Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128152 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ester Ibrahim
"Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pemberian ASI eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai umur 4-6 bulan. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah yaitu sebesar 23.9% (SDKJ, 1997) bahkan di kabupaten Tangerang tidak ada bayi mendapat ASI eksklusif sampai umur 4 bulan (Husaini, 2000). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran pemberian ASI eksklusif dan faktor determinan yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di kabupaten Tangerang. Disain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dan sebagai responden adalah ibu yang mempunyai bayi umur 4-6 bulan. .Iumlah sampel sebanyak 2.95, yang diambil secara kluster dua tahap. Data yang diperlukan diperoleh melalui wawancara tersruktur oleh enumerator terlatih. Hasil penelitian mendapatkan 18% responden memberikan ASI eksklusif selama 4 bulan. Secara statistik diperoleh hubungan yang bermalcna antara pepgetahuan responden dengan pemberian ASI eksklusifdengan p=0.029, dan OR 1_9 (95%CI;1.069: 3556). Sedangkan hubungan antara faktor-faktor umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, keterpaparan terhadap informasi ASI eksklusii; perau dukungan keluarga, peran nakes dengan pemberian ASI eksklusif tidak bermakna secara statistik. Perlu dilakukan penyuluhan yang intensif dan penyediaan sarana yang sesuai dalam upaya meningkatkan program pemberian ASI eksklusii Sasaran penyuluhan adalah petugas kesehatan, kader kesehatan dan masyarakat. Khusus bagi nakes perlu dilakukan pelalihan manajemen laktasi serta pengawasan yang lebih ketat kepada fasilitas kesehatan dalam pelaksanaan rawat gabung yang efektif.

Exclusive breast feeding to infant in the first 4-6 months of life is on effort to improve human resources. Base on the Demographic and Health Survey 1997, the coverage of exclusive breast feeding was low, 23.9%. Even in Tangerang distric, there was no infant which breast feed exclusively up to 4 months (Husaini, 2000). The objective of this study was to obtain the detemtinant factors on exclusive breast feeding. The study design was cross sectional and the total sample was 295 respondents who has infant aged 4-6 months old. sampling was done through two stages, using PPS method. This study showed only 18% respondents were exclusively breast feeding. There was a statistically significant between exclusive breast feeding and mother?s knowledge (OR=l,9; 95% Cl: l.069-3.556). While with others Factors: age; education, employment, parity, the access of exclusive giving breast feeding information, the role of family support, the role of health worker giving exclusively breast feeding were not showing statistically significant. It was suggested to improve the knowledge of health provider and community on exclusive breast feeding, through training on management of lactation to the health worker, promotion of exclusive breast feeding to the community and closed supervision on ?rooming in? in health facilities."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T3213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Legawati Huka
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26559
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardiman
"Air Susu Ibu (ASI) sudah terbukti dapat meningkatkan status kesehatan bayi sehingga 1,3 juta bayi dapat diselamatkan. Bayi yang tidak pernah mendapat ASI berisiko meninggal 21% lebih tinggi dalam periode sesudah kelahiran daripada bayi yang mendapat ASI.Tujuan Penelitian ini adalah diketahuinya determinan pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Jatiuwung Kota Tangerang Tahun 2014.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil dari 188 sampel adalah Prevalensi pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Jatiuwung Kota Tangerang yaitu 28,7%. Predisposing factors yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Jatiuwung Kota Tangerang adalah pengetahuan dan pendidikan. Enabling factors yang berhubungan adalah IMD, rawat gabung dan keterpaparan sampel susu formula. Reinforcing factors yang berhubungan adalah dukungan suami.
Koordinasi dengan semua Puskesmas yang ada di Wilayah Kota Tangerang khususnya di Puskesmas Jatiuwung untuk melaksanakan Program 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta meningkatkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang manfaat ASI Eksklusif bagi bayi, ibu dan keluarga dari sejak dini (masa kehamilan, bersalin sampai usia bayi 6 bulan) khususnya kepada ibu yang berpendidikan rendah (< SMA) serta kepada suami agar dapat mendukung ibu dalam melakukan pemberian ASI Eksklusif.

Breastfeeding has been proven to improve the health status of infants, regarding this, approximately 1.3 million infantss could be saved from mortality. Infants who were never breastfed has the risk of 21% higher in the period after birth than infant who were given the breastfeeding. The aim of this study is to know the determinants of breastfeeding (Exclusive breastfeeding) for mothers in Puskesmas (Public Health Centre) Jatiuwung, Tangerang 2014.
This research is a quantitative research using descriptif analytic with cross sectional design and 188 samples, with the results as below; The prevalence of exclusive breastfeeding in Puskesmas (Public Health Centre) Jatiuwung Tangerang is 28.7%. Predisposing factors which is associated with exclusive breastfeeding in Puskesmas (Public Health Centre) Jatiuwung Tangerang for knowledge and education variable. Enabling factors associated with the Early initiation of breastfeeding, joining treatment and the exposure of samples of formula milk. Reinforcing factors’ correlation is husband's support variable.
Coordinate with all public health centers (Puskesmas) in Tangerang especially with Puskesmas (Public Health Center) Jatiuwung to implement the program of 10 Steps for Successful Breastfeeding (LMKM) and Early Initiation of Breastfeeding (IMD) and also by increasing the Communication, Information and Education (KIE) on the benefits of giving exclusive breastfeeding for infant, mother and family, starting from pregnancy, giving birth until infant is 6 months old, especially for mothers with lower education ("
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nangoy, Elyzabeth
"Pemberian ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi usia 0-6 bulan tanpa diberi makanan dan minuman lainnya kecuali vitamin, dan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Suwawa Kab. Bone Bolango tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 5-12 bulan dengan jumlah sampel 100 responden.
Dari hasil penelitian diperoleh proporsi perilaku pemberian ASI eksklusif hanya sebesar 23%. Dari 10 variabel terdapat 7 variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, pengetahuan, perilaku ASI segera, dukungan petugas kesehatan dan dukungan suami dan keluarga. Pendidikan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif dimana ibu yang berpendidikan tinggi memiliki peluang 11 kali untuk bisa memberikan ASI Eksklusif dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah. Oleh karena upaya peningkatan promosi kesehatan berupa penyuluhan dan konseling tentang ASI Eksklusif sangat penting untuk dilakukan.

Granting exclusive breast feeding is giving breas feeding to a baby age 0-6 months without food and other drinks except vitamins, and medications. This research aims to know the factors related to the behavior of exclusive breast feeding in Clinic Suwawa Kab. Bone Bolango by 2013. Type of this research is quantitative research with cross sectional design research. The sample in this research is the mother who has a baby age 5-12 months with a total sample of 100 respondents.
Research results obtained in proportion to exclusive breast feeding only 23 %. Of the 10 variables there are 7 variables that have a meaningful relationship with exclusive breast feeding behavior, it is education, occupation, age, knowledge, behavior of breast milk immediately, suport health workers and support of the husband and family. Education is the most influential factor of exclusive breast feeding in which highly educated mothers have opportunities 11 times to get it.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Restu Sari
"Cakupan ASI Ekslusif di Indonesia sangat rendah yaitu 32% (SDKI 2007), masih jauh dari target Depkes RI sebesar 80%. RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2010 menunjukkan persentase pemberian ASI Ekslusif lebih tinggi diwilayah pedesaan dibanding perkotaan. Di Propinsi Sumatera Barat pencapaian ASI Ekslusif pada tahun 2008 adalah 56,61%, di Kabupaten Solok 69,87% dan di Puskesmas Talang 44,06% (tahun 2010). Berbagai studi menunjukkan beberapa faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Ekslusif antara lain umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap ibu, jumlah anak serta dukungan keluarga, pengetahuan ayah dan sikap ayah selama menyusui.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Talang yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik, pengetahuan, sikap dan dukungan ayah terhadap pemberian ASI Esklusif. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dan sampelnya adalah pasangan suami istri yang mempunyai bayi berusia 6-11 bulan. Sampel didapatkan dengan teknik Proportional Random Sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuisioner dan dianalisa dengan analisa univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI Ekslusif sebesar 39%. Hasil analisa bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan dukungan ayah dengan pemberian ASI Ekslusif. Variabel karakteristik ayah seperti umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan paritas tidak berhubungan dengan pemberian ASI Esklusif. Masih rendahnya cakupan pemberian ASI Esklusif serta beberapa faktor ayah yang mempengaruhinya memerlukan upaya-upaya untuk mengatasinya. Peningkatan pengetahuan ayah melalui penyuluhan kesehatan dan melibatkan ayah dalam kelas Ibu Hamil diharapkan dapat meningkatkan pemberian ASI Ekslusif.

The Coverage of Exclusive Breastfeeding in Indonesia is 32%, which is much less than what is targetted by Ministry of Health 80%. RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) in year 2010 indicated the percentage of Exclusive Breastfeeding is higher in the rural area than those in the urban. Whereas Exclusive Breastfeeding in West Sumatera in year 2008 reach up to 56,61%, in Solok Regency is 69,87% and in Puskesmas Talang itself is 44,06% (year 2010). Some study indicated factors associated with Exclusive Breastfeeding, they are age, education, occupation, knowledge and attitude or mother, the number of children, family support and the father's knowledge and attitude.
This research is done in the Puskesmas Talang working area which aims to determine the relevancy of father's character, knowledge, attitude, and support towards exclusive breastfeeding. The research design being used is cross sectional. The population and samples are couples who have babies aged 6-11 months. Samples are obtained by using Proportional Random Sampling techniques. Data were collected by interview using a questionnaire and analyzed with univariate and bivariate analysis. Results showed that there are 39% mothers who gave exclusive breastfeeding.
The result of bivariate analysis showed there was significant correlation between knowledge, attitude and support of fathers with exclusive breastfeeding. Age, education, occupation, income, and parity as the variables from father (father's characteristic) is not related to exclusive breastfeeding. It requires efforts to overcome the low coverage of exclusive breastfeeding and any factors influencing it. Increasing knowledge of the father through health education and involving fathers in the class of pregnant women are expected to increase exclusive breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S231
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida
"Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya proporsi pemberian ASI eksklusif 6 bulan dan faktor-faktor yang berhubungan di Wilayah Kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok Jawa Barat tahun 2011. Penelitian ini menggunakan disain crossectional dengan responden adalah ibu yang mempunyai bayi berumur 6 bulan sampai dengan 12 bulan sejumlah 172 responden. Penelitian dilakukan pada Bulan Oktober 2011.
Hasil penelitian didapatkan persentase pemberian ASI eksklusif 6 bulan masih rendah yaitu hanya 25,6%. Faktor predisposisi yang berhubungan bermakna dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan adalah paritas (p=0,043, OR=2,333, 95% CI=1,084-5,022). Faktor pemungkin yang berhubungan bermakna adalah inisiasi menyusu dini (IMD) (p=0,024, OR=2,368, 95% CI=1,174-4,780) dan rawat gabung (p=0,009, OR=3,180, 95% CI=1,369-7,388). Faktor penguat yang berhubungan bermakna adalah dukungan suami (p=0,001, OR=3,737, 95% CI=1,737-8,040), dukungan sarana dan tenaga kesehatan (p=0,000, OR=3,974, 95% CI=1,896-8,329), dukungan teman (p=0,009, OR=3,388, 95% CI=1,402-8,189), dan dukungan keluarga (ibu dan ibu mertua) (p=0,002, OR=4,111, 95% CI=1,705-9,912). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa dukungan keluarga (ibu dan ibu mertua) merupakan faktor yang paling dominan dalam hubungannya dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan (p=0,001, OR=5,606, 95% CI=2,086-15,068).
Saran untuk Dinas Kesehatan Kota Depok adalah adanya pengawasan dari Dinas Kesehatan agar seluruh sarana kesehatan di Kota Depok untuk menerapkan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui. Sedangkan untuk Puskesmas Kemiri Muka adalah disarankan agar membuat klinik menyusui di puskesmas, dan memberikan penjelasan kepada ibu hamil dan menyusui, suami ibu hamil dan menyusui, dan keluarga ibu hamil dan menyusui tentang pentingnya dan manfaat pemberian ASI eksklusif 6 bulan.

The objectives of this study was to asses the proportion of practice of exclusive breastfeeding for 6 months and their associated factors. This study used a crossectional design study. Respondents are mothers who had babies aged 6 to 12 months a number of 172. The study was conducted in October 2011.
The study found the percentage of practice exclusive breastfeeding for 6 months was still low at only 25.6%. The predisposing factors significantly associated with exclusive practice breastfeeding for 6 months is parity (p=0,043, OR=2,333, 95% CI=1,084-5,022). The enabling factors significantly related are early initiation of breastfeeding (p=0,024, OR=2,368, 95% CI=1,174-4,780) and rooming in (p=0,009, OR=3,180, 95% CI=1,369-7,388). The reinforcing factors significantly associated are support of her husband (p=0,001, OR=3,737, 95% CI=1,737-8,040), support of facilities and health workers (p=0,000, OR=3,974, 95% CI=1,896-8,329), support of friends (p=0,009, OR=3,388, 95% CI=1,402-8,189), and family support (mother and mother-in-law) (p=0,002, OR=4,111, 95% CI=1,705-9,912). The results of multivariate analysis showed that the support of family (mother and mother-inlaw) is the most dominant factor in association with exclusive breastfeeding 6 months (p=0,001, OR=5,606, 95% CI=2,086-15,068).
Suggestions for Depok City Health Office who developed policy of oversight to all health facilities in Depok City to apply the 10 steps to successful breastfeeding. For Kemiri Muka Public Health Center, it is recommended make breastfeeding clinic, and deliver information to pregnant and lactating mothers, her husband and families on the importance and benefits of exclusive breastfeeding 6 months.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30146
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Karnila
"Pendahuluan: Pemberian ASI ekslusif direkomendasikan hingga anak berusia 6 bulan. Kurangnya pemberian ASI ekslusif merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas bayi dan anak. Berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif diantaranya depresi, inisiasi menyusui dini, wilayah tempat tinggal, status bekerja dan status pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI ekslusif pada anak 0-5 bulan di Indonesia berdasarkan data SDKI 2017.
Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data berasal dari data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sampel penelitian ini adalah WUS yang melahirkan anak terakhir berumur 0-5 bulan berjumlah 1.266. Analisis data menggunakan regresi logistik untuk mengetahui prevalen odd rasio. Signifikansi dinilai dengan melihat rentang kepercayaan (confident interval) CI 95%.
Hasil: Dari 1.266 responden diperoleh prevalensi depresi postpartum 10,2%, pemberian ASI ekslusif 67,1%. Hasil analisis menunjukan responden yang depresi berpeluang 0,762 kali (CI 95% 0,506 – 1,148) untuk tidak memberikan ASI ekslusif setelah dikontrol variabel inisiasi menyusui dini, status bekerja dan status pernikahan.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI ekslusif. Namun terdapat hubungan variabel lainnya dengan pemberian ASI ekslusif diantaranya variabel inisiasi menyusui dini, status bekerja dan status pernikahan.
Kata kunci: Depresi postpartum, ASI ekslusif, regresi logistik, SDKI, Indonesia

Background: Exclusive breastfeeding is recommended for children up to 6 months old. Lack of exclusive breastfeeding is a risk factor for infant and child morbidity and mortality. Various factors that influence exclusive breastfeeding include depression, early breastfeeding initiation, place of residence, work status and marital status. This study aims to determine the association between postpartum depression with exclusive breastfeeding for children 0-5 months in Indonesia based on Indonesian Demographic Health Survey 2017.
Methods: Design study was cross-sectional and data was obtained from Indonesian Demographic Health Survey 2017. Sample was women childbearing age who gave birth to last child aged 0-5 months, total 1.266 respondents. Data were analysed using logistic regression to determine the prevalence odds ratio. Significant level was assessed by confident interval (CI) 95%.
Results: From 1.266 respondents, the prevalence of postpartum depression was 10.2%, exclusive breastfeeding was 67.1%. The results of the analysis showed that depressed respondents had an odd 0.762 (95% CI 0.506 - 1.148) to not give exclusive breastfeeding after being controlled by early breastfeeding initiation, work status and marital status.
Conclusion: There was no association between postpartum depression with exclusive breastfeeding. But there was a association between other variables with exclusive breastfeeding including variable early breastfeeding initiation, work status and marital status.
Key words: Postpartum depression, exclusive breastfeeding, logistic regression, IDHS, Indonesia
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Zahra Lydia Cross
"ASI eksklusif terbukti menjadi makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada anaknya selama 6 bulan pertama. Rendahnya cakupan ASI eksklusif di Indonesia perlu menjadi perhatian mengingat tingginya risiko kesehatan yang dapat mengancam pertumbuhan, kesehatan, hingga menyebabkan kematian bayi jika tidak ASI eksklusif. Berbagai faktor ditemukan menjadi penentu dalam praktik pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia. Desain yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan data sekunder IFLS-5 tahun 2014-2015 yang memiliki sampel anak usia 6-23 bulan sebanyak 1550 orang. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan prevalensi pemberian ASI eksklusif hingga usia minimal 5 bulan adalah sebesar 24,9%. Analisis bivariat menemukan beberapa faktor yang berhubungan signifikan dengan pemberian ASI eksklusif, yaitu usia ibu, pendidikan ibu, berat badan lahir, tempat persalinan, penolong persalinan, dan kunjungan ANC. Faktor status pekerjaan, status perkawinan, paritas, pengetahuan terkait ASI eksklusif, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, dan kunjungan PNC ditemukan tidak berhubungan signifikan dengan pemberian ASI eksklusif dalam penelitian ini. Hasil analisis multivariat menemukan usia ibu sebagai faktor dominan pemberian ASI eksklusif pada ibu dengan anak usia 6-23 bulan di Indonesia dengan OR 2,13. Penelitian ini menunjukkan bahwa optimalisasi praktik menyusui pada usia reproduktif dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan hingga 2,1 kali lebih tinggi.

Exclusive breastfeeding (EBF) is proven to be the best food a mother can give to her child during the first 6 months. The low prevalence of EBF in Indonesia needs to be a concern given the many health risk of not breastfeeding exclusively, such as delayed growth, threatened health, and infant mortality. Various factors were found to be determinants in the practice of exclusive breastfeeding. This study was conducted to identify the dominant factor associated with 6-month EBF among children aged 6-23 months in Indonesia. The design used in this study is cross-sectional using IFLS-5 2014-2015 as a secondary data with a sample of 1550 children aged 6-23 months. Data were analyzed using chi square test dan multiple logistic regression test. The result found the prevalence of 5-month EBF was 24,9%. Bivariate analysis found several factors that were significantly related to EBF, which are maternal age, maternal education, birth weight, place of delivery, birth attendant, and ANC visits. The factors of employment status, marital status, parity, knowledge related to EBF, gender, area of residence, and PNC visits were not found to be significantly related to EBF practice in this study. The result of multivariate analysis showed maternal age as the dominant factor of EBF practice in mothers with children aged 6-23 months in Indonesia with an OR of 2,13. This study shows that optimizing breastfeeding practices at reproductive age can increase the success of 6-month EBF up to 2,1 times."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refi Hanna Amelinda
"Kesehatan adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia dan merupakan faktor penentu untuk menentukan kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi dapat berpengaruh penting untuk meningkatkan sumber daya manusia salah satu faktornya adalah pemberian ASI sampai dengan dua tahun yang dapat berpengaruh besar terhadap sumber daya manusia tersebut. Pemberian ASI yang maximal adalah pemberian ASI sampai dengan dua tahun, Pemberian ASI sampai dengan dua tahun dapat meningkatkan IQ anak dan meningkatkan kualitas anak bangsa, olehkarena itu pemberian ASI sampai dengan dua tahun adalah hal yang sangat penting untuk diberikan kepada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam pemberian ASI sampai dua tahun di kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dengan sampel 310 ibu yang mempunyai anak 24-59 bulan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2018, cara pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dari sebanyak 14 Desa dipilih 7 Desa lalu memilih kembali sampel dengan menggunakan metode random sampling. Hasil penelitian ini terdapat tiga faktor yang berpengaruh terhadap pemberian ASI sampai dua tahun yaitu pendidikan dengan nilai p value 0,05, sosial ekonomi dengan nilai p value 0,043 dan riwayat pemberian ASI eksklusif sampai enam bulan dengan nilai p value 0,023.

Health is a basic need for human life and a decisive factor for determining the quality of human resources. Adequacy of nutrition can have an important effect to increase human resources. One of the factors is breastfeeding up to two years which can have big influence to the human resource. Maximal breastfeeding is breastfeeding up to two years. Breastfeeding up to two years can increase the intelligence quotient (IQ) of the children and improve the quality of the children, therefore breastfeeding up to two years is important to the children. The aim of this study was to determine the most dominant factor in breastfeeding up to two years in Cimalaka sub-district, Sumedang District. The study design was cross sectional. The study sample consisted of mothers who have children 24-59 months (N = 310). This research was conducted in February- March 2018. The method sampling was purposive sampling, from 14 villages selected 7 villages and then select the sample by using random sampling method. The results showed that there were three factors that affect breastfeeding up to two years, i.e. education (p value 0.05), socioeconomic (p value 0.043), and history of exclusive breastfeeding until six months (p value 0.023)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allisya Aurelia
"Pemberian ASI eksklusif memiliki dampak positif baik bagi ibu maupun bayinya, namun persentase cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Nusa Tenggara Barat berdasarkan data Riskesdas 2018 hanya sebesar 20,3%. Hal ini masih dibawah target pencapaian indikator ASI Eksklusif yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-23 bulan di NTB. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel 802 bayi usia 0-23 bulan yang tinggal di NTB. Data yang digunakan bersumber dari Riskesdas 2018. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat menggunakan chi square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik berganda. Hasil menunjukan bahwa, 56,7% diberikan ASI eksklusif. Analisis bivariat juga menunjukan antara paritas dan IMD dengan pemberian ASI eksklusif (p-value < 0,05). Analisis multivariat menu that parity and early initiation of breastfeeding (EIBF) were significantly associated with EBF (p-value < 0,05). Parity was the most dominant risk factor of EBF (p-value = 0,002 ; OR : 1,6 ; 95% CI : 1,1 – 2,1)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>