Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29714 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyuni Pudjiastuti
"Penelitian ini bertujuon mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan petani mengikuti Lomba Ketahanan Pangan yang diselenggarakan Departemen Pertanian. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional yang analisisnya menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan petani tentang lomba, kesiapan petani ikut lomba, pengalaman bekerjasama dengan aparat (petugas penyuluh lapangan) serta keinginan petani dibina aparat mempengaruhi tindakan petani mengikuti lomba ketahanan pangan secara nyata."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
TJPI-III-3-SeptDes2004-121
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ulfah Nurdiani
"Poverty and food security are two the phenomenon of being intertwined ,even could be considered having
the relationship of cause and effect. Limited capital good resulted in poor households in urban cannot access food
fairly both in the quality and quantity .The purpose of this research is to know the condition of food security poor
households in urban areas Banyumas Regency and the factors that influence it. Research methodology that is used
is a method of surveying , and techniques of the sample collection use multi stages of sampling. An analysis of
food security in this research used the share of food expenditure. While the factors that affect food security using
linear regression .The results of the study showed food security poor households in urban areas Banyumas
Regency is 63,34 % did not food secure and only 36,67% household food secure. This is because household income
those who are low namely the average Rp.1.259.041,00/ month. Factors that influence the food security poor
households in urban areas Banyumas Regency are income, the education level of mothers, the number of the family
members and oil price.
Kemiskinan dan ketahanan pangan merupakan dua fenomena yang saling terkait, bahkan dapat dipandang
memiliki hubungan sebab akibat. Keterbatasan modal mengakibatkan rumah tangga miskin di perkotaan tidak bisa
mengakses pangan secara cukup baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
kondisi ketahanan pangan rumah tangga miskin di wilayah perkotaan Kabupaten Banyumas dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dan teknik pengambilan sampel
menggunakan Multi Stages Sampling. Analisis ketahanan pangan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
pangsa pengeluaran pangan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan menggunakan
regresi linear model ordinary least square (OLS). Hasil penelitian menunjukan ketahanan pangan rumah tangga
miskin di wilayah perkotaan Kabupaten Banyumas adalah 63,34% tidak tahan pangan dan hanya 36,67% tahan
pangan. Hal itu terjadi karena pendapatan rumah tangga responden yang tergolong rendah yaitu rata-rata
Rp1.259.041,00/bulan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga miskin
diwilayah perkotaan Kabupateen Banyumas adalah pendapatan, tingkat pendidikan ibu, jumlah anggota keluarga
dan harga minyak goreng."
Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman. Fakultas Pertanian, 2016
630 AGRIN 20:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S6950
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Winarto
"Masalah ketenagakerjaan di Indonesia saat ini terutama jumlah pengangguran tenaga kerja terdidik dari lulusan SLTA merupakan prosentase terbesar dari keseluruhan jumlah pencari kerja, telah menjadi masalah yang sangat serius bagi Indonesia. Pengangguran tenaga kerja terdidik ini jika tidak ditangani secara hati-hati dan serius, dapat menjadi ancaman yang serius terhadap stabilitas sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia.
Tenga kerja terdidik yang rata-rata berasal dari masyarakat kelas sosial ekonomi rendah ini sangat membutuhkan tambahan kemampuan dan ketrampilan yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Pendidikan yang dibutuhkan adalah suatu jenis pendidikan praktis yang tidak memerlukan waktu belajar lama. sehingga tidak dibutuhkan biaya pendidikan yang besar, sehingga segera dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan. Dengan masih dominannya faktor kredensial di Indonesia saat maka jenis pendidikan yang sesuai bagi calon tenaga kerja terdidik adalah program pendidikan Diploma I (DI) yang diselenggarakan oleh suatu Politeknik.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari status sosial ekonomi orang tua, lingkungan sosiaL dan prestasi belajar mahasiswa pada saat di SLTA terhadap minat mahasiswa di dalam mengikuti program pendidikan Diploma 1 pada universitas Brawijaya. Dari beberapa teori yang didapat, mengatakan bahwa prestasi belajar dan tingkat pencapaian pendidikan sangat dipengaruhi oleh selain kemampuan murid dan faktor sekolah itu sendiri juga oleh tingkat sosial ekonomi orang tua, lingkungan sosial dan biografi daerah.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode survei pada program pendidikan Diploma 1 Politeknik Universitas Brawijaya Malang, diperoleh suatu hasil bahwa : " Status sosial ekonomi orang tua, lingkungan sosial, dan prestasi belajar mahasiswa mempunyai hubungan negatif yang signifikan dengan minat mengikuti program pendidikan Dilpoma 1 pada Politeknik Universitas Brawijaya"."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ermi Nuryanti
"Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang intinya adalah pelayanan medis. Pelayanan tersebut tidak rnungkin diberikan tanpa adanya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hal ini mempunyai pengaruh besar terhadap citra pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu rumah sakit tidak; akan mencapai optimal tanpa upaya peningkatan pelayanan keperawatan. Dalam hal ini upaya peningkatan mutu Sumber Daya Manusia Keperawatan merupakan unsur yang paling penting. Sehingga peningkatan pendidikan dan pelatihan perawat-perawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang merupakan program yang diutamakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan dari perawat terhadap peningkatan pendidikan dan untuk mengetahui motivasi perawat terhadap peningkatan pendidikan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, cross sectional dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 300 perawat yang bertugas di ruang rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Dengan bantuan analisa statistik parametrik dengan uji Chi-Square, maka dari tiga variabel karakterisitik cliduga secara teoritis dan empiris ada hubungan dengan motivasi.
Dari basil penelitian ini disimpulkan bahwa faktor-faktor demografi, pekerjaan dan perilaku mempengaruhi motivasi perawat untuk meningkatkan pendidikannya.

Hospital is one of health care services with curative treatment as the main services. One of the important component of hospital services is nursing services, which strongly affecting hospital's image in community.
Quality of nursing services depends on the quality of its human resources. Therefore education and training of nurses is one of the important aspects increasing quality of nursing services.
The objective of study is to describe factors aff~ng nurse's motivation to enroll in education program at Dr. Kariadi Hoapital.
The study using cross sectional design utilizing survey research methodology. The sample is 300 nurses who is working at inpatient room in the hospital. Data analysis is done using Chi-Square statistical method.
The study found that nurse's motivation to joint education program is affected by their demographic characteristics, type of job, and their personal behavior. The studyconcluded that intervention to increase nurse's enrollment to continuing education program should consider the three factors found in this study."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Merida J. D.
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi keikut sertaan pasien gagal ginjal kronik terminal dalam mengikuti program CAPD. Penelitian menggunakan disain deskriptif eksplorasi dengan mengadakan. Studi obsewasi di Rumah Sakit PGI Cikini Jakarta Pusat dengan jumlah responden 20 orang pasien gagal ginjal kronik terminal yang sudah mengikuti program CAPD. Data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan metode statistik tendensi sentral dengan menggunakan indikator mean. Selanjutnya dilakukan penghitungan untuk mengetahui selisih antar skore individu dengan mean. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pasien dengan gagal ginjal terminal yang memilih CAPD sebagai terapi pengganti telah terbukti bahwa dalam mengambil keputusan untuk ikut program CAPD dipenganihi oleh beberapa faktor, antara lain 3 motivasi, persepsi, lingkungan, fasilitas, dukungan dan informasi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5092
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Farida
"Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang terjadi karena ketidak seimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dengan masukan oksigen yang diakibatkan karena sumbatan arteri koroner jantung. Latihan fisik yang teratur dapat mengurangi kejadian dan keparahan penyakit jantung dan pembuluh darah. Latihan fisik bagi penderita penyakit jantung koroner yang baru mengalami serangan jantung atau pasca bedah pintas koroner merupakan bagian dari rehabililasi. Latihan utama dari rehabilitasi penyakit jantung koroner adalah senam jantung sehat, yang dilakukan dengan taat dan teratur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan klien dengan penyakit jantung koroner untuk mengikuti senam jantung.
Guna dari peneIitian ini adalah memberikan masukan atau umpan balik pada keluarga dan tenaga keperawatan sehingga dapat meningkatkan ketaatan klien dalam mengikuti senam jantung. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Jantung RSUP. Fatmawati pada tanggal 1, 3, 6, 8, 10 Agustus 2001. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif sederhana dengan jumlah responden 30 orang.
Dari hasil analisa data didapatkan kesimpulan bahwa ketaatan klien untuk mengikuti senam jantung dipengaruhi oleh berbagai faktor : usia, pendidikan, pengetahuan ekonomi, motivasi dan support sistem. Dari faktor-faktor ini yang sangat mempengaruhi ketaatan adalah faktor motivasi intrinsik, faktor yang mempengaruhi adalah motivasi ekstrinsik dan pengetahuan, faktor support sistem dan ekonomi cukup mempengaruhi ketaatan klien untuk mengikuti senam jantung. Sedangkan untuk faktor usia dan pendidikan didapatkan dalam Persentase. Karena itu diharapkan adanya penelitan lanjut untuk menilai seberapa jauh faktor usia dan pendidikan dan mempengaruhi ketaatan klien untuk mengikuti senam jantung dengan metode korelasi dan sampel yang Iebih representatif baik jumlah maupun karakteristiknya."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5057
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aruan, Salfitriwati
"Fraktur dapat menyebabkan kecacatan fisik, apabila tidak tertangani dengan baik. Upaya untuk menumnkan kecacatan adalah melalui program rehabilitasi diawali dengan mobilisasi dini yang harus dilakukan secara teratur dan kontinyu oleh klien.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi motivasi klien post fraktur umuk melakukan mobilisasi dini. Penelitian ini dilakukan di IRNA. C ruang mawar RS Fatmawati Jakarta dengan responden 30 orang.
Metode penelitian ini adalah deskriptif sederhana yang bersifat cross sectional, rata - rata usia responden 30 - 40 tahun (33,3%), sebagian besar responden beragama islam (76,6%), pendidikan responden sebagian besar SLTA(40%).
Rata-rata kepatuhan klien post fraktur melakukan mobilisasi dini adalah 93,3 %yaitu keinginan untuk sembuh dan hidup optimal.
Hasil uji variant menujukan karakteristik yang berhubungan dengan kepatuhan klien melakukan mobilisasi dini adalah usia. Penelitian ini memiliki keterbatasan dari aspek metodologi, sehingga direkomendasikan untuk mengambil sample pada beberapa rumah sakit dan melakukan uji statistik yang lebih baik."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5448
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silverius Yoseph Soeharso
"ABSTRAK
Disertasi ini diajukan sebagai upaya membangun suatu model persamaan struktural untuk menjelaskan intensi buruh untuk mengikuti aksi kolektif. Penelitian ini relevan mengingat teori-teori dan pendekatan-pendekatan psikologi selama ini umumnya menjelaskan gejala aksi kolektif secara parsial.
Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis pendekatan integratif yang terdiri dari tiga pendekatan yaitu: psychological social psychology (faktor individual), sociological social psychology (faktor hubungan antar-kelompok) dan pendekatan social constructionsm (faktor masyarakat) untuk menjelaskan intensi buruh untuk mengikuti aksi kolektif, dalam hal ini adalah unjukrasa dan mogok kerja. Penelitian dengan pendekatan integratif ini hendak menguji pola hubungan yang spesifik yang didasarkan dari teori-teori yang menganalisis gejala aksi kolektif dan tingkatan individual, hubungan antar-kelompok dan masyarakat/ideology dimana masing-masing pendekatan diwakili oleh satu atau lebih teori atau variabel. Model penelitian ini mengajukan tiga variabel eksogen yaitu: representasi sosial, komitmen pada perusahaan dan komitmen pada serikat buruh serta empat variabel endogen yaitu identitas sosial, deprivasi relatif, motif harapan-nilai dan intensi untuk mengikuti aksi kolektif.
Secara khusus hipotesis penelitian ini adalah (1) intensi untuk mengikuti aksi kolektif secara Iangsung dapat diprediksi oleh empat variabel laten yaitu motif harapan-nilai, deprivasi relatif, komitmen pada perusahaan dan komitmen pada serikat buruh; (2) motif harapan-nilai secara langsung diprediksi oleh identitas sosial dan representasi sosial tentang buruh; (3) ideniitas sosial dan deprivasi relatif diprediksi oleh representasi sosial tentang buruh; (4) pola hubungan pengaruh antar variabel berbeda untuk kedua sampel penelitian.
Sampel penelitian adalah 836 buruh tetap yang diambil dari 18 perusahaan manufaktur dan indusiri pengolahan yang terletak di kawasan industri di Jabotabek dan Cilegon. Responden dibagi ke dalam dua kelompok yaitu: a) sampel partisipan (Np=346), yaitu buruh yang pernah mengikuti aksi unjuk rasa dan mogok kerja dalam lima tahun terakhir ketika penelitian di Iakukan dan b) sampel non-partisipan (Np=490), yaitu buruh yang belum pernah mengikuti aksi unjuk rasa dan mogok kerja dalam lima tahun terakhir ketika penelitian dilakukan.
Terdapat 7 alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, dimana 5 alat ukur disusun dan dikembangkan sendiri oleh peneliti, sedangkan dua alat ukur yaitu komitmen pada perusahaan dimodifikasi dan komitmen organisasi Allen & Meyer (1990) dan Seniati (2002) dan komitmen pada serikat buruh yang diadopsi dari Gordon dkk. (1980) keduanya disesuaikan dengan kondisi buruh di indonesia.
Untuk membuktikan hipotesis di atas, penelitian dirancang dengan mambangun model yang diuji melalui strategi model generating dalam pengujian model persamaan struktural (Structural Equation Modeling/SEM) dengan teknik analisis multi-sampel dengan menggunakan program LISREL (Linear Structural Relationship) versi 8.50 yang dikembangkan oleh Joreskog dan Sorbom (2001).
Hasil penelitian menunjukkan model dasar persamaan struktural tidak memberikan hasil yang bermakna artinya model belum sesuai dengan data. Namun demikian hasil respesifikasi kedua terhadap model dasar dengan tidak mengikutsertakan variabel komitmen pada perusahaan dan komitmen pada serikat buruh memberikan hasil yang bemakna pada kedua sampel penelitian.
Pada sampel NP, model respesifikasi kedua yang terdiri dari 5 variabel yaitu representasi sosial, identitas sosial, deprivasi relatif, dan motif harapan nilai mempengaruhi dan intensi buruh untuk mengikuti aksi kolektif sesuai dengan data, ini berarti, model dapat menjelaskan hubungan antara faktor-faktor yang secara bermakna mempengaruhi intensi buruh untuk mengikuti aksi unjukrasa dan mogok kerja di masa yang datang.
Namun demikian, pada sampel P, meski ukuran kebermaknaan antara model dengan data telah terpenuhi, namun terdapat hubungan antar variabel yang tidak bermakna. Hal ini secara teoritis tidak didukung atau bertentangan dengan teori. Atas dasar itu maka model dilakukan respesifikasi ulang dengan mengeliminasi variabel motif-harapan nilai. Hasilnya seluruh hubungan antar variabel memberikan pengaruh yang bermakna dan model sesuai dengan data.
Dengan membandingkan hasil analisis model persamaan struktural pada kedua sampel menunjukkan bahwa ada perbedaan pada faktor-faktor yang mempengaruhi intensi buruh untuk mengikuti aksi kolektif di masa yang akan datang. Salah satu kemungkinan yang menyebabkan perbedaan kedua model tersebut adalah karena faktor pengalaman yang berbeda antara sampel P dan NP.
Penelitian ini juga membuktikan bahwa pendekatan integratif terhadap faktor-faktor individual, hubungan antar kelompok dan masyarakat terbukti dapat menjelaskan intensi buruh untuk mengikuti aksi kolektif secara komprehensif khususnya pada sampel buruh yang belum pernah mengikuti aksi kolektif, sedangkan pada sampel partisipan, hanya integrasi terhadap faktor-faktor hubungan antar-kelompok dan konteks masyarakat yang dapat menjelaskan intensi buruh untuk mengikuti aksi kolektif. Hal ini membuktikan bahwa pada sampel P, responden Iebih melihat kontlik hubungan industrial dari perspektii hubungan antar-kelompok dan masyarakat daripada dari perspeklif interpersonal atau personal. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa hipotesa 2, 3 dan 4 diterima.
Sebagai kesimpulan, pendekatan integratif terhadap faktor-faktor individual, hubungan antar-kelompok dan konteks masyarakat merupakan salah satu pendekatan komprehensif yang dapat digunakan untuk menjelaskan intensi buruh untuk mengikuti aksi kolektif.

Abstract
This dissertation attempts to build a structural model based on an integrative approach for explaining labor intention to participate in collective action. This research is relevant because most of the existing theories and approaches explained collective action phenomena partially.
The main objective of this research is to analyse the integrative approach of psychological social psychology (individual factors), sociological social psychology (inter-group relation factors) and social constructionism (societal factor) for explaining labor intention to participate in collective action such as demonstrations and labor strikes. This integrative approach research tested a theoretically derived pattern of specific relationship between individual level of analysis, inter-group relation and societal or ideological level of analysis where each level of analysis was represented by one or more theories or variables- The research model proposes three exogenous latent variables namely: social representation, organizational commitment and union commitment and four endogenous latent variables that are: social identity, relative deprivation, expectancy-value motives and intention to participate in collective action. More specifically, it was hypothesized that: (1) intention to participate in collective action was primarily and directly predicted by four latent variables: expectancy-value motives, relative deprivation, organizational commitment and union commitment; (2) expectancy-value motives was primarily and directly predicted by both social identity and social representation of labor; (3) social identity and relative deprivation was primarily & directly predicted by social representation of labor; and (4) the proposed pattem of relationships holds over in different pattern and effects on different group of samples.
The respondents or samples for this research were 836 permanent labors taken from 18 manufacturing and food processor companies in some industrial estates located in North Jakarta, Tangerang, Bekasi, Cikarang, Citeureup, Cibinong, and Cilegon, who had been employed one or more than a year tenure with current employer. The respondents were divided into two group of samples namely: a) participant (N=346), the group of labor who have participated in collective action during the last 5 years from the year 2000 to 2005, when the research conducted; b) non participant (N=490), the group of labor who have not been participated yet-in collective action when the research conducted. There were seven research instruments applied in these research, where live of them were created and developed by the author and the other two that are organizational commitment adopted from Allen & Meyer (1991) and union commitment adopted from Gordon et al. (1980) where its items in both instruments had been adapted to labor conditions in Indonesia.
In order to test these hypotheses, a multi-sample analysis was performed using model generating strategy of testing structural equation modeling (SEM) by LISREL (Linear Structurat Relationship) 8.50 version computer program that it was developed by Joreskog & Sorbom in year 2001.
The results showed that the proposed pattern of relationships in baseline model has not given yet significant outcome, meaning that, the model did not fit the data. However, the respesification of the model without inclusion of organizational commitment and union commitment variables, has given significant results, and were common for both samples. In non-participant sample, the respesification of the model which consisting of five variables namely; social representation, social identity, relative deprivation, expectancy-value motive and labor intention to participate in a collective action fitted the data, meaning that, the model can explain the relationship among the factors that significantly influenced labor intention to participate in strikes and demonstrations in the future.
But, in participant sample, several relationship among variables have not given effects signilicantly, even though, all fitted model criteria were accepted. It means that these results were not supported by theories. For that reasons the second respecitication model need to be modified by eliminating the last individual factor in the model that was expectancy-value motive variable. As a result all the interrelations among variables in the last respecification model which consist of social representation, social identity, relative deprivation and intention to participate in collective action have significant effect and fitted the data, meaning that, these model could explain the labor intention to participate in collective action.
By comparing both final models, it could be concluded that the models have different pattern of relationships and effects on both samples. The possible causal factor of these difference was the experience of the workers in participating in the past collective actions.
These research findings proved that an integrative approach model which was represented by expectancy-value motives (individual level), both relative deprivation and social identity (inter-group level) and social representation (societal level) do explain labor intention to participate in collective action significantly especially in non-participant sample. But in participant sample there were only two factors namely inter-group relation and societal context that can explain the emerging of the labor intention to participate in collective action. ln other words, respondents in participant sample perceived that industrial relation conflict can be more viewed from inter-group relation and societal context rather than interpersonal or personal point of view. These results also proved that the tested hypothesis number 2, 3 and 4 could be accepted.
As a conclusion, the integrative approach to individual factor, inter-group relation factor and societal factor is the one of comprehensive approach that can be used to explain labor intention to participate in collective action.
"
2006
D683
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>