Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131150 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachmad Widiyanto
"Deregulasi bidang otomotif tahun 1999 menjadi awal dimulainya era liberalisasi sektor otomotif Indonesia setelah 30 tahun sebelumnya mendapat proteksi ketat dari pemerintah. Jika sebelum tahun 1999 jumlah ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) sepeda motor di Indonesia hanya ada 5 perusahaan, maka sejak adanya deregulasi bidang otomotif berkembang menjadi 35 perusahaan pada tahun 2001. Selama ini pasar sepeda motor di Indonesia dikuasai oleh merk-merk Jepang seperti Honda, Yamaha dan Suzuki. Dengan masuknya pemain baru tersebut, kapasitas produksi meningkat 40%, yakni dari 2,5 juta unit per tahun pada tahun 2000 menjadi 3,5 juta unit per tahun pada tahun 2001. PT. Panca Putra Otomotif sebagai pemain baru dalam bisnis sepeda motor tentunya memerlukan strategi bersaing agar dapat menjadi perusahaan yang dapat bertahan bahkan jika mungkin menjadi pemain yang diperhitungkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan ekstemal dan internal yang dihadapi oleh perusahaan, memetakan posisi persaingan perusahaan dalam industri sepeda motor di Indonesia dan menemukan faktor-faktor kunci kesuksesan (key succes factor) untuk penyusunan strategi yang akan digunakan oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan. Penelitian ini bersifat deskriptif untuk menjelaskan strategi bersaing perusahaan dalam rangka meraih pangsa pasar dan meningkatkan penjualan sepeda motor. Untuk mendukung analisis digunakan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan Direktur Utama dan General Manajer PT. Panca Putra Otomotif selaku penangung jawab perusahaan serta melalui penyebaran kuisioner tentang faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perusahaan kepada seluruh karyawan (12 responden) di kantor pusat untuk mengetahui fokus strategi bisnis perusahaan dalam meningkatkan penjualan sekaligus sebagai pedoman untuk memahami proses identifikasi faktor keputusan kunci yang diperkirakan mempengaruhi proses penyusunan strategi bersaing.
Pengumpulan data sekunder diperoleh melalui laporan perusahaan, rencana perusahaan, peraturan yang berkaitan dengan industri sepeda motor, media cetak dan internat. Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis menggunakan konsep Lima Kekuatan Bersaing Porter (1980) untuk menjelaskan persaingan antar pemain dalam industri sepeda motor di Indonesia. Penentuan faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perusahaan menggunakan metode IFAS/EFAS Matrix; serta penentuan alternatif strategi dengan analisa SWOT. Dari IFAS dan EFAS matrix diperoleh gambaran bahwa lingkungan eksternal berupa faktor politik, ekonomi, teknologi, sosial dan industri maupun lingkungan internal berupa operasional, pemasaran, SDM dan keuangan perusahaan saat ini masih mendukung untuk pertumbuhan perusahaan.
Dengan melakukan pembobotan pada faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan, didapatkan hasil bahwa posisi perusahaan berada pada kuadran 1, dimana perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan.dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Dari perolehan pangsa pasar dapat disimpulkan bahwa posisi PT. Astra Honda Motor adalah sebagai pemimpin pasar dan PT. Panca Putra Otomotif sebagai pengikut pasar. Pengikut pasar dapat mencapai laba yang tinggi karena tidak menuntut biaya inovasi apapun. Keberhasilan perusahaan dalam memasuki industri: adalah disebabkan karena strategi yang digunakan sesuai dengan posisi yang ada, Sebagai saran kepada perusahaan terdapat beberapa altematif strategi agar dapat meningkatkan penjualan antara lain: periuasan jaringan distribusi, penjualan melalui kerjasama dan dukungan lembaga pembiayaan konsumen, menjaga kualitas produk serta memperluas jaringan penjualan, service dan suku cadang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Fazri Kurnia
"Sepeda motor merupakan salah satu jenis kendaraan yang bertumbuh pesat di Indonesia karena sepeda motor merupakan alat transportasi yang murah dan dapat mempercepat perjalanan khususnya masyarakat perkotaan. Dalam penelitian ini, saya mengusulkan efek pengalaman merek untuk membangun daya tahan yang lama terhadap merek dan pengaruh antara pelanggan dengan kepercayaan, kepuasan, dan loyalitas. Penelitian dilakukan pada 225 responden pengguna sepeda motor Honda di wilayah Jabodetabek dalam kurun waktu 3 bulan. Sebuah model peneltian dengan lima hipotesis untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dan variabel dependennya. Sebagai hasil dari studi ini, pengalaman merek, kepuasan, kepercayaan memiliki efek positif loyalitas merek.

The motorcycle is a types of vehicles which rapidly grow in Indonesia because of its low-priced has made motorcycle as considerable transportation to speed up a ride for urban communities. In this research, I proposed to build a brand experience to effect durability of the brands and the relationship between customers trust, satisfaction, and loyalty. The research was conducted within 3 months by distributing a questioner to 225 respondents of whom are owner of Honda motorcycle in Jabodetabek. The research consisted of five hypothesizes to determine the relationship between the independent variables and the dependent variables. As a result of this study, brand experience, satisfaction, trust has a positive effect on brand loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Oktavia
"Industri otomotif Indonesia tidak lepas dari pengaruh perubahan yang ditimbulkan oleh semakin diterimanya prinsip perdagangan bebas di hampir seluruh negara di dunia. Dengan demikian, industri otomotif Indonesia harus mampu melakukan perubahan dan penyesuaian dalam merebut peluang pasar. Kemudian pada perkembangannya, potret persaingan produk otomotif di Indonesia tak lebih dari pergulatan sejumlah pabrikan yang memang dari tahun ke tahun tidak dapat dipungkiri selalu mendominasi pasar, seperti PT. Toyota Astra Motor, PT. Krama Yudha Tiga Berlian (Mitsubishi), PT. Indomobil Niaga Internasional (Suzuki), dan PT. Pantja Motor (Isuzu). Menyebut nama Toyota sebagai Produsen Kendaraan Bemiotor di Indonesia tentulah tidak dapat dipisahkan dengan salah satu kendaraan produksinya yang merajai pasar dan hati masyarakat-KIJANG-. Secara teoritik, keberhasilan suatu perusahaan otomotif, tidak terkecuali PT. Toyota-Astra Motor (TAM), dipengaruhi oleh sejumlah faktor, salah satu diantaranya adalah strategi promosi dan pemasaran yang diterapkan.
Dalam penelitian ini penulis mempergunakan metode deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer. Nara sumber berasal dari pihak internal PT. Toyota Astra Motor (Public Relation, Staf Marketing, dan Staf Promosi PT. Toyota Astra Motor), sedangkan nara sumber eksternal merupakan konsumen produk Toyota yang diambil secara acak atau random yang berdomisili di wilayah Jabotabek. Dokumen internal dan eksternal digunakan dalam rangka pengumpulan data sekunder.
Bagi PT. TAM kepuasan pelanggan atau konsumen adalah segalanya, dan mutlak harus selalu ditingkatkan. Tekad yang selalu dipegang teguh ini selaras dengan komitmen PT. TAM bahwa setelah membeli produk Toyota tidak berarti 'putus hubungan' namun tetap akan terus-menerus disempurnakan. Sejalan dengan itu langkah-langkah strategi promosi dan pemasaran yang dilakukan oleh PT. TAM senantiasa diprioritaskan pada kepuasan dan kenyaman konsumen. Pembentukan image seperti di atas selalu menjadi sasaran utama PT. TAM agar dapat harming di tengah maraknya kompetisi industri otomotif nasional.
PT. TAM menerapkan strategi promosi yang berdasarkan pada potential market sesuai dengan jenis produk yang dihasiikan oleh PT. TAM. Secara umum program promosi yang dilakukan oleh PT. TAM dibagi dalam 3 periode dalam satu tahun, yaitu : Program Promosi pada awal tahun (early year), Program Promosi pada pertengahan tahun (mid year), Program Promosi pada akhir tahun (year end). Sementara program pemasaran PT. TAM diarahkan pada pasar potensial bagi produk otomotifnya.
Hasil penelitian tesis ini menunjukkan bahwa secara umum program strategi promosi dan pemasaran PT. TAM telah berjalan dengan sistematis dan terarah sehingga dapat menghasilkan prospek penjualan secara maksimal, walaupun masih ada langkah-langkah yang mungkin dapat dioptimalkan agar hal di atas dapat digali secara lebih optimal lagi.
PT. Toyota Astra Motor dalam menjalankan kebijakan strategi promosi dan pemasaran produk otomotifnya, sebaiknya selalu melakukan pendekatan dengan konsep-konsep promosi dan pemasaran. Faktor pengalaman hendaknya menjadi faktor komplementer yang saling mendukung. Sementara itu, para staf PT. TAM yang menangani riset dan survei bagi kebijakan-kebijakan strategi promosi dan pemasaran sebaiknya terus-menerus dibekali dengan pengetahuan akan konsep-konsep dan teori-teori promosi dan pemasaran beserta paduannya. Selain itu, juga perlunya pengkajian secara lebih mendalam terhadap konsep-konsep dan teori-teori strategi promosi dan pemasaran, agar para praktisi promosi dan pemasaran semakin kaya wawasannya mengenai aspek-aspek strategi promosi dan pemasaran, khususnya dalam proses penggalian unsur-unsur yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
xii + 117 + lampiran-lampiran
Bahan bacaan 25 buku, 11 artikel dan lain-lain"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Firmansyah Alim
"Keterbukaan perekonomian global terhadap dunia bisnis di Indonesia khususnya dalam industri Otomotif memungkinkan para produsen baik dari benua Amerika, Eropa mau pun Asia dapat melakukan ekspansi bisnisnya dan memperluas pasar globalnya. Dunia kendaraan bermotor di Indonesia berkembang sedemikan pesatnnya. Ini ditandai dengan hadirnya demikan banyak ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) sejak tahun 1970 Mercedes Benz, BMW, Volvo, Nissan, Suzuki, Peugeut, Fiat, Renault, Citroen Mitshubishi, Honda, Ford, Holden, KIA, Hyundai dan Daewo.
Deregulasi otomotif yang dilakukan Pemerintah pada akhir tahun 1999 membuat dunia otomotif di Indonesia makin semarak dan menantang. Dengan dibukanya keran import kendaraan bermotor di Indonesia para importir kendaraan mau pun principal Sepeda Motor import berlomba-lomba untuk memasukan dan menjual sepeda motor import tersebut di Indonesia. Dalam waktu relatif singkat, pasar sepeda motor Indonesia telah dipenuhi oleh berbagai merk sepeda motor dunia, Cina, Korea dan Taiwan dengan sepeda motor Cina telah menguasai 21% pangsa pasar per Juli 2000.
PT. Emhade Tunggal Sentosa adalah salah satu pemain baru dalam pasar sepeda motor Indonesia, membawa produk sepeda motor Harley Davidson. PT. Emhade Tunggal Sentosa bukanlah importir umum sepeda Motor Harley Davidson tetapi adalah ATPM Harley Davidson di Indonesia dengan memegang Franchise dari Harley Davidson Motor Company, Milwauke, Wisconsin USA.
PT. Emhade Tunggal Sentosa memilih untuk melayani celah atau ceruk pasar tertentu dari masyarakat konsumen kendaraan bermotor roda dua, dengan alasan pasar yang telah ada cukup potensial untuk berkembang dimana ceruk pasar tersebut hanya dilayani oleh importir umum secara sporadis dan kerap melalui jalur yang tidak resmi.
Dalam melakukan aktivitas pemasaran sepeda motor Harley Davidson dalam ceruk pasar sepeda motor berisi cylinder besar ini, PT. Emhade Tunggal Sentosa menggunakan prinsip-prinsip Pemasaran "Geurrilla Marketing" dengan penekanan pada pembaruan pemasaran promosi untuk memperlihatkan keunggulan sepeda motor Harley Davidson dan memenangkan customer Harley Davidson.
Dalam Tesis ini penelitian dilakukan dengan menggunakan kerangka perencanaan pemasaran strategis. Penelitian diawali dengan mengidentifikasi posisi perusahaan melalui matriks IE (Internal dan Eksternal). Berdasarkan posisi yang ada pada matiks 1E diperoleh perumusan alternatif dan strategi bersaing yang dapat dipilih oleh perusahaan untuk diterapkan di pasar industri.
Strategi yang dipilih kemudian dijadikan dasar dalam merumuskan strategi pemasaran dan diimplementasikan dalam program bauran pemasaran perusahaan. Dari penelitian yang dilakukan hasil yang diperoleh. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariani
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fendarni Werdiyanti
"ABSTRAK
Dari hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa Bengkel Nusantara Motor masih dipersepsikan serupa dengan empat bengkel pesaing terdekatnya di Kelurahan Cijantung. Kondisi tersebut memungkinkan konsumen memiliki kecenderungan untuk lebih memilih bengkel lain dalam melakukan perawatan dan perbaikan motornya dibandingkan langsung memilih Bengkel Nusantara Motor. Sesuai dengan pernyataan para ahli bahwa konsumen akan lebih tertarik pada perusahaan yang memiliki perceived value yang lebih tinggi, oleh karena itu Bengkel Nusantara Motor diharapkan mampu menegaskan perceived value konsumen melalui komunikasi pemasaran agar dipersepsikan berbeda dengan keempat bengkel pesaing terdekatnya. Komunikasi pemasaran tersebut dilakukan dengan menegaskan value ahli yang didapatkan dari hasil analisis positioning Bengkel Nusantara Motor dan pesaingnya. Terkait jasa perawatan dan perbaikan motor serta value ahli yang intangible, MBT Marketing Based Tangibilization merupakan aktivitas pemasaran yang dapat dilakukan guna meningkatkan kesan tangibility dari jasa yang ditawarkan Bengkel Nusantara Motor. Melalui beberapa tahapan analisis, terdapat 11 aktivitas MBT yang dapat dilaksanakan di Bengkel Nusantara Motor dan telah dirumuskan dalam Launch Plan Program Tangibilisasi. Dengan demikian, untuk membantu Bengkel Nusantara Motor dalam merumuskan aktivitas komunikasi pemasaran guna menarik lebih banyak new customers, dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran dengan metode MBT yang menegaskan value ahli, dapat diterapkan di UKM Bengkel Nusantara Motor.

ABSTRACT
From the results of the analysis conducted, known that Bengkel Nusantara Motor is still perceived similar to the four nearest competitors at Kelurahan Cijantung. This condition allow customers to have a tendency to prefer other workshops in performing maintenance and repair of their motorcycle than directly select Bengkel Nusantara Motor. In accordance with the statement od experts that consumer will be more interested in a brand that has a higher perceived value, therefore Bengkel Nusantara Motor is expected to affirm the perceived value of consumers through marketing communications to be perceived differently from the closest competitors. Marketing communication is done by affirming the value of experts that was obtained from the positioning analysis of Bengkel Nusantara Motor and its competitors. As the motorcycle maintenance and repair service is intangible as well as the expert value, MBT Marketing Based Tangibilization is a marketing activity that can be done to improve the tangibility impression of services offered by Bengkel Nusantara Motor. Through several stages of analysis, there are 11 MBT activities that can be implemented at Bengkel Nusantara Motor and has been formulated in Launch Plan Program Tangibilisasi. Thus, to assist Bengkel Nusantara Motor in formulating marketing communication activities to attract new customers, it can be concluded that marketing communication through MBT that affirm the value of experts, can be applied in SME Bengkel Nusantara Motor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mirrah Ariandini Tedja
"[ABSTRAK
Dynamic Capabilities Theory (DC) merupakan teori yang menjelaskan untuk
mendapatkan keunggulan daya saing, perusahaan tidak hanya dengan memiliki
sumber daya yang istimewa, melainkan harus disadari dengan kemampuan
perusahaan dalam mengintegrasi dan menggunakan sumber daya tersebut. Salah
satu kemampuan dalam Dynamic Capabilities Theorya dalah kemampuan
pemasaran. Penelitian ini membahas pengaruh kemampuan pemasaran yang
dilakukan pada dVisi sepeda motor PT. Suzuki IndoMobil Motor yang terdiri dari
kemampuan market sensing, kemampuan customer relationship management
(CRM), dan kemampuan brand management terhadap kinerja pengembangan
produk baru (NPD). Dengan bantuan analisis structural equation modeling (SEM)
didapatkan hasil bahwa market sensing tidak memiliki hubungan langsung yang
signifikan, sedangkan kemampuan CRM dan kemampuan brand management
memiliki hubungan langsung yang signifikan, selain itu kemampuan market
sensing juga memoderasi CRM dan brand management terhadap kinerja
pengembangan produk baru dan didapatkan hasil signifikan, dan hubungan
moderasi CRM terhadap hubungan brand management terhadap kinerja
pengembangan produk baru dan didapatkan hasil signifikan. Dengan demikian,
Suzuki diharapkan meningkatkan kemampuan pemasarannya agar dapat
meningkatkan kinerja perusahaan dalam mengembangkan produk baru demi
kelangsungan bisnis kedepannya.

ABSTRACT
Dynamic Capabilities Theory (DC) is a development of resource based view
(RBV) theory. Although having excellent human resource may help getting
significant profit and competitive advantage, a company has to understand how to
integrate and empower the resource well. One of capabilities based on Dynamic
Capabilities Theory is marketing capabilities. This research aimed to determine
marketing capabilities on motorcycle division at PT Suzuki Indomobil Motor. This
research consists of market sensing capability, customer relationship
management (CRM) capability and brand management capability on performance
of new product development. Analysis using structural equation modeling
represent that market sensing has no significant and direct relationship to the
performance of new product development, while CRM and brand management
capability has significant and direct relationship to the performance of new
product development, besides market sensing capability moderates relationship
between CRM and brand management to performance of new product
development with significant value, moderation of CRM to brand management
relationship to performance of new product development has significant value.
According to the result of study, Suzuki is expected to increase the company
performance in developing new product by increasing marketing capabilities for
future business continuity., Dynamic Capabilities Theory (DC) is a development of resource based view
(RBV) theory. Although having excellent human resource may help getting
significant profit and competitive advantage, a company has to understand how to
integrate and empower the resource well. One of capabilities based on Dynamic
Capabilities Theory is marketing capabilities. This research aimed to determine
marketing capabilities on motorcycle division at PT Suzuki Indomobil Motor. This
research consists of market sensing capability, customer relationship
management (CRM) capability and brand management capability on performance
of new product development. Analysis using structural equation modeling
represent that market sensing has no significant and direct relationship to the
performance of new product development, while CRM and brand management
capability has significant and direct relationship to the performance of new
product development, besides market sensing capability moderates relationship
between CRM and brand management to performance of new product
development with significant value, moderation of CRM to brand management
relationship to performance of new product development has significant value.
According to the result of study, Suzuki is expected to increase the company
performance in developing new product by increasing marketing capabilities for
future business continuity.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Purbaningtyas
"Penelitian ini membahas tentang komunitas motor Jakarta Mio Club dalam mempengaruhi loyalitas merek pada Yamaha Mio. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan menjelaskan hubungan dua variable yakni Brand Community sebagai variable independen dan loyalitas merek sebagai variable dependen. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada anggota komunitas Jakarta Mio Club di Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand community memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas merek. Namun demikian peneliti menyarankan agar penggunaan brand community terhadap loyalitas merek disertai dengan penerapan komunikasi pemasaran lainnya.

This study discusses motorcycle community in Jakarta Mio Club brand loyalty influence on Yamaha Mio. Research using this quantitative approach with the goal of explaining the relationship of two variables Brand Community as the independent variable and brand loyalty as the dependent variable. Data obtained in this research through the distribution of questionnaires to members of the community Mio Club Jakarta in Jakarta.
Results of research indicate that the brand community has a significant influence on brand loyalty. However, researchers suggested that the use of brand loyalty to the community along with the implementation of other marketing communications.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novan Pramudya Bintoro
"Kehadiran e-commerce di Indonesia, salah satunya yakni Shopee memengaruhi cara berperilaku masyarakat dalam berbelanja. Shopee sebagai perusahaan starup berusaha untuk mengambil perhatian dari Masyarakat Indonesia dengan menggunakan strategi bakar uang yang dimiliki oleh Shopee. Dalam melaksanakan strategi bakar uang Shopee menggunakan Integrated Marketing Communication (IMC) yang memadupadankan berbagai bentuk komunikasi pemasaran. Diantaranya menggunakan berbagai marketing tools seperti advertising, direct marketing, interactive/internet marketing, sales promotion, publicity/public relation, dan personal selling. Tujuan dari perpaduan ini yakni untuk memberikan kejelasan, konsistensi, dan dampak komunikasi pemasaran secara maksimal. Sehingga dari strategi bakar uang Shopee dapat memengaruhi cara berperilaku khususnya dalam berbelanja suatu produk menjadi lebih ilmpusif. Perilaku ini disebut dengan istilah Impulsive Buying. Perilaku impulse buying ini tidak didasarkan pada kebutuhan, namun lebih menitik beratkan pada ketertarikan suatu barang. Strategi bakar uang Shopee ini semakin memengaruhi perilaku masyarakat dikarenakan masyarakat saat ini hidup berdampingan dengan teknologi digital. Sehingga hal ini semakin membuat masyarakat berperilaku impulse buying.

The presence of e-commerce in Indonesia, one of which is Shopee, influences the way people behave in shopping. Shopee as a startup company is trying to get the attention of the Indonesian people by using Shopee's money-burning strategy. In carrying out the money-burning strategy, Shopee uses Integrated Marketing Communication (IMC) which combines various forms of marketing communication. Among them are using various marketing tools such as advertising, direct marketing, interactive/internet marketing, sales promotion, publicity/public relations, and personal selling. The aim of this mix is ​​to provide clarity, consistency, and maximum impact of marketing communications. So that the Shopee money-burning strategy can influence how to behave, especially in shopping for a product, to be more impulsive. This behavior is known as Impulsive Buying. Impulse buying behavior is not based on needs, but focuses more on the interest of an item. This Shopee money-burning strategy is increasingly influencing people's behavior because people currently live side by side with digital technology. So this is increasingly making people behave impulse buying."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Cahyana
"ABSTRAK
Kondisi dunia menunjukkan perkembangan begitu pesat.
Perubahan kondisi tersebut mempengaruhi kondisi dunia usaha
secara keseluruhan. Kompetisi dalam dunia usaha semakin ketat
dan sejumIah peserta kompetisi berusaha menjadi pemenang dalam
kompetisi tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut setiap
perusahaan harus menetapkan suatu strategi yang tepat dan
sesual dengan kondisinya sehingga perusahaan dapat bersaing
dan bertahan dalam suatu situasi kompetisi yang kompleks.
Jasa transportasi udara sebagai salah satu bidang usaha
juga menunjukkan perkembangan yang begitu pesat. Demand
meningkat pesat dan diikuti dengan persaingan yang semakin
ketat. Garuda Indonesia sebagai salah satu perusahaan penerbangan merasakan dampak dan perkembangan, dunia tersebut.
Pasar Amerika yang merupakan pasar potensial dunia yang
dilayani oleh Garuda menunjukkan situasi yang kurang menggembirakan. Meskipun setiap tahun mengalami peningkatan penjualan tetapi pangsa pasar yang diraih serta load factor yang
didapat untuk pasar ini semakin menurun sehingga kondisinya
semakin melemah.
Dengan melakukan analisa SWOT dimana faktor-faktor yang
berpengaruh dikuantifisir dengan menggunakan metode Analitycal
Hierarcy Process (AHP), didapatkan hasil bahwa Garuda Indonesia berada dalam kondisi memiliki peluang yang lebih besar
jika dibandingkan dengan ancamannya dan memiliki banyak kelemahan dibandingkan dengan kekuatan yang dimiliki. Apabila digunakan diagram SWOT maka posisi garuda Indonesia berada di
kuadran 3 atau memiliki peluang dalam usahanya tetapi dibatasi
kendala masalah kelemahan intern. Strategi dasar yang tepat
dan sesuai untuk kuadran 3 ini adalah memperbaiki kelemahan
intern tersebut agar mendapatkan peluang yang lebih baik
dimasa yang akan datang (Turnaround).
Selain itu kondisi Garuda Indonesia di pasar Amerika
menunjukkan tingkat pertumbuhan penjualan yang baik setiap
tahunnya tetapi memiliki pangsa pasar relatif yang kecil
terhadap pesaing utamanya, serta kekuatan bersaing yang masih
lemah. Strategi yang harus dilakukan oleh Garuda adalah
memperbaiki posisinya (membangun) sehingga dapat meningkatkan
pangsa pasarnya.
Berdasarkan segmennya, pasar Amerika didominasi oleh
penumpang Leisure. Kekuatan bersaing yang dimiliki oleh Garuda
Indonesia adalah langsung melayani penerbangan ke obyek wisata
di Indonesia. Dari kondisi tersebut strategi generik yang
disarankan adalah Fokus yang menekankan pada leisure travel
sebagai penumpang potensial.
Strategi pemasaran sebagai salah satu strategi fungsional
harus disusun sesuai dengan kondisi yang ada. Garuda Indonesia
harus menerapkan strategi pemasaran secara Pro aktiv untuk
rnendukung strategi unit bisnisnya.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>