Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54941 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kristiana Pasau
"Baja galvanis adalah baja yang dilapis seng dengan cara celup panas (hot dip galvanizing) atau dengan electroplating. Lapisan seng akan melindungi baja sehingga relatif tahan terhadap korosi. Baja galvanis dapat dilas dengan menggunakan proses pengelasan Shielded Metal-Arc Welding (SMAW).
Penelitian pada pengelasan baja galvanis ini, menggunakan pelat baja karbon rendah tipe AISI 1010 sebagai logam dasar dan kemudian digalvanis dengan proses celup panas (hot dip). Proses SMAW pada pelat baja galvanis menggunakan logam pengisi E70I6 dan 5 variabel arus yaitu dari 75 amper sampai 95 amper dengan jenis sambungan square butt.
Hasil optimum ditunjukkan pada arus pengelasan 80 amper yang memberikan sifat mekanis tertinggi tanpa adanya cacat dalam struktur mikro. Analisa secara kimia menggunakan EDS (Energy Dispersive Spectrometry) menunjukkan bahwa larutnya seng pada hasil lasan berkurang dari permukaan las yang mencair sampai pertengahan lasan.

Galvanized steel is steel, which has been coated with zinc either through hot dipping or electroplating. Me zinc coating protects the steel by forming a barrier of relatively corrosion resistant material around the steel. Galvanized steel can be welded using the process of Shielded Metal-Arc Welding (SHAW).
Investigation on the weldment of galvanized steel used low carbon steel plate AIS1 1010 as a base metal and then galvanized by hot dipping process. The SMAW process is used to weld galvanized steel plates using E7016 filler metals and 5 variables current from 75 to 95 amperes and a square butt joint type.
The results show that the optimum current on the welding giving the high mechanical properties at 80 amperes without any defects on their microstructure. Chemical analyzing using Energy Dispersive Spectrometry (EDS) shows that solubility of zinc on the weldment decreased from the surface of weld fusion line to the middle of the weldment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Sativa
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Pratiknyo
"Proses pengelasan dengan Shielded Metal Arc Welding banyak digunakan pada dunia industri dewasa ini, misalnya pada pembuatan kapal, tangki atau pipa. Proses Shielded Metal Arc Welding merupakan pengelasan elektroda terbungkus. Keuntungan ulama dari proses Shielded Metal Arc Welding adalah dapal mengelas dengan berbagai posisi pengelasan. Posisi pengelasan tersebut adalah vertikal down, vertikal Up, horizontal, over head, dan down hand. Posisi pengelasan tersebut akan mempengaruhi hasil sambungan las yang diakibatkan adanya pemakaian arus yang berbeda, tegangan ,dan pergerakan elektroda. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan masukan panas dan jumlah pass yang dilakukan pada masing-masing posisi dan akan mempengaruhi sifat mekanis hasil lasan. Penelitian ini akan membahas pengaruh dari masing- masing posisi pengelasan terhadap sifat mekanis. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan banyaknya jumlah pass maka masukan panas yang diterima logam induk semakin besar sehingga kekuatan tariknya akan meningkat. Hal ini disebabkan adanya efek penghalusan butir (rehealing). Kekuatan tarik perbesar yaitu pada posisi pengelasan horizontal sebesar 503,125 N/mm2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibisana
"Elektroda E7016 dan E7013 adalah sama-sarna elektroda hidrogen rendah yang sesuai untuk pengelasan baja struktur. Mengingat bahwa baja struktur sangat Iuas penggunaannya termasuk untuk pembuatan lambung kapal, maka harus dipastikan keamanan sambungan. Keamanan sambungan tenjamin jika kondisi sambungan baik.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sifat pengaruh pengelasan dengan metoda SMAW mcnggunakan kedua elektroda tersebut dengan vamiabel bentuk sambungan, yaitu V-tunggal dan U-tunggal dan variabel rapat arus dengan harga rapat axus batas rendah, medium dan tinggi.
Dari penelitian dihasilkan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan sifat mekanis dari penggunaan dua macam elektroda tersebut. Pengelasan terbaik adalah menggunakan rapat arus medium yang dapat menghasilkan sambungan berkwalitas baik, kuat dan tidak berpori-pori. Satu hal lagi adalah bahwa akibat panas pengelasan logam induk (bj CP AI-136) tidak mengalami perubahan yang berarti."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanisa Ananda
"Pada proses pembangunan kapal hampir 80 pekerjaan adalah pengelasan. Keterampilan dan kompetensi welder sangat berpengaruh dalam penyelesaian pekerjaan las. Perhitungan waktu pekerjaan las sangat dibutuhkan guna mengetahui lama waktu pekerjaan pengelasan kapal dan mengetahui perbedaan waktu pada posisi downhand, horizontal, vertical dan overhead. Selain waktu, berat las yang dihasilkan dalam pengelasan kapal perlu menjadi perhatian guna menentukan besar pengaruh pengelasan kulit kapal terhadap berat lambung kapal. Data diperoleh dengan pegukuran dan pengamatan langsung di lapangan pada pekerjaan pengelasan kapal tugboat pelat baja. Data diolah dan dianalisa menggunakan metode statistik yaitu Anova Analisis of Variance dengan menggunakan program IBM Statistic SPSS 24 for windows untuk mengetahui pengaruh posisi dan tebal pelat terhadap waktu dan jumlah pemakaian las. Dari rata-rata waktu di diperoleh waktu pengelasan per kawat untuk posisi downhand 17,67 detik, posisi horizontal 32,42 detik, posisi vertical 42,10 detik dan posisi overhead 60,90 detik. Total waktu pengelasan SMAW bagian kulit kapal adalah 233 jam 31 menit sama dengan 29,2 hari dan berat las yang dihasilkan sebesar 660,76 Kg, dimana berat las berpengaruh 0,5 dari berat kulit kapal.

In the ship production process, almost 80 of the work is welding. The Welder rsquo s hard skills and soft skills are really influential to the welding process. Time calculation in welding process is needed to determine how long ship welding work and to know the time difference on the downhand position, horizontal position, vertical position and overhead position. Beside the time, welding weight which is produced in the ship rsquo s welding should to be concerned in order to determine the impact of shell rsquo s welding effect to hull rsquo s weight. The data were obtained by direct measurements and observations in the field on the tugboat welding process steel plate. The data is processed and analyzed by using statistical method, which is Anova Analysis of Variance by using IBM Statistic SPSS 24 for windows Statistical Program for Science program to find out the effect of position and plate thickness to welding time and amount of welding usage. From the average of time, can be obtained the equation of the time per wire in downhand position 17,67 seconds, horizontal position 32,42 Seconds, vertical position 42.10 seconds and overhead 60.90 seconds. The total welding time of the SMAW system of the ship rsquo s shell is 233 hours 31 minutes equal to 29.2 days and the welding weight produced is 660.76 Kg, where the welding weight affects 0.5 of the shell ship weight."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasudungan, Eric Mamby
"Karakterisasi hasil proses pengelasan dengan metode Gas Metal Arc Welding, Gas Tungsten Arc Welding dan Plasma Arc Welding pada baja lembaran berlapis seng dibandingkan untuk mengetahui pengaruh seng terhadap hasil lasannya. Perbedaan besar butir yang sangat jauh antara daerah fusion zone, yaitu 32 μm, dan daerah HAZ, yaitu 90 μm, pada proses pengelasan dengan metode Gas Metal Arc Welding menyebabkan penggetasan dan perpatahan di fusion line pada pengujian tarik dan pengujian tekuk. Hasil pengelasan dengan metode Plasma Arc Welding memiliki sifat fisik yang paling optimum di antara kedua metode lainnya, dengan kekuatan tarik sebesar 352 N/mm² dan struktur butir mikro yang relatif halus. Terdapat pelarutan seng ke daerah fusion zone, dengan kandungan paling besar pada metode pengelasan Plasma Arc Welding.

The characterization of weldments produced by Gas Metal Arc Welding, Gas Tungsten Arc Welding and Plasma Arc Welding methods in joining zinc coated steel sheet is compared to know the effect of Zinc on the properties of weldments. The grain size difference between the fusion zone, which is 32 μm, and HAZ area, which is 90 μm, on Gas Metal Arc Welding method is causing the brittleness and cracking at the fusion line while testing with tensile and bending test. Weldments produced by Plasma Arc Welding have the optimum physical property among the two other welding process, with tensile strength 352 N/mm² and relatively fine microstructure. There is some zinc dilution in fusion zone, with the biggest concentration occurs in Plasma Arc Welding process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25122
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Giano Anditya S.
"Salah satu metode pengelasan las busur adalah Gas Metal Arc Welding (GMAW). Metode ini dapat menggunakan baik elektroda habis pakai maupun tidak habis pakai, elektroda yang dipakai pada penilitian ini adalah elektroda habis pakai. Jenis material yang di las adalah baja SPHC karena memiliki kandungan karbon yang rendah, sifat mampu lasnya baik. Salah satu aplikasi pengelasan baja SPHC adalah pada boiler tube, namun harganya sangat mahal nantinya. Jadi melalui penelitian ini akan dihitung parameter-parameter alat yang ada untuk mengetahui dan membandingkan nilai deposition rate dan bead geometry agar diperoleh proses pengelasan yang efisien dari segi biaya dan kualitas produk.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah baja SPHC yang berdasarkan JIS G 3131 memiliki komposisi kimia (maks.) 0,15%wt C; 0,60%wt Mn; 0,50%wt P; 0,50%wt S. Pengelasan dilakukan menggunakan metode GMAW dengan variasi pada tegangan, arus, dan kecepatan pengumpanan kawat las. Hasil pengelasan ini kemudian akan dihitung nilai deposition rate dan diamati bentuk bead geometry. Dari hasil pengelasan diperoleh nilai deposition rate dan nilai masukan panas. Namun nilai masukan panas sampel ke-4 (0,58375 kJ/min) lebih kecil dari sampel ke-3 (0,6048 kJ/min) yang parameternya lebih rendah. Untuk nilai deposition rate dari sampel ke-1 sampai ke-5 terus meningkat seiring meningkatnya nilai parameterparameter pengelasan yang digunakan, yaitu secara berurutan : 0,000812 lb/s; 0,000812 lb/s; 0,001082 lb/s; 0,001759 lb/s; 0,001971 lb/s..

One of arc welding method the arc Gas Metal Arc Welding (GMAW). This method can use either non-consumable electrodes and consumables electrodes, and the that used in this research is a consumable electrode. Material that used in this research is SPHC steel because it has low Carbon %, and good weldability. One of SPHC steels application is the SPHC steel welding on boiler tube, but the price is very expensive. So through this research the writer will calculated formulas of existing tools to determine and compare the deposition rate and bead geometry of post welding process in order to obtain efficiency in terms of cost and quality of products.
In This study the sample that is used SPHC steel, that based on JIS G 3131 has a chemical composition (max.) 0.15 wt% C; 0.60 wt% Mn; 0.50 wt% P; 0.50 wt% S. Welding is done by using GMAW with variations in voltage, current, and welding wire feed speed. The result of the welding process will be calculated for the deposition rate and the resulting bead geometry From the welding process obtained values for weld deposition rate and heat input values. However, the value of the heat input for sample-4 (0.58375 kJ / min) is smaller than the sample-3 (0.6048 kJ / min) that were using lower parameters. Deposition rate value of sample-1 to sample-5 continues to increase with increasing values of welding parameters that were used, the values namely in sequence: 0.000812 lb / s; 0.000812 lb / s; 0.001082 lb / s; 0.001759 lb / s; 0.001971 lb / s.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rafdi Hidayat
"Pengelasan pada industri kapal di Indonesia cenderung masih banyak menggunakan metode las SMAW. Dengan menggunakan metode pengelasan GMAW yang memiliki deposition rate dan efisiensi yang tinggi, proses pengelasan dapat dilakukan lebih cepat. Dengan meningkatnya kecepatan dan kuat arus las, rentan terjadinya kemungkinan distorsi pada pengelasan. Salah satu penyebab terjadinya distorsi adalah heat input yang tidak merata pada material las, sehingga muncul perbedaan suhu antara area las dan area yang telah dilas dan mengakibatkan tegangan pada area yang telah mendingin dan regangan pada area yang dilas. Dengan demikian, diperlukan heat input yang tepat agar hal tersebut tidak terjadi, distorsi sudut menyebabkan munculnya pekerjaan tambahan yang memerlukan waktu tak sedikit seperti seperti fairing, cutting, attaching, fitting, gap fitting. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh heat input seperti kuat arus dengan kecepatan pengelasan terhadap distorsi sudut yang muncul setelah pengelasan akibat adanya tegangan sisa. Selain dari munculnya distorsi sudut, pada bagian HAZ Heat Affected zone terdapat perbedaan kekuatan yang mengakibatkan rentannya patahan terjadi disana, dengan menggunakan kekerasan, dan rumus empiris didapatkan HAZ las yang mewakili kekuatan sambungan. Pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa kuat arus memiliki pengaruh terhadap distorsi transversal yang hampir sama dengan kecepatan pengelasan dan makin tinggi heat input yang diberikan maka makin besar residual atau distorsi yang dihasilkan.dan pengaruh kuat arus lebih tinggi terhadap distorsi longitudinal dibanding kecepatan pengelasan. Proses pengelasan mempengaruhi kekuatan sambungan.

Welding in the ship industry in Indonesia tends to still use the SMAW welding method, by using GMAW welding method that has a high deposition rate and high efficiency, welding process can be done more quickly. With the increasing speed of welding and electricity current, it is prone to possible distortion in welding. One of the causes of distortion is the uneven heat input of the welding material, resulting in a temperature difference between the weld area and the welded area and causing the tension in the area to cool and strain on the welded area. Thus, proper heat input is required so that it does not occur, angular distortion leads to the emergence of additional jobs that require less time such as fairing, cutting, attaching, fitting, gap fitting. Therefore, this study aims to determine the effect of heat input such as the current strength with welding speed to the angular distortion that emerges after welding due to residual stresses. Apart from the emergence of angular distortion, in the Heat Affected zone HAZ section there is a difference in strength that causes the fracture susceptibility to occur there, using hardness, and empirical formula obtained HAZ welding representing the strength of the connection. In this study it can be concluded that the current strength has an effect on the transversal distortion which is almost equal to the welding speed and the higher the heat input given the greater the residual or distortion generated. And the effect of higher current strength on longitudinal distortion than welding speed The welding process affect the strength of the connection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrysler Learning Inc., 1983
671.52 BAS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>