Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128917 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titi Dewi Warninda
"Convertible bonds merupakan convertible securities, dimana pemiliknya mempunyai hak untuk menukarnya menjadi saham dalam jumlah tertentu. Convertible bonds disebut juga hybrid security karena merupakan perpaduan antara hutang (obligasi) dan opsi (option). Convertible bonds diperdagangkan secara terpisah dari underlying securities nya, kemudian setelah dikonversi menjadi saham akan menambah jumlah saham beredar. Pencatatan saham hasil konversi convertible bonds merupakan pencatatan saham basil konversi suatu sekuritas yang memiliki karakteristik hutang (obligasi). Pada saat dikonversi, hutang (obligasi) tersebut berubah menjadi saham.
Penelitian ini untuk menguji bagaimana pengaruh pencatatan saham hasil konversi convertible bonds terhadap harga saham di Bursa Efek Jakarta, apakah dapat dijelaskan dengan Substitution Hypothesis atau dengan Price-Pressure Hypothesis. Menurut Price-Pressure Hypothesis, terdapat penurunan harga saham pada saat penerbitan saham baru dan terdapat hubungan antara penambahan jumlah saham beredar dan harga saham. Sedangkan menurut teori yang berlawanan yaitu Substitution Hypothesis, seharusnya tidak terdapat efek harga (price effect) pada saat penerbitan saham baru dan harga saham suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh jumlah saham beredar. Substitution Hypothesis konsisten dengan Efficient Market Hypothesis karena dalam pasar modal yang efisien tidak ada efek harga (price effect) dari penerbitan saham baru pada saat issue date.
Penelitian mengenai pengaruh konversi convertible bonds ini menggunakan data penambahan jumlah saham beredar yang berasal dari pencatatan saham basil konversi convertible bonds di Bursa Efek Jakarta. Untuk menghitung abnormal return saham digunakan market adjusted return. Sedangkan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara size dan abnormal return saham dilakukan uji regresi dengan variabel terikat abnormal return dan variabel babas size. Dari hasil uji empiric dapat dikatakan bahwa pencatatan saham hasil konversi convertible bonds tidak menyebabkan adanya abnormal return pada saham perusahaan, serta tidak ada hubungan antara peningkatan jumlah saham (size) dan abnormal return saham perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Substitution Hypothesis yang juga konsisten dengan Efficient Market Hypothesis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T18814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Maya Sari
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk inenguji pengaruh tingkat kelengkapan disclosure terhadap cost elf debt, serta untuk mengetahui arah huhungan tersebut. Karena penelitian ini difokuskan untuk meneliti pengaruh disclosure terhadap cost of debt maka pertanyaan yang ditelaah pada penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh negatif peningkatan level disclosure terhadap cost of debt.
Karena fokus penelitian pada cost of debt maka penelitian ini menggunakan obligasi sebagai objek penelitian. Obligasi yang digunakan adalah obligasi yang diterbitkan dari tahun 1997-2000. Sedangkan untuk perhitungan disclosure didapatkan melalui laporan tahunan perusahaan yang menerbitkan obligasi dari tahun 1996-1999.
Penelitian ini menggunakan variabel independen utama yaitu kelengkapan urcwdatory disclosure dan variabel kontrol yang diperkirakan mempengaruhi cost of debt. Dasar penentuan indek kelengkapan disclosure digunakan peraturan BAPEPAM No:17/Bapepam11996. Sedangkan variabel kontrol yang digunakan antara lain margin laba, jumlah total aktiva perusahaan, dan waktu jatuh tempo obligasi (Lang dan Lundholm. 1993 ; Ziebart dan Rieter. 1997).
Variabel dependen penelitian ini adalah cost of debt. Penelitian ini inendefinisikan cost of debt melalui dua pendekatan. Pendekatan tersebut adalah Yield lo Maturity (YIELD) dan serta tingkat bunga efektif (BUNGA) obligasi yang pertama kali terbit pada t+l. Proksi untuk YIELD dan BUNGA ini digunakan berdasar penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sengupta (1998).
Pengujian atas model pertama (BUNGA) dan model kedua (YIELD) dilakukan dengan metode regresi linear berganda dengan tehnik OLS (ordirnny least square). Regresi dilakukan antara variabel independen berupa tingkat kelengkapan disclosure heserta variabel kontrol dengan variabel dependen berupa Yield to Maturity (YIELD) serta tingkat bunga efektif (BUNGA). Hasil pengujian model pertama menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif kelengkapan disclosure terhadap cost of debt yang signifikan pada tingkat alpha 5% (tanda negatif ini sesuai dengan ekspektasi tanda sebeluninya). Sedangkan pada model kedua juga menunjukkan basil yang sama yaitu terdapat pengaruh negatif yang signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarli kredilor akan mempertimbangkan kelengkapan disclosure pada mandatory disclosure dalam melihat risiko adanya default. Sehingga apabila hal lain diasumsikan tidak berubali maka perusahaan yang memiliki tingkat kelengkapan yang hesar akan dapat menikmati cost of debt yang yang kecil."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Nurlaila Ananta
"Tulisan ini menganalisis bagaimana proses penerbitan serta bentuk tanggung jawab dari akuntabilitas hasil investasi Blue Bond yang diterbitkan oleh Indonesia di Pasar Obligasi Jepang. Tulisan ini disusun dengan menggunakan metode penelitian doktrinal. Blue Bond merupakan suatu obligasi yang berkelanjutan yang menggunakan konsep ekonomi biru, yang termasuk dalam 17 Sustainable Development Goals. Indonesia menerbitkan Blue Bond di Pasar Obligasi Jepang pada tahun 2023 untuk mendukung proyek-proyek yang memperhatikan kelestarian laut dan sumber daya air bersih, sesuai dengan kerangka kerja Republic of Indonesia SDGs Government Securities Framework dan panduan Blue Finance yang diterbitkan oleh ICMA. Penerbitan Blue Bond oleh Indonesia ini dapat menegaskan dukungan Indonesia terhadap sustainable financing mengingat Indonesia sudah pernah menerbitkan green sukuk dalam mata uang USD dan SDGs bond dalam mata uang Euro. Namun, karena Blue Bond diterbitkan di Pasar Obligasi Jepang, penting untuk memastikan bahwa proses penerbitannya sesuai dengan peraturan yang berlaku, seperti Peraturan Menteri Keuangan No. 215/PMK.08/2019 tentang Penjualan dan Pembelian Kembali Surat Utang Negara dalam Valuta Asing di Pasar Internasional. Selain itu, penting juga untuk diketahui mengenai bagaimana bentuk tanggung jawab dari akuntabilitas hasil investasi Blue Bond terhadap para investor. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga integritas Indonesia di pasar sustainable financing dunia. Untuk mencapai tujuan ini, Indonesia harus memperkuat akuntabilitas dan menegaskan komitmennya melalui langkah-langkah konkret. Langkah-langkah konkret tersebut antara lain dengan menggunakan framework yang diterima oleh investor, menyusun laporan tahunan, serta melakukan external review. Dengan demikian, memiliki pemahaman mendalam mengenai bagaimana proses penerbitan serta bentuk tanggung jawab dari akuntabilitas hasil investasi Blue Bond yang diterbitkan oleh Indonesia dapat membangun reputasi yang kuat bagi Indonesia dalam komunitas keuangan global sebagai negara yang bertanggung jawab secara ekologis dan berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.

This paper analyzes how the issuance process and the form of responsibility for the accountability of Blue Bond investment returns issued by Indonesia in the Japanese Bond Market. This work was created using doctrinal research approaches. Blue Bond is a sustainable bond based on the blue economy idea, which is incorporated in the 17 Sustainable Development Goals. Indonesia issued a Blue Bond in the Japanese Bond Market in 2023 to support projects that pay attention to marine sustainability and clean water resources, in compliance with the Republic of Indonesia SDGs Government Securities Framework and Blue Finance guidelines issued by ICMA. The issuance of Blue Bond by Indonesia can emphasize Indonesia's support for sustainable financing considering that Indonesia has already issued green sukuk denominated in USD and SDGs bond denominated in Euro. However, since the Blue Bond is issued in the Japanese Bond Market, it is important to ensure that the issuance process is in accordance with applicable regulations, such as the Minister of Finance Regulation No. 215/PMK.08/2019 on the Sale and Repurchase of Foreign Exchange Government Securities in the International Market. In addition, it is also important to know how the responsibility of the accountability of Blue Bond investment returns to investors. This is very important to maintain Indonesia's integrity in the global sustainable financing market. To achieve this goal, Indonesia must strengthen accountability and emphasize its commitment through concrete actions. These concrete actions include following an investor-accepted framework, compiling annual reports, and performing external evaluations. Thus, having an in-depth understanding of how the issuance process as well as the form of accountability for Blue Bond investment returns issued by Indonesia can help Indonesia establish a strong reputation in the global financial community as an environmentally responsible country committed to sustainable development."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathasia Angeline
"Penelitian ini menganalisis kelayakan dari penerbitan obligasi daerah pada Pemda Provinsi DKI Jakarta dengan melakukan analisis SWOT dan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) dan membandingkan antara penerbitan obligasi daerah dan mekanisme pembiayaan internal sebagai alternatif sumber pembiayaan infrastruktur daerah dengan adanya keterbatasan anggaran. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT, yaitu dengan mengkaji peluang, ancaman, kelebihan, dan kekurangan dari penerbitan obligasi daerah sebagai sumber dana pembangunan infrastruktur daerah dan analisis Debt Servive Coverage Ratio (DSCR), yaitu perbandingan antara penjumlahan pendapatan asli daerah, bagian daerah dari pajak bumi dan bangunan, penerimaan sumber daya alam dan bagian daerah lainnya serta dana alokasi umum setelah dikurangi belanja wajib, dengan penjumlahan angsuran pokok, bunga dan biaya pinjaman lainnya yang jatuh tempo. Hasil dari penelitian ini adalah penerbitan obligasi daarah mempunyai potensi yang menarik untuk digunakan sebagai alternatif atau bahkan solusi untuk mengatasi permasalahan akan kurangnya dana pembiayaan pemerintah untuk proyek pembangunan infrastruktur daerah dan hasil dari penelitian ini adalah dan juga Pemda DKI Jakarta dari segi kemampuan keuangan dalam rangka pelunasan kembali pinjaman daerah yang diukur dengan DSCR, dinyatakan mampu memenuhi nilai DSCR yang disyaratkan dengan melebihi batas minimal yang disyaratkan oleh Menkeu.

This study analyzed the feasibility of issuing bonds in the region of Jakarta Provincial Government to conduct a SWOT analysis and a Debt Service Coverage Ratio (DSCR) and comparing the issuance of local bonds and internal financing mechanisms as an alternative source of financing local infrastructure with a limited budget. The analysis used in this study is a SWOT analysis, which is to assess the opportunities, threats, strengths, and weaknesses of the issuance of municipal bonds as a source of funding regional infrastructure development and analysis Debt Servive Coverage Ratio (DSCR), which is the ratio between the sum of revenue, the area of land and property taxes, natural resource revenues and other parts of the region as well as the general allocation fund net mandatory spending, the sum of principal, interest and other borrowing costs are due. The results of this study are daarah bonds have interesting potential for use as an alternative or even a solution to overcome the problem of the lack of funds for government financing regional infrastructure development projects and the results of this study are the Jakarta Government and also in terms of financial capacity in order repayment loan areas measured by DSCR, DSCR otherwise be able to meet the required value by exceeding the minimum required by the Minister.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Surya Lesmana
"Penelitian ini adalah penelitian tentang Obligasi Beragun Aset. Penelitian ini menggunakan Simulasi Monte-Carlo sebagai pengganti data expected recovery rate yang datanya tidak tersedia di Indonesia Sehingga dapat diprediksi Obligasi Beragun Aset dari originator 14 Bank yang telah Go Public di Indonesia mana saja dan pada pemberian kredit pada sektor ekonorni mana saja yang layak untuk diterbitkan, pada tingkat expected recovery rate berapa Obligasi Beragun Aset tersebut layak untuk diterbitkan, dan baga!mana karakteristik dari Obligasi Beragun Aset di Indonesia sesuai dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan.
Penelitian ini menghasilkan 3 proposisi tentang Obligasi Beragun Aset, yaitu: 1.) Obligasi Beragun Aset yang lebih disukai adalah Obligasi Beragun Met yang merniliki probabilitas default pada kredit yang disekuritisasikan yang lebih besar. 2.)Semakin besar default probability la-edit yang disekuritisasikan dalam suatu Obligasi Beragun Aset maka semakin besar sensitivitas perubahan harga terhadap perubahan expected recovery ratenya 3.)Perubahan harga suatu Obligasi Beragun Met, berbanding lures atau positif dengan perubahan expected recovery ratenya.
Proposisi pertama konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Blume, Keim, dan Patel (1991), Penelitian dalam tesis ini adalah untuk Efek Beragun Met yang memberikan kupon tetap kepada pemiliknya atau disebut sebagai Obligasi Beragun Aset Pendapatan Tetap dan sama sekali tidak menyinggung Efek Beragun Aset yang berbentuk saham dan Obligasi Beragun Aset Bunga Mengambang.

This study is concerning the Asset Backed Bonds. The research uses the Monte-Carlo Simulation as a substitute for the expected recovery rate data which is not available in Indonesia. Consequently, it can be predict which sector credit of originator 14 Go Public Banks that can be issued as Asset Backed Bonds and at what expected recovery rate and how the characteristic of Asset Backed Bonds in Indonesia uses this calculation.
This research produces 3 propositions regarding Asset Backed Bonds: 1). The most preferable Asset Backed Bonds is the one that has larger default probability in its securitized credit. 2.) The bigger default probability of securitized credit, its price changes becoming more sensitive to its expected recovery rate. 3.) The price changes of Asset Backed Bonds are positively related to the changes of its expected recovery rate.
The first proposition is consistent with the results found by Blume, Kelm, and Patel (1991). The research in this thesis only discuss the Mortgage Backed Securities which give fixed coupon rate to its owner, also known as the Fixed Rate Asset Backed Bonds and doesn't mentioning the Mortgage Backed Securities in stocks form and Floating Rate Asset Backed Bonds.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 17914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Gracia Christie
"Bagi investor, obligasi pemerintah merupakan aset yang cenderung berisiko rendah, namun krisis hutang yang belum lama terjadi di Eropa membuktikan bahwa risiko tersebut sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, investor perlu mengetahui aset yang dijadikan sebagai hedge dan safe haven ketika terjadi penurunan pada perekonomian, khususnya pada pasar obligasi pemerintah Indonesia. Penelitian ini hendak menganalisis kemampuan logam mulia dan logam dasar sebagai instrumen hedging dan safe haven untuk pasar obligasi pemerintah, selama periode 2004-2013. Dengan menggunakan GARCH, penelitian ini menganalisis dua periode krisis, yaitu krisis keuangan dan krisis hutang Eropa, diperoleh bahwa logam mulia lainnya, khususnya perak mampu memberikan perlindungan bagi investor pada penurunan secara mendadak dalam perekonomian dibandingkan emas. Untuk logam dasar, tembaga, aluminium, dan nickel menunjukkan kemampuan yang lebih kuat sebagai safe haven dibandingkan logam mulia. Ditemukan bahwa memegang logam secara individu memberikan perlindungan yang lebih kuat dibandingkan dengan memegang portofolio logam. Terakhir, dengan menganalisis performa logam 20 hari setelah terjadi syok negatif pada harga obligasi, ditemukan bahwa perak merupakan logam yang memiliki performa terbaik.

Government bond is known to be low risk, but the recent debt crisis has proven that the risk is likely to happen. Therefore, investors have the necessary to know which asset could provide the protection from sudden decrease in the economy, specifically within the Indonesian government bond market. By analyzing 10 different metals during 2004-2013 this research aims to find potential hedging instruments and safe haven assets for the Indonesian government bond market. Using GARCH, this research analyzes two crisis periods, the financial crisis and European debt crisis, it was found that other precious metals, specifically silver, provide greater compensation for the bond market losses than gold. While industrial metals such as copper, aluminum, and nickel tend to outperform precious metals as hedge and safe haven at certain times. Also, holding the metals individually will offer a greater protection than in the form of portfolio and within analyzing the performance 20 days after an immediate negative bond price shock, it was shown that silver is the best performing metal within the period.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S57809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnold Alexander Tuwaidan
"ABSTRAK
Mengkonversi kendaraan coupe menjadi convertible adalah proses untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau penggemar mobil yang ingin melakukan modifikasi kendaraan mereka. Tidak seperti lainnya yang telah dimodifikasi kendaraan menjadi convertible, dalam tesis ini meliputi desain garis atap baru dengan mengubah kemiringan kaca depan untuk mendapatkan garis atap yang lebih baik. Atap baru membutuhkan kerangka untuk menahan gaya dari luar sehingga atap tidak runtuh atau berubah bentuk dengan cara seperti itu dan itu adalah penting dalam mendesain ulang coupe menjadi convertible karena dengan pemangkasan kekakuan atap kendaraan akan berkurang. Merancang atap baru dan juga kerangka kerja baru untuk kendaraan membutuhkan software yang dapat membantu kita. Software CAD seperti Solidworks, Autodesk, dan banyak lagi. Menggambar kendaraan dalam 3D dan kemudian diubah menjadi convertible, ketika atap baru telah diperoleh. Dengan mendapatkan desain ini atap baru, Kerangka atap dapat dirancang dan dijalankan seluruh jenis tertentu pengujian struktural, seperti Solidworks Simulation. Bahan juga dapat didefinisikan, dalam hal ini bahan lokal digunakan. Sebuah Baja Karbon dengan nama AISI 1020, yang memiliki jumlah Yield Kekuatan 351 MPa.

ABSTRACT
Converting a coupe vehicle into a convertible is the process to fulfill the demand of consumers or car enthusiasts that want do modify their vehicle. Unlike other that has modified vehicles into a convertible, in this thesis include a new roofline design by changing the slope of the front windshield to get a better roofline. The new roof needs a framework to withstand the force from outside so the roof does not collapse or deform in such ways and it is important in redesigning a coupe into a convertible because by trimming the roof rigidity of an vehicle will be reduced. Designing a new roof and also a new framework for the vehicle requires software that can help us. Software such as CAD drawing like Solidworks, Autodesk, and many more. Drawing the vehicle in 3D and then modified it into a convertible, when the new roof has been obtained. By obtaining this new roof design, Frameworks can be designed and run throughout certain kind of structural test, such as Solidworks Simulation. Material can also be defined, in this case a local material is used. A Carbon Steel with the name AISI 1020, which has the amount of Yield Strength of 351 MPa."
2016
S63750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Donny Armando
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi pasar terhadap penerbitan obligasi perusahaan (corporate bonds). Penerbitan obligasi yang dilakukan oleh perusahaan akan mengubah struktur modal dan memberikan beberapa konsekuensi bagi perusahaan baik itu positif maupun negatif. Pasar kemudian akan menilai dampak tersebut dan jika dianggap signifikan maka pasar akan bereaksi dan mengakibatkan perubahan terhadap harga saham. Terdapat beberapa teori yang mencoba menjelaskan perilaku pasar pada saat perusahaan menerbitkan obligasi. Salah satu yang menjadi dasar bagi penelitian ini ialah cash flow problem yang melihat penerbitan obligasi dapat meningkatkan risiko penggunaan kas yang tidak optimal oleh pihak manajemen sebagai pengendali.
Metode yang digunakan ialah event study untuk menguji signifikansi reaksi pasar dan kemudian regresi multivariabel untuk menguji variabel kas, dividend payout, dan peringkat obligasi yang diduga berpengaruh terhadap reaksi pasar. Sampel penelitian terdiri dari 45 perusahaan yang menerbitkan obligasi selama periode 2003-2008.
Kesimpulan yang didapat ialah tidak terdapat reaksi pasar maupun variabel uji yang signifikan. Hasil tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh masih banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

The aim of this study is to examine the market reaction when companies issuing bonds. Corporate bond issue will affect its capital structure and gives several consequences to the company whether it is favorable or unfavorable. The market then will appraise the effect. If the effect is significant the market will reacts and makes stock price change. This study is based on the cash flow problem theory that seeing bond issue may increase the risk of unoptimal use of cash by management as the controlling party.
This study use event study method to see the significance of market reaction and multivariable regression to see the significance of cash, dividend payout, bond rating variable that may affect the market reaction. The samples of this research consist of 45 companies issuing bonds during 2003-2008.
The conclusion is neither the market reaction nor the determinant variables are significant. These results may due to many limitations of this study, and hence need further study to overcome those limitations.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6539
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Gigih Prayoga
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya yield SBSN yang ditawarkan oleh investor pada lelang Surat Berharga Syariah Negara dibandingkan dengan yield Surat Utang Negara (SUN) pada tenor yang bersesuaian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh atas perubahan variable kurs, inflasi, IHSG, debt-to-GDP ratio, dan yield SUN terhadap variabel perubahan incoming weighted average yield (WAY) Surat Berharga Syariah Negara yang terbentuk pada lelang SBSN bertenor 5 tahun. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Penelitian ini mengolah data time series bulanan dari Oktober 2009 sampai dengan Juni 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perubahan inflasi dan perubahan yield SUN berpengaruh signifikan dan positif sedangkan variabel perubahan IHSG berpengaruh signifikan dan negatif terhadap variabel perubahan incoming weighted average yield (WAY) Surat Berharga Syariah Negara. Adapun variabel perubahan kurs dan perubahan debt-to-GDP ratio tidak berpengaruh signifikan.

The background of this study is that bid yield offered by investors in SBSN (sovereign sharia securities) auction frequently higher than market yield of SUN (sovereign bonds) with equivalent tenor. The Purpose of this research is to figure out if five determinants (changes of exchange rate, inflation, Jakarta Composite Index, debt-to-GDP ratio, and yield of sovereign bonds) significantly affecting change of incoming weighted average yield (WAY) SBSN 5 years tenor. In this study, multiple linear regression method has been employed in analyzing monthly time series data from October 2009 to June 2015. The result shows that changes of inflation and yield of sovereign bonds are significant and positive in affecting the dependent variable, while change of Jakarta Composite Index is significant in affecting the dependent variable with negative direction. Meanwhile the changes of exchange rate and debt-to-GDP ratio variable was found to be insignificant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>