Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205932 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nursyam Ibrahim
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam tentang pengawasan dan pengendalian pimpinan terhadap pelaksanaan kalakarya perbaikan umum di Seksi Pemulihan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Penelilian ini dilakukan dengan menggunakau metode kualitatif pada unit analisis meliputi Seksi Pemulihan Kesehatan, infonnan dari pimpinan struktural di Dinas Kesehatan serta kelompok Kepala Puskesmas yang keselumhannya berjumlah 11 orang. Pengampuian data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendaiam, kegiatan observasi dan melalui kajian dokumen. Dari hasil penelitian terlihat bahwa pengawasan dan pengendalian pembuatan reucana kerja yang disepakati pada pelatihan kalakaxya dan pelaksanaannya yang meliputi pengendalian awal dengan melakukan pengukuran standar kelja yang hanxsnya dilakukan bersarna staf, menilai atau mengendalikan proses pembuatan dan tindak Ianjut POA serta mengevaluasi hasil dengan tindakan korektif belum dilaksanakan. Selain itu yang penting lagi adalah belum dilakukarmya pengawasan melekat dari atasan ke bawahan yang mesiinya dikoordinir oleh Kepala Dinas. Dengan kondisi seperti ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil pelaksanaan manajemen di Seksi Pemulihan Kesehatan setelah kalakarya dilakukan belum maksimal dalam kaitan kegiatan fungsi peugawasan dan pengendalian. Hal ini dapat disebabkan oleh :
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab masing-masing pemimpin dalam melakukan pengawasan secara hierarki.
2. Hasil dari pelatihan yang diikuti Lidak diapllkasikan pada pelaksanaan rencana kelja yang disusun karena adanya sikap penolakan serta kurangnya motivasi Kasi Pemulihan Kesehatan terhadap kegiatan kalakarya
3. Adanya masalah pada sistem dan rata cara berkomunikasi serta koordinasi yang dijalankan dimana kegiatan rapat dan pertemuan tidak terdokumentasi berupa laporan atau notulen dari hasil kegiatan. Sehingga, untuk memberi hasil yang maksimal terhadap perbaikan manajemen yang berorientasi ke manajemen mutu terpadu disarankan pada kalakarya berikutnya perlu mengendalikan perllaku manajerial/individu pada kesiapannya terlebih dahulu.

The aim this study was obtain an in-depth information on the implementation of supervision and control to the chief handling concerning to the accomplishment on job the training of quality revision in Health Recovery Section of Pontianak Health Service. The study was qualitative design with analysis unit consisted of health recovery section, informant fiom structural chief at health service and community healthcare chief group that totality ll persons. ln depth interview technique, observation activity and the document analysis have been used to collect data. The result of the study shows the process of management in the area of supervision and control of work plan production that have been agred to on the job training and the realization that covering beginning handling by standard determination, work output measurement and evaluation as well as corrective action, had not been supposed to be done with the start; the handling process of production and ?Plan Of Action? continuation and evaluating the result by corrective action not realized. Besides that the other important thing is haven?t doing to get the attached supervision from the superior to the inferior that suppose to coordinated by the chief of department. Furthermore, this condition shows that the result of the management accomplishment becomes higher at the health recovery secnon after conference done haven?t maximally interlaced to function of controlling and handling activity. These happened were caused by :
1. Lack knowledge and understanding to the duty and own principal to the leadership responsibility doing the supervision way
2. The trainee eifect is not apply to the realization of work plan that been sets because of refusal attitude and less motivation from the chief of health recovery section to the conference action.
3. Problem with the system and manners of communication and coordinati on that been doing where the meeting activity doesn?t preserved by report from the activity. In order to maximize result to the management revision in which toward Total Quality Management orientation suggested to the next on job the training activity needs to controlling the individual behavior prepared to accept modernization by doing dissemination information first.
"
2001
T3240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Yulistio
"Organisasi Dinas Kesehatan Kota Pontianak dimasa depan dituntut untuk lebih profesional bukan saja karena desakan dan tuntutan dari masyarakat pengguna, akan tetapi juga karena adanya perubahan -kewenangan pemerintahan daerah. Untuk menghadapi tuntutan tersebut perlu diantisipasi dengan baik agar Dinas Kesehatan Kota Pontianak mampu secara cepat dan tepat mengakomodir tuntutan tersebut.
Keadaan yang dihadapi saat ini, dalam rangka mengantisipasi otonomi daerah tersebut adalah rendahnya kinerja organisasi. Untuk memperbaiki kinerja tersebut maka dilakukan suatu kegiatan intervensi budaya mutu dengan model kalakarya, berupa pembinaan dan pembimbingan Total Quality Management terhadap kinerja organisasi Dinas Kesehatan Kota Pontianak.
Masalah kinerja yang diteliti disini, dibatasi dalam lingkup Kinerja Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Kepala Seksi Pemulihan Kesehatan selaku Koordinator Organisasi Tim SP2TP Dinas Kesehatan Kota Pontianak.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang pengaruh intervensi budaya mutu terhadap kinerja SP2TP serta diketahuinya komponen-komponen yang penting sebagai karakteristik budaya organisasi yang berorientasi Total Quality Management untuk peningkatan kinerja SP2TP.
Kegiatan intervensi ini merupakan action reseach, dengan jenis penelitian Quasi Experiment Design dan bentuk desain penelitiannya Non Randomized Pretest Posttest (Self} Control Group Design, yang dilakukan oleh Tim dari FKM-UI bekerja sama dengan Kanwil Depkes Propinsi Kalimantan Barat. Peneliti membatasi diri pada penelitian kualitatif untuk menganalisa pengaruh intervensi tersebut terhadap Kinerja SP2TP Dinas Kesehatan Kota Pontianak, dengan analisis thematic approach. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan dan wawancara mendalam. Jumlah sampel untuk wawancara mendalam sebanyak 10 informan.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa adanya perubahan peningkatan kinerja SP2TP secara bertahap, namun hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena: Pertama; penghayatan visi dan misi serta tugas pokok dan fungsi, baru sampai pada tahap "awareness" untuk revitalisasi visi dan misi organisasi Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Kedua; koreksi hasil entri data laporan SP2TP serta pengolahan dan analisanya tidak dilakukan oleh para pengelola program selaku anggota tim SP2TP karena koordinator SP2TP tidak melaksanakan koordinasi dalam proses manajerial SP2TP Dinas Kesehatan Kota Pontianak.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Kinerja SP2TP Dinas Kesehatan Kota Pontianak masih rendah. Rendahnya Kinerja SP2TP ini mengakibatkan keputusan yang diambil oleh jenjang administrasi kesehatan yang lebih tinggi berdasarkan informasi yang bersumber dari data Laporan Triwulanan SP2TP yang kualitas datanya kurang terjamin/datanya tidak valid. Hal ini disebabkan karena tidak diberdayakannya para pengelola program selaku anggota tim SP2TP dalam proses manajerial SP2TP melalui koordinasi lintas program serta kurangnya penghayatan visi dan misi serta tugas pokok dan fungsi para pelaksana dan pengelola program yang merupakan komponen penting dalam peningkatan kinerja disamping komponen kepemimpinan dan ketrampilan manajerial dari Koordinator Tim SP2TP Dinas Kesehatan Kota Pontianak yang kurang mendukung.
Untuk meningkatkan kinerja SP2TP Dinas Kesehatan, disarankan untuk menghayati tugas pokok dan fungsi Organisasi Tim SP2TP dan menggerakan pelaksanaan koordinasi lintas program untuk memberdayakan Anggota Tim SP2TP yang dipimpin oleh Koordinator SP2TP, sehingga adanya keterpaduan pencatatan dan pelaporan antar program, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja SP2TP khususnya dan kinerja Dinas Kesehatan Kota Pontianak pada umumnya.
Daftar bacaan : 32 (1987 - 2000)

The Health Department of Pontianak City is expected to become more professional in the near future. Such expectation arises from not only the people but the change of local government administration. To be able to meet the expectation immediately and appropriately, the Health Department of Pontianak City should have a sound anticipatory measure.
The existing problem in anticipating local autonomy is inadequacy in the performance of the Health Department. To improve the performance, therefore, a quality culture intervention is conducted. The intervention takes a periodical workshop model in which training and coaching concerning Total Quality Management on the performance of the Health Department are provided.
The problem of performance under this study was focused on Kinerja Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) or Performance of Puskesmas Integrated Recording and Reporting System. The implementation of SP2TP was under the coordination of Chief of Health Recovery Section who acted as the coordinator of SP2TP team of the Health Department.
This study was aimed at collecting in-depth information on the effect of the quality culture intervention on the performance of SP2TP as well as examining significant characteristics of the organization culture that are Total Quality Management oriented in the improvement of SP2TP performance.
The intervention was conducted by means of action research. The research employed a Quasi Experiment Design and the research design was Non Randomized Pretest and Posttest (Self) Control Group Design conducted by a team of FKM-UI in cooperation with the Provincial Office of the Health Department of West Kalimantan. The researcher limited the study to a qualitative one attempting to analyze the effect of such intervention on the performance of SP2TP of the Health Department of Pontianak City. The analysis used a thematic approach. Data collection was conducted by means of observation and in-depth interview. The number of respondents involved in the interview was 10.
The study result shows that there is a gradual improvement in the performance of SP2TP although the output has not met the set goal, yet. There are some reasons underlying such output. First, in terms of vision, mission, main tasks and functions, the organization has reached an "awareness" phase to revitalize its vision and mission. Second, correction, analysis and use of data entry results of SP2TP reports have not been carried out by the program operatives as members of SP2TP team. Such members' performance is caused by lack of coordination by the SP2TP coordinator in its managerial process.
The study concludes that the performance of SP2TP of the Health Department of Pontianak City is still low. The low performance affects the quality of decisions made by higher health administration because the SP2TP three-monthly reports by which the decisions are made may be less reliable and valid. Such low performance is caused by less empowerment of the program operatives as members of SP2TP team in its managerial process through cross program coordination. Another reason is that the vision, mission, main tasks and functions of the program operatives. which are significant components in the performance improvement, are not fully comprehended. In addition, the low performance is due to inadequacy of leadership and managerial skills of the team coordinator.
To improve the performance of SP2TP team, main tasks and functions of the SP2TP team have to be fully understood, the coordinator of SP2TP team should conduct cross program coordination and team member empowerment so that the recording and reporting among programs can be integrated and the performance of SP2TP in particular or the Health Department of Pontianak City in general is eventually improved.
References: 32 (1987 - 2000)"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T 10283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriaty Muhammad
"Perilaku manajemen dalam organisasi dipengaruhi oleh budaya organisasi diantaranya visi dan misi, pemberdayaan sumber daya manusia, manajemen pengetahuan, dinamika proses belajar serta proses perubahan organisasi. Untuk membantu Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang meningkatkan kemampuan organisasi dalam manajemen kesehatan, dilakukan suatu intervensi dalam bentuk kalakarya Quality Management dengan pendekatan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act).
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh intervensi kalakarya manajemen mutu terhadap perilaku manajerial pada proses pemahaman tugas pokok dan fungsi di seksi kesehatan keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan sebagai informan adalah kepala seksi, kepala sub seksi, staf, bidan koordinator serta kepala puskesmas. Pengumpulan data dengan metode wawancara mendalam dan observasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi seluruh anggota seksi kesehatan keluarga terhadap kegiatan pembuatan, sosialisasi, bimbingan dan pengarahan, monitoring serta evaluasi tugas pokok dan fungsi pada umumnya baik, demikian pula persepsi kepala puskesmas tentang bimbingan dan pengarahan serta monitoring yang dilakukan oleh seksi kesehatan keluarga adalah baik. Sikap seluruh anggota seksi kesehatan keluarga terhadap kegiatan pembuatan, sosialisasi, bimbingan dan pengarahan, monitoring serta evaluasi pada umumnya setuju dengan kegiatan tersebut, demikian halnya dengan sikap kepala puskesmas terhadap kegiatan bimbingan dan pengarahan, monitoring serta evaluasi yang dilaksanakan seksi kesehatan keluarga adalah pada setuju.
Dalam hal motivasi, yang memotivasi seluruh anggota seksi kesehatan keluarga untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah adanya keinginan untuk mau merubah ke arah yang lebih baik yaitu bekerja sesuai dengan uraian tugas masing-masing supaya lebih terarah dan lebih teratur. Selama kegiatan pembuatan uraian tugas serta dalam melaksanakan tugas kepala seksi melibatkan seluruh bawahan, demikian juga dalam pengambilan keputusan serta didukung oleh hubungan kerja yang baik antara kepala seksi dengan bawahan maupun diantara sesama staf seksi. Dalam pelaksanaan semua kegiatan tersebut yang telah dilaksanakan adalah pembuatan, sosialisasi tentang uraian tugas, sedangkan bimbingan dan pengarahan, monitoring serta evaluasi dilaksanakan pada pembuatan uraian tugas sampai dengan pelaksanaan. Kegiatan bimbingan dan pengarahan, monitoring dan evaluasi berlangsung terus menerus.
Saran sehubungan hasil penelitian ini bahwa kepala seksi hendaknya menggunakan uraian tugas yang telah dibuat menjadi pedoman dalam penilaian terhadap kinerja staf.

Analysis on the Effect of On the Job Training Quality Management Intervention on Managerial Behavior in Understanding Main Tasks and Functions of Family Health Unit of the Health Department in Sintang DistrictManagement behavior in organization is influenced by the organization culture that consists of vision and mission, man power empowerment, knowledge management, learning process dynamics and organization changing process. To assist the Health Department in Sintang district in improving organization competence in health management, an intervention was conducted by using on the job training Quality Management guiding program that employed PDCA (Plan, Do, Check, Act) cycle.
This study was aimed at obtaining information regarding the effect of on the job training quality management intervention on managerial behavior in understanding main tasks and functions of family health unit of the health department in Sintang district. This study was qualitative and the informant or respondents of this study were chief of unit, heads of sub unit, staff, midwife coordinator and chief of puskesmas. Data were collected by using in depth interviews and observation methods.
Result of study shows that perceptions of all members of family health unit on creating, socializing, coaching and guiding, monitoring as well as evaluating are mostly good. Similarly, the perception of chief of puskesmas concerning coaching and guiding as well as monitoring conducted by the family health unit is good. Stance of members of the family health unit toward creating, socializing, coaching and guiding, monitoring as well as evaluating is in agreement with those activities and so is the stance of chief of puskesmas toward the activities conducted by the family health unit.
In terms of motivation, what motivates all members of family health unit to carry out such activities is their willingness to change for better that is to work pursuant to individual tasks to be more directed and regulate. During the job description process and its implementation, chief of unit involved all subordinates. Similarly, the chief involve the subordinates as well in the decision making and is supported by good work relation among the chief of unit and subordinates as well as among unit staffs.
In implementing all activities mentioned above, what have been done are creating and socializing job description, while coaching and guiding, monitoring as well as evaluating have been carried out since the establishment up to recent implementation. Coaching and guiding, monitoring as well as evaluating are conducted continuously.
The recommendation offered from this study is that chief of unit should utilize the set job description as guidelines in assessing the staff?s performance."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Honggo Simin
"Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan misi Indonesia Sehat 2010 bertujuan untuk mengangkat derajat kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat melalui pembangunan yang berwawasan kesehatan. Dalam masa globalisasi dimana arus informasi menjadi begitu cepat, berbagai jenis pelayanan tersedia dimana-mana, tuntutan terhadap kualitas suatu produk yang makin tinggi. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan di Kalimantan Barat melalui Proyek Kesehatan IV telah dilaksanakan berbagai kegiatan peningkatan mutu layanan. Pihak Kantor Wilayah Kesehatan Propinsi Kalimantan Barat menyadari bahwa perlunya suatu perubahan perbaikan menyeluruh untuk mengantisipasi kelemahan layanan yang diberikan oleh jajaran kesehatan, agar layanan yang diberikan itu sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat. Dinas Kesehatan Kota Pontianak merupakan perangkat daerah Kota Pontianak. Dinas ini mempunyai 5 Seksi dan 1 subbagian Tata Usaha. Masing-masing seksi mempunyai spesifikasinya sendiri-sendiri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui budaya organisasi dan perilaku manajerial di Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pontianak serta hal-hal yang berpengaruh terhadap budaya organisasi dan perilaku manajerial Seksi tersebut.
Hasil analisa pada pelanggan seksi menunjukkan adanya perubahan pada budaya organisasi dan perilaku manajerial Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. Dan pengamatan kegiatan rutin anggota seksi terliba+ bahwa anggota seksi berhubungan erat dan akrab satu sama lainnya, cenderung bertindak sebagai pelaksana. Banyaknya jabatan rangkap dalam seksi serta adanya jabatan yang lowong. Dari wawancara mendalam dan pengisian kuestioner anggota seksi terkesan bahwa motivasi anggota seksi terutama adalah mementingkan prestasi. Dalam hubungan antar individu terkesan suasana kerja yang baik, saling mendukung, tidak hambatan dalam berkomunikasi. Dalam sarana yang ada dan yang dibutuhkan diperoleh bahwa kelengkapan dan kecukupan sarana yang ada belum bisa mencukupi kebutuhan. Sedangkan pola kepemimpinan yang diterapkan cenderung berorientasi pada penyelesaian pekerjaan. Lingkungan sosial terkesan dapat menerima hal-hal yang dikerjakan oleh seksi. Sedangkan dukungan atasan cukup baik, terkesan tidak mengintervensi kegiatan staf.
Saran yang diberikan sehubungan dengan hasil penelitian tersebut adalah atasan lebih memberikan perhatian terhadap jabatan rangkap dan jabatan yang lowong, perlunya memberdayakan staf seksi sehingga bisa lebih berfungsi sebagai pengelola program daripada sebagai seorang pelaksana kegiatan program. Suasana kerjasama yang sudah baik jangan menjadi kendur, karena merupakan awal yang baik dalam menanggulangi masalah yang dihadapi.

Factors that Affect the Organization Culture Change and Managerial Behavior in Communicable Disease Control Section of Health Department in Pontianak Year Health Department of the Republic of Indonesia with its Healthy Indonesian 2010 vision intends to enhance the level of health reach individual, family and society through health-oriented development. In global era in which information is exchanged rapidly, any kind of service is available everywhere and demands on quality product increase. To improve the quality of health service provided in West Kalimantan through Health Project IV, all efforts of health service improvement have been performed. The health provincial office of West Kalimantan realizes that there is a necessity for total improvement to anticipate weaknesses of service provided by health workers so that such service may satisfy people's needs. This study was aimed at examining organization culture and managerial behavior in Communicable Disease Control Section of Health Department in Pontianak City and factors that influence such organization culture and managerial behavior of the section. The health department of Pontianak City is one of the city's local apparatus. This department consists of five units and one administration unit. Each unit has different task specification.
Result of analysis on the section's clients indicates that there is a change in the organization culture and managerial behavior in the Communicable Disease Control Section. Result of observation on routine activity of unit member?s shows that members of the section are closely related to each other and are likely as operatives. There are many positions occupied by same person while some are vacant. Referring to result from in depth interview with and checklist completion by the unit members, it seems that the main motivation for the unit members is their concern on achievement. Observed from their inter-member relation, it appears that the work atmosphere is likely to be conducive, supporting and free of communication barriers. In respect of the available and required facilities, it seems that the existing facilities and equipment are not adequate to meet the needs. Meanwhile the leadership style applied lends to he task completion-oriented. The social environment seems to accept matters carried out by the section. In addition, superior officers are likely to support the section well and appear not to intervene staff activities.
Recommendations offered based on the study are as follows: superior officers should put more concern on managing the positions occupied by same person and the vacant ones, the unit staffs need to be more empowerment so that they can serve as program managers rather than as program operatives, the existing work atmosphere needs to be maintained for it is a good beginning in solving present problems.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ma`ruf Toha
"Era globalisasi menuntut pelayanan yang bermutu dalam berbagai bidang, termasuk kesehatan. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kalimantan Barat telah dilaksanakan berbagai kegiatan peningkatan mutu pelayanan. Pihak Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Kalimantan Barat menyadari perlunya suatu perubahan dan perbaikan menyeluruh untuk menanggulangi kelemahan pelayanan yang diberikan oleh jajaran kesehatan, diantaranya adalah peningkatan kemampuan manajerial Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk membantu Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang meningkatkan kemampuan organisasi dalam manajemen kesehatan, dilakukan suatu intervensi budaya mutu dengan kalakarya berupa pembimbingan Total Quality Management dengan pendekatan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act). Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perubahan perilaku manajerial pada Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang setelah dilakukannya intervensi tersebut serta hal-hal yang berperan dalam perubahan perilaku manajerial tersebut.
Hasil analisis menunjukkan adanya perubahan perilaku manajerial pada Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang. Hasil wawancara mendalam menunjukkan bahwa persepsi seluruh anggota Seksi Pelayanan Kesehatan tentang pentingnya rencana kegiatan (POA) pada umumnya baik. Demikian pula sikap anggota Seksi Pelayanan Kesehatan terhadap pentingnya pembuatan SOP POA. Kerja sama tim pads Seksi Pelayanan Kesehatan tampak mendukung perubahan prilaku manajerial pada seksi tersebut. Anggota Seksi Pelayanan Kesehatan juga memiliki motivasi yang baik untuk memiliki POA.
Pola kepemimpinan yang dikembangkan cukup kondusif dalam hal pengembangan hubungan kerja sama dan pengikutsertakan anggota seksi dalam proses pengambilan keputusan. Insentif finansial tidak disediakan oleh organisasi Dinas Kesehatan, tetapi adanya suasana kekeluargaan yang tinggi, perasaan aman dan tentram, dan rasa saling percaya antar anggota seksi telah mendorong terjadinya perubahan prilaku manajerial. Walaupun desain pekerjaan dan penempatan tenaga belum sesuai dengan latar belakang pendidikan, adanya pendidikan dan pelatihan serta keterlibatan staf sangat membantu pelaksanaan tugas-tugas seksi yang telah ditetapkan.
Hasil penelitian ini menekankan pentingnya pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan staf, pendelegasian tugas yang lebih jelas, dan penyusunan rencana kegiatan yang kemudian dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas dan menilai kinerja staf.
Kepustakaan 26 ( 1986 - 2000)

Analysis Of Managerial Behavior Change At The Health Service Section, Sintang Health Office In The Year Of 2000
The globalization era requires quality services in all sectors, including health. Many activities have been implemented to increase the quality of health sevices in West Kalimantan Province. The Provincial Health Office of West Kalimantan realizes that comprehensive improvement is needed to cope the weakness of health services, includes improvement of managerial ability of the District Health office. Intervention of quality culture by "on the job training" of Total Quality Management Leadership Training with PDCA ( Plan, Do, Check, Act) cycle has been implemened to assist the District Health Service in Sintang District, West Kalimantan.
The purpose of this study is to analyze the managerial behavior change at the Health Service Section of Sintang District Health office after the intervention and to analyze factors associated with the managerial behavior change.
The results showed that there were positive changes in managerial behavior of the Health Service Section of Sintang District Health office. The results from in iv depth interview revealed that all members of Health Service Section showed good perceptions, attitudes and supports regarding the importance of Plan of Activity (POA), the preparation of SOP POA, and the team work. They had also good motivation to have the POA. Leadership pattern is conducted by paying attention to the team work and involvement of the section is member in the decision making process. There was no financial incentive given by the district Health office but with good, peacefiil, secure and mutual trustful atmosphere the managerial behavior change could be achieved. Although the job design and man power placement were not evenly distributed and often unsuitable with the staffs' educational background, training and education program, as well as the staff involvement supported the staffs in conducting their jobs.
It is suggested that the Section Head need to monitor and evaluate the staffs' activities, properly and clearly delegate the jobs among the staffs and to prepare Plan of Action as a base for activity implementation and staffs' performance evaluation.
References 26 (1986 - 2000)"
2001
T9265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmanelly
"Memasuki abad ke 21 yang semakin maju, agar tetap eksis di tengah persaingan global yang sernakin ketat, sudah seharusnyalah bahwa pendekatan mutu layanan yang berorientasi pada pelanggan atau pasien menjadi strategi utama bagi pelayanan kesehatan di Indonesia. Salah satu langkah strategis yang digunakan adalah kerjasama lira, disamping peningkatan mutu secara terus menerus dan pengambilan keputusan berdasarkan data yang ada.
Puskesmas merupakan salah satu organisasi pelayanan kesehatan, mempunyai beban kerja 18 program pokok yang terbagi atas kegiatan-kegiatan, dikelola oleh seorang pemimpin bersama staf yang terdiri dari berbagai latar belakang.
Mengkoordinir individu yang terdiri dari berbagai latar belakang ini bukanlah pekerjaan mudah, agar setiap saat tidak terjadi konflik. Dalam studi ini dilakukan penelitian tentang analisis kerjasama tim di Puskesmas wilayah Kota Pontianak tahun 2000, untuk mendapatkan informasi tentang gambaran kerjasama tim dan hal-hal yang berperan dalam kerjasama tim tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang dilakukan terhadap 4 (empat) Puskesmas dengan pengunjung terbanyak, dan 4 (empat) Puskesmas dengan pengunjung paling sedikit, dengan melibatkan 8 orang Kepala Puskesmas dan 1 orang Kepala Dinas melalui wawancara mendalam, dan 28 orang staf dari Puskesmas tadi melalui diskusi kelompok terarah.
Analsisa dan data yang terkumpul menunjukan bahwa gambaran kerjasama tim wilayah Kota Pontianak cukup baik, hal ini terlihat dari karateristik individu seperti jenis kelamin, suku bangsa dan jabatan tidak menjadi masalah dalam kerjasama tim, namun disisi lain karakteristik seperti umur, pendidikan, status perkawinan, dan lama kerja disamping dapat menunjang kerjasama tim, juga dapat menghambat kerjasama tim. Begitu juga dengan karateristik organisasi.
Hal-hal yang berperan dalam kerjasama tim berdasarkan variabel karakteristik organiosasi secara negatif antara lain, untuk Puskesmas besar (dan segi jumlah kunjungan dan tingginya kesibukan) menyebabkan berkurangnya intensitas interaksi, walaupun sudah semua Puskesmas mempunyai visi dan misi, tetapi tidak satupun balk staf maupun pimpinan yang tabu dan ingat isi dari visi dan misi tersebut. Sementara karateristik organisasi yang berperan secara positif yaitu, komunikasi secara informal yang berdampak lebih akrab, kepemimpinan secara demokrasi dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat, rasa tanggung jawab dalam bekerja yang memotivasi staf untuk bekerja lebih balk, adanya rasa kekeluargaan yang kuat sehingga walaupun ada konflik tetapi tidak menghambat kerjasama tim.
Berdasarkan hat tersebut diatas maka untuk membangun kerjasama tim yang tangguh diperlukan sating toleransi terhadap keragaman latar belakang anggota, memanfaatkan pertemuan-pertemuan formal untuk membahas hat-hat yang berkaitan dengan upaya perbaikan mute layanan kesehatan, selain itu mengadakan pertemuan informal seperti arisan atau anjang sana untuk meningkatkan kualitas hubungan antar anggota. Selanjutnya agar konflik tidak menghambat kerjasama tim, maka rasa kekeluargaan perlu dibina serta pihak Kepala Puskesmas cepat tanggap untuk menanganinya.
Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, diharapkan untuk melengkapi sarana komunikasi dan transportasi di Puskesmas karena sarana tersebut sangat menunjang kerjasama tim. Perlu penyegaran informasi tertang visi dan misi agar tim memiliki kesatuan tujuan dalam bekerja.

Analysis on Teamwork in Improving Puskesmas Service Quality in Pontianak City Area Year 2000 Entering the 21st century, to stay exist amid tight global competition, health service in Indonesia should be provided on the basis of customer or patient-oriented service that becomes a main strategy in Indonesia health service. One of strategic ways to use in the service is teamwork, other ways include continuous quality improvement and decision making based on the available data.
Puskesmas is one of health service organizations. It has 18 main tasks divided into programs and is managed by a chief assisted with staffs from various disciplines.
Coordinating these staffs with various backgrounds is not an easy task, particularly to prevent conflicts among them. This study examined teamwork in Puskesmas in Pontianak City area year 2000. It was aimed at obtaining information regarding description of teamwork and factors that affect such teamwork.
This study employed a qualitative research approach and was conducted in 4 (four) most-attended Puskesmas, and 4 (four) least-attended Puskesmas. It involved 8 chiefs of Puskesmas and 1 chief of local health department. Data were collected by means of in-depth interviews with the 8 chiefs of Puskesmas and 1 chief of local health department and focused group discussion with 28 staff members of the Puskesmas.
The analysis on the collected data shows that the description of teamwork in Puskesmas in Pontianak City area is good enough. Gender, ethnic group and position were not obstacles in the teamwork. However, age, education, marital status, and length of work as well as the organization characteristics seemed to be both supporting and hindering the teamwork.
Factors that seem to have negatively affected the teamwork based on the variables of organization characteristics among others are lack of intense interaction due to the size of Puskesmas or in larger Puskesmas (in terms of the number of visits and rate of service); although all Puskesmas had already set their vision and mission statements but none of the staffs nor the superiors were able to recall such statements. On the other hand, organization characteristic that seem to have positively affected the teamwork are informal communication that brings members closer to each other, democratic leadership that employs public-oriented service, work responsibility that motivates the staffs to do their jobs better, strong family hood that ties the members of the team despite present conflicts.
Based on such findings, to build a solid teamwork, tolerance over differences of members is required, formal meetings to discuss issues regarding improvement of health service quality are utilized, and informal meetings such as family gathering or home visits are encouraged to maintain and improve relationship among team members. To prevent conflict from developing, it is necessary to foster sense of family hood and chief of Puskesmas should be able to respond to any conflict immediately.
Chief of local health department of Pontianak City is suggested to provide communication and transportation equipment for Puskesmas that may support the teamwork. Reorientation program on vision and mission of puskesmas should be held so those members of team share one common goal in doing their job.
"
2000
T1545
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Megalia
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam tentang pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pimpinan terhadap penyelenggaraan pendidikan di Akademi Keperawatan Depkes Dr.Otten Bandung.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan unit analisis meliputi pimpinan struktural, pimpinan fungsional dan kelompok dosen yang keseluruhannya berjumlah 27 orang.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (WM), diskusi kelompok terarah (DKT) dan kajian dokumen.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa langkah-langkah dasar dalam proses pengawasan dan pengendalian pimpinan, yang meliputi penetapan standar, penilaian atau pengukuran hasil kerja serta tindakan korektif belum dilaksanakan. Disamping itu hal lain yang penting adalah belum adanya penetapan standar pengawasan yang disepakati bersama antara pimpinan dan bawahan, dengan dikoordinir oleh Direklur. lni menunjukkan bahwa belum efektifnya pelaksanaan manajemen di instilusi tersebut yang berkaitan dengan kegiatan pengawasan & pengendalian.
Hal ini dapat disebabkan oleh :
1. Kurangnya pemahaman tentang langkah-langkah dalam proses pengawasan dan pengendalian;
2. Hasil dari pelatihan belum diaplikasi-kan dalam kegiatan sehari-hari;
3. Baru sekitar 30% pimpinan yang mengikuti pelatihan tentang manajemen; dan
4. Kurangnya motivasi serta sikap kepemimpinan dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian.
Untuk memberikan hasil kerja yang optimal maka disarankan agar sistem pengawasan dan pengendalian pimpinan secara berjenjang di setiap unit kerja dapat lebih disosialisasikan.

The aim this study was to obtain an in depth information on the implementation of supervision and control of educational operational organized by the management toward at Department of Health's Nursing Academy Dr.Otten, Bandung.
The study was descriptive qualitative design with analysis unit consisted of structural, functional management and a group of lectures consisted of 27 people.
In depth interviews technique, focus group discussion and documents analysis were used to collect data.
The result of the study showed that the basic steps in the process of management in the area of supervision and control consisted of standard determination, work output measurement and evaluation as well as corrective actions, had not been implemented yet.
There was another important fact i.e. the absence of supervision standard agreed both by the higher the management and its subordinates which were coordinated by a director.
This condition indicated that the implementation of the management at the institution related to supervision and control had not been effective, which were due to:
1. Lack of understanding on the steps of supervision and control process,
2. Outputs of trainings had not been applied in the daily activities,
3. Only 30% of the management had participated the management training program, and
4. Lack of motivation and leadership in carrying out the supervision and control.
In order to achieve the optimal performance, it is suggested that the system of supervision and control in each level of management in every unit be more socialized.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Justine Zohra Charollyne
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>