Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Mulyandari
"Bank X adalah Salah salu dari 10 bank tcrbesar di Indonesia dari sisi aset yang saat ini sedang berfokus pada peningkatan bisnis consumer banking. Bank X tengah gencar berupaya untuk meningkatkan penghimpunan dana murah, Salah satunya melalui tabungan. Seperti yang juga dilakukan oleh para pesaingnya, Bank X berupaya untuk melakukan strategi komunikasi pemasaran yang efektif yang diwujudkan dengan serangkaian kegiatan-kegiatan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan di berbagai media, termasuk media televisi.
Mengingat biaya yang telah dikeluarkan Bank X unluk pemasangan iklan di televisi relatif besar, maka sangat perlu dilakukan evaluasi terhadap efektifitas iklan Tabungan X di televisi. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektifitas iklan Tabungan X dari Bank X di televisi. Di samping itu, tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai image terhadap Bank X sebagai Bank pengelola tabungan dan untuk memperoleh gambaran mengenai atribut-atribut apa saja yang dianggap penting oleh target pasar Bank X dalam menentukan pilihan produk tabungan bank, yang penting diketahui karena dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan iklan selanjutnya agar dapat lebih efektif.
Iklan Tabungan X di televisi yang diukur efektifitasnya dalam pencelitian ini adalah iklan versi Program Hadiah. Pengukuran efektifitas iklan ini dilakukan menggunakan posttesting (evaluasi pasca iklan) untuk mengukur tahapan yang mengarah pada penjualan, yaitu meliputi komunikasi, perubahan sikap dan perubahan perilaku pembelian, dengan pengukuran communication effectiveness yang mengukur sejauh mana iklan dapat diingat oleh audience, attitudinal effectiveness yang mengukur perubahan sikap dan intensi membeli konsumen dan behavioral qeffectiveness yang mengukur perubahan perilaku pembelian konsumen dengan kerangka model Heirarchy of Effect.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan melakukan survey terhadap 100 orang responden dengan wilayah pengambilan sampel di Jakarta. Pemilihan sampel menggunakan metode non probability sampling dengan prosedur pengambilan sampel judgemental sampling. Kriteria responden dalam survey ini adalah disesuaikan dengan kriteria populasi, yaitu target pasar Tabungan X yakni pria wanita dengan SES A dan B (pengeluaran keluaga rata-rata per bulan di atas Rp 1.250.000,- ) yang berusia 18 tahun hingga 55 tahun."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahani Tunggadewi
"Dove merupakan produk personal care berskala global yang diproduksi oleh Unilever sejak setengah abad yang lalu, di mana awalnya dikenal sebagai "America's beauty bar". Hingga saat ini, Dove telah memiliki beragam varian produk seperti shampo, kondisioner, farming lotion, dan sebagainya. Di Indonesia, Dove di pasarkan sejak tahun 2000 dan sampai saat ini mereknya masih mewakili produk yang cukup kompetitif.
Kesuksesan Unilever dalam memimpin pasar tidak terlepas dari kegiatan promosinya. Sebagai perusahaan yang besar, perusahaan ini tetap konsisten untuk menjaga dan mengkomunikasikan produk mereka kepada konsumen. Begitu pula Dove yang merupakan salah satu produk unggulan mereka kategori personal.
Sekitar pertengahan 2004, Unilever menggelar "Campaign For Real Beauty" yang merupakan global campaign, yang memiliki tujuan yaitu memberikan alternatif cara pandang wanita terhadap arti kecantikan . Kampanye ini ingin mengajak para wanita untuk dapat mendefinisikan kembali arti cantik. Cantik adalah mereka yang dapat memperlakukan diri mereka sendiri dengan baik, menghargai diri sendiri dengan apa adanya, baik itu gemuk, kurus, tua, muda, rambut hitam atau putih, beruban, percaya diri, dan sebagainya. Pembuatan kampanye ini didasari oleh adanya hasil riset terhadap 2000 kaum wanita di seluruh Asia termasuk Indonesia yang mengungkapkan bahwa kaum hawa di tiap negara punya perilaku yang berkaitan dengan rasa percaya diri, bagaimana mereka memandang tubuh mereka dan persepsi mereka tentang kecantikan. Di Indonesia, riset ini dilakukan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya. Medan, Semarang.
Sebagai lanjutan dari dari hasil riset di Indonesia, dengan membawa global message yang sama, Dove juga menggelar kampanye serupa sekitar pertengahan 2005, khusus produk kategori sabun batang dan shampo. Kampanye ini dikemas dalam bentuk print ad seperti poster dan billboard serta iklan televisi, dengan pertimbangan walaupun media terakhir ini tergolong mahal, akan tetapi sangat efektif untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas. Khusus iklan televisi untuk kategori sabun batang, menampilkan 6 wanita kalangan biasa dari berbagai usia dan profesi, dan untuk kategori shampo menampilkan wanita yang terkenal, muda dan periang.
Menentukan cara berkomunikasi yang sesuai dengan target market suatu produk merupakan hal yang terpenting dilakukan setiap produsen, baik itu segmen dari target marketnya, maupun dimensi-dimensi lain yang ada pada lingkungan pasar. Dove yang menembak target pasar wanita, di kelas menengah premium, mempunyai latar pendidikan yang cukup dan tinggal di ibu kota, telah bekerjasama dengan agensi besar Ogilvy & Mather untuk membuat iklan yang dapat mengusung pesan yang diinginkan perusahaan kepada konsumennya.
Mengingat televisi merupakan pilihan media yang cukup strategis untuk produk seperti Dove, akan tetapi biayanya juga sangat besar, oleh karenanya, penting bagi Unilever dan agensi ikian untuk memformulakan suatu iklan yang dapat mengkomunikasikan pesan yang diinginkan produsen.
Efektifitas ikian televisi produk Dove khususnya sabun batang menjadi judul penelitian penulis kali ini. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa materi ikian Dove harus lebih kreatif agar dapat menyentuh sisi emosional dari audience. Pesan yang bersifat abstrak agar dapat ditangkap dengan baik oleh target pasar, sebaiknya iklan dibuat secara berseri, atau memuat suatu jalan cerita yang lebih menarik. Dengan tetap fokus pada frekuensi tayang yang tinggi, tentunya tujuan dari iklan Dove (sabun batang ) lebih dapat tercapai. Di samping perlu adanya kegiatan promosi tainnya, seperti public relations, dan road show ke daerah-daerah bahkan kalau perlu mencari duta Dove yang mewakili profil wanita cantik yang sesungguhnya.

Dove as one of worldwide personal care product produced by Unilever for almost fifty years ago, known as "American's beauty bar". Currently, Dove has various kind of product as one way to maintain its position in the market like shampoo, conditioner, firming lotion etc. The brand of Dove itself was launched to Indonesian market since the year of 2000, and still represents as one of the most competitive product.
The success of being a market leader in Indonesian market in consumer product does not make Unilever weaken the most important marketing strategy activities which is Promotion. As a huge and well known company, Unilever keeps striving to make an extensive commitment in maintaining and communicating its product to the customer and potential customer as well as Dove products which are categorized as personal product.
In the middle of 2004, Unilever conduct a global campaign that brings on the theme of "Campaign For Real Beauty", which intends to provide the beauty redefinition from the woman's perspective. This particular campaign focuses on redefining the meaning of beauty. Beauty is basically not only from the matter of good appearance, good looking etc; but it needs the wisdom and opened hearted mind to explore the horizon of beauty itself. Beauty is represented by women who could treat themselves good and wise, appreciated themselves as what they are, whether they are old, young, huge body, thin body, black hair, white hair, and also with self esteem and so on.
This particular campaign was triggered of by the result of market research which was conducted over 2.000 respondent especially women in Asia region including Indonesian reveals that women in each country has different perspective the meaning of beauty and related behavior attached to it. In Indonesia, the research was conducted in several big cities like Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, and Semarang.
Referring to the Indonesian market research result, Dove conducted similar campaign in the middle of year 2005, especially in soap and shampoo product. This campaign was conducted in the form of advertising printing like billboard, flyers and television advertisement. For television advertisement in soap product, Dove presents 6 ordinary women which are consisted of different kind of age and profession background. And for television advertisement in shampoo product, Dove presents famous, young and cheerful woman.
The communication selection in communicating process to suitable target market is essential to each producer whether in target market and other dimension in the market surroundings to achieve the target. Dove has chosen the selective target market which is the middle class women, good educational and metropolis background. To accomplish this issue, Dove has made an arrangement to Ogilvy & Mather as its advertising company to backup and promote the selective massage to the customer.
Concerning to effectiveness of television advertisement, it is important for Unilever and its advertising agency to formulate the specific advertisement that could present and accommodate the real and effective massage. In this opportunity, the writer attempts to explore the effectiveness of the television advertisement of Dove products. The main result of this paper consists of Dove advertisement materials should be creative in order to get the audience's emotional feelings. To achieve the above goals, the advertisement should be made in serial number and contents of interesting daily life stories. Having high frequent broadcasting in the prime time television, and also other promoting enchanting activities such as public relations, road show to several urban areas; the writer believe that the Dove target market was realized,
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudia Monawati
"Kajian terhadap Iklan Layauan Masyarakat (ILM) berbentuk Shalawat dari Bank Mega menarik perhatian atas sejumlah alasan yaitu kreativitas penggumaan pesan sosial yang bemuansa agama pada konteks krisis ekonomi yang melanda Indonesia; maraknya penggunaan isi dan atribut Islami pada berbagai produk media ikutan lainnya; serta upaya baru lmtuk memperkenalkan suatu lembaga komersial dengan iklan-iklan yang berisi pesan-pesan sosial. Penelitian difokuskan untuk mengetahui proses perancaugan ILM Shalawat bank Mega serta strategi medianya ; mengetahui teknik eksekusi periklanan yang dipakai dalam ILM Shalawat bank Mega; mengetahui dampak penayangan ILM Shalawat Bank Mega terhadap khalayaknya. Penelitian menggunakan metode evaluasi dengan berusaha rnenjawab dua pertanyaan utama dalam evaluasi yaitu: apakah kampanye yang sudah dilakukan rnenghasilkan perubahan yang diusahakan dan apakah ada faktor lain yang menyebabkan perubahan tersebut. Evaluasi yang dilakukan tldak dalam tataran ideal, tapi lebih berbentuk semacam audit komunikasi- Evaluasi dilakukan terhadap dua sumber data, yaitu data pertama berasal dari khalayak yang rnenonton tayangan ILM Shalawat Bank Mega, yaitu 50 mahasiswa Progran Sarjana Ekstensi FISIP-UI Junusan Ilmu Kornunikasi, sedangkan data kedua mengenai stratei kreatif, dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap pihak HOTLINE Advertising, agensi periklanan yang membuat ILM Shalawat untuk Bank Mega. Penelitian rnenunjukkan ILM Shalawat Bank Mega cenderung menjadi Corporate Advertising yang dibuat dengan standar pembuatan serta penempatan media seperti iklan komersial biasa. Dengan dernikian, ILM Bank Mega mendapat daya terpa yang tinggi kepada khalayak. Namun, seperti banyak ILM lainnya, ILM Bank Mega masih merupakan karnpanye yang terpisah-pisall, bukan merupakan bagian dari kampanye komunikasi pemasaran yang terpadu. ILM Bank Mega berhasil menggugah khalayak trhadap pesan sosial yang disampaikannya, namun tidak berhasil baik untnk menanamkan citra lembaga Bank Mega, yang justru hams diperkenalkannya. Akibamya, terdapat hubungan yang rendah antara daya terpa dengan tindakan khalayak untuk mcnjadi nasabah Bank Mega."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T4801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan
"PT Indomobil Suzuki Internasional (PT. ISI) adalah salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia dan PT. ISI selaku pemegang merek Suzuki telah memasarkan mobil Suzuki APV ke seluruh daerah di Indonesia maupun ke mancanegara. Seperti yang dilakukan para pesaingnya, PT. ISI berupaya untuk melakukan strategi komunikasi pemasaran yang efektif, yang diwujudkan dalam serangkaian kegiatan-kegiatan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan di berbagai media, termasuk media televisi.
Mengingat biaya yang telah dikeluarkan PT. ISI untuk pemasangan iklan di televisi relative besar, maka sangat perlu dilakukan evaluasi terhadap efektivitas iklan televisi kendaraan Suzuki APV di televisi. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas iklan televisi kendaraan Suzuki APV. Disamping itu, tujuan lain penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai image terhadap kendaraan Suzuki APV dan untuk memperoleh gambaran mengenai atribut-atribut apa saja yang dianggap penting oeh target pasar Suzuki dalam menentukan pilihan produk-produk kendaraan, yang penting diketahui kerena dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan iklan, selanjutnya agar dapat lebih efektif.
Iklan kendaraan Suzuki APV di televisi yang diukur efektivitasnya dalam penelitian ini adalah iklan versi Tora Sudiro. Pengukuran efektivitas iklan ini dilakukan menggunakan posttesting (evaluasi pasca iklan) untuk mengukur tahapan yang mengarah pada penjualan, yang meliputi komunikasi, perubahan sikap, dan perubahan perilaku pembelian, dengan pengukuran communication effectiveness yang mengukur sejauh mana iklan dapat diingat oleh audience, attitudinal effectiveness yang mengukur perubahan sikap dan intensi memebeli konsumen dan behavioral effectiveness yang mengukur perubahan perilaku pembelian konsumen dengan kerangka model hierarch of Effect.
Metode yang dipakai dalam penclitian ini adalah dengan melakukan survey terhadap 100 orang responden dengan wilayah pengarnbilan sampel di Jakarta dan sekitarnya. Pernilihan sampel menggunakan metode non probability sampling dengan prosedur pengainbilan sampel judmental sampling. Kriteria responden dalam survey ini adalah disesuaikan dengan kriteria populasi, yaitu target pasar Suzuki yakni pria wanita dengan SES A dan 13 (pengeluaran keluaga rata-rata per bulan di atas Rp 1. 250.000,- ) yang berusia diatas 25 tahun dan dibawah 55 tahun.
Bcrdasarkan hasil survey, segi communication effectiveness, Iklan televisi kendaraan Suzuki APV versi Tara Sudiro dinilai cukup efektif dari segi communication effectiveness karena iklan tersebut dapat diingat dan dikenali oleh sebegian besar responden yang telah melihat iklan tersebut, dan pesan utama yang ingin disampaikan oleh Suzuki dapat ditangkap dengan cukup baik oleh mayoritas responden.
Ad awareness terhadap iklan kendaraan Suzuki APV versi Tora Sudiro juga dinilai relatif baik, karena mayoritas responden menyebutkan ikan tersebut menampilkan kendaraan yang lega dan endosernya gampang diingat yaitu Tora Sudiro.
Dari segi attitudinal effectiveness, secara umum iklan Suzuki APV versi Tora Sudiro dinilai masih cukup efektif karena dapat memberikan pengaruh perubahan sikap responden dimana responder sebagian besar percaya akan produk Suzuki APV.
Dan segi behavioral effectiveness, secara umum iklan Suzuki APV versi Tora Sudiro dinilai masih kurang efektif karena belum mampu mendorong perubahan perilaku konsumen seperti yang diinginkan produsen mobil Suzuki, yaitu ketertarikan untuk membeli Suzuki APV.
Image yang paling kuat dimiliki Suzuki APV image sebagai mobil yang cocok untuk keluarga (mean score 4.29), merek pcrusahaan terkenal (mean score 4.03), kendaraan serba guna (mean score 3,99) dan suku cadang mudah di dapat (mean score 3,84). Sedangkan image paling rendah yang dimiliki Suzuki APV berdasarkan survey ini adalah image sebagai mobil yang memiliki teknologi canggih (mean score 3,29), nilai jualnya tinggi (mean score 3,06) dan mobil yang larinya kencang (mean score 2,98).
Berdasarkan temuan survey ini, saran untuk iklan TV Suzuki APV selanjutnya
? Mengingat brand awareness Suzuki APV sudah relatif baik, upaya kemunikasi pemasaran dalam iklan selanjutnya, selain untuk maintain awareness, sebaiknya dititikberatkan untuk mendorong perilaku konsumen menuju jenjang berikutnya pada hierarchy of effect
? Penayangan iklan di televisi sebaiknya lebih menekankan pada fekuensi daripada durasi, ? Kekurangan produk yang dipersepsikan oleh responden ini harus menjadi sebuah catatan, jika hal tersebut benar-benar merupakan kekurangan produk, maka secara teknis akan menjadi catatan bagi penyempurnaan produk yang akan. datang. Namun jika hal tersebut hanya merupakan persepsi dari konsumen, maka harus diluruskan dengan komunikasi yang berbeda dengan menyampaikan fitur produk sesungguhnya.
? Sebaiknya Suzuki APV juga secara periodik menayangkan iklan yang berisi keunggulan fitur-fitur kendaraan baik dari sisi interior, eksterior dan kecanggihan performa mesin kendaraan.

PT. Indomobil Suzuki International (PT. ISI is one of the company biggest automotive in Indonesia and PT. ISI as owner of brand of Suzuki have marketed car of Suzuki APV to entire area in Indonesia and also to foreign countries. Such as those which is also conducted by all its competitor, PT. ISI cope to conduct effective marketing communications strategy which realized by with refer doing activities of marketing communications, including advertisement in various media, including television media.
Considering expense which have been released by PT. ISI for the installation of advertisement in big relative televise, hence very require to evaluate to television advertisement effectiveness vehicle of Suzuki APV in televise. Pursuant to the mentioned above, hence especial target of this research is to effective evaluation of television advertisement vehicle of Suzuki APV_ Beside that, target of the differ from this research is to obtain picture concerning image to vehicle of Suzuki APV and to obtain picture concerning attributes any kind of lionized by market goals of Suzuki in taking choice vehicle product, which is important to be known because can be used as by reference in making of advertisement hereinafter so that earning more effective.
Advertisement vehicle of Suzuki APV in it's his measured televise in this research is version advertisement of Tora Sudiro. Measurement of this advertisement effectiveness use post testing (evaluation read advertisement) to measure step which is flange at sale, that is covering communications, change of attitude and change of behavior of purchasing, with measurement of effectiveness communication which measuring how far advertisement can be remembered by audience, effectiveness attitudinal which measuring change of and attitude of intensity buy and consumer of behavioral effectiveness which measuring change of behavior of purchasing of consumer with framework model Hierarchy of Effect.
Method wearied in this research is by conducting survey to 100 responder people with region intake of sample in Jakarta and its surroundings. Election of sample use method of is non sampling probability with procedure intake of sampling judgmental sample. Responder criterion in this survey is adapted for by population criteria, that is market goals of Suzuki namely woman man with SES A and of B (expenditure of month mean family above Rp. 1.250.0004 which is have age to above 25 year and under 55 year.
Pursuant to result of survey, of facet of communication. effectiveness, television advertisement vehicle of Suzuki APV version of Tora Sudiro assessed enonngh is effective the than facet of communication effectiveness because the advertisement can be remembered and recognized by most responder which have see the advertisement, and especial message wishing to be submitted by Suzuki can be arrested good enough by responder majority.
Ad awareness to advertisement vehicle of Suzuki APV version of Tora Sudiro is also assessed by good relative, because responder majority mention the advertisement present easy vehicle and it's easy him remembered by that is Tora Sudiro.
From facet of attitudinal effectiveness, in general advertisement of Suzuki APV version of Tora Sudiro assessed by still effective enough because can give influence of change of responder attitude where responder most believing in product of Suzuki APV.
From facet of behavioral effectiveness, in general Advertisement of Suzuki APV version of Tora Sudiro assessed by still less effective because not yet can push change of behavior of consumer is such as those which wanted [by] car producer of Suzuki, that is interest to buy Suzuki APV.
Image which is strongest to be assessed by Suzuki APV image as car which suited for family (score mean 4,29), famous company brand (score mean 4,03), all purpose vehicle (score 3,99 mean) and got easy access (score mean 3,84). While lowest image which owned by Suzuki APV pursuant to this survey is image as car owning sophisticated technology (score mean 3,29), value sell high him (score mean 3,06) and car which run boisterous him (score mean 2,98).
Pursuant to finding of survey this, suggestion for the advertisement of TV Suzuki APV hereinafter:
? Considering Suzuki APV awareness brand have good relative, marketing communications effort in advertisement hereinafter, besides for the maintain of awareness, better emphasis to push behavior of consumer go to next ladder at effect of hierarchy
? Advertisement displaying in televise better emphasize at frequency than duration
? Lacking of product which is perception by this responder has to become a note, if the mentioned really representing lacking of product, hence technically will become note to completion of product to come. But if the mentioned only representing perception of consumer, hence have to be straightened with different communications by submitting real product design.
? Better Suzuki APV also periodically display containing advertisement excellence of vehicle design either from interior side, exterior and is sophisticated Performs of vehicle machine.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atik Agustini
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S9104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Sulistomo
"Pertamina (Persero) merupakan perusahaan penninyakan nasional terbesar di Indonesia yang didirikan pada 10 Desember 1957. Sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang didukung penuh oleh negara, wilayah operasinya meliputi ke seluruh pelosok nusantara, ditambah lagi bidang usahanya yang lengkap mulai dari bidang usaha hulu sampai ke hilir. Kondisi ini membuat Pertamina bagai raksasa yang kegemukan.
Namun sejak diterbitkannya Surat Keputusan Presiden No. 21 tahun 2001 tentang penyediaan dan pelayanan pelumas, membuat terjadi persaingan terbuka (open market) di Indonesia sehingga wewenang kuasa Pertamina di sektor hilir telah berubah dan orientasi perusahaan kini hanya bisnis dan bisnis. Di sektor hilir kini Pertamina punya banyak pesaing dan tak ada lagi monopoli. Beberapa perusahaan asing seperti Petronas dan Shell secara terbuka menyatakan keinginannya untuk memperoleh pangsa pasar di Indonesia dan berminat untuk bersaing dengan Pertamina. Hal ini berarti harga dari produk olahan minyak mentah seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pelumas akan ditentukan oleh mekanisme pasar.
Surat Keputusan Presiden No. 21 tahun 2001 yang diterbitkan pada 14 Februari 2001, membolehkan pihak selain Pertamina untuk melakukan pengolahan. pencampuran, pemasaran hingga mengimpor jenis pelumas apapun. Akibatnya pangsa pasar pelumas Pertamina di Indonesia secara keseluruhan baik untuk mobil maupun motor pada tahun 2005 turun menjadi 51% dari sebelumnya tahun 2003 sebesar 55%. Meskipun demikian sampai pertengahan tahun 2006 ini, peringkat pertama penguasa pasar pelumas masih dipegang Pertamina. Diikuti Top One di urutan kedua dan peringkat ketiga yaitu Castrol.
Menurut data Direktorat Pengolahan dan Niaga Migas, sampai tahun 2004 ada sekitar 217 perusahaan pembuat dan pemasar minyak pelumas di dalam negeri. Pcrusahaan-perusahaan tersebut memenuhi persyaratan kualitas, dan mendapatkan Nomer Pelumas Terdaftar (NPT) dari Dirjcn Migas. Meski jumlah pemain bisnis pelumas sangat banyak, prospek bisnis pelumas sepeda motor 4 tak ke depannya masih cerah dikarenakan 70% dari populasi sepeda motor di Indonesia adalah sepeda motor 4 tak dan perkembangan penggunaan sepeda motor 4 tak setiap tahunnya terus meningkat.
Di tengah ketatnya persaingan bisnis pelumas akhir-akhir ini, Pertamina terus memperkuat kegiatan-kegiatan komunikasi pemasaran yang tujuannya selain memperkuat brand awareness di masyarakat sekaligus juga meningkatkan loyalitas konsumen pelumas Pertamina sehingga pangsa pasar pelumas minimal bisa terjaga.
Salah satu kegiatan pemasaran yang sangat efektif bagi perusahaaan adalah dengan beriklan di media televisi. Namun mengingat adanya keterbatasan anggaran untuk biaya iklan dan mahalnya biaya beriklan di televisi, serta tingginya media clutter di televisi, membuat perusahaan yang ingin beriklan harus berpikir panjang supaya iklan yang dibuat bisa meningkatkan awareness audience televisi dan pada akhimya mampu meningkatkan penjualan produk perusahaan yang diiklankan. Disinilah peran message execution yaitu dalam hal membuat iklan yang menarik dan bisa diingat oleh audience dalam jangka waktu lama.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka tujuan utama penelitian ini adalah mengevaluasi atau menilai iklan televisi Enduro 4T versi bengkel menurut target audience ditinjau dari sisi message execution-nya dalam rangka memenuhi communication objective yang ditetapkan oleh unit bisnis pelumas Pertamina. Tujuan lainnya berupa untuk mengetahui perilaku target audience dalam mengkonsumsi media televisi dan dalam hal menggunakan pelumas sepeda motor 4 tak, serta mengetahui kualitas pelumas sepeda motor 4 tak seperti apakah yang diinginkan pengguna sepeda motor sekaligus atribut iklan seperti apa yang panting untuk ditampilkan dalam iklan tclcvisi pelumas sepeda motor 4 tak. Hal ini panting diketahui untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan atau acuan apabila unit bisnis pelumas Pertamina ingin membuat iklan televisi pelumas Enduro 4T versi lainnya.
Ada 2 versi iklan televisi pelumas Enduro 4T yaitu versi bengkel dan versi sepakbola bermotor, namun yang dipakai sebagai objek penelitian disini adalah yang versi bengkel. Alasannya adalah iklan tersebut sudah lama diluncurkan yaitu pada tahun 2004 dan sampai sekarang masih cukup sering diputar di televisi, sedangkan untuk iklan versi sepakbola bermotor masih tergolong baru yaitu tahun 2006.
Untuk mencapai tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan riset secara deskriptif, yaitu Jenis penelitian yang bertujuan memberikan gambaran akurat mengenai beberapa aspek dari lingkungan pasar seperti orang-orang seperti siapa yang membeli produk perusahaan, dimana mereka biasanya membeli, dan lain sebagainya. Dan data yang telah dikumpulkan melalui survey dengan menyebarkan kuisioner, dilakukan analisis deskriptif berupa frekuensi, mean dan tabulasi data, dan juga analisis asosiatif (chi square dan korelasi). Tetapi sebelum dianalisis, data tersebut hams dilakukan uji validitas dan uji realibilitasnya.
Adapun analisis dan pembahasan dari hasil pengolahan data penelitian, ditampilkan ke dalam 5 bagian yaitu: bagian pertama prolil responden dari aspek demografi. bagian kedua dari aspek perilaku {behavioral} seperti media television habit, dan consume behavior tentang pelumas motor 4 tak bagian ketiga mengenai advertising awareness, bagian keempat lcntang advertising evaluation yang tcrdiri dari attitude toward advertising, message execution, dan evaluate the advertising. scrta yang terakhir adalah atribut penting mengenai pelumas 4 tak yang terdiri dari expected quality dan evaluation judgments.
Untuk hasil penilaian responden terhadap message execution dan iklan pelumas Enduro 4T tersebut, secara keseluruhan telah sesuai dengan ide (big idea alive) dalam communication objective yang ditampilkan ke dalam iklan versi bengkel tersebut, dimana cukup bisa menarik perhatian dan dapat diingat oleh responden. Begitu pun untuk pesan utama atau communication objective yang ingin disampaikan pelumas Enduro 4T melalui iklan versi bengkelnya, dari basil pengolahan data diperoleh ternyata telah sesuai dengan pendapat responden mengenai pesan utama yang mereka tangkap setelah melihat iklan tersebut, yaitu pelumas yang membuat daya tahan mesin motor prima atau tahan lama.
Kemudian salah satu saran yang dapat diangkat untuk penelitian lebih lanjut di masa akan datang antara lain supaya menggunakan kedua versi iklan pelumas Enduro 4T secara bersamaan sebagai objek penelitian. Tujuannya adalah agar bisa diketahui iklan mana yang pesan utama atau communication objective-nya lebih ditangkap (efektif) oleh target audience.

PT Pertamina (Persero) is the largest national oil company in Indonesia which founded on December 10th 1957. As a State Own Company, Pertamina has operational areas through all the mother land of Indonesia and have complete businesses from upstream until downstream. This condition made Pertamina like a fatty giant company.
Since the government of Indonesia issued President Decree No. 21 year 2001 about liberalism of lubricants, the era of open market in Indonesia has begun, and it made the authority of Pertamina on downstream side has been change and also made the orientation of the company pure only on businesses. Not only on upstream side, nowadays on downstream side Pertamina has many competitors because there is no more monopoly. Oil companies such as Petronas and Shell have interest to gain market share in Indonesia and also openly show their intent to compete with Pertamina. This means that market mechanism will become the determinant for pricing the oil products like fuels and lubricants.
President Decree No. 21 year 2001 which issued on February 14th 2001 allowed other companies beside Pertamina to do refinery sales until imported any kind of lubricants. Therefore Pertamina's market share in Indonesia for cars and motorcycle lubricants on 2005 had decrease to 51% from 55% on 2003. Nevertheless, until this mid 2006 Pertamina still become the market leader for lubricants in Indonesia. Followed by Top One in second place and Castrol in third place.
According data from Oil and Gas Commerce Directorate, until 2004 there are about 217 companies that make and sell lubricants in Indonesia. Those companies must fulfill the quality regulation and acquire Registered Lubricant Number or Nomor Pelumas Terdaffar (NPT) from Oil and Gas Commerce Directorate. Though there are numerous players in lubricant industry, prospect of this business is still good, especially for 4 engine- lubricant. This caused by 70% of motorcycle in Indonesia use 4 engine and it population keep blooming from year to year.
In the middle of tight competition among lubricant players nowadays, Pertamina keep doing marketing communication activities which has purpose to strengthen brand awareness in society and also enhance loyalty of Pertamina's lubricant consumers, thus lubricant market share keep steady.
One of effective marketing activities for a company is advertising on television. However, considering there are limited budget for company to advertise on television, the expensivity of advertising cost, and complexity of media clutter, made company who want to advertise must rethink again whether the commercial advertising can enhance awareness of television audience and at the end can increase sales of the product that have been advertise. This weir the role of message execution regarding made interesting television advertising and remembering for audience in a long time.
Base on all that have been told previously, therefore the main purpose of this research is to evaluate or assess television advertising of Enduro 4T (workshop version) according to target audience in message execution aspect. in order to fulfill communication objective that has been stated by lubricant business unit of Pertamina. Other purposes are to know the behavior of target audience in consuming television program, in involve the use of 4 engine lubricant, and get know what kind of lubricant quality that consumer wants, also what kind of advertising attributes that important to be showed on television. These things are important to known because it can be use as consideration or reference if lubricant business unit of Pertamina want to make other version of Enduro 4T television advertising.
There were 2 version of Enduro 4T television advertising which are workshop version and football motorcycle version. Yet, this research use workshop version as an object because that commercial has launched since 2004 and until now it still often appears on television. While for football motorcycle version which launched in 2006, it not too often appear on television.
To gain those purposes this research use descriptive research, which is kind of research that have aim to give accurate preview of market environment aspects such as who buy the product, where they buy it, and so on. After collects data from survey through disseminate questioners. Descriptive analysis been done such as frequency, mean. and data tabulation. Associative analysis (chi square and correlation) held too, but before doing all the analysis, the first step is to test the validity and reliability of data.
The results of analysis and data processing, shown into 5 parts that is demography aspect of respondents, behavioral aspect of respondents like media television habit and consume behavior involve the use of 4 engine lubricants, advertising awareness, advertising evaluation (i.e. attitude toward advertising. message execution, evaluate the advertising) and the last is important attributes of 4 engine lubricants (expected quality and evaluation judgments).
Assessment of respondents to message execution of workshop version is at totality the commercial has appropriateness with big idea alive in communication objective that want to show on the television advertising whereas it can attract audience interest and quite remembering. According to respondents, the communication objective that Enduro 4T want to convey through workshop version advertising has appropriateness with their opinion which is the motorcycle lubricant that made the engine has great endurance or long lasting engine.
One of suggestions that can be use for furthermore research is to apply both version of Enduro 4T television advertising at once as an object of research. Therefore can known which commercial who has communication objective that easy to catch (more effective) by target audience.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yongky Aryo Pratomo
"Saat ini, banyak sekali produk-produk minuman baru yang masuk ke pasaran. Produk minuman tersebut terdiri dari berbagai jenis kategori produk. Selain produk baru, terdapat produk minuman yang memang sudah ada di pasaran sejak lama. Sprite adalah salah satu minuman ringan siap saji yang sudah lama ada di Indonsia Agar produk Sprite dapat tetap dikenal target market-nya maka Sprite harus melakukan kampanye periklanan. Dalam kampanye periklanan, Sprite memberikan infomasi tentang produknya, juga terdapat pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak sasarannya. Salah satu media periklanan adalah televisi.
Penelitian ini melihat efektifitas iklan televisi Sprite dari The Coca Cola Company pada Khalayak Sasarannya. Dalam melihat efektifitas iklan televisi Sprite, mengacu kepada Hierarchy of EJTect yang dikemukakan oleh Robert Lavidge dan Gary Steiner. Tujuan dari pendirian ini adalah ingin mengetahui efek kognitif dan afektif iklan televisi sprite pada khalayak sasarannya. Metode dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei.
Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswasiswi SMU Sumbangsih Jakarta Selatan. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling. Berdasarkan jumlah populasi yang sebanyak 605 orang, diperoleh sebanyak 85 sampel yang akan dijadikan responden.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pada tahap kognitif terdapat 3 tahapan yang dapat disimpulkan. Pertama tahap kesadartahuan (awareness). Kesadartahuan responden pada iklan televisi Sprite dari The Coca Cola Company adalah tinggi. Semua responden pernah melihat iklan televisi Sprite. Kedua, pada tahap Pengetahuan Teknis (How to Knowledge). Pengetahuan teknis responden rendah. Rendahnya Pengetahuan Teknis ini disebabkan terlalu banyaknya versi iklan yang ditayangkan secara bersamaan Kemudian banyaknya pula informasi yang terdapat dalam iklan, serta durasi iklan yang sangat pendek (15).
Hasil Pengetahuan Prinsipil (Principle Knowledge) responden terhadap iklan televisi Sprite juga rendah. Rendahnya Pengetahuan Prinsipil (Principle Knowledge) disebabkan karena pada tahap Pengetahuan Teknis (How to Knowledge) responden juga rendah. Sehingga responden tidak dapat menerima dan memahami pesan iklan secara utuh. Pada tahap afektif hasil yang diperoleh meliputi 2 tahapan, yaitu Kesukaan (Liking) dan Preferensi (Preference).
Berdasarkan elemen-elemen dalam iklan televisi seperti model, setting ,unsur (Props), lagu, slogan dan warna, elemen lagu, warna, dan slogan relatif lebih disukai oleh responden daripada elemen-elemen lainnya. Preferensi Sprite dilakukan dengan cara membandingkan dengan kategori produk sejenis. Hasil Preferensi responden terhadap rasa, logo, dan keselunihan, Sprite tetap memiliki preferensi tertinggi daripada ketiga merek lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: 1993
332.6 Pro b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: 1993
332.6 PRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>