Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143767 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ellis Sumarna
"Saat ini kondisi perekonomian di Indonesia sedang mengalami pemulihan, hal ini dapal dilihat dari adanya kenaikan IHSG yang cukup signifikan pada akhir tahun 2004 sampai dengan akhir tahun 2005, meskipun sempat berfluktuasi. Mulai stabilnya perekonomian Indonesia juga dapat dilihat dengan maraknya perdagangan surat berharga di pasar modal ( dalam hal ini Bursa Efek Jakarta ), yang juga menyebabkan semakin banyak altematlf bagi para investor untuk memilih alat investasi dan semakin membuat investor berhati - hati dalam memilih alat investasinya, sebab seperti yang kita ketahui bahwa kegiatan investasi memiliki hasil yang tidak pasli. Investor bukan hanya memperhitungkan tingkat pengembalian dari investasinya tetapi juga harus memperkirakan tingkat pengembalian risiko yang akan dihadapinya Karena sikap investor yang cenderung tidak menyukai risiko ( risk averter ) maka dibentuklah portofolio saham yang bertujuan untuk mengurangi atau meminimalisasikan risiko yang akan dihadapi investor, dimana dengan adanya perhitungan dalam portofolio, investor dapat mengetahui tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk) dari saham - saham yang dipilih sebagai investasi.
Dalam hal ini, digunakan metode analisis Model Indeks Tunggal (Single Index Model) dengan keadaan pasar jika short sales tidak diperkenankan Sebagai sampelnya dipilih dari dua kelompok saham. Kelompok pertama adalah 30 saham papan utama yaitu saham - saham yang tercatat di papan utama, dan kelompok kedua adalah 30 saham papan pengembangan yaitu saham - saham yang tercatat di papan pengembangan. Periode penelitian ini adalah mulai dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2005, karena pada masa periode tersebut keadaan perekonomian sedang "bullish". Data - data yang diperlukan adalah IHSG tanggal perdagangan terakhir dan bulan - bulan yang diteliti ; harga penutupan tiap bulan dari kedua kelompok sampel saham Serta tingkat suku bunga bebas risiko.
Dari data - data tersebut diatas akan diperoleh variabel - variabel seperti tingkat pengembalian pasar, varians pasar, kovarians antara saham dengan pasar, risiko sistematis, risiko tidak sistematis, excess return to beta, cut off rate. Dari cut off rate inilah yang menentukan apakah suaiu saham masuk kedalam portofolio atau tidak. Selelah diketahui apakah suatu saham masuk kedalam portofolio atau tidak, maka langkah selanjulnya adalah menghitung skala timbangan masing-masing saham yang dilanjutkan dengan menghitung proporsi dana yang akan diinvestasikan atas saham - saham yang masuk kedalam portofolio tersebut. Hasil dari perhitungan portofolio didapatkan tingkat pengembalian portofolio dan risiko portofolio masing-masing kelompok sampel.
Dari hasil perhitungan di atas, memperlihatkan bahwa portofolio dari saham-saham papan pengembangan memberikan return yang lebih tinggi dari pada return portofolio dari kelompok saham papan utama.
Diharapkan untuk penelitian berikutnya adalah dalam perhitungan return saham berdasarkan harga penutupan yang telah disesuaikan misalnya dengan menggunakan Indeks Harga Saham individual. Selain itu diharapkan penelitian selanjutnya dalam kriteria pemilihan saham untuk diambil sebagai pembentukan portofolio saham dapat menggunakan kriteria lainnya misalnya dengan mengkombinasikan saham yang teraktif dengan kinerja masing - masing saham tersebut. Serta untuk para investor harus lebih berhati - hati dalam melakukan investasi saat ini, sebaiknya menginvestasikan dananya pada kelompok saham papan pengembangan.

At this moment Indonesian economics condition is recovering. which seems from the progress of Jakarta Composite Index in the end 2004 to the end 2006, even though ever fluctuate. The stable of lndonesian can be seen from the trading of commercial paper that become more active in capital market (at this case Jakarta Stock Exchange), which is made an additional to investor for choosing their investment tools. The additional to investor for choosing their investment tools, as we know that investment activity had uncertain return. Investor not just predict the rate of return from their investment tools but also have to predict the risk that they will face. Because of the investment behavior that prefer risk averter, therefore portfolio was made which is meant to regress or to minimize the risk that investor will face. By the calculation of portfolio, the rate of return and risk of rate stock can be known.
In this case, its used single index mode analysis method with, market condition of short sales not allowed. As the sample it has chosen from two groups of stock The first group are 30 main board stock and the second are 30 development board stock Period of this research is January 2004 until December 2005, because in this period the Indonesia economics condition is rising from the year before. The data that needed in calculating are the last trading of every month Jakarta Composite Index. Interest rate of both sample groups every month and the risk free asset.
The result of processing data will got variable such as : rate of stock return, stock variance, covariance between market and stock systematic risk, unsystematic risk; excess return to beta, cut off rate. From the cut of rate, we definite whether the stock are in the optimal portfolio or not. After knowing that the stock are in the portfolio or not, then the next step is calculating the balance scale of each stock then calculating fund allocation which will be invested at stock that included in the optimal portfolio. The final result from portfolio calculation we can got portfolio rote of return and portfolio risk from each sample group.
Above calculating shown portfolio development board stock gave the higher return than portfolio main board stock.
The sugestion for the next research is using Index Stock Individual for calculating the return of the stock and another Suggestion is using another criteria for choosing the stock for calculating the portfolio. For example is to combine the most active stock with its performance. And for investor should be carefully for choosing the instrument in the capital marker. Its better for choosing investment in development board stock and we can get higher return from this group of stock.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhito Rusmanggala
"Penelitian bertujuan untuk membentuk portofolio optimal dari dua buah model pembentukan portofolio optimal, yakni Markowitz Model (1952) dan Single Index Model (1959) dari saham-saham yang tergabung di dalam Indeks Kompas 100 periode 2008-2013. Lebih lanjut, hasil kedua portofolio yang telah dibentuk disandingkan untuk dilihat lebih jauh portofolio mana yang lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa portofolio optimal yang dibentuk berdasarkan Single Index Model mampu memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik disertai dengan kinerja portofolio yang juga lebih baik daripada portofolio yang dibentuk berdasarkan Markowitz Model.

The study aimed to construct optimal portfolios using two different methods, Markowitz Model (1952) and Single Index Model (1959) from Indeks Kompas 100 stock in Indonesia Stock Exchange. This study took data from January 2008 - October 2013. Further, this study put both portfolio together to be analyzed which portfolio construction model is better. The results showed that both portfolio give a higher return than risk-free rate does. The results also showed that return and performance of Single Index Model is outperform Markowitz Model's."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uska Wyanov
"Penelitian ini berfokus pada analisis perbandingan portofolio yang dilakukan antara 30 saham papan utama dan 30 saham papan pengembangan yang terpilih dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah single index model. Periode yang digunakan pada penelitian ini adalah 2018-2019 (sebelum krisis) dan 2020-2021 (selama krisis).
Hasil penelitian berhasil menyimpulkan bahwa kelompok saham Papan Pengembangan menghasilkan return portofolio yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok saham Papan Utama, baik di periode 2018-2019 (sebelum krisis) dan di periode 2020-2021 (selama krisis). Namun, meskipun menghasilkan return portofolio yang lebih tinggi, kelompok saham Papan Pengembangan juga memiliki tingkat risiko portofolio yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok saham Papan Utama.

This paper focuses on a portfolio comparison analysis between 30 leading board stocks and 30 development board stocks selected from the Indonesia Stock Exchange (IDX). The analysis used in this study is the single index model. The periods used in this study are 2018-2019 (before the crisis) and 2020-2021 (during the crisis).
The research results concluded that the Development Board stock group generated a higher portfolio return compared to the Main Board stock group, both in the 2018-2019 period (before the crisis) and in the 2020-2021 period (during the crisis). However, even though it produces a higher portfolio return, the Development Board stock group also has a higher level of portfolio risk compared to the Main Board stock group.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"Investor terkadang mengalami kesulitan dalam menentukan penempatan investasi terbaiknya. Hal ini disebabkan karena dalam melakukan investasi selalu dihadapkan pada dua keinginan yang selalu bertolak belakang yaitu memaksimalkan tingkat imbal hasil (return) dan meminimalkan risiko (risk). Tingkat risiko yang dihadapi investor akan semakin tinggi sebanding dengan tingkat imbal hasil yang diperolehnya, dan hal ini adalah merupakan suatu kewajaran dalam berinvestasi Sehingga jika dihadapkan pada suatu pilihan investasi maka yang akan dipilih adalah investasi yang memberikan tingkat imbal hasil yang tertinggi untuk pilihan investasi yang mempunyai risiko yang sama atau investasi yang mempunyai risiko terendah untuk pilihan investasi yang memberikan tingkat imbal basil yang sama.
Berinvestasi di saham sangatlah menarik karena menjanjikan suatu tingkat imbal hasil yang tinggi, tetapi saham juga mempunyai tingkat risiko yang tinggi pula. Risiko dalam ber-investasi di saham dapat terbagi dua bagian yaitu risiko non-sistematis (unsystematic risk) dan risiko sistematis (systematic risk). Risiko non-sistematis adalah risiko yang diakibatkan oleh faktor internal perusahaan, sehingga sering disebut sebagai firm-specific risk atau unique risk. Risiko ini dapat dikurangi atau dieleminasi dengan menggunakan strategi diversifikasi melakukan pembentukan portfolio, sehingga risiko ini disebut juga sebagai diversifiable risk. Sedangkan risiko sistematis adalah risiko yang diakibatkan oleh faktor makro ekonomi yang dialami oleh semua perusahaan, sehingga risiko ini sering disebut sebagai risiko pasar (market risk). Risiko sistematis ini tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi melalui pembentukan portfolio, sehingga risiko ini disebut sebagai non-diversifrable risk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi diversifikasi tidak bisa menghilangkan seluruh risiko yang dihadapi investor, tetapi hanya dapat mengurangi risiko sampai batas risiko sistematis dengan cara membentuk portfolio berisi banyak saham. Dengan menggunakan strategi diversifikasi berarti dapat meminimasi tingkat risiko sampai batas minimal yaitu risiko sistematis, yang secara ekstrimnya dapat diperoleh dengan cara membentuk portfolio pasar yaitu berinvestasi membeli indeks. Berinvestasi dengan cara membeli indeks adalah memang cara yang paling mudah, tetapi yang sering menjadi pertanyaan apakah strategi ini sudah optimal. Dan jika investor mempunyai batas toleransi terhadap risiko yang berbeda terhadap portfolio indeks, misal mempunyai batas toleransi terhadap risiko yang lebih tinggi dibanding risiko portfolio indeks dengan mengharapkan imbal basil yang lebih tinggi dibanding imbal hasil portfolio indeks atau kondisi sebaliknya, maka dimana dan bagaimana hares berinvestasi untuk memenuhi keinginannya tersebut.
Karya akhir ini akan membahas strategi pembentukan portfolio dari berbagai saham pilihan yang diambil dari saham-saham LQ45, yang akan dikombinasikan dengan asset bebas risiko dengan alokasi proporsi tertentu, yang membentuk portfolio yang optimal. Dan membandingkan hasilnya portfolio bentukan tersebut dengan strategi investasi pasif membeli indeks MSG dan indeks LQ45. Diharapkan pula, portfolio yang di bentuk tersebut dapat memberikan solusi kepada investor yang memiliki batas toleransi risiko yang berbeda-beda untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal.
Dalam karya akhir ini penulis menggunakan obyek penelitian saham-saham yang tergabung dalam LQ45 untuk periode Februari 2006 std Juli 2006. Saham-saham tersebut diseleksi berdasar kriteria nilai alpha (a) yang tertinggi untuk mendapatkan 10 saham terbaik Kesepuluh saham terpilih, yang mempunyai nilai nilai alpha (a) yang tertinggi tersebut adalah saham-saham yang memberikan extra expected return yang paling tinggi diantara saham-saham yang diambil dalam penelitian. Saham-saham yang terpilih berdasar urutan nilai alpha tertinggi tersebut adalah PLAS, PGAS, UNSP, TKIM., UNTR, PTBA, BLTA, ANTNI, BBCA, LSIP.
Dari saham-saham terpilih tersebut dibentuk portfolio saham optimal P1 dengan menggunakan solver, yang memberikan hasil expected return harian 0.441% , standard deviasi 1.748% , reward to variabiliy ratio 0.232835 , dan dengan komposisi penyusun portfolio-nya adalah PLAS (21.69%), PGAS (19.68%), UNSP (18.64%), TKIM (3.12%) , UNTR (11.98%), PTBA (3.66%) , BLTA (10.69%), ANTM (4.12%) , BBCA (2.59%), LS1P (3.83%.)
Dengan mengalokasikan sebagian dana investasi untuk diinvestasi pada aset bebas risiko dan sebagian lagi diinvestasi pada portfolio saham optimal yang telah dibentuk, akan menghasilkan return yang lebih optimal dibanding investasi hanya pada portfolio saham. Pengalokasian aset bebas risiko dengan portfolio saham ini menghasilkan skenario-skenario investasi berdasar tingkat risiko yang akan ditanggung oleh investor yang dapat dilihat pada tabel 4.6. Skenario-skenario yang dimuat pada tabel 4.6 akan memberikan solusi kepada pm investor yang memiliki batas toleransi terhadap risiko yang berbeda-beda untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ber-investasi dengan cara mengalokasikan sebagian dana pada aset bebas resiko dan sebagian lagi pada portfolio saham, yang dilakukan dengan cara yang optimal, ternyata lebih menguntungkan dibandingkan dengan berinvestasi pada II3SG atau indeks LQ45. Karena dengan tingkat risiko yang sama, portfolio campuran tersebut memberikan tingkat return yang lebih tinggi . Dan dengan tingkat return yang sama, portfolio campuran tersebut mempunyai tingkat risiko yang lebih rendah.

Investors often have difficulties in placing their best investment. The problem is caused by their two wishes that are always opposite, maximizing return and minimizing risk The risk investor facing will be higher with the increase in return they earn and this phenomenon is common in investment. Therefore, given investment choices, they will choose investments that give the highest return for the same risk level or that have the lowest risk level for the same return. Investing in stocks is very interested because they promise high return, but stocks also have high risk. Risk of stock investments can be divided into two components: unsystematic risk and systematic risk An unsystematic risk is any risk peculiar to an individual firm; therefore this risk is called as firm specific risk or unique risk This risk can be reduced or eliminated by strategy of forming portfolio diversification, so it's often called as divers fable risk A systematic risk is a risk attributable to common macroeconomic factors that affect a large number of companies and therefore it's called as market risk Systematic risk can not be eliminated by farming portfolio diversification, so this risk is also called non-diversifiable risk As conclusion, diversification strategies cant eliminate all risks, but they can only reduce to minimum level of systematic risk by forming a portfolio with a large number of stocks.
Using diversification strategy means that risk can be minimized to the minimum level of systematic risk by using extreme way of forming a market portfolio or buying index. Buying index is the easiest way of investment, but it often becomes a question if that strategy is already optimal. And if investor have risk acceptance that is different from the risk of index, for example the risk acceptance is higher or lower than the risk of index, how should investment be done to achieve the investor's goal?
This thesis will discuss about the strategy of forming a portfolio composed from stocks of LQ45, and then it will be combined with a risk free asset in certain proportion that gives optimal result. And compare the final result with the passive strategy of buying index INSG and LQ45. It's also hoping that the portfolio can give solutions to investors, who have varied risk acceptance, in getting optimal return. In this thesis, the writer uses research object of stocks that include in LQ45 for period February 2006 to July 2006. Then those stocks are selected with the largest alpha (a) criteria to obtain the top 10 stocks. Those selected stocks are stocks that give the highest extra expected return among stocks in the research object. The following stocks with the highest alpha (a): PLAS, PGAS, UNSP, TKIM, UNTR, PTBA, BLTA, ANTM, BBCA and LISP. With using solver, those selected stocks are formed to optimal portfolio of P1 that give result of daily expected return 0,441%, standard deviation 1.748%, reward to variability ratio 0.232835 and the composition of portfolio : PLAS (21.69%), PGAS (19.68%), UNSP (18.64%), 7KIM (3.12%) , UNTR (11.98%), PTBA (3.66%) , BLTA (10.69%), AN7M (4.12%) , BBCA (2.59%), LSIP (3.83%). With allocating part of investment fund in a risk free asset and the reminder in optimal stock portfolio will yield better result compared with investment only on stock portfolio. Allocation of a risk free asset and optimal stock portfolio can create investment scenarios based on the risk that will be borne by investors. The scenarios are shown on table 4.6 and it will give solutions to investors who have varied risk acceptance, in getting optimal return.
The result of this research also shows that investment with allocating part of fund in risk free asset and the remainder in stock portfolio with the optimal way will give more benefit compare with investing in index IHSG or LQ45. Because the combination portfolio give higher return for the same risk level, and bear lower risk level for the same return.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Sari
"Volatility pasar obligasi dan pasar saham dapat diprediksi. Analisis yang dilakukan adalah menemukan cara sistematik menggunakan statistik untuk menemukan prediksi yang terbaik. Model yang popular digunakan untuk conditional variance adalah ARCH dan GARCH. Hasilnya menunjukkan bahwa pasar obligasi dan pasar saham diestimasi dengan menggunakan model GARCH (1,1). Volatility pasar obligasi dan pasar saham mempunyai persistensi yang tinggi.

Stock market and bond market volatility are predictable. The present analysis is systematic way to use statistics to find the best forecast of volatility. A variety of popular models for conditional variance are ARCH and GARCH The result indicate that bond market and stock market are modeled by GARCH (1,1). Bond market and stock market have high persistence."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyna Armelia
"Penelitian ini fokus pada analisis pengaruh investor sentiment selama bulan Ramadhan terhadap abnormal return saham perusahaan pada subsektor retail periode 2009-2013 di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode event study. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan dikembangkan dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ramadhan effect tidak menghasilkan cumulative average abnormal return (CAAR) yang signifikan bagi investor selama periode peristiwa dalam setiap periode di penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return sebelum peristiwa Ramadhan tidak berbeda dengan rata-rata abnormal return setelah peristiwa Ramadhan di setiap periode penelitian.

This study focused on influence of investor sentiment during Ramadhan on abnormal return of retail trade on IDX by using event study during 2009-2013. This study was a quantitative research and was developed by descriptive analysis. This study did not show significant results on cumulative average abnormal return (CAAR) for investors during event window in each study period. In addition, this study also showed that the average abnormal return before Ramadhan is no different to the average abnormal return after Ramadhan in each study period.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rosy
"Penelitian ini bertujuan melakukan seleksi terhadap saham-saham di Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam daftar indeks LQ45 secara berturut-turut pada periode Februari 2009 sampai dengan Januari 2012. Metode seleksi menggunakan single-index model metode cut-off rate. Saham-saham hasil seleksi ini kemudian dioptimasi dengan menggunakan metode Markowitz dan Treynor-Black. Selain membandingkan kinerja kedua metode tersebut, dalam penelitian ini membandingkan kinerja masing-masing metode optimasi dengan kinerja portofolio menggunakan single-index model metode cut-off rate.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa optimasi menggunakan metode Markowitz memberikan kinerja lebih baik dibanding dengan menggunakan metode Treynor-Black, metode Markowitz juga menghasilkan perbaikan kinerja pada portofolio single-index model metode cut-off rate. Namun secara statistik dengan menggunakan uji t berpasangan, perbandingan kinerja diantara metode optimasi portofolio yang digunakan tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan baik antara metode Markowitz dengan Treynor-Black, maupun antara masing-masing metode tersebut dengan kinerja portofolio single-index model metode cut-off rate.

This study aims to undertake a selection of stocks in the Indonesia Stock Exchange which are included in the LQ45 index list respectively in the period February 2009 to January 2012. The selection method is using single-index model with cut-off rate method. Shares of the selection results are then optimized by using Markowitz and Treynor-Black method. In addition to comparing the performance of both methods, this study also compares the performance of each optimization method to portfolio performance by using single-index model with cut-off rate method.
The results of this study show that optimization using Markowitz method gives better performance than the Treynor-Black, Markowitz method also gives improved performance in single-index model portfolio with cut-off rate method. But statistically using paired t-test, performance comparison between portfolio optimization methods used did not show significant differences. This comparison includes between Markowitz and Treynor-Black method, and also between each of these methods and single-index model portfolio performance with cut-off rate method.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32201
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melinda Adhiwana
"Tujuan utama manajemen perusahaan adalah memaksimalkan nilai saham perusahaan sehingga nilai kekayaan pemegang saham pun akan naik. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap return saham terhadap berhagal parameter diantaranya Eonomic Value Added, Market Value Added dan rasio-rasio profitabilitas dalam kinerja keuangan Dalam penelitian ini terdapat dua puluh delapan perusahaan yang bergerak pada industri barang konsumsi (consumer good industry) yang dijadikan sampel. Faktor yang dianalisis adalah return saham sebagai variabel dependen dan Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Earning per Share (EPS), ROE(Return an Equity), ROA (Return an Asset), PER (Price Earning Ratio), PBV (Price Book Value) dan BVPS (Book Value per share) sebagal variabel-variabel independen.

The main goal of management is to maximize the value of company shares so that the value of shareholder wealth will increase. It needs to be done for the analysis of stock returns on various parameters including Eonomic Value Added, Market Value Added and profitability ratios in financial performance. In this study there were twenty-eight companies in consumer good industry which is used as the sample. Factors that are analyzed is the stock return as the dependent variable and Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Earning per Share (EPS), ROE (Return on Equity), ROA {Return on Assets), PER (Price Earning Ratio), PBV (Price Book Value) and BVPS (Book Value per share) as independent variables."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T31994
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Koch, Richard
London : Prentice-Hall, 2000
332.63 KOC s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Para investor membutuhkan informasi keuangan sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi dalam saham dengan menggunakan analisis fundamental maupun analisis teknikal. Dengan analisis fundamental, investor menggunakan informasi berupa laporan keuangan yang telah diaudit (rasio keuangan). Investor dapat pula menggunakan analisis teknikal intuk mengetahui harga saham untuk perusahaan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Earnings Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian ini menggunakan metode pengujian hipotesis kausal. Data diambil dari laporan keuangan perusahaan LQ45 tahun 2007-2009. Data dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa Earnings Per Share mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Sedangkan Return On Asset dan Dividend Payout Ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Earnings Per Share, Return On Asset dan Dividend Payout Ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham."
JEBI 2:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>