Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61192 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robert AB
"Membanjirnya informasi yang beredar dipasar membuat setiap informasi menjadi asimetrik dimata konsumen apalagi saat ini konsumen memiliki keterbatasan waktu dan biaya untuk mengolah setiap informasi yang mereka terima. Alfin Tofler (1970) telah memprediksi,hal ini jauh sebelumnya. Beliau mengatakan hal ini sebagai kondisi over information yang diakibatkan perkembangan dan penyebaran teknologi infomasi yang demikian cepat diseluruh dunia. Jack Trout (1996) jugs mengatakan hal senada dengan menyebutnya sebagai kondisi over communication.
Selain terjadinya over information seat ini juga terjadi kondisi over choice dimana ditandai dengan membajirnya tawaran produk dipasar yang diakibatkan perkembangan produk baru yang demikian pesat (Sealy & M.Cristol, 1999). Pada kondisi over choice konsumen mengalami kebingungan untuk memilih praduk yang dapat dipercaya. Kondisi over information dan over choice mengakibatkan suatu produk sulit bertahan lama di pasar. Untuk menjawab kondisi seperti ini Tulin Erdem dan Joffre Swait mengatakan bahwa sebuah merek harus memiliki kredibilitas dipasar yang pada akhirnya mendorong konsumen untuk memilihnya.
Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh brand credibility (variabel endogen) pada brand choice melalui variabel antara yakni perceived quality, perceived risk, dan information cost saved di mana semuanya berdiri sebagai variabel eksagen. Penelitian diinspirasikan dari penelitian sebelumnya oleh Tulin Erdem dan Joffre Swait (2004) dengan metode yang digunakan structural equation modeling (SEM).
Pada penelitian ditemukan bahwa model penelitian konsisten pada kategori produk minuman energi. Sedangkan pada kategori ponsel konsistensi model tidak dapat berlangsung dengan baik. Hal ini disebabkan karena ditolaknya semua hipotesis yang berkenaan dengan variabel perceived risk.
Rekomendasi untuk penelitian kedepan terbagi kedalam beberapa hal. Pertama memasukan element-element perceived risk kedalam variabel penelitian agar dapat terlihat lebih spesifik element yang paling berperan. Kedua, perlu dipertimbangkan faktor-faktor lain yang memberikan pengaruh terhadap brand choice selain perceived quality, perceived risk, dan information cost saved. Ketiga, variabel brand credibility harus secara spesifik mengacu kepada product brand atau corporate brand. Penulis juga rnerekomendasikan untuk melihat pengaruh corporate brand credibility terhadap product brand credibility secara searah maupun dua arah.

The overload of information in the market make the information becomes asymmetric. Meanwhile the consumer has time and cost constraint to process all information that they receive. Alvin Toffler (1970), had predicted this situation long time ago. He said this situation as an over information that come from the development and spreading of information technology around the world. In the other side, Jack Trot (1996) said this situation as an over communication.
Meanwhile, another situation from over information is over choice that marked with overload of product offering on the market because the speed of product development (Sealy & M.Cristol, 1999). In over choice situation consumer confuse to choose the credible product. Over information and over choice make a product cannot stay in market in the long term. To cover this situation Tulin Erdem & Joffre Swait argue that a brand ought to have credibility that pushes a brand to be chosen by consumer.
This research is focus to examine the influence of brand credibility (exogenous) on brand choice moderated by perceived quality, perceived risk, and information cost saved (endogen). This research is inspired from former research that conducted by Tulin Erdem & Joffre Swait that using structural equation modeling method.
The findings on this research show research model consistent in energy drink category on the other hand in mobile phone category it cannot be consistent. This is because the hypothesis that connects to perceived risk variable is rejected.
Recommendation for future research including several suggestions. First, to include the element of perceived risk therefore we can know which element that is affected. Second, we have to consider the other element that affect on brand choice not only perceived quality, perceived risk, and information cost saved. Third, we recommend specifying either corporate brand or product brand that used. We also recommend examining the influence of corporate brand credibility on product brand linearly and reciprocally.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18274
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Satria
"Tesis ini membahas mengenai pengaruh brand Bank Mandiri terhadap brand equity Bank Syariah Mandiri. Brand Bank Mandiri mempengaruhi lima variabel pembentuk brand equity Bank Syariah Mandiri yaitu brand awareness, brand association, perceived quality, brand loyalty dan brand image. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dan untuk analisis data menggunakan model binary logistic. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa brand Bank Mandiri mempengaruhi brand equity Bank Syariah Mandiri. Selanjutnya dalam penelitian ini menyarankan agar Bank Syariah Mandiri mengelola brand equity lebih baik lagi.

This thesis describes the impact of Bank Mandiri Brand on Bank Syariah Mandiri Brand Equity. Bank Mandiri Brand influences five variables forming the brand equity of Bank Syariah Mandiri, namely brand awareness, brand association, perceived quality, brand loyality and brand image. This is a qualitative study with a descriptive design and for data analysis it adopts binary logistic model. The results of the study conclude that the brand of Bank Mandiri has impact on the brand equity of Bank Syariah Mandiri.This study further suggest that Bank Syariah Mandiri manage its brand equity in a better manner."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Wulan
"Dengan semakin berubahnya pandangan dan trend yang berkembang di masyarakat mengenai gaya hidup sehat turut serta mempengaruhi tingkat penjualan pakaian olahraga.  Pakaian olahraga khususnya sepatu olahraga, pada saat ini  tidak hanya dinilai pada aspek fungsionalnya saja, namun konsumen lebih mencari pengalaman yang didapatkan ketika memilih merek sepatu olahraga. Dengan pentingnya pengalaman merek bagi konsumen sehingga dapat mempengaruhi kesediaan konsumen dalam membayar. Maka dari itu pada penelitian ini penulis tertarik untuk mengukur seberapa berhasil pengalaman merek yang diciptakan oleh perusahaan dapat mempengaruhi kesediaan konsumen Indonesia untuk membayar dengan harga premium. Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi perusahaan dalam menentukan strategi harga.

Changes in views and trends in the community regarding healthy lifestyles also influence the level of sales of sportswear. Especially sports shoes, not only about the functional aspects, but also consumers are looking for more experience when choosing a brand of sports shoes. With the importance of brand experience for consumers so that it can affect consumers willingness to pay. In this study the authors are interested in measuring how successful brand experience created by companies can influence the willingness of Indonesian consumers to pay at a premium price. The results of this study can be information for companies in determining pricing strategies.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Fathona Rosidi
"Loyalitas merupakan alat penting yang diperlukan oleh pemasar untuk mempertahankan mereknya ditengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Menciptakan konsumen yang loyal merupakan salah satu strategi dari pemasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengalaman merek terhadap loyalitas merek baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kepuasan merek pada konsumen merek merek pakaian H M di Jabodetabek. Jenis penelitian adalah penelitian eksplanatif yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode pengambilan sampel adalah non-probability sampling dengan teknik convenience sampling. Pengolahan data menggunakan analisis regresi, analisis jalur dan uji sobel. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengalaman merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan merek. Pengalaman merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas merek. Kepuasan merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas merek. Pengalaman merek memiliki pengaruh baik secara langsung terhadap loyalitas merek maupun secara tidak langsung melalui kepuasan merek.

Loyalty is an important tool that marketers need to maintain their brands in the midst of fierce business competition. Creating brand loyal costumers is one of the marketing strategies. The purpose of this study is to determine the effect of brand experience on brand loyalty either directly or indirectly through brand satisfaction on H M clothing brands consumer in Jabodetabek. The type of research is explanatory research using. Sampling method is non probability sampling with convenience sampling technique. Data processing used regression analysis, path analysis, and sobel test. The result of this study indicate that brand experience has a significant influence on brand satisfaction. Brand experience has a significant influence on brand loyalty. Brand satisfaction has a significant influence on brand loyalty. Brand experience has a direct effect on brand loyalty and indirect effect through brand satisfaction."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farizka Ariesta
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya perubahan undang-undang dalam industri migas Indonesia yang merubah posisi Pertamina dari satu-satunya perusahaan dalam industri retail migas Indonesia kini harus berhadapan dengan kompetitor-kompetitor kuat dunia. Munculnya pemain baru dalam industri migas ini memunculkan persaingan ketat. Masuknya kompetitor ini diperkirakan akan menurunkan jumlah market share Pertamina hingga 40% dalam waktu 5 tahun. Hal tersebut mengindikasikan telah terjadinya perpindahan jumlah pelanggan dari pertamina ke kompetitor lain. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari enam variabel independen yaitu kualitas layanan (X1), kebutuhan mencari variasi (X2), harga (X3), karakteristik kategori produk (X4), promosi iklan (X5) dan kualitas produk (X6) terhadap keputusan perpindahan merek sebagai variabel dependennya (Y).
Setelah dilakukan analisis terhadap teori-teori, dan dilakukan penyusunan hipotesis dengan pengumpulan data melalui metode kuesioner yang disebar kepada 120 orang pelanggan SPBU Pertamina yang pernah melakukan pembelian pada SPBU selain SPBU Pertamina dengan menggunakan metode purposive sampling. Kemudian analisis dilakukan dengan pengolahan data menggunakan uji validitas, reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan pengujian hipotesis menggunakan uji f dan uji t.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan didapat bahwa, dari enam variabel independen (kualitas layanan, kebutuhan mencari variasi, harga, karakteristik kategori produk promosi iklan dan kualitas produk) ditemukan bahwa lima variabel (kualitas layanan, kebutuhan mencari variasi, harga, promosi dan kualitas produk) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependen dan variabel karakteristik kategori produk berpengaruh secara negative dan signifikan terhadap variabel dependen keputusan perpindahan merek.

ABSTRACT
Background of this research is a change in Indonesian’s oil and gas law that makes Pertamina had to deal with the new environment of perfect competition with some strong competitors in the world oil and gas industry. The emergence of some new players in Indonesia oil and gas industry has raised fierce competition. Pertamina expects that the entry of new competitors will decrease the number of Pertamina's market share up to 40% in 5 years. This sign indicate that there is a customer transfers from Pertamina to other competitors. This study tried to determine how much the six independent variables (quality of service (X1), variesty seeking (X2), price (X3), characteristics (X4), the advertising campaign (X5) and product quality (X6)) effecting the brand switching as the dependent variable (Y).
After analyzing the theories, and arranging some hypothesis by collecting data through questionnaire method which is distributed to 120 Pertamina gas station customers who ever purchase at retail outlets besides Pertamina gas stations by using purposive sampling. The data analyze by using the results of validity, reliability, classic assumption test, regression analysis, and hypothesis testing using f test and t test.
Based on the analysis, researcher get some results that the six of independent variables (quality of service, variety seeking, pricing, the advertising campaign, characteristic category product and product quality) found that there are five variables (quality of service, variety seeking, price, advertising campaign and product quality ) have a positive and significant impact on the dependent variable and the characteristic category product has a negative and significant effect on the dependent variable."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T34785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anneke Puspa Calliandra
"Brand personality merupakan suatu strategi pemasaran yang potensial untuk meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu merek tertentu. Hal ini terutama berlaku pada produk high involvement. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh brand personality terhadap brand loyalty melalui kepuasan konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner kepada 200 mahasiswa FISIP UI, dengan analisa eksplanatif dan Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand personality memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap brand loyalty melalui customer satisfaction.

Brand personality is a potential marketing strategy to increase consumer loyalty towards a particular brand. This is especially true in high-involvement products. The objective of this study was to determine how the influence of brand personality on brand loyalty through customer satisfaction. This study uses a quantitative approach by distributing questionnaires to 200 FISIP UI students, with explanative analysis and Structural Equation Model (SEM). The results showed that brand personality has no significant influence on brand loyalty through customer satisfaction."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmadi Agus Triono
"Dalam proses penciptaan konsumsi brand tertentu, Komunikasi Pemasaran berperan dalam proses pembentukan awareness konsumen, pembujuk dan peniadaan fenomena post purchase dissonance dalam rangka membentuk afeksi, atau pembentuk longterm comprehension yang berpengaruh dalam proses pembelian ulang. Bagi brand yang telah dewasa, total penjualan yang diderivasikan dari proses pembelian ulang ini akan mencapai limit pada saat potensi pasar maksimal telah dikaver dan rate konsumsi perorang yang maksimal telah dicapai, sehingga upaya-upaya untuk meningkatkan penjualan harus dilakukan di luar penambahan konsumen baru dan di luar inducement atas pola konsumsi yang ada. Penciptaan Kegunaan Baru (New Usage), dengan demikian menjadi alternatif strategi yang mungkin digunakan. Yang menjadi pertanyaan adalah: pertama, apakah intensi untuk membeli brand bagi kegunaan barunya berhubungan dengan kepuasan konsumen akan fitur produk dan informasi; kedua, pemahaman atas fitur produk dan afeksi yang terbentuk pasca konsumsi kegunaan tradisional brand tersebut apakah berperan dalam perilaku konsumsi new usage ; dan ketiga, seberapa besarkah peran pengulangan informasi dari pemasar terhadap perilaku tersebut ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut dilakukan penelitian terhadap 102 responden yang terdiri atas mahasiswa MM di Jakarta yang diambil melalui metode 'duster 2 tingkat untuk mengukur nilai variabel-variabel observasi dari sebuah model analisis jejak (path analysis) dengan variabel prediktor sebanyak 7 variabel dan variabel endogen sebanyak 6 variabel. Penggunaan variabel observasi untuk mengukur nilai variabel prediktor dan endogen membawa konsekuensi pada persoalan validitas dan reliabilitas, yang dalam penelitian ini masing-masing diukur dengan metode EFA (Exploratory Factor Analysis)- untuk mengukur validitas diskriminan, metode korelasi antar variabel observasi - untuk mengukur validitas konvergen, dan koefisien α / Brown - Spearman, untuk mengukur reliabilitas hasil pengukuran, yang sebagian besar hasilnya ternyata masuk ke dalam kontinum akseptabel.
Dua langkah pengujian dilakukan dalam tahap analisis data, yang pertama adalah pengujian atas signifikansi koefisien-koefisien jejak, sebagai dasar untuk menentukan jejak-jejak yang perlu dihilangkan dan ditambahkan dalam model proses adopsi brand dewasa (Mc Donald dan Indomie) untuk kegunaan baru, dan kedua model trimming, untuk menguji bahwa model yang telah disesuaikan atas dasar signifikansi koefisien jejak secara statistik terbukti memberikan perbaikan bagi model dasar dalam menjelaskan peran relatif variabel-variabel anteseden dalam proses adopsi tersebut.
Pada langkah pertama, atas dasar signifikansi koefisien jejak teridentifikasi 4 buah jejak yang harus dihilangkan dalam model dasar, dan pada langkah kedua, keempat jejak tersebut dihilangkan dari model dasar sambil menambahkan sebuah jejak yang menghubungkan afeksi berderajad tinggi (higher order affection) dengan intensi pembelian untuk kegunaan baru, dengan anggapan bahwa mendekati intensi membeli brand dewasa untuk kegunaan baru dengan perilaku pembelian ulangan untuk kegunaan tradisional adalah sah. Hasil trimming yang dilakukan ternyata memang menunjukkan bahwa model yang telah disesuaikan tersebut memberikan perbaikan dibanding dengan model dasar.
Perhitungan atas efek total variabel-variabel prediktor atas variabel endogen menunjukkan bahwa variabel-variabel anteseden yang paling menentukan dalam proses adopsi brand dewasa untuk kegunaan baru, secara berurut dari yang paling berarti sampai yang paling kurang berarti, adalah: kepuasan menyeluruh terhadap brand, higher order affection, kepuasan atas informasi yang disediakan produsen, dan kepuasan akan atribut brand. Yang menarik, ternyata adalah bahwa pengulangan informasi tidak memiliki efek yang signifikan terhadap semua variabel endogen yang dipengaruhinya, namun keberadaannya tidak bisa dihilangkan karena akan membuat hubungan antara kepuasan menyeluruh dengan comprehension menjadi tidak signifikan, padahal variabel-variabel ini memiliki peran sangat menetukan dalam proses adopsi dimaksud."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T9457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Renata Widuri
"Loyalitas dini pada remaja adalah suatu fenomena yang menarik dalam dunia pemasaran. Walaupun remaja dikenal sebagai konsumen yang tidak loyal [Shimp 2000: 131] tetapi banyak pemasar melihat jika seorang remaja telah memiliki komitmen terhadap suatu merek akan mambeli terus merek tersebut selama beberapa tahun mendatang [Solomon 1999:475]. Diperkuat juga oleh Peter & Olson [1998 : 420] yaitu loyalitas dini juga dapat ditemukan pada target segmen remaja dan dapat terus berlanjut hingga dewasa.
Maraknya pemain-pemain baru pada industri media cetak yang menggarap segmen remaja dewasa ini, membuat peneliti tertarik untuk membahas fenomena ini lebih lanjut. Dengan memfokuskan diri pada studi kasus Majalah GADIS dan pelajar 3 SLTP di Jakarta yang mencerminkan segmentasi A-B. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola hubungan elemen-elemen yang mempengaruhi loyalitas dini.
Analisis data studi kuantitatif eksplanatif yang dipilih melalui stratified random sampling 206 responden, dilakukan dengan 3 tahap multiple regression. Dependen variable tahap pertama: brand purchase, tahap 2: post purchase evaluation, dan tahap 3 brand loyalty. Analisis lanjutan dilakukan dengan path analysis untuk menguji model konseptual yang dibuat.
Dari hasil temuan penelitian didapatkan model baru yang lebih baik dari model dasarnya. Loyalitas dini telah terbentuk dikalangan remaja, walaupun jumlah commited buyer masih kurang dari 50%. Remaja yang masuk dalam golongan switcher hampir 50%, terbukti dengan sangat sensitifnya mereka terhadap harga dan iming-iming hadiah.
Pola hubungan elemen-elemen yang mempengaruhi early brand loyalty adalah:
1. Direct effect, terbentuk antara post purchase evaluation terhadap brand loyalty [Lele&Sheth 1991 dan Peter&Olson 1998], word of mouth exposure terhadap brand loyalty [Smith 1998] serta sales promotion affection [Smith 1998] terhadap brand loyalty.
2. Indirect effect, terbentuk diantara brand association, perceive quality, sales promotion affection, packagign affection, dan word of mouth exposure terhadap brand loyalty, yaitu melalui post purchase evaluation.
Brand purchase tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan ke-5 independent variable dan post purchase evaluation, hal ini bertentangan dengan teori brand association dan perceive quality Aaker 1991, sales promotion Peter&Olson 1998 dan Smith 1998, packaging Shimp 2000, word of mouth Richins&Root-Shaffer 2000 dan Assael 2001.
Secara akademis penelitian ini dapat memperkaya teori dan temuan-temuan pada penelitian sejenis yang pemah diteliti sebelumnya. Hasil penelitian ini mampu mengeksplorasi sebagian saja dari banyak elemen yang mempengaruhi post purchase evaluation dan mengeksplanasi sebagian saja dari banyak elemen yang mempengaruhi brand loyalty pada usia dini di Indonesia. Untuk itu diharapakan agar penelitian selanjutnya dapat melihat dari sisi lain yang belum dibahas dalam penelitian ini.

Early brand loyalty on teenagers is an interesting phenomenon in the marketing world. Although teenagers are known as un-loyal costumers [Shimp 200:131], many marketers see that once a teenager has committed to a certain brand, he/she will keep on buying it for years to come [Solomon 1999: 475]. Also strengthen by Peter & Olson [1998: 420], early brand loyalty can be found on teenage target segment and this continued until their adult years.
The more new players in print media industry that worked on teen segment lately have attracted the researcher to examine this phenomenon further. By focusing on case study of GADS magazine anti students 3 junior highs in Jakarta, which mirrored segmentation A-B, this research was meant to discover the relation pattern elements that affect early brand loyalty.
Explanative quantitative study data analysis chosen through stratified random sampling on 206 respondents was done in 3 multiple regression stages. First stage dependent variable: brand purchase, stage 2: post purchase evaluation, and stage three: brand loyalty. Further analysis was conducted with path analysis to test the conceptual model from the research result, a new model was found better than its original basic model. Early brand loyalty has already formed among teenagers, although the amount of committed buyers is less Than 50%. Teenagers in the switcher category are almost 50%, proved by their sensitivity to price and reward.
Relation pattern elements that affect early brand loyalty are:
1. Direct effects, formed between post purchase evaluations on brand loyalty [Lele & Sheth 1991 and Peter & Olson 1998], worth of mouth exposure on brand loyalty [Smith 1998], and sales promotion affection on brand loyalty [Smith 1998].
2. Indirect effect. Formed between brand associations, perceive quality, sales promotion affection. Packaging affection and word of mouth exposure on brand loyalty through post purchase evaluation.
Brand purchase has no significant relation with all five independent variables and post purchase evaluation. This is contradictive with brand association and perceives quality theory [Aaker 1991], sales promotion [Peter & Olson 1998 and Smith 1998], packaging [Skimp 2000], and word of mouth [Richins & Root Shaffer 2000] and Assael 2001].
As an academic recommendation, the result of this research can explored some of the elements that effected post purchase evaluation and also can explained some of the elements that effected brand loyalty 9n teenagers in Indonesia. For the next research, it is better to see other sides that not be explained yet in this research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Kusuma
"Selain merek, country-of-origin merupakan pertimbangan penting bagi konsumen untuk menilai suatu produk, entah itu dalam mengevaluasi atau penilaian akan kualitas produk secara keseluruhan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor apa raja yang membuat country-of-origin menjadi pertimbangan penting konsumen. PeneIitian ini merupakan pengembangan penelitian terdahulu dari Schweiger, Otter & Strebinger (1995) mengenai pengaruh country-of-origin terhadap evaluasi produk dan implikasinya terhadap keputusan pemindahan lokasi. Penelitian dilakukan pada mahasiswa dan karyawan dengan golongan usia dan latar belakang yang beragam yang dianggap memiliki pengetahuan mengenai country-of¬origin. Untuk menguji hipotesis ini dengan menggunakan metode kuesioner terstruktur yang diberikan secara langsung inaupun melalui mills kepada responden. Data yang diperoleh sebanyak 223 responden. Analisis data yang digunakan adalah metode Structural Equation Modeling (SEM), dengan menggunakan program LISREL 8.30. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa country-of-origin memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap evaluasi produk dan persepsi kualitas, namun tidak mempengaruhi keinginan membeli konsumen. Ketertarikan untuk membeli lebih dikarenakan oleh persepsi kualitas terhadap suatu produk.

Likely as brand, country-of-origin has the equal value to become important consideration for consumer to evaluate a product, whether it as an evaluation or to judge the overall quality. The research is developed from previous study in country-of origin and product evaluation. Students and employees from varied age and background are considered as respondents in this research, and are assumed to understand the main point of country-of-origin. Total of 223 respondents are participated in the survey. Structural Equation Modeling (SEM) with applicable software package LISREL 8.30 is used as data analysis method. The research concluded that country-of-origin has a significant influence in product evaluation and quality perception, but has no strong influence in consumer's purchase decision. Consumer more intended to purchase a product based on quality perception rather than country-of-origin aspect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Wulandari
"Tingkat loyalitas merek di kalangan konsumen merupakan hal yang seringkali menjadi perhatian bagi pemasar dalam menjalankan aktivitas dalam memasarkan produknya. Hal ini dikarenakan pemasar perlu membangun loyalitas merek melalui komunikasi pemasaran di kalangan konsumen terutama konsumen pengguna produknya (existing customer) jika dibandingkan memperluas target market yang belum tentu memiliki loyalitas merek.(Smith, 1993).
Dalam suatu survey yang dilakukan oleh YKLI (1996) dikatakan bahwa produk kosmetik merupakan kebutuhan dasar bagi setiap wanita baik tua maupun muda. Hal ini juga diperkuat data BPS (2003) mengenai pengeluaran konsumsi penduduk Indonesia terhadap produk kosmetik PT. Mustika Ratu Tbk melalui produk Mustika Puteri mencoba untuk membuka peluang produk kosmetik (kecantikan) di kalangan remaja puteri. Dilihat dari data penjualan produk tersebut, terlihat dalam kurun waktu 4 tahun (1996 - 2000) terjadi peningkatan penjualan yang cukup bagus. Untuk itu peneliti tertarik untuk menelitinya dengan tujuan mengetahui kontribusi dari elemen-elemen bauran promosi terhadap tingkat loyalitas merek di kalangan pengguna Mustika Puteri, dimana responden yang mewakili populasi pengguna Mustika Puteri adalah pelajar SMU di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif eksplanatif, pemilihan sample untuk mewakili populasi dilakukan dengan teknik multistage random sampling dan didapatkan sekitar 200 sample dan data dikumpulkan dengan menggunakan materi kuesioner. Analisa data studi dilakukan dengan multiple regression dengan dependen variabel : brand loyalty dan independen variabel : advertising, public relation dan personal selling.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa elemen bauran promosi yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap tingkat loyalitas di kalangan konsumen Mustika Puteri adalah melalui kegiatan public relation. Sedangkan kegiatan advertising dan personal selling memberikan korelasi negatif untuk kontribusinya terhadap tingkat loyalitas merek. Dan diantara variabel babas, juga terjadi korelasi yang kuat antara advertising dan personal selling serta antara public relation dan personal selling.
Menurut definisi IMC bahwa bauran promosi merupakan satu kesatuan yang memadukan masing-masing kelebihan dari setiap elemen untuk mendapatkan suatu paduan komunikasi yang efektif dan efisien. Untuk itu masih banyak lagi elemen-elemen bauran promosi yang dapat memberikan kontribusi terhadap tingkat loyalitas merek.
Dengan adanya perbedaan antara teori dan kenyataan yang terjadi, dapat dijelaskan dengan berbedanya konteks waktu dan budaya setempat. Teori bersifat tidak mutlak, namun sangat bergantung pada konteks waktu dan budaya dimana teori tersebut diaplikasikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>