Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155605 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Irawati
"Islam mengajarkan umatnya untuk bersabar karena memiliki berbagai keistimewaan dan merupakan kunci kesuksesan seorang muslim. Dari literatur yang ada diketahui bahwa konsep diri dan stres merupakan pendukung perilaku sabar. Oleh karena itu perlu diketahui seberapa besar peranan konsep diri dan stres akademik terhadap perilaku sabar, apakah kedua variabel tersebut dapat meningkatkan perilaku sabar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan konsep diri dan stres akademik dengan perilaku sabar mahasiswa/i Kependidikan Islam UIN Jakarta.
Desain penelitian ini adalah non-ekperimen dengan pendekatan kuantitatif serta metode penetapan sampling proporsional dan incidental. Regresi tinier digunakan untuk menganalisis data dengan bantuan program SPSS 10.1 for windows.
Populasi penelitian adalah mahasiswa-mahasiswi jurusan Kependidikan Islam Universitas Islam Negeri Jakarta dengan pertimbangan karena lulusan jurusan ini tidak hanya ditujukan sebagai pengajar tetapi juga sebagai manajer dan supervisi sekolah Islam.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner dan wawancara. Kuesioner disebarkan kepada 83 (delapan puluh tiga) responden dan wawancara yang sifatnya konfirmatif kepada 3 (tiga) responden. Wawancara yang sifatnya pelengkap juga dilakukan pada saat pembuatan alat ukur sabar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua dari tiga hipotesa alternatif dapat diterima. Pertama, Adanya peranan konsep dirt dengan perilaku sabar, artinya meningkatnya konsep diri diiringi terhadap peningkatan perilaku sabar. Kedua, tidak adanya peranan stres akademik terhadap perilaku sabar. Ketiga, Adanya peranan konsep diri bersama dengan stres akademik terhadap perilaku sabar.
Berdasarkan hasil kesimpulan dan hasil analisa yang ada, peneliti memberikan beberapa saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya dan perlunya pendidikan dan pelatihan sabar melalui program pengenalan diri dan pengendalian stres.

Islam teaches its devotees to be patient, a virtue that is the key to becoming a good Muslim Existing literature shows that self-concept and stress support patience; therefore, it is essential to know how big of a role self-concept and academic stress play in maintaining patience, and if those two variables can actually enhance one's level of patience.
The objective of this research was to determine the role of self-concept and academic stress in the effort to cultivate patience among the students of Islamic Education at the State Islamic University of Jakarta (Jurusan Kependidikan Islam, Universitas Islam Negeri Jakarta).
Designed to be non-experimental, this research utilized a quantitative approach as well as proportional and incidental sampling methods. Linear regression was also used in analyzing the data acquired, with the support of SPSS 10.1 program for Windows.
Students of Islamic Education at the State Islamic University of Jakarta (Jurusan Kependidikan Islam, Universitas Islam Negeri Jakarta) were the target of this research. The thought behind this particular choice was the fact that graduates of the aforementioned program are not only expected to become educators, but also managers and supervisors of Islamic schools.
The data for this research was gathered through questionnaires and interviews. The questionnaires were distributed among 83 (eighty-three) respondents, and 3 (three) respondents were personally interviewed to further confirm the questionnaire results. Additional interviews were conducted while formulizing a method to measure patience.
The outcome of this research affirmed two out of three hypotheses. First, self-concept plays a role in the cultivation of patience: the better one's self-concept is, the higher his/her level of patience will be. Second, academic stress doesn't affect one's patience. Third, the combination of self-concept and academic stress can have an impact on one's patience.
Based on the analysis and conclusion reached, the researcher offered several suggestions for further study and advocated enhancing patience through self realization and stress management programs.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yardinil Firda Nadhirah
"Perilaku menyontek merupakan salah satu masalah yang dihadapi lembaga pendidikan untuk beberapa dasawarsa ini dan akan terus menjadi perhatian dalam dunia pendidikan. Mahasiswa pada masa sekarang lebih banyak melakukan tindakan menyontek dibandingkan dengan mahasiswa pada 10 tahun yang lalu. Murdock dkk. (2004) dalam penelitiannya menemukan sekitar 70% mahasiswa mengaku menyontek pada saat ujian dan Shepherd (dalam Klausmeier, 1985) melaporkan bahwa 96% mahasiswa mengaku menyontek beberapa kali pada saat ujian.
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek, Nusolahardo (1988) menemukan adanya hubungan antara konsep-diri dengan sikap terhadap tingkah lake menyontek. Sedangkan Cizek, 1999; Evans dkk.(dalam Finn & Frone, 2004) dalam penelitiannya mendapatkan siswa yang memiliki efficacy yang tinggi akan kemampuan akademiknya menunjukkan perilaku menyontek yang rendah bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat efficacy yang rendah. Sementara Newstead dkk.(1996) menemukan bahwa perilaku menyontek terjadi karena ada tekanan dari kelompoknya, untuk membantu teman, dan karena semua orang melakukannya. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut lah tujuan penelitian ini mengungkap faktor self-efficacy dan konsep-diri sebagai faktor internal, dan konformitas terhadap kelompok sebaya sebagai faktor eksternal, sebagai variabel-vriabel yang mempengaruhi perilaku menyontek.
Sampel penelitian ini adalah 150 mahasiswa IA1N "SMH" Banten semester dua di Fakultas Tarbiyah dan Adab, diperoleh berdasar accidental sampling. Mat ukur self-efficacy menggunakan dimensi-dimensi yang digunakan oleh Wood dan Locke (dalam Maurer & Pierce, 1998), konsep-diri menggunakan modifikasi dan adaptasi TSCS (Tennessee Self Concept Scale), konformitas kelompok sebaya menggunakan kuesioner yang berdasarkan dimensi-dimensi dari Sears dkk. (1991), dan perilaku menyontek menggunakan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Finn dan Frone (2004) dan Abramovitz (2000).
Dan 4 hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara self-efficacy dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 2) Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara konsep-diri dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 4) Secara bersama-sama ada kontribusi yang signifikan antara self-efficacy, konsep-diri dan konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek pada mahasiswa, hasil analisis parsial dan regresi ganda, hasilnya hanya konformitas terhadap kelompok sebaya yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku menyontek mahasiswa.
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, penelitian lanjutan perlu dilakukan, antara lain dengan melibatkan faktor performa akademik yaitu, persistensi dalam variabel self-efficacy dan melibatkan variabel karakteristik kelas (seperti ukuran kelas, pengaturan tempat duduk, pengawasan ujian yang lemah, dan sangsi yang kurang diberlakukan) sehingga dapat memperkaya dan menjelaskan kecenderungan perilaku menyontek pada mahasiswa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Rachmawati
"ABSTRAK
Salah satu bentuk hubungan sosial dalam kehidupan manusia adalah hubungan
intim lawan jenis atau hubungan romantis. Menurut Erikson (1963 dalam Birch &
Malim, 1994), membangun hubungan intim merupakan suatu kebutuhan sekaligus
sebagai salah satu tugas perkembangan yang spesifik bagi individu dewasa muda.
Proses membentuk dan membangun hubungan intim ini dapat berlangsung
melalui apa yang biasa kita sebut sebagai hubungan pacaran. Salah satu penelitian
yang dilakukan oleh Jones, Hansson, dan Smith (1980 dalam Peplau & Perlman,
1982) menunjukkan hasil bahwa mahasiswa.yang belum pernah mempunyai pacar
memiliki tingkat kesepian yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa
yang pernah memiliki pacar. Kesepian pada seseorang juga sering dikaitkan
dengan munculnya perasaan-perasaan tidak berarti, tidak kompeten atau tidak
dicintai (Peplau & Perlman, 1982). Perasaan-perasaan seperti ini mengindikasikan
adanya karakteristik harga diri yang rendah. Menurut Peplau & Perlman (1982),
kaitan antara kesepian dengan harga diri rendah memang merupakan salah satu
penemuan yang konsisten dalam lingkup penelitian tentang kesepian Teori dan
penelitian di atas mengindikasikan bahwa individu yang hingga masa dewasa
mudanya belum pernah mempunyai pacar akan menunjukkan karakteristik orang
dengan tingkat kesepian tinggi dan harga diri rendah. Akan tetapi berdasarkan
penelitian dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan oleh Ramayani (2001)
terhadap lima orang subyek, didapatkan fakta tentang karakteristik yang cukup
beragam dan tidak konsisten dengan dugaan sebelumnya. Bertolak dari hal ini
maka penulis hendak menguji dan mengetahui apakah status pacaran pada
individu dewasa muda benar-benar akan membedakan secara signifikan tingkat
kesepian dan harga diri, ketika dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang
lebih besar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab masalah-masalah penelitian.
Masalah-masalah penelitian terbagi ke dalam masalah utama dan masalah
tambahan. Masalah utama penelitian adalah pertama, apakah status pacaran akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan tingkat kesepian
mahasiswa/i subyek penelitian ? Kedua, apakah status pacaran akan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan tingkat harga diri mahasiswa/i
subyek penelitian ? Ketiga, apakah terdapat hubungan yang signifikan antara
harga diri dan kesepian pada mahasiswa/i subyek penelitian ? Sedangkan masalah
tambahan dalam penelitian ini yaitu manakah dari variabel-variabel data kontrol
yang ikut berperan terhadap skor kesepian dan harga diri subyek penelitian ?
Tinjauan kepustakaan yang dijadikan sebagai landasan kerangka berpikir dalam
melaksanakan penelitian ini di antaranya akan membahas mengenai teori-teori
tentang dewasa muda dan tugas-tugas perkembangannya, pengertian pacaran,
fungsi dan arti penting pacaran, implikasi keadaan belum pernah berpacaran bagi
individu, serta teori-teori mengenai kesepian dan harga diri.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Data akan diolah dengan
teknik statistik one-way anova, korelasi Pearson product-moment, independent
sample t-test, dan multivariate anova. Penelitian ini melibatkan partisipasi dari
382 mahasiswa/i yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, berusia 18-26 tahun,
dan didapatkan dengan teknik Occidental / incidental sampling.
Hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Status pacaran tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
perbedaan tingkat kesepian pada mahasiswa/i subyek penelitian.
2. Status pacaran tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
perbedaan tingkat harga diri pada mahasiswa/i subyek penelitian.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kesepian dan variabel
harga diri, di mana arah korelasinya adalah negatif. Hal ini berarti bahwa skor
kesepian berbanding terbalik dengan skor harga diri.
4. Variabel jenis kelamin terbukti membedakan secara signifikan tingkat
kesepian pada mahasiswa/i subyek penelitian.
Penelitian-penelitian lanjutan mengenai topik serupa disarankan untuk
menggunakan teknik pengambilan sampel yang lebih baik, misalnya random
sampling, agar diperoleh hasil penelitian yang dapat lebih digeneralisasikan
kepada populasi; melakukan penelitian untuk rentang usia dan latar belakang
subyek yang lebih bervariasi; melakukan pengukuran kesepian dan harga diri pada
domain yang lebih spesifik; serta menyertakan pertanyaan kepada subyek tentang
ada/tidaknya figur-figur yang bisa menjadi sumber kedekatan emosional atau
sumber kepuasan lain bagi subyek."
2003
S3257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivalna Rivai
"Tesis ini membahas tentang perilaku pencarian informasi pejabat di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Ambon. Pertanyaan penelitian ini adalah apa kebutuhan informasi Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, bagaimana perilaku pencarian informasi mereka dan hambatan apa yang dihadapi dalam melakukan pencarian informasi. Model operasional penelitian ini adalah gabungan Model of Information Seeking of Professional yang dikembangkan Leckie, Pettigrew, dan Sylvain dan A Model of the Gross-Information Seeking Strategies yang dikenalkan oleh Wilson serta Behavioral Models of Seeking Strategies yang dikenalkan David Ellis dan telah direvisi oleh Wilson. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan penelitian ini adalah Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara.
Hasil penelitian ini adalah 1) subjek pendidikan merupakan subjek yang paling banyak diperlukan, disamping subjek lain seperti manajemen keuangan dan organisasi, 2) sumber internet merupakan sumber informasi yang paling banyak digunakan kemudian diikuti oleh artikel jurnal, 3) terbitan yang digunakan adalah terbitan terbaru, 4) tahap yang diperkenalkan oleh Ellis merupakan tahap yang dilalui oleh Dekan dan Pembantu Dekan, 5) hambatan yang dihadapi adalah yang berasal dari individu, antar individu dan lingkungan.

This thesis discusses the information seeking behaviour of principles in the Faculty of Tarbiyah of the State Islamic Institute Ambon. Research question of this thesis are 1) what kinds of information they needs for their work 2) how are their information seeking behaviours and 3) what variables interfere their information seeking activities. Operational model of this research is the combination of Leckie's model called Information Seeking of Professionals and Wilson's model called A Model of the Gross-Information Seeking Behaviour and Ellis's Behavioural Model of Seeking Strategies which is revised by Wilson. This research uses qualitative methods. Informants of this study is the dean and assistant deans at faculty of Tarbiyah IAIN Ambon. The data was collected by means of deep interview.
The following are the research results : 1) the subject of education is a subject that most needed, followed by financial management and organization, 2) the internet is a source of information sources most used, followed by journal articles, 3) publication used is the latest publication, 4) model Ellis is use by the Dean and assistant Dean, 5) personal, interpersonal and environmental aspect are the barriers of their information seeking.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29243
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endro Sulistyo Eklas
"Penelitian ini berrnula dari pemikiran tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi dalam menghasilkan lulusan berkualitas tinggi. Adanya jurang harapan masyarakat terhadap mutu pendidikan tinggi dan realita penyelenggaraan pendidikan tinggi dimana pemberi informasi (dosen) berperan dominan, menyebabkan muncul banyak kritik terhadap mutu lulusannya. Mutu lulusan perguruan tinggi sering dianggap tidak kreatif dalam dunia kerja.
Pada akhir-akhir ini muncul pemikiran untuk menginteraksikan aspek kreativitas yang dianggap dapat mengurangi dominasi dosen dalam proses belajar-mengajar di perguruan tinggi. Menurut Renzulli dan Hartman (1981) kreativitas berkaitan dengan inteligensi dan keterikatan terhadap tugas (task commitment) dan kaitan tersebut menentukan prestasi seseorang. Demikian pula dalam penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi, kaitan antara kreativitas, inteligensi dan keterikatan terhadap tugas dapat menentukan prestasi akademik mahasiswa.
Melalui kajian teori tentang kreativitas khususnya kemampuan berpikir kreatif kemudian inteligensi, keterikatan terhadap tugas dan prestasi akademik, ingin dibuktikan hipotesa penelitian pada dua ratus dua puluh lima mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, yaitu:
1. Ada hubungan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan inteligensi. Hipotesa 1 diterima atau terbukti.
2. Ada hubungan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan prestasi akademik. Hipotesa 2 ditolak atau tidak terbukti.
3. Ada hubungan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan keterikatan terhadap tugas. Hipotesa 3 ditolak atau tidak terbukti.
4. Ada hubungan signifikan antara inteligensi dengan prestasi akademik.
Hipotesa 4 diterima atau terbukti.
5. Ada hubungan signifikan antara inteligensi dengan keterikatan terhadap tugas. Hipotesa 5 ditolak atau tidak terbukti.
6. Ada hubungan signifikan antara prestasi belajar dengan keterikatan terhadap tugas. Hipotesa 6 diterima atau terbukti.
7. a. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif, inteligensi dan keterikatan terhadap tugas dengan prestasi akademik. Hipotesa 7 a diterima atau terbukti.
7. b. Ada perbedaan hubungan kemampuan berpikir kreatif, inteligensi dan keterikatan terhadap tugas dengan prestasi akademik pada mahasiswa Ekonomi dengan mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Elektro. Hipotesa 7.b diterima atau terbukti.
Penulis menyarankan pengambilan sampel yang lebih heterogen dan representatif, mengadakan penelitian pembanding terhadap mahasiswa yang telah menampilkan ciriciri kemampuan berpikir kreatif dan mengadakan perbaikan terhadap skala keterikatan terhadap tugas yang meliputi perbaikan sistem dengan validitas dan reliabilitas kecil serta mencari validitas eksternal dengan mengadakan perbandingan dengan skala pengukuran yang lain."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
T1617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Mary Monalisa
"ABSTRAK
Perilaku curang yang teijadi di tengah-tengah lembaga pendidakan formal, mulai dari Sekolah Dasar sampai Peiguruan Tinggi, merupak^ masalah klasik dan bersifat universal. Meskipim demikian, teijadinya perilaku curang di dunia akademik perlu diminiinalkan dan dicarikan solusinya untuk pencegahan dan penan^ulangan perilaku tersebut. Hal ini disebabkan karena perilaku curang menimbulkan masalah masalah yang berdampak negatif baik bagi peserta didik maupun bagi hakikat pendidikan itu sendiri.
Penelitian kali ini bermaksud melakukan studi korelasional antara perilaku curang saat tes dan harga diri akademik. Penelitian Aronson & Mettee (1968) menyimpulkan bahwa orang yang mempunyai harga diri yang rendah akan lebih mungkin untuk melakukan tindakan curang dibandingkan dengan orang yang mempunyai harga diri yang tinggi. Namun, Beery (1976) menyatakan bahwa siswa akan berupaya melakukan berbagai hal untuk mencegah tururmya harga diri karena kegagalan. Kedua pendapat di atas mendorong peneliti melilwt hubimgan kedua variabel (harga diri akademik dan perilaku curang saat tes), apakah bersifat negatif atau positif.
KQpotesa kega pada penelitian ini adalah adanya hubungan yang bermakna dan negatif antara harga diri akademik dan perilaku curang saat tes. Individu yang harga din akademiknya tuiggi (mandiri, menghadapai tantangan dengan percaya diri, dapat mentolerir frustrasi, dsb) akan melakukan kecurangan lebih rendah, demikian sebaliknya.
Subyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Strata 1. Jumlah sampel penelitian direncanakan minimal 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik insidental. Pengukuran kedua variabel penelitian dilakukan dengan teknik self-report dengan menggunakan 2 (dua) buah kuesioner yakni Skala Perilaku Curang Saat Tes dan Skala Harga Diii Akademik. Pengukuran pada kedua instrumen merupakan skala interval. Uji validitas item dengan teknik perhitungan Pearson Product Moment menghasilkan item-item yang valid sebanyak 19 item imtuk Skala Perilaku Curang Saat Tes dan 34 item untuk Skala Haiga Diri Akademik. Sedangkan uji reliabilitas hem yang menggunakan teknik perhitungan Alpha Cronbach menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0, 8873 untuk Skala Perilaku Curang Saat Tes dan 0, 9007 imtuk Skala Harga Diri Akademik. Korelasi skor kedua variabel dihitung dengan treknik korelasi Pearson Product Moment.
Hash utama penelitian dari sampel sebanyak 70 orang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna dan negatif antara haiga diri akademik dan perilaku curang saat tes pada mahasiswa FKUI Strata 1. Koefisien korelasi yang dihasilkan adalah - 0, 2466 yang bermakna pada derajat kepercayaan 0,05. Hal ini berarti bahwa meningkatnya skor harga diri akademik seorang individu diikuti dengan kecenderungan menurunnya skor perilaku curang saat tes oleh individu yang bersangkutan, demikian sebaliknya.
Hash tambahan penelitian ini adalah didapatnya rating mahasiswa FKUI tentang 3 (tiga) mata kuliah tersulit pada tingkat 1 sampai tingkat 4 serta 3 (tiga) mata kuliah dimana mahasiswa menyatakan paling sering melakukan kecurangan saat tes berhcut alasannya. Dari hash tersebut tampak bahwa pengawasan yang longgar saat ujian dan pelajaran yang suUt merupakan alasan yang mei^ebabkan mahasiswa melakukan kecurangan saat tes.
Pada penelitian lanjutan mcngenai perilaku curang, pengukuran perilaku curang ini dapat dhakukan dengan teknik penhaian oleh peer goup atau guru dibandingkan oleh individu itu sendiri. Hal ini dhakukan dengan tujuan untuk meminimalkan social desirability yang dikandung oleh teknik self-report.
Hubungan yang bermakna dan negatif antara perilaku curang saat tes dan haiga diri akademik menunjukkan bahwa perilaku curang saat tes dapat dikurangi dengan upaya-upaya peningkatan haiga diri akademik mahasiswa. Upaya ini dapat dhakukan secara sineigis dari pihak mahasiswa, dosen dan fakultas, mis<^ya dengan mempopulerkan "budaya malu" untuk mencontek, penularan nhai-nilai moral seperti kejujuran, suka bekeija keras, pengorbanan serta penciptaan iklim belajar yang menekankan keqa sama dan interdependensi dari pada suasana kompetitif."
1997
S2660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkuti, Anna Armeini
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heman Elia
"Penelitian ini berawal dari masalah penyalahgunaan zat psikoaktif yang telah menjadi masalah keluarga, sosial, dan nasional. Ingin diketahui dalam penelitian ini, bagaimana hubungan antara konsep diri penyalahguna zat psikoaktif dengan persepsinya terhadap orangtua, dan juga bagaimana hubungan antara konsep diri penyalahguna zat psikoaktif dengan daya tahannya terhadap stres.
Topik penelitian ini dibahas melalui studi kepustakaan yang ada, dan kemudian dirumuskan dalam 2 hipotesis.
Subyek penelitian adalah 33 orang penyalahguna zat psikoaktif dan 33 orang sebagai kelompok kontrol. Cara penelitian adalah ex post facto dengan metode penelitian survai.
Analisis data dilakukan dengan korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua hipotesis ini dapat diterima secara signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep diri penyalahguna zat berhubungan secara signifikan dengan daya tahan terhadap stres. Selain itu, konsep diri penyalahguna zat juga berhubungan secara signifikan dengan persepsi mereka terhadap orangtua.
Selain itu, dari hasil analisis uji-t, ditemukan pula perbedaan yang sangat signifikan antara konsep diri penyalahguna zat bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Konsep diri penyalahguna zat lebih buruk dibandingkan kelompok kontrol."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulthan Hadi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Transendensi Diri dan Konservasi sebagai dua dari empat aspek nilai-nilai hidup dalam teori yang dikembangkan oleh Schwartz dalam penelitiannya, juga pengaruh sikap Tasamuh terhadap perilaku Moderat seorang Muslim. Metode penelitian yang digunakan dalam menginvestigasi pengaruh-pengaruh tersebut adalah dengan menggunakan teknik korelasi bivariat dan regresi berganda.Hasil dari analisis uji statistik atas pencarian pengaruh dan pembacaan peran itu menghasilkan beberapa temuan; pertama, bahwa Transendensi Diri mempunyai hubungan atau pengaruh yang signifikan terhadap perilaku Moderat (sig. = 0,012); kedua, bahwa ternyata nilai Konservasi seorang Muslim juga punya pengaruh terhadap perilaku Moderatnya (sig. = 0.001); ketiga, ditemukan dari sampel populasi, ternyata kedua variabel bebas: Transendensi Diri dan Konservasi, saling mempengaruhi dengan tingkat pengaruh yang cukup kuat (nilai Pearson 0,384 atau nilai signifikansi 0,013); keempat, sikap Toleransi juga memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap perilaku Moderat (0,430, atau nilai signifikansi 0,002), dimana kemudian bisa disimpulkan bahwa semakin tinggi transendensi, konservasi dan sikap toleransi seorang Muslim, semakin tinggi pula perilaku Moderatnya. Temuan terakhir (kelima), disimpulkan bahwa sumbangan relatif yang diberikan oleh kombinasi variabel X1, X2 dan X3terhadap Y melalui hitungan regresi berganda adalah sebesar 37%. Melalui hasil akhir penjumlahan regresi inidisimpulkan bahwa masih ada variabel-variabel lain yang bisa dicari atau digunakan untuk memprediksi keterpengaruhan perilaku Moderat seorang Muslim, yang secara nilai berkisar 63%, jauh lebih besar dari yang ditemukan dalam penelitian ini.

The aim of this research is to know the influence of self transcendency and conservation, the two of four aspects of life values that improved by Schwartz in his theory and research also about tolerance (tasamuh), into moderate behavior of Muslim. The methods that used to investigate influences are bivariat correlation and multiple regressions. The analysis in searching of influence and role view found the four results. First, self-trancendency has significant correlation and influence into moderate behavior. Second, Muslim conservation value also has influence toward their moderate behavior. Third, based on sample of population found that both independent variables -self-transcendency and conservation- have strong correlation each other. Fourth, tolerance attitude has strong influence inti moderate behavior. According to this, it shows that the higher self-trancendency, conservation and tolerance attitude, the higher moderate behavior of Muslim. Finally, we can conclude that the contribution of variable X1, X2, and X3 into Y by correlation bivariate and multiple regressions is 37%. There are other variables to find and use to predict Muslim moderate behavior influences.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>