Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168741 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Augustin Rina Herawati
"Krisis ekonomi yang melanda indonesia, sejak Juli 1997, memukul kehidupan masyarakat. Akibat tekanan krisis ekonomi yang berkepanjangan ini telah membawa dampak yang besar pada tingginya harga kebutuhan sehari-hari dan rendahnya daya beli konsumen. Pola konsumsi mayoritas konsumen terutama bergeser pada barang yang lebih ekonomis dan fungsional.
Kondisi menurunnya daya beli konsumen tersebut juga berpengaruh pada hasil penjualan kecap merk Indofood yang diproduksi oleh PT. Indosentra Pelangi. Untuk mengatasi hal itu, maka PT. Indosentra Pelangi melakukan strategi inovasi ukuran produk kecap, dengan menambah ukuran kemasan kecap.
Tujuan dari peneiitian ini adalah untuk menjelaskan daya beli konsumen kecap pada masa krisis, menjelaskan kemungkinan strategi yang dilakukan PT. Indosentra Pelangi dapat meningkatkan permintaan konsumen terhadap produk kecap merk Indofood, serta menjelaskan pesaing-pesaing yang ada dalam industri kecap dengan merk lain dapat mempengaruhi konsumsi konsumen kecap merk lndofood.
Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif analisis. Populasinya adalah seluruh ukuran kecap merk lndofood, dengan sampel penelitian adalah beberapa kecap merk lndofood dengan ukuran 10 ml, 275 ml, dan 300 ml. Respondennya adalah 200 orang konsumen kecap di Kabupaten Daerah Tingkat ll Tangerang. Data diperoleh melalui wawancara dan kuesioner.
Sedangkan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis produk, menyangkut mutu produk dan rancangan produk;
2. Analisis daya beli konsumen, menyangkut karakteristik responden dan daya bell konsumen kecap;
3. Analisls pesaing, menyangkut identifikasi pesaing dan intensitas persaingan.
Analisis dilakukan berdasarkan deskrlpsi data dan fakta aktual.
Hasil penelitian tentang daya beli konsumen kecap menunjukkan bahwa konsumen kecap terutama menganggap penting adanya ukuran produk kecap yang bervariasi (94 %). Sedangkan pertimbangan konsumen dalam mengkonsumsi kecap yang dilihat pertama kali adalah kualitas produk (63 %). Munculnya berbagai macam merk kecap yang diperkenalkan kepada konsumen telah mempengaruhi konsumen untuk mencoba-coba menggunakan merk kecap yang ditawarkan tersebut (27 %).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap merk kecap yang di konsumsi konsumen kecap. terlihat bahwa merk kecap yang paling banyak dikonsumsi responden adalah 1 kecap merk Indofood, ABC, dan Bango. Ketiga merk kecap tersebut dapat dipandang sebagai pesaing-pesaing yang kuat dan masing-masing mempunyai strategi untuk memperebutkan pangsa pasar kecap. PT. Indosentra Pelangi, sebagai produsen kecap merk lndofood, dalam bersaing merebut pelanggan untuk meningkatkan penjualan produknya, sebaiknya bukan melakukan strategi inovasi ukuran produk. Tetapi akan Iebih baik, bila lebih memfokuskan pada peningkatan kualitas produk, dalam ani dari segi rasa, bau dan warna kecap lebih disesuaikan dengan selera konsumen kecap di Indonesia. Strategi memperkenalkan kecap merk Indofood melalui iklan yang gencar, melalui media massa, televisi, radio, yang telah berhasil meningkatkan jumlah konsumen kecap merk lndofood masih perlu dipertahankan dengan tidak mengabaikan strategi yang lain."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T2619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Indrawan
"ABSTRAK
Ambruknya kinerja perusahaan sekuritas dalam 3 tahun terakhir tak pelak
disebabkan oleh krisis ekonomi politik dan kearnanan yang tak kunjung usai. Dampak
nyata situasi ekonomi, politik dan keamanan yang tak menentu adalah jatuhnya indeks
harga saham gabungan (lHSG) dan anjloknya nilai transaksi.
IHSG di BEJ yang pada 17 Januari 2000 sempat mencapal level 703,48, pada 3
Nopember 2000 sudah menurun ke level 409,83, atau turun sekitar 42 persen. Rata-
rata nilai transaksi saharn per hari turun dari Rp. 1,3 triliun pada Januari 2000 menjadi
Rp. 413,7 miliar pada Oktober 2000. Dalam tiga hari pertama Nopember 2000, rata-
rata transaksi saham di bawah Rp. 200 miliar.
Dalam kondisi pasar yang menurun seperti di atas, perusahaan efek yang hanya
mengandalkan kegiatan di pasar sekunder jelas menghadapi kesulitan dalam
mempertahankan kegiatan operasinya.
Setidaknya ada dua cara untuk mengukur keandalan perusahaan efek dalam
kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek. Pertama dilihat dari nilai transaksi. Kedua,
dilihat dari keaktifan transaksi, yang bisa dideteksi dari frekuensi transaksi.
Dukungan dana besar juga menjadi garansi bagi kiprah sebuah PPE Modal
Kerja Bersih Disesuaikan (MKB3D) merupakan parameter utama. PPE dengan modal
kerja besar jelas mampu bersaing dengan nilai transaksi besar pula. Nah, kalau soal
ini, PPE asing atau yang menyandang label BUMN jelas akan sulit disaingi sekuritas
kelas menengah dan kecil.
Dalam karya akhir ini di pelajari aktivitas dan strategi PT Trimegah Securities
Tbk. dalam upayanya bersaing di tengah peluang dan ancaman yang terjadi pada
industri sekuritas khususnya di tengah krisis ekonomi yang sedang dialami oleh
Indonesia, untuk mempertahankan dan mengembangkan pangsa pasar dalam upaya
peningkatan kinerja operasionalnya Melalui penelitian ini diharapkan bisa
memberikan masukan bagi keberhasilan Perusahaan dan juga memberikan tambahan
wawasan bagi para pembaca.
Dari hasil analisa lingkungan eksternal, terdapat beberapa peluang yang bisa
dimanfaatkan antara lain : semakin luasnya penyebaran pengetahuan mengenai pasar
modal di masyarakat, diterapkannya otonomi daerah mendorong memberikan peluang
yang lebih besar bagi perusahaan-perusahaan daerah untuk ?go public?, dan penjualan
aset BPPN, dimana Perusahaan dapat bertindak sebagai Penasehat bagi BPPN maupun
bertindak sebagai ?investor?. Ancaman-ancaman yang bisa dilihat antara lain: krisis
ekonomi yang berkepanjangan, ketidakstabilan politik di Indonesia, masih Iemahnya
daya tabung massyarakat dan tingginya tingkat ?Country Risk? Indonesia, yang
berdampak pada rendahnya minat investasi asing di Indonesia dan rendahnya
penilaian terhadap aset ataupun nilai saham di Indonesia.
Analisa lingkungan internal yang dilakukan menunjukan beberapa kekuatan
yang dimiliki perusahaan : yaitu memiliki bidang pelayanan uang lengkap, memiliki
tenaga kerja yang profesional, fokus pada kegiatan usahanya dan didukung oleh sistem
?back office? yang baik. Selain itu beberapa kelemahan yang dimiliki perusahaan
yaitu: masih minimnya pengalaman dan keahlian dalam bidang ,?financial advisory?
dibandingkan dengan,?investment bank? asing yang ada di Indonesia dan rendahnya
jumlah nasabah asing, baik institusi maupun perorangan.
Dari hasil pencapaian factor kunci sukses perusahaan, terlihat bahwa
perusahaan dapat memenuhi seluruh faktor.
Dari hasil kajian terhadap strategi bersaing Perusahaan, strategi yang
diterapkan perusahaan sudah baik, hanya saja masih perlu dilengkapi dengan suatu
strategi yang bersifat dinamis, yang disusun sesuai dengan kemungkinan terjadìnya
peruabahan kondisi perekonomian. Hal ini dipandang perlu agar Perusahuan menjadi
lebih siap dalam menghadapj perkembangan Iingkungan usaha yang relatif tidak dapat
dipastikan.
"
2002
T3079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Adolf
"Memasuki abad ke 21 ekonomi dunia sedang menghadapi realitas baru. Struktur kekuatan pasar dunia mengalami pergeseran yang intensif sejak dasawarsa yang lalu. Pergeseran potensi pasar dunia tersebut akan menggeser pula sumber profitabilitas dunia usaha dan Iokasi kancah persaingan dunia, serta menuntut perubahan strategi korporasi dunia usaha. Minimal peluang yang sangat menguntungkan akan dinikmati oleh perusahaan-perusahaan yang berakar di Asia Timur, termasuk Indonesia, bila perusahaan di kawasan ini segera membenahi kapabilitas serta strategi persaingannya.
Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran permasalahan tentang kemampuan daya saing PT. Asahimas Flat Glass Tbk, serta bagaimana memenangkan persaingan dalam bisnis kaca lembaran dari perspektif manajemen strategi. Lebih jelasnya penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis posisi PT. Asahimas Flat Glassdalam bisnis kaca lembaran.
2. Menganalisis kondisi persaingan PT. Asahimas Flat Glass di pasar domestik.
3. Menganalisis portofolio segmen pasar PT. Asahimas Flat Glass.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran lebih mendalam dan lengkap dari subyek yang diteliti dengan melakukan wawancara Iangsung di lapangan untuk pengumpulan data primer. Sedangkan dalam pengumpulan data sekunder dilakukan studi pustaka."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T2623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Alimhamzah
"ABSTRAK
Globalisasi pasar minuman yang dimotori oleh 2 pemain industri minuman dunia, Coca Cola dan Pepsi Cola, membentuk dan memperketat struktur persaingan industri. Chususnya Coca Cola telah menjadi salah satu pemain dominan untuk minuman ringan likarbonasi beraroma cola di Indonesia.
Simp, sebagai salah satu produk substitusi minuman yang telali berkembang cukup sama di negara-negara berkembang seperti Indonesia mendapat tantangan yang cukup besar, baik di pasar domestik maupun di pasar global. Hal ini terutama dikarenakan langkah-langkah agresif yang dilakukan oleh 2 pemain utama tersebut, yang telah berhasil memainkan peranannya dengan baik dalam kaitannya dengan 4 bauran pemasaran produk. Oleh karena itu, pemasar sirup harus mampu mencari terobosan baru untuk mempertahankan bangsa pasar dan keberadaan bisnis sirup di Indonesia. Salah satu kunci daiam nempertahankan bisnis sirup di Indonesia adalah pengembangan ilmu pengetahuan dan pengetahuan praktis mengenai segmentation, targeting dan positioning, maupun dalam kaitannya dengan 4 bauran pemasaran produk.
Dalam karya akhir ini diteliti peluang untuk pertumbuhan bisnis sirup di Indonesia, dengan membuat analisa lingkungan usaha SI, sehingga dapat diformulasikan alteraatif strategi pemasaran dan strategi bersaing yang dapat mempertahankan keberadaan produk sirup secara efektif di pasar minuman.
Untuk mengantisipasi kondisi industri yang demikian, SI telah mencoba untuk merintis pemanfaatan ilmu pengetahuan dan pengalaman praktis yang dimilikinya., untuk membuat terobosan-terobosan baru, baik dalam mengembangkan produknya maupun dalam memasarkatmya. Melalui afiliasi dengan pasar swalayan Hero, perusahaan mampu memanfaatkan saluran distribusi secara efektif di tingkat retailer.
Pasar sirup memiliki perbedaan karakteristik dengan pasar minuman pada umumnya, untuk itu stud! ini akan melakukan analisa lingkungan usaha secara menyeluruh, baik pada tingkat eksternal maupun pada tingkat internal perusahaan. Studi ini juga membahas bagaimana peluang pertumbuhan dan ancaman dari industri sirup di Indonesia, serta bagaimana kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan dalam menghadapinya. sehingga pada akhirnya dapat diformulasikan strategi pemasaran dan strategi bersaing yang efektif dan mudah untuk dilakukan justifikasi dan adaptasi, sesuai dengan posisi dan keadaan lingkungan usaha dari waktu ke waktu, serta saran-saran yang membawa perusahaan pada posisi untuk mengembangkan usahanya.
Dari analisa lingkungan perusahaan yang dilakukan menunjukkan bahwa berkembangan produk sirup Indonesia sudah pada posisi yang kurang menggembirakan, walaupun produk masih dibutuhkan dalam kurun waktu yang cukup lama di masa mendatang. Kendala-kendala yang dihadapi pemasar sirup di Indonesia adalah makin terbatasnya saluran distribusi yang dapat dimanfaatkan, banyaknya variasi produk dan produk substitusi, terbatasnya tempat yang dimiliki outlet dan jumlah outlet yang layak untuk menjual produk sirup, bergesernya penekanan struktur persaingan serta makin agresifnya aktivitas kompetitor langsung, kxirang langsung dan tidak langsung, Namun demikian, antisipasi trend dan pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta pemanfaatannya secara benar dan pada waktu yang tepat, akan mampu mengatasi kendala-kendala yang ada sekarang, sehingga pasar sirup di Indonesia akan memiliki prospek yang menjanjikan di masa mendatang.
Melihat keadaan pasar dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki, SI disarankan untuk melakukan investasi-investasi secara selektif untuk mengembangkan usahanya. Investasi-investasi yang disarankan adalah memperkuat divisi pengembangan dan penelitian produk dan bisnis serta merintis pembentukan jalur distribusi. Sebagai first mover dalam produk beraroma yang mempunyai skala operasi nasional dan internasional, perusahaan periu melakukan kegiatan atau program pemasaran yang mendukung pembentukan budaya dan perilaku konsumen yang baru dalam minum sirup. Dengan melakukan investasi-investasi tersebut dan terus mengembangkan kompetensi di bidang produksi dan pengembangan produk, maka perusahaan diharapkan dapat mempertahankan posisi bisnisnya di masa mendatang.
Menimbang ketatnya perkembangan pasar sirup di masa mendatang, maka pemasar harus mampu mencari alternatif pemasaran yang dapat meningkatkan kinerja penjualan, serta menjadikannya salah satu basis strategi untuk bersaing secara kompetitif baik di pasar domestik maupun di pasar global. Sebagai langkah proaktif dalam mempertahankan pangsa pasar dan kelangsungan bisnis perusahaan, SI dapat mulai melakukan riset-riset atau penelitian-penelitian mengenai pasar sirup yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk keunggulan bisnis perusahaan.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rimayanti
"ABSTRAK
Fokus utama dari penelitian dalam karya akhir ini adalah pembuktian eksistensi dan
konsistensi small-firm effect (= lebih tingginya tingkat pengemballan rata-rata dan small-
firm porofolio dibandingkan dengan tingkat pengembalian rata-rata large-firm portfolio dan
market portfolio) pada Bursa Efek Jakarta, dalam berbagai kondisi ekonomi dan kebijakan
moneter selama periode awal 1995 hingga akhir 1998. Pembuktian ini periu dilakukan
sebelum menjadikan small-fIrm effect sebagai dasar pembentukan portofolio yang
diharapkan akan menghasilkan return (tingkat pengembalian) rata-rata yang secara
konsisten lebib tinggi dibandingkan return rata-rata pasar. Lebih jauh ¡agi, penelitian ini
juga ditujukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dan signifikansi dan perubahan
variabel-variabel kondisi dan kebijakan moneter yang telah dipilih terhadap mean process
dan small-firm dan large-firm portfolio.
Hasil pengujian selama seluruh periode penelitian membuktikan eksistensi daji
small-firm effect pada Bursa Efek Jakarta selama periode awal 1995 hingga akhir 1998.
Dengan membagi-bagi peniode penelitian, ditemukan bahwa small-firm effect tidak
konsisten sepanjang periode penelitian. Terbukti bahwa perubahan kondisi ekonomi dan
perubahan kebijakan moneter mempengaruhi konsistensi dan small-firm effect. Merupakan
fenomena yang menarik bahwa small-firm effect pada Bursa Efek Jakarta eksis pada
periode krisis ekonomi dan periode kebijakan moneter restriktif/kontraktif berlawanan
dengan hasil dan penetitian-penelitian terdahulu di AS yang menunjukkan bahwa small-firm
effect terjadi pada periode kebijakan moneter ekspansif.
Melalui proses pemodelan terhadap small-firm dan large-firm return, didapatkan
bahwa secara umum variabel-variabel kondisi dan kebijakan moneter yang dipilih, Iebíh
berpengaruh terhadap small-firm return dibandingkan terhadap large-firm return. Hasil
dan proses pemodelan juga menunjukkan bahwa pengaruh perubahan dan vaniabel-variabel
kondisi dan kebijakan moneter terhadap mean process menjadi lebih signifikan dalam masa
krisis ekonomi dibandingkan dalam masa perekonomian normai, dengan variabel yang
paling berpengaruh adalah return US dolar dan tingkat suku bunga PUAB (Pasar Uang
Antar Bank)."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Embarina Sembiring
"Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah menganalisa lingkungan eksternal dan internal, menyusun ETOP dan SAP, menentukan posisi dan memilih strategi dari Perum PENAS. Penelitian dilakukan dengan wawancara kepada pihak perusahaan, MABES AURI serta penelitian kepustakaan terhadap literatur-literatur yang berkaitan dengan penulisan skripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil usaha Perum PENAS masih cukup memprihatinkan. Persaingan dengan caracara yang tidak wajar melalui Dumping Price, merupakan kendala Perum PENAS dalam menerapkan Manaj emen Pemasaran berdasarkan azas perusahaan. Sehingga sulit untuk memperoleh proyek dengan harga yang dapat menutupi ongkos produksi. Dan apabila harga jual dibawah harga dasar produksi maka dampaknya adalah pemeliharaan alat-alat tidak terjamin, asuransi tidak terbayar (untuk pesawat tidak diij inkan terbang tanpa diasuransikan) dan tidak dapat mengadakan repalcement alat/suku cadang. Agar perusahaan dapat survive dalam situasi dan kondisi tersebut maka strategi stabilitas akan dapat menolong perusahaan dalam menghadapi masalah tersebut. Disarankan Perum PENAS dalam menghadapi masalah penerapan Azas Perusahaan dalam Manajemen Pemasarannya dapat meminta bantuan dari Pemerintah serta memanfaatkan bentuk program kerja sama dengan instansi lain melalui jalur Inter Departemen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochyadi
"ABSTRAK
Investasi adalah penanaman modal pada satu atau lebih aktiva selama beberapa
waktu dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang Di
antara berbagai jenis aktiva, sahain merupakan aktiva frnansial yang paling menarik
karena disamping sangat likuid saham juga dapat memberikan keuntungan yang sangat
besar.
Dalam melakukan investasi pada saham, investor harus menyadari bahwa di samping
akan memperoleh keuntungan yang besar juga dimungkinkan mengalami kerugian yang
besar. Keuntungan dan kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor
dalam memilih saham. Oleh karena itu pemilihan saham merupakan sesuatu hal yang
sangat penting dalam melakukan investasi di pasar modal. Karya tulis ini akan membahas
cara pemilihan saham yang didasari oleh analisis fundamental perusahaan, yaitu melalui
analisis Price Earning Ratio (PER) dengan Dunia Efek Jakarta sebagai objek penelitian.
Strategi yang digunakan adalah dengan membeli saham-saham yang berdasarkan
analisis PER dinyatakan undervalued atau oleh pasar clihargai lebih rendah dan yang
semestinya, saham yang dinyatakan undervalued tersebut diperkirakan akan mengalami
koreksi harga path masa yang alcan datang. Untuk menilai suahi saham termasuk
kelompok undervalued, fairvalued atau overvalued, dilakukan dua pendekatan analisis
PER sekaligus, yaitu pendekatan Persamaan Regresi dan pendekatan PER aktual.
Pendekatan Persamaan Regresi mengacu pada formula Dividend Discount Model dengan
PER sebagai variabel terikat dan tingkat biaya modal (k), tingkat pertumbuhan (g),
flowback ratio (b) sebagai ROE sebagai variabel bebasnya. Sedangkan pendekatan PER
aktual hanya melihat nilai PER aktual suatu saham relatif terhadap industrinya dan pasar.
Kedua metode tersebut diterapkan selama enam penode penelitian yaitu bulan Januari,
Februari, Maret, Apri, Mei dan Juni 1997 atas 148 saham terpilih, selanjutnya dilakukan
pengujian masing-masing untuk selama satu bulan, dua bulan dan tiga bukan masa
holding period.
Hasil pengujian atas Metode Regresi baik untuk setiap periode penelitian maupun
untuk setiap masa holding period, menunjukan bahwa kelompok saham yang dinyatakan
undervalued memperoleh return jauh lebih besar dan kelompok saham overvalued.
fairvalued dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sebaliknya kelompok saham yang
dinyatakan overvalued rnemperoleh return jauh lebih kecil dari kelompok saham
fairvalued dan undervalued.
Hasil pegujian atas Metode PER aktual baik untuk setiap periode penelitian maupun
untuk setiap masa holding period pada setiap kelompok saharn menunjukan adanya
kesamaan pola return dengan yang dihasilkan melalui mctode regresi.
Perpaduan antara kedua metode di atas terhadap kelompok saham undervalued
?yang diperoleh melalui Metode Regresi- dan kelompok saham PER aktual rendah ?yang
diperoleh melalui Metode PER Aktual- menunjukan konsistensi keterkaitan sebesar
64,86 % artinya 64,86% saham yang memiliki nilai PER aktual rendah adalah
undervalued. Perpaduan kedua metode ini di samping dapat memperkecil portofolio
jumlah saham juga ternyata dapat menghasilkan return yang Iebih besar dan kedua
metode asalnya.
Walaupun analisis PER telah memberikan hasil yang memuaskan, namun perlu
diketahui bahwa rnetode regresi memberikan analisa statistik yang mengecewakan di
mana pola hubungan variabel yang dihasilkan tìdak sesuai dengan teori dan nilai
coefficient of determination (R2) yang dihasilkan sangat kecil. Untuk itu dalam penelitian
selanjutnya perlu dipertimbangkan untuk menambah variabel-varaibel lain yang spesifik
terkait dengan masing-maSing perusahaan dan industri.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widirianto Hendro T.
"ABSTRAK
Satelindo telah berkembang menjadi penyedia pelayanan seluler terbesar di
Indonesia, melewati saingan terdekatnya PT. Telkomsel. Hal ini Lebih dikarenakan
kebijakan pemerintah yang memungkingkan PT. Satelindo untuk meraup pasar terbesar,
seperti area Jakarta dan sekelilingnya. Sedangkan PT. Telkomsel Lebih menitik beratkan
meratanya investasi di seiuruh Indonesia.
Namun pada perkembangannya pada akhir 1996 muncul pesaing baru, PT.
Excelcomindo Pratama yang juga meluncurkan pelayanan teknologi seluler yang secara
teknologì memberikan kapabilitas yang lebih baik.
Persaingan ketiga operator ini menjadi semakin ketat dengan munculnya krisis
ekonomi pada akhir 1996 yang mendorong konsumen untuk memotong cost yang mereka
miliki. Munculnya isu bad-debt pada sistem pascabayar menjadi salah satu hal yang
mendorong dipakainya satu sistem yang belum matang, bahkan untuk negara Eropa
sekalipun. Sistim tersebut dikenal dengan sistim prabayar (prepaid system).
Dengan sistim ini Satelindo sangat mengandalkan strategi diferensiasi harga
(pricing-differentiation) pada strategi pemasaran kedua produk tersebut. Pembedaan yang
hanya dilakukan pada atribut harga, jelas merupakan solusi temporer bagi pelanggan
yang sangat price-sensitive karena krisis, dan mencegah brand switching ke produk lain.
Namun kondisi ini secara teknis juga membuat Satelindo harus menerima revenue yang
lebih rendah karena margin keuntungan prabayar yang sangat tipis. Selain itu strategi ini
hanya menguntungkan di jangka pendek.
Bahkan karena strategi pemasaran diatas muncul bias di pasar dimana produksen
sendiri tidak dapat mendefinisikan secara jelas profil pasar masing-masing produk dan
bagaimana perceived-value konsumen pada masing-masing produk. Untuk itu pada karya
akhir ini penulis melakukan riset untuk membaca persepsi konsurnen pada produk selular
yang beredar di pasar, khususnya produk GSM.
Diketahul beberapa atribut yang dipersepsikan konsumen sebagai hal terpenting
dalam pemilihan produk. dua urutan teratas adalah kemampuan jelajah dan harga. Hal
tersebut rnenjeíaskan mengapa Telkomsel dapat menjadi market-leader walaupun secara
atribut tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dengan produk Satelindo. Beberapa
hal yang harus diperhatikan didasarkan pada persepsi konsumen atas produk yang ada
akan sangat membantu menjelaskan kondisi pasar untuk kemudian menentukan strategi
pemasaran yang tebraik untuk PT Satelindo.
Sudah menjadi keharusan untuk Satelindo melakukan regenerasi strategi
pemasarannya dengan memperhatikan kompopsisi inti mereka. Dimana strategi ini
menjadikan perusahaan mernpunyai daya saing tinggi dan kepemimpinan global pada
industri teleokomunikasi selular.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T2617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Andiarto
"Salah satu penilaian bagi perusahaan yang tumbuh pesat adalah dapat dilihat dari trend penjualan dari tahun ke tahun. Namun demikian perusahaan yang sedang tumbuh harus diimbangi dengan peningkatan atau kemampuan sumberdaya internal perusahaan. Selain itu perusahaan juga harus menghadapi lingkungan eksternal yang terus berubah dan bersifat kompleks. Oleh karenanya manajemen strategis sangat penting, agar perusahaan mampu survive atau bahkan terus berkembang dalam rnenghadapi dunia usaha yang selalu berubah.
Manajemen strategis sebagai seperangkat keputusan dan tindakan yang menghasilkan suatu formulasi dan implementasi dari rencana yang dirancang guna mencapai sasaran organisasi. Sedangkan strategi adalah merupakan rencana yang berorientasi ke depan, menginteprestasikan sasaran ulama organisasi, kebijakan dan urutan tindakan ke dalam suatu kesatuan yang disiapkan untuk menghadapi lingkungan yang kompetitif guna mencapai uijuan perusahaan.
Sebagai bahan studi pada karya akhir ini penulis menganalisis Manajemen Strategis pada PT Bukaka Teknik Utama. Perusahaan ini bergerak dalam industri alat berat dengan pertumbuhan yang cukup pesat, yaitu raia-rata di atas 50 % per tahun. Pernbangunan di Indonesia yang terns berlangsung. sektor industri yang semakin besar peranannya, maka dunia industri alat berat semakin penting dalam menunjang pembangunan yang sedang berlangsung.
Analisis pada karya akhir ini dimulai dari analisis lingkungan usaha, lingkungan internal, analisis SWOT dan analisis pemilihan strategi. Selanjutnya pada akhir bagian tulisan ini disajikan berbagai kesimpulan serta saran-saran yang diperlukan.
Pembahasan lingkungan usaha atau lingkungan eksternal terdiri dari berbagai faktor yang saling berhubungan yaitu remote environment dan industry enviroment.
Remote environment terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial & budaya, teknologi dan ekologi. Faktor industry environment terdiri dari kekuatan pembeli, kekuatan pemasok, ancaman barang substitusi, ancarnan pendatang baru dan persaingan dalam industri alat berat.
Dalam Pembahasan lingkungan internal, dimulai dari misi perusahaan, untuk mengevaluasi apakah arah perusahaan telah tepat dalam menjalankan usahanya. Dengan misi yang jelas dan tepat, maka perusahaan mempunyai dasar dalam mengalokasikan sumberdaya perusahaan serta dapat memerjemahkan sasaran ke dalam struktur organisasi. Sedangkan pembahasan sasaran jangka panjang dikaitkan dengan profitabilitas, produktivitas, posisi bersaing, liubungan & pengembangan karyawan, kepemimpinan teknologi dan tanggungjawab kepada masyarakat.
Selain misi dan sasaran perusahaan, dianalisis pula manajemen dan struktur organisasi perusahaan serta berbagai unit fungsional yang ada seperti: unit fungsional pemasaran, produksi dan R & D, sumberdaya manusia dan Keuangan.
Untuk memperjelas dalam analisis, pada karya akhir ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT dengan menggunakan metode Matriks Daya Tarik Industri - Posisi Bisnis (Industry Atractivness - Business Position Matrix).
PT Bukaka Teknik Utama adalah perusahaan yang bergerak dalam industri alat berat proses_/o£ order dan menghasilkan procluk substitusi impor. Di Indonesia perusahaan ini mempunyai posisi kuat, walaupun beberapa lini produknya tidak menguasai pasar. Perusahaan untuk jangka lama harus tetap mempertahankan posisinya.
Hasil dari perhitungan menunjukkan bahwa daya tarik industri alat berat Indonesia sampai dengan tahun 1993 dikelompokkan daiam tingkat sedang (2,875) dan posisi perusahaan cenderung kuat (3,68). Daya tarik industri untuk lima tahun mendatang diperkirakan tetap sedang (3,0), tetapi posisi perusahaan diharapkan menjadi
lebih kuat (4,18). Berdasarkan pemetaan perusahaan harus melakukan strategi yang sama antara masa kini dan masa datang, karena menduduki posisi sel yang sama.
Adapun pembahasan pemilihan strategi meliputi strategic trust, grand strategy dan strategi fungsional perusahaan.
Dalam Karya akhir ini ditutup dengan beberapa kesimpulan dan saran-saran yang diperlukan baik yang berkaitan dengan eksternal maupun internal perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lakhsmi Damayanti
"Dalam era perdagangan bebas, proses globalisasi akan mendorong negara-negara untuk dapat turut serta secara aktif dalam pasar bebas atau internasional dimana dunia menjadi satu unit ekonomi yang saling terkait sehingga suatu perusahaan dapat dengan mudah melakukan kegiatan bisnis dan bersaing melewati batas-batas nasional suatu negara. Suatu perusahaan dan suatu negara dapat menjadi pesaing bagi perusahaan di negara lain.
Oleh karena itu, untuk dapat bersaing di pasar internasional, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dituntut untuk memiliki tingkat efisiensi usaha yang tinggi, profesional serta tanggap terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan usahanya dengan merancang suatu strategi agar dapat memiliki daya saing.
PT Surveyor Indonesia (PT SI) sebagai salah satu BUMN yang bergerak pada bidang jasa survey, appraisal dan inspection juga tidak terlepas dari semua pengaruh lingkungan global. Untuk dapat bertahan dalam kompetisi global, strategi PT SI harus tanggap terhadap berbagai kemungkinan perubahan yang akan terjadi, dimana PT SI harus dapat melakukan penyesuaian strategi secara tepat dan cermat.
Untuk mengantisipasi hal diatas, PT SI akan melakukan turn around strategy atau pemulihan usaha kembali perusahaan terutama dalam aspek peningkatan pendapatan dan pengurangan biaya. Peningkatan pendapatan dilakukan bukan hanya dengan cara menurunkan fee namun juga meningkatkan kualitas sumber daya yang menjadi aset perusahaan.
Sedangkan pengurangan biaya dilakukan melalui efisiensi operasi dengan cara melakukan restrukturisasi organisasi secara keseluruhan, pengurangan biaya di bagian supporting Units, peningkatan operasi serta peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Pada bulan November 2000, PTSI membentuk tim restrukturisasi untuk menyusun strategi restrukturisasi. Tujuan utama dari dibentuknya tim ini adalah untuk menyiapkan suatu rencana reformulasi strategi di segi keuangan dan organisasi agar perusahaan dapat tetap bertahan serta meningkatkan keuntungan atau laba perusahaan.
Setelah dianalisa oleh tim restrukturisasi tersebut, kelemahan utama yang dimiliki PT Surveyor Indonesia adalah kelemahan yang bersifat internal. Hal inilah yang kemudian harus dibenahi agar perusahaan dapat beroperasi dengan optimal untuk mendapatkan revenue yang lebih baik. Usaha pemulihan kondisi perusahaan tersebut dilakukan dengan proses turn around, yang dilakukan melalui beberapa tahap sampai pada akhirnya dapat menjadikan PT Surveyor Indonesia yang dapat berkompetisi lebih baik di industri surveyor, inspection dan appraisal.
Upaya-upaya yang dilakukan menekankan pada eflsiensi biaya non operasional juga pada pengembangan konsep pemasaran dan pemilahan tugas divisi-divisi serta biro biro pendukung juga cabang-cabang sebagai ujung tombak perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>