Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155733 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dianne Frisko K.
"Perubahan lingkungan di era revolusi informasi saat ini, mengakibatkan tingkat persaingan di beberapa industri meningkat, tak luput pula industri transportasi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan negara yang semula memonopoli tiap sektor dalam industri transportasi yang meliputi darat, laut, dan udara, kini menghadapi situasi yang mengharuskan BUMN tersebut bersaing dengan meningkatkan daya saing guna mempertahankan eksistensi tiap perusahaan yang ada.
PT PELNI sebagai salah satu BUMN di sektor transportasi laut, yang mengemban misi sosial sebagai pelayan masyarakat, tengah dalam upaya memperbaiki kinerja perusahaan yang terpuruk akibat perubahan lingkungan diantaranya dipicu oleh kondisi ekonomi masyarakat Indonesia dan persaingan dari sektor transportasi udara.
Berbagai kendala yang melekat dalam karakteristik PT PELNI sebagai perusahaan negara, diantaranya budaya kerja inefisiensi dan birokratis dengan banyaknya instansi terkait dalam perusahaan dengan kepentingannya masing-masing, lemahnya profesionalisme pengelolaan sumberdaya manusia ditambah dengan kondisi ekonomi, politik dan keamanan yang belum kondusif, turut memicu memburuknya kinerja PT PELNI beberapa tahun terakhir.
Berdasar peta strategi dari perspektif keuangan dan non keuangan yang ada di PT PELNI dalam kerangka balanced scorecard, dengan membidik segmen pasar masyarakat yang peka terhadap harga, strategi utama perusahaan yang sebaiknya dijadikan landasan formulasi dan pelaksanaan upaya-upaya strategis adalah "Low Total Cost? yaitu dengan berupaya melakukan efisiensi internal dengan meningkatkan kualitas sumber daya yang ada sehingga dapat menghasilkan produk jasa layanan angkutan dengan harga yang termurah di banding pesaing dalam industri dengan tetap menjaga kualitas layanan yang prima sesuai permintaan segmen pasar yang dibidik.
Untuk keberhasilan beberapa upaya strategis yang sedang dan akan dilakukan PT PELNI dalam meningkatkan kembali daya saingnya, berlandaskan penciptaan proposisi nilai Low Total Cost, maka dalam pelaksanaannya sebaiknya perlu diarahkan dengan berdasar pada prinsip-prinsip yang terkandung dalam strategy-focused organization. Diawali dengan penjabaran strategi utama demi terciptanya pemahaman strategi yang searah, sehingga dapat dilakukan penyelarasan strategi masing-masing divisi dengan strategi utama, yang secara langsung mendorong tiap karyawan untuk menjadikan strategi sebagai pedoman kerja sehari-hari dengan imbalan jasa yang seimbang. Dukungan para pimpinan perusahaan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan strategi perusahaan dengan sikap pimpinan yang senantiasa mengevaluasi strategi yang ada apakah sesuai dengan situasi lingkungan dimana perusahaan ada.
Pelaksanaan upaya-upaya strategis dengan penerapan konsep strategy-focused organization oleh seluruh karyawan dengan dukungan tim pimpinan yang ada, diharapkan dapat kembali meningkatkan daya saing PT PELNI ditengah persaingan jasa transportasi saat ini dan dimasa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cintha Estria
"Kebakaran merupakan salah satu risiko yang dapat terjadi kapan saja dan dimana saja dalam kegiatan pelayaran kapal laut, risiko terjadinya kebakaran di kapal laut cukup besar karena jumlah kasus kebakaran menduduki peringkat kedua setelah jumlah kasus tenggelamnya kapal. International Maritime Organization (IMO) mengeluarkan beberapa peraturan yang bertujuan untuk menjamin keselamatan pengoperasian kapal dan pencegahan polusi, salah satunya yaitu SOLAS ?74 (Safety of Life at Sea). Terkait dengan tingginya tingkat risiko kebakaran yang dapat terjadi di kapal laut dan menyebabkan kerugian finansial yang cukup besar bahkan sampai menelan korban jiwa yang jumlahnya tidak sedikit, maka diperlukan suatu sistem penanggulangan kebakaran khususnya pada kapal penumpang.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekriptif kualitatif dengan pendekatan observasional dan wawancara. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui evaluasi sistem penanggulangan kebakaran di KM Lambelu dengan membandingkan faktor-faktor didalam sistem penanggulangan kebakaran yang meliputi: sarana proteksi aktif (berupa: detektor dan alarm, hidran dan fire pump, sprinkler dan APAR), sarana proteksi pasif (berupa: escape (pintu, tangga, petunjuk arah dan jalan keluar darurat) emergency lighting (penerangan darurat), muster station (tempat berkumpul), fire door (pintu tahan api), lifebuoy (pelampung), lifejacket (jaket pelampung) dan survival craft (lifeboat, rescue boat dan liferaft)) dan manajemen penanggulangan kebakaran (berupa: organisasi penanggulangan kebakaran, prosedur penanggulangan kebakaran dan latihan penanggulangan kebakaran) dengan standar dalam SOLAS ?74.
Berdasarkan hasil penelitian, KM Lambelu mempunyai risiko kebakaran berat namun kapal sudah diproteksi baik secara desain konstruktif dan sarana proteksi kebakaran kapal yang lulus standar IMO. Untuk sarana proteksi kebakaran aktif dan pasif sudah dilengkapi dengan semua persyaratan sebuah kapal penumpang hanya saja kondisi dari sarana proteksi kebakaran tidak terjaga dengan baik. Sedangkan manajemen penanggulangan kebakaran di KM Lambelu sudah berjalan baik. Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu mengintegrasikan sistem yang ada di kapal dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 demi berjalannya keselamatan dan kesehatan kerja di atas kapal, melakukan identifikasi sumber bahaya kebakaran di kapal lebih mendalam serta memelihara sarana proteksi kebakaran aktif maupun pasif."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Usindi T. Soekatjo
"Yang menjadi dasar tanggung jawab pengangkut (darat, laut dan udara) dalam sistem hukum kontinental adalah adanya perjanjian pengangkutan. Dilihat dari jenis prinsip-prinsip tanggung jawab pengangkut yang dikenal di dunia ini, yang berlaku di Indonesia adalah prinsip tanggung jawab mutlak. Perjanjian pengangkutan itu sendiri merupakan kesepakatan antara pengangkut dan penumpang; pengangkut berkewajiban untuk mengangkut penumpang tiba di tempat tujuan dengan selamat, sedangkan penumpang berkewajiban memberikan upah pengangkutan kepada pengangkut. Konsekuensi adanya perjanjian pengangkutan ini menimbulkan kewajiban bagi pengangkut untuk mencapai suatu hasil, bukan hanya sekedar menyelenggarakan pengangkutan. Jika kewajiban tersebut tidak terlaksana dengan baik, pengangkut dinyatakan melakukan wanprestasi (Pasal 1243 KUHPer). Bukti adanya perjanjian pengangkutan adalah karcis penumpang (Pasal 85 Ayat (2) Undang-Undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran). Merupakan kewajiban pengangkut untuk mengasuransikan tanggung jawabnya itu; jika tidak mengasuransikannya, pengangkut akan dipidana dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 6.000.000,- (Pasal 86 Ayat (3) juncto Pasal 124 Undang-Undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran). KUHP secara tegas melarang pengangkut untuk tidak bertanggung jawab sama sekali atau terbatas untuk segala kerugian yang disebabkan oleh alat pengangkutannya, laik laut kapal, dan tidak cukupnya pengawasan dalam kapal. Penumpang yang hendak menggunakan jasa pelayaran PT PELNI dibebani kewajiban untuk membayar iuran wajib dan premi asuransi tambahan, setiap kali membeli karcis kapal laut. Kewajiban penumpang untuk membayar sendiri asuransinya tersebut diatur dalam Pasal 3 Ayat (la) Undang-Undang No. 33 Tabun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan. Itu sebabnya PT PELNI tidak memberikan ganti kerugian kepada penumpang yang mengalami musibah kapal, kecuali untuk musibah kapal yang dinyatakan sebagai musibah nasional (misalnya tenggelamnya Kapal Tampomas II). Ganti kerugian yang diberikan oleh pihak asuransi (PT Jasa Raharja, PT Jasaraharja Putera dan PT Arthanugraha) dalam hal terjadinya kecelakaan kapal laut, adalah untuk kematian, cacat tetap, biaya rawatan, dan biaya penguburan."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okti Purnaniati
"Industri perusahaan penerbangan domestik di Indonesia tumbuh dengan pesat, dengan jumlah perusahaan penerbangan yang semakin banyak, pertumbuhan ini diikuti dengan persaingan tajam yang ditandai dengan adanya perang tarif seperti menetapkan tarif yang sangat murah, diskon harga yang tinggi, dan kemudahan untuk mendapatkan tiket. Oleh karena itu, setiap produk diharapkan mempunyai nilai yang Iebih tinggi dan berada pada posisi yang unggul di mata konsumen sebagai upaya dalam memenangkan pangsa ingatan.
Dalam rangka mengantisipasi persaingan dan agar perusahaan tetap eksis, maka diperlukan penerapan dan strategi pemasaran yang tepat. Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah analitik deskriptif, yaitu rancangan penelitian studi kasus yang menggambarkan strategi PT. Garuda pada suatu periode waktu, rnelalui telaah data dan telaah kasus. Teori yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan strategic action diawali dengan melakukan analisis eksternal (analisis makro dan analisis industri) yang kemudian diperoleh peluang dan ancaman. Dan diambil kesimpulan apa yang menjadi KSF dari PT. Garuda. Kemudian dilakukan analisis internal untuk memperoleh kekuatan dan kelemahan.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap PT. Garuda Indonesia melalui berbagai model analisis yaitu analisis TOWS, IE, BCG, GSM, dan setelah dilakukan pencocokan strategi, maka diperoleh dua (2) alternatif strategi yaitu penetrasi pasar (market penetration) yang kemudian diikuti oleh perkembangan pasar (market devefopment). Dari analisis tersebut, dengan menggunakan QSPM dipilih strategi yang paling utama yaitu strategi penetrasi pasar dan diikuti oleh strategi pengembangan pasar apabila diperlukan. Agar perusahaan memiliki kemampulabaan, maka strategi pemasaran dituangkan dalam rantai nilai.
Saran yang diajukan untuk melakukan penetrasi pasar, adalah dengan meningkatkan pemasaran secara intensif / continue (marketing effort).

Industrial of domestic airline in Indonesia grow at full speed, with amount of airline which more and more, this growth is followed by keen emulation which marked with existence of tariff war like specifying very cheap tariff, discounted by high price, and amenity to get ticket. Therefore, every product expected to have higher level value and reside in preeminent on course in consumer eye as effort in winning memory compartment.
ln order to anticipating competition and company remain to exist, hence needed correct marketing strategy and applying. In this research is used research type is descriptive analytic, that is device research of case study depicting strategy of Garuda. Garuda at one particular time period, passing data study and case study. The theory is based on determining strategic action early by extemal analysis (macro analysis and industrial analysis) which is later obtained threat and opportunity. Taken conclusion what becoming KSF from PT. Garuda. Then internal analysis to get weakness and strength.
Pursuant to result of analysis and research to PT. Garuda Indonesia through various model analysis that is TOWS analysis, IE, BCG, GSM, and after that is conducted adaptation of strategy, hence obtained two (2) strategy altemative that is market penetration what is later followed by market development.
From the analysis, by using QSPM is selected most important strategy that is market penetration and followed by market development strategy if needed. So that company have proiit, hence marketing strategy poured in value chain.
Suggestion raised to conduct market penetration improve marketing strategy intensively (marketing effort)."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Pandansari
"PT X sebagai perusahaan jasa televisi kabel yang masih terbilang berusia muda ingin mengetahui sejauh mana kebutuhan atau keinginan para pelanggannya telah terpenuhi dengan produk yang ditawarkannya. Untuk itu dilakukan analisa terhadap keinginan-keinginan pelanggan terhadap jasa televisi kabel dengan menggunakan metode Quality Function Deployment. Dari empat fase yang ada, penggunaan metode ini dibatasi pada fase pertama yang dikenal sebagai House of Quality. Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ini diawali dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarkan pada pelanggan jasa televisi kabel PT X di apartemen.
Hasil yang diperoleh dianalisa dan diterjemahkan ke dalam House of Quality. Dari analisa House of Quality diketahui keinginan-keinginan pelanggan yang terpenting, tingkat kepuasan pelanggan terhadap jasa televisi kabel dilihat dari tiap keinginannya, sert tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan PT X untuk meningkatkan kepuasan pelanggannya yang ditunjukkan dengan nilai Relative Importance terbesar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didit Prahadi Arianto
"Perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi telah berhasil menciptakan infrastruktur informasi Baru yang dikenal dengan istilah internet. Peluang bisnis melalui internet menyebabkan banyak berdirinya perusahaan-perusahaan internet, dimana salah satu diantaranya adalah PT. Kompas Cyber Media (PT. KCM), yang meluncurkan Kompas.com pada bulan Agustus 1998. Kompas.com merupakan lengan komersil kompas internet atau kompas on-line, dimana selain harian Kompas juga terdapat link untuk sejumiah harian lain, majalah dan tabloid terbitan Grup Kompas Gramedia. Sebagai market leader, PT. KCM harus mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dengan menggunakan strategi pemasaran yang tepat untuk mempertahankan keunggulan bersaing perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan PT.KCM dalam mengelola web site-nya serta menjelaskan strategi yang digunakannya untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang dianggap ahli dalam masalah yang diteliti, dan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan strategi yang harus diambil.
Guna mengembangkan strategi bersaing dilakukan analisis AHP yang terdiri dari satu hirarki utama dan tiga sub hirarki. Hasil pemrosesan pendapat gabungan para responden dengan metode AHP ini adalah strategi biaya rendah, dengan pilihan utama melakukan peningkatan teknologi untuk menekan biaya. Dengan landasan strategi biaya rendah dan penekanan kegiatan peningkatan teknologi selanjutnya dapat dikembangkan produk dan langkah pemasaran sesuai dengan strategi tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardyansyah
"ABSTRAK
Gangguan kamtibmas baik yang bersifat umum maupun terkait dengan ketidaktertiban
penumpang dan barang pada saat proses embarkasi ? debarkasi di Terminal Penumpang Nusantara
Pura Pelabuhan Tanjung Priok telah berlangsung selama kurang lebih 30 (tiga puluh) tahun. Hal ini
terjadi karena komponen atau stakeholder di Pelabuhan Tanjung Priok yang terkait dengan kegiatan
proses embarkasi ? debarkasi penumpang dan barang belum memahami tugas dan tanggung jawab
yang akan dilakukan oleh masing-masing stakeholder, serta adanya kesan bahwa para petugas
melakukan pembiaran terhadap penumpang, barang dan masyarakat yang tidak berkepentingan di
areal Terminal Penumpang Nusantara Pura Pelabuhan Tanjung Priok.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang
bagaimana pola penanganan ketidaktertiban proses pelayanan embarkasi - debarkasi penumpang dan
barang di Terminal Penumpang Nusantara Pura Pelabuhan Tanjung Priok dan diharapkan akan dapat
memberikan masukan kepada Polri dan pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di wilayah Pelabuhan
mengenai pola penanganan ketidaktertiban yang terjadi pada proses pelayanan embarkasi ? debarkasi
penumpang dan barang di seluruh Terminal Penumpang kapal laut yang ada di Indonesia.
Teori dan konsep yang digunakan adalah Teori komunikasi, Konsep manajemen, Teori
Peran dan Teori Broken Windows.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus dan
teknik pengumpulan datanya melalui wawancara, telaah dokumen dan observasi. Dalam melakukan
analisa data penulis menggunakan tahap reduksi data, sajian data dan tarik kesimpulan.
Temuan penelitian, Penyebab ketidaktertiban pada saat proses embarkasi ? debarkasi kapal
penumpang, karena pembiaran yang dilakukan oleh petugas ( PT.Pelni,Syahbandar, Polri,
PT.Pelindo II, dan security ), harga pengiriman barang lebih murah menggunakan kapal penumpang
dibandingkan dengan kapal barang ( kargo ), kelebihan barang ( over bagasi ) dari penumpang
dititipkan kepada ABK ( anak buah kapal ) dengan terjadinya kolusi, bebasnya masyarakat yang
tidak berkepntingan keluar masuk ( asmoro dan buruh liar ) diareal terminal sampai dengan diatas
kapal, ketidakpahaman penumpang tentang aturan pengiriman / barang bawaan penumpang dan
jadwal kapal tidak diinformasikan secara luas.
Saran, dalam rangka membenahi sistem pengamanan dan pelayanan pada proses embarkasi ?
debarkasi kapal penumpang, Otoritas Pelabuhan selaku regulator agar membentuk struktur organisasi
yang menangani pengamanan dan pelayanan embarkasi ? debarkasi kapal penumpang, dengan
melibatkan seluruh instansi terkait yang terlibat langsung ( petugas security, syahbandar, Polisi dan
PT. Pelindo II Cabang Tanjung Priok ) yang sesuai dengan fungsi dan perannya masing - masing,
dengan tujuan agar para pihak yang bertanggung jawab atas pengamanan tersebut agar selalu dapat
berkoordinasi dengan baik. Dan dalam membangun integritas petugas instansi terkait yang terlibat
langsung dalam pengamanan dan pelayanan pada proses embarkasi ? debarkasi kapal penumpang,
hal ini sangat penting diadakan pelatihan bersama untuk meningkatkan sumber daya manusia agar
dapat memahami tugas pokok dan tanggung jawab masing ? masing instansi

ABSTRACT
Disorders of security and public order, both general and disorder associated with
passengers and goods at the time of embarkation - disembarkation process at Passenger Terminal
Nusantara Pura port of Tanjung Priok has been held for more than 30 years. This occurs because
the components or stakeholders at port of Tanjung Priok associated with the activities of the
embarkation - disembarkation process of passengers and goods not understand the duties and
responsibilities to be performed by each stakeholder, as well as the impression that the officers be
taken over the passengers, goods and people who are not interested in the area of the Passenger
Terminal Nusantara Pura Port of Tanjung Priok.
This research was conducted with the objective of identifying and analyzing how patterns of
disorder treatment services embarkation - disembarkation process of passengers and goods in the
Passenger Terminal Nusantara Pura Port of Tanjung Priok and are expected to provide input to the
National Police and related parties (stakeholders) in the region of Port regarding the handling of
disorder patterns that occur in the process of embarkation - disembarkation service of passengers
and goods across the ship Passenger Terminal in Indonesia.
Theories and concepts used are Communication Theory, Concept Management, Role Theory
and the Broken Windows Theory.
This study used a qualitative approach with case study methods and techniques of data
collection through interviews, document review and observation. In analyzing the data the writer
uses phase data reduction, data and deduced.
The findings of the study, causes disorder at the time of embarkation - disembarkation
process of passengers aboard, because omission committed by the officer (PT.Pelni, harbor master,
Police, PT.Pelindo II, and security), the price of shipping goods cheaper than the passenger ship
freighter (cargo), the excess goods (over trunk) of passengers entrusted to the crew (ABK) with
collusion, independent people who are not interested in and out (Asmoro and illegal workers) to the
area under the terminal on the vessel, passengers misunderstanding about the rules of delivery /
passenger luggage and ship schedules are not made available widely.
Suggestion, in order to improve system security and service on embarkation -
disembarkation process of passenger ships, the Port Authority as the regulator in order to establish
an organizational structure that handles the security and services of embarkation - disembarkation
of passenger ships, involving all relevant agencies involved directly (security officers, harbormaster,
police and PT.Pelindo II) in accordance with the functions and roles - each, in order that the parties
responsible for the security in order to always be able to coordinate well. And in building integrity
officer related agencies directly involved in securing and servicing the embarkation -
disembarkation process of passengers aboard, it is very important held joint training to improve
human resources in order to understand the basic duties and responsibilities of each agency"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abd. Rahman
"Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.500 pulau yang terbentang dari Sabang di ujung Barat sampal Merauke di ujung Timur. Pentingnya transportasi laut bagi perekonomian dan perwujudan Wawasan Nusantara ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Republik Indonesia Tahun 2005-2025 yaitu terbangunnya jaringan sarana dan prasarana sebagai perekat semua pulau dan kepulauan Indonesia. Pembangunan transportasi diarahkan pada peningkatan peranannya sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik, dan pertahanan keamanan serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dengan meningkatkan sarana dan prasarana transportasi serta keterpaduan antarmoda, sektor, dan wilayah, guna memantapkan sistem transportasi nasional yang terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman, cepat, dan terjangkau oleh masyarakat serta efektif, dan efisien dalam mendukung pola produksi dan distribusi nasional, pengembangan wilayah khususnya kawasan Timur Indonesia serta sektor-sektor perekonomian lainnya dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dengan mendorong peran aktif masyarakat. Misi PT. PELNI adalah mengelola dan mengembangkan angkutan laut untuk menunjang terwujudnya Wawasan Nusantara dan meningkatkan kontribusi/pendapatan bagi negara. Misi PT. Pelabuhan Indonesia adalah peningkatan realisasi komitmen perusahaan kepada mitra, pelanggan, kepentingan nasional, pemilik, masyarakat pelabuhan, dan anggota perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan pelabuhan sebagai prasarana transportasi laut, kesiapan operasi PT. PELNI dalam melaksanakan misinya serta kontribusi PT. PELNI terhadap Ketahanan Nasional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif analitis, teknik pengumpulan data dilakukan dengan survei dan wawancara. Sedangkan teknik analisis data menggunakan Model Konstelasi dengan menggambarkan, menganalisis dan memaparkan kondisi-kondisi yang ada. Unit analisis data sebanyak 100 responden calon penumpang PT. PELNI, pejabat PT. Pelabuhan Indonesia II dan pejabat PT. PELNI dengan menggunakan metode Stratified Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, kesiapan pelabuhan sebagai prasarana transportasi laut pada umumnya dapat dikategorikan baik. Kedua, kesiapan operasional PT. PELNI dalam mengimplementasikan misinya telah dapat dilaksanakan dengan baik. Tingkat kualitas pelayanan PT. PELNI kepada masyarakat secara umum dapat dikategorikan baik. Ketiga, kontribusi PT. PELNI terhadap Ketahanan Nasional relatif sangat besar yang dijabarkan dalam kinerja operasional PT. PELNI meliputi indikator: jumlah pelabuhan yang disinggahi, jadwal/frekuensi pelayaran secara tetap dan teratur, jumlah ruas dalam Jaringan Trayek Nusantara, penugasan kapal-kapal dalam situasi dan kondisi mendesak untuk kepentingan negara, serta pembukaan rute di pulau-pulau terluar/terpencil."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T25004
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>