan, dermaga dll. Memainkan peran penting dalam menentukan produktivitas dan efisiensi pelabuhan, terutama di pelabuhan yang sibuk seperti Tanjung Priok. Kecelakaan apa pun yang terjadi akan mengganggu kegiatan pelabuhan dan menciptakan biaya yang tidak perlu. Metode Penilaian Keselamatan Formal seperti yang diperkenalkan oleh Organisasi Maritim Internasional dilaksanakan dalam penelitian ini. Penilaian dilakukan menggunakan analisis risiko kualitatif dan kuantitatif berdasarkan data dan informasi yang tersedia yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Diidentifikasi bahwa kecelakaan yang terjadi di pelabuhan air depan terutama disebabkan oleh kapal, lingkungan, faktor manusia, dan manajemen. Hasil penilaian kemudian digunakan sebagai dasar untuk mengusulkan strategi perbaikan.Kata kunci: penilaian keamanan formal, keselamatan navigasi port, analisis risiko, akar penyebab.

ABSTRACT
The study is aimed to assess the navigation safety in the port surrounding area as part of the effort to increase the port performance in conjunction with Indonesian Government rsquo s program in minimizing the cost of maritime logistic. Port navigation system and infrastructure such as vessels traffic management system, navigation lanes, port basin, quay etc. play important role in determining the productivity and efficiency of the port, especially in the busy port such as Tanjung Priok. Any accident happens would interrupt port activities and creates unnecessary costs. Formal Safety Assessment method as introduced by International Maritime Organization was implemented in the study. The assessment was carried out using qualitative and quantitative risks analyses based on the available data and information gathered from various sources. It was identified that accidents occurred in the port water front were mainly due to the ships, environment, human factors, and management. Results of the assessment were then used as the basis for proposing improvement strategy. Key words formal safety assessment, port navigation safety, risks analysis, root causes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saifudin
"Berdasarkan The Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II) pada 7 Oktober 2003, Pemerintah membentuk Tim Persiapan Indonesia National Single Window (INSW) dimana Sistem Portnet menjadi salah satu pilar utamanya terutama terkait proses port clearance pada pelayanan kapal di pelabuhan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perkembangan persiapan Sistem Portnet dan permasalahannya di Pelabuhan Tanjung Priok.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan survey lapangan pada instansi penerbit perijinan dan perusahaan pelayaran sebagai pengguna jasa. Sistem portnet masih memerlukan tambahan aplikasi dan permasalahan administratif yang harus diselesaikan sehingga diharapkan adanya komitmen antara instansi terkait dengan perusahaan pelayaran dapat dijadikan jalan keluar dari permasalahan yang ada.

Based on the Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II) on 7 October 2003, the Government established team of Indonesian National Single Window (INSW) which Portnet System into one of the main pillars mainly related to the process of port clearance on ships services in the harbor.
The Research using methods of interview and field survey on the publisher's permission and and shipping companies as a service user. Portnet system still requires an additional application and administrative problems that must be completed. so that the expected commitment of institutions associated with the shipping company can be a way out of problems that exist.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51012
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rivanty Dwiprameswari
"Salah satu cara menjaga performa transformator yaitu dilakukan pemantauan pada isolasi dari transformator tersebut. Sebuah penelitian dari EA Technology menunjukan bahwa 85% terjadinya kegagalan isolasi berhubungan dengan peluahan sebagian. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis parameter-parameter yang berpengaruh terhadap terjadinya peluahan sebagian. Parameter tersebut seperti pembebanan transformator, temperatur transformator, serta umur dari transformator tersebut. Pendeteksian ini dilakukan dengan menggunakan UltraTEV Plus2, yaitu alat untuk mendeteksi adanya aktivitas peluahan sebagian dengan menggunakan metode sensor ultrasonik yang dapat membedakan derau (noise) dan peluahan sebagian. Pengukuran dilakukan pada 34 buah transformator distribusi dengan 20 transformator dikategorikan terdapat aktivitas peluahan sebagian dan 14 transformator lainnya dikategorikan normal. Hasil data pembebanan yang telah dilakukan dihasilkan persentase pembebanan sebesar 10.32% hingga 97.7%. Sedangkan hasil pengukuran temperatur dihasilkan sebesar 27.2°C hingga 103.5°C dengan umur transformator yang bervariasi dari 5 hingga 20 tahun. Hasil pengukuran aktivitas peluahan sebagian dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai performa transformator.

One way to maintain the performance of the distribution transformer is to monitor the insulation of the transformer. A study from EA Technology shows that 85% of insulation failures are associated with partial discharge. This research was conducted to analyze the parameters that influence the occurrence of partial discharge. These parameters are transformer loading, transformer temperature, and age of the transformer. This detection was carried out by using UltraTEV Plus2, a tool for detecting partial discharge activities using the ultrasonic sensor method that can distinguish noise and partial discharge. The measurements were made on 34 distribution transformers with 20 transformers were categorized as having as partial discharge activities and 14 other transformers were categorized as normal. The loading data that have been carried out resulted in a loading percentage of 1.3175% to 74%. While the results of measurements of the temperature were 27.2°C to 93.5°C with the age of the transformer varying from 5-20 years. The results of partial discharge activity measurements can be used as a reference to assess the performance of the transformer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi
"Kapal sebagai armada angkutan perairan di Indonesia, saat singgah di pelabuhan secara rutin menghasilkan limbah operasional antara lain berupa campuran minyak kotor yang termasuk limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Semakin meningkat jumlah kapal yang datang ke Pelabuhan Tanjung Priok, maka semakin besar beban pencemaran limbah minyak yang diterima pelabuhan. Untuk melindungi kualitas perairan, maka semua limbah B3 yang dihasilkan dari operasional kapal dilarang dibuang ke perairan secara langsung, dan pihak pelabuhan mempunyai kewajiban untuk mengelola limbah dan menyediakan fasilitas penampungan limbah dari kapal (reception facilities). Beban pencemaran limbah minyak ini jika tidak ditunjang oleh pemanfaatan reception facilities pelabuhan secara maksimal akan mengakibatkan pencemaran di perairan pelabuhan. Demikian pula yang terjadi di perairan Pelabuhan Tanjung Priok, secara visual tampak adanya lapisan minyak di beberapa titik perairan pelabuhan.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa status perairan Pelabuhan Tanjung Priok dalam kondisi tercemar berat, dengan nilai STORET berkisar antara -26 sampai -64 di 12 (dua belas) titik pantau yang ditetapkan. Jumlah kunjungan kapal ke pelabuhan meningkat rata-rata sebesar 5,8 persen per tahun dan berkontribusi terhadap buruknya mutu perairan melalui beban pencemaran minyak dari kapal yang sebenarnya sebesar 12,976 ton per bulan. Sementara itu, pemanfaatan RF untuk menangani beban pencemaran minyak dari kapal belum maksimal,dengan tingkat ketersediaan sarana RF sebesar 62,5 persen dari kebutuhan ideal, SDM 82,5 persen dan volume limbah minyak dari kapal yang tertangani sebesar 4,1 persen. Kualitas perairan pelabuhan dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah kunjungan kapal dan pemanfaatan RF sebesar 0,660 (R²), artinya sebesar 66,0 persen kualitas perairan pelabuhan dipengaruhi oleh jumlah kunjungan kapal dan pemanfaatan RF, sementara 34,0 persen sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan lainnya. Pihak pelabuhan harus melakukan pembenahan dan perbaikan RF mencakup kapasitas RF, administrasi/dokumentasi limbah B3, kualitas staf operator RF, sistem prosedur dan tanggap darurat. Pihak Pelabuhan Tanjung Priok merespon dengan baik kebijakan RF diantaranya melakukan pengurusan legalitas (izin) usaha pengumpulan dan penyimpanan limbah B3 dan perbaikan terbatas sarana RF. Saran kepada pihak pelabuhan adalah segera melakukan pembenahan dan perbaikan RF sesuai hasil klarifikasi teknis dari Tim Verifikasi Kementerian Lingkungan Hidup secara keseluruhan.

Ship as a means of the transportation of territorial water in Indonesia, when halting-place in port routinely yield operational waste for example in the form of dirty oil mixture which the including waste of poisonous and dangerous materials. Progressively mount the amount of incoming ships to Port of Tanjung Priok, hence ever greater of burden contamination of accepted oil waste in port. To protect the quality of territorial water, hence all wastes yielded of ship operational prohibited to be to be thrown to territorial water directly, and port authority have obligation to manage waste and provide reception facilities. Burden contamination of this oil waste is otherwise supported by exploiting of port facilities reception maximally will result contamination in territorial water of port. That way also that happened in territorial water of Port of Tanjung Priok, visually see the existence of oil coat in some points territorial water of port.
Result of research indicate that status territorial water of Port of Tanjung Priok impure in a condition weight, with value of STORET range from -26 until -64 in 12 (twelve) locations the specified. Amount of ship visits to port mount mean equal to 5,8% per year and have contribution to to obsolence quality of territorial water through burden contamination of oil of ship which in fact equal to 12,976 ton per month or 408,16 kg per day. Meanwhile, exploiting of RF to handle burden contamination of oil of ship not yet maximal, with storey; level of[is availibility of medium of RF equal to 62,5% of ideal requirement, operator staff 82,5% and oil waste volume of ship handled equal to 4,1%. Quality of territorial water of port influenced by isn't it by ship visits amount and exploiting of RF equal to 0,660 (R²), it means equal to 66,0% of is quality of territorial water of port influenced by ship visits amount and exploiting of RF, whereas 34,0% of the rest influenced by other environmental factor. Port authority have to correction and repair of RF include; cover capacities of RF, administration/waste documentation, quality of operator staff of RF, procedure system and listen carefully emergency. Good respon of Port authority of Tanjung Priok of policy of RF among others management of legality of is effort gathering and depository of waste and limited repair of equipments of RF. Suggestion to port authority is immediately correction and repair of RF according to technical clarification result of Team Verification Ministry of Environment as a whole."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25029
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilwa Hudiya Aziz
"Pelabuhan Tanjung Priok dapat dikatakan sebagai salah satu Pelabuhan tersibuk di Indonesia, tetapi jika dibandingkan Pelabuhan Tanjung Priok masih kalah saing dengan Pelabuhan Internasional lain. Salah satu faktor adalah cukup tingginya nilai rata-rata waktu tunggu per kapal tiap tahunnya, berdasarkan kondisi tersebut perlu dilakukan sebuah penelitian, terkait dengan waktu tunggu kapal dan juga faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah jumlah tambatan di dermaga, Jumlah Penggunaan Crane serta Kapasitas Maksimal per Cranenya, Pelayanan Pandu dan Tunda Kapal, serta Idle Time dan Not Operating Time selama Waktu Pelayanan Kapal di Pelabuhan. Pada penelitian ini dilakukan analisis dan simulasi dengan menggunakan Metode Simulasi Sistem Dinamik yang akan dibandingkan dengan kondisi aktual di Pelabuhan hingga didapatkan hasil yang optimal. Pembuatan Model Sistem Dinamik menggunakan software Powersim, dan hasil nya di validasi dengan menggunakan Uji Two Sample T-Test. Dari penelitian ini didapatkan 2 usulan untuk perbaikan fasilitas pelabuhan, yaitu usulan jangka pendek dengan hasil nilai rata-rata waktu tunggu sebesar 0,34 jam atau 20 menit 9 detik, dan usulan jangka panjang dengan nilai rata-rata waktu tunggu sebesar 0,28 jam atau 16 menit 48 detik.

Tanjung Priok Port can be said to be the one of the busiest ports in Indonesia, but when compared Tanjung Priok Port is still less competitive with other International Ports. One of the factor is the high average of waiting time per ship per year, based on the conditions it is necessary to conduct a study, related to the waiting time of the ship and also the factors that influence it. These factors are the number of berths at the dock, the amount of crane usage and the maximum capacity per crane, the scout and the delay services, as well as the idle time and not operating time during the port service time. In this research, analysis and simulation using the Dynamic System Simulation Method will be compared with the actual conditions at the port to obtain the optimal results. Making a Dynamic System Model by Powersim software, and the results are validated using the Two-sample T-Test. From this study, 2 proposals were obtained for the improvement of port facilities., namely short-term proposal wiht an average value of the waiting time is 0,34 hour or 20 minutes 9 second, and the long-term proposal with an average value of the waiting time is 0,28 hour or 16 minutes and 48 second."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivin Alvina
"Adanya tingkat perceraian yang semakin meningkat akhir-akhir ini di Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama Islam telah mendorong penulis untuk meneliti pengaruh relijiusitas terhadap kepuasan pernikahan melalui pemaafan, karena seorang yang relijiusita cenderung memiliki sifat pemaafan Untuk itu tesis ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisa pengaruh aspek-aspek religiusitas terhadap kepuasan pernikahan melalaui pemaafan pada para istri pelaut di Tanjung Priok, Jakarta. Penelitian menggunakan metode analisa kuantitatif dan kualitatif terhadap hasil kuesioner dengan responden para istri terkait.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pengaruh relijiusitas terhadap kepuasan pernikahan melalui pemaafan fit secara statistic dan tidak ada pengaruh relijiusitas terhadap kepuasan pernikahan melalui pemaafan. Namun ada pengaruh aspek relijiusitas praktek ibadah individu dan religious coping terhadap pemaafan pada para istri pelaut.

There is an increasing divorce rate lately in Indonesia, a Muslim predominantly country. This has prompted the writer to examine the influence of religiosity on marital satisfaction through forgiveness, as a religious moslem tends to have forgiveness trait in his life. This thesis aims to examine and analyze the effect of religiosity aspects on marital satisfaction through forgiveness on the sailors’ wife in Tanjung Priok, Jakarta. The research using quantitative analysis method based on questionnaires distributed to respondent, and qualitative method.
The results showed that the model of influence religiousity toward marital satisfaction through forgiveness is fit statistically and there is no influence on religiosity toward marital satisfation throuh forgiveness ; but there are positive influence between private religious practices aspect in religiosity towards forgiveness and negative influence between religious coping aspect in religiousity towards forgiveness on the sailors’ wife.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>