Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105501 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Refael Abner Dimitry
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh antara MAX return terhadap expected return pada saham-saham yang terdaftar di indeks KOMPAS100 Bursa Efek Indonesia periode 2012-2021. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah beta pasar, kapitalisasi pasar, book-to-market ratio, short-term reversal, dan idiosyncratic volatility. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penarikan sampel purposive sampling. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang tercatat dan menetap di Indeks KOMPAS100 Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2021. Sampel penelitian yang digunakan terdiri dari 45 perusahaan dengan jumlah observasi sebanyak 5.400 observasi. Data pada penelitian ini merupakan data panel, yaitu terdiri dari time series dan cross section. Penelitian ini memiliki 1 model dengan teknik cross-section regression. Pada model ini menggunakan variabel dependen expected return. Sementara untuk variabel independen yang digunakan pada model ini adalah MAX return. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan negatif antara variabel MAX return terhadap expected return sehingga dapat dikatakan bahwa investor pada Bursa Efek Indonesia memiliki preferensi untuk membeli saham-saham yang mengalami return positif yang ekstrem dengan harapan mendapatkan return yang tinggi meskipun memiliki probabilitas yang kecil dan memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa investor di Bursa Efek Indonesia cenderung membeli saham yang bersifat seperti lotre.

This study aimed to analyze the influence of MAX return on the expected return of stocks listed in the KOMPAS100 Index of the Indonesia Stock Exchange for the period of 2012-2021. The control variables in this study were the market beta, market capitalization, book-to-market ratio, short-term reversal, and idiosyncratic volatility. This study used a quantitative approach with the technique of purposive sampling. The samples are companies listed and settled in the KOMPAS100 Index of the Indonesia Stock Exchange during the period of 2012-2021. The sample used in the study consisted of 45 companies. The data in this study was panel data, consisting of time series and cross-section. This study had 1 model using cross-section regression technique. The results of this study showed that there was a significant negative influence between the MAX return and the expected return, so it could be said that investors on the Indonesia Stock Exchange had a preference for buying stocks that experienced extreme positive returns in hopes of getting high returns, although they had a small probability and had a higher level of risk. Thus it could be concluded that investors in the Indonesia Stock Exchange tended to buy stocks that were like a lottery."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herfina Wilyaniswandi
"ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh hari libur terhadap imbal hasil dan volatilitas pada Indeks Harga Saham Kompas100 selama 8 tahun dari Januari 2008 hingga Desember 2015. Indeks Kompas100 merupakan indeks yang terdiri dari 100 saham likuid dengan menggunakan imbal hasil harian dalam penelitian ini. Model analisis yang digunakan ialah dengan model GARCH. Hasil pada penelitian ini menujukkan bahwa tidak adanya pengaruh hari libur kalender di Indonesia baik imbal hasil maupun tingkat volatilitasnya. Hal ini dilihat dari tidak adanya signifikansi antara satu hari perdagangan sebelum hari libur dengan hari-hari perdangan biasa.

ABSTRACT
This researches to analyze the impact of holidays effect to returns and volatility of Kompas100 Index overeight years from January 2008 until December 2015. The Kompas100 index is an index that consists of 100 company which liquid shares with using daily return in this reseach. The analysis model using GARCH model. The result of this research is showed that there is no effect of the holidays in Indonesia either in return and volatility. It is evidence from the value of probability is not showed the significance between one trading day before the holiday and the regular trading.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leola Dewiyani
"Secara rasional tujuan investor dalam melakukan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan, dalam hal ini return. Karena investasi yang dilakukan mengandung unsur ketidakpastian maka, investor harus mempertimbangkan fakto-faktor risiko. Menurut CAPM satu-satunya risiko yang patut dipertimbangkan dalam menjelaskan return adalah beta (risiko sistimatik), dimana pengaruh beta terhadap return tersebut adalah positip. Tetapi dalam berbagai studi empiris di Amerika terjadi berbagai kontradiksi pada model CAPM di atas, yaitu ada beberapa kasus yang tidak dapat diterangkan oleh CAPM. Berbagai studi tersebut menemukan bahwa hubungan antara beta dan return saham adalah lemah. Selain itu, temyata terdapat faktor-faktor lain selain beta (size perusahaan, rasio market to book (MUSE) dan price earning ratio (PER)) yang mempengaruhi return saham. Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa selain beta, terdapat faktor-faktor lain yang dapat digunakan sebagai pengukur dari risiko saham.
Berkaitan dengan pengujian CAPM. maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan antara beta (risiko pasar), size (kapitalisasi pasar), market to book value (ME/BE) dan price earning ratio (PER) terhadap expected return saham di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini adalah yang pertama di Indonesia yang berusaha menyelidiki faktor faktor yang mempengaruhi expected return saham di Bursa Efek Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta mulai periode observasi Januari 1994 hingga Desember 1996. Data yang diambil dari populasi tersebut merupakan data sekunder yang dikumpulkan dari Bapepam dan Laporan Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan memilih seratus perusahaan teraktif tiap tahunnya menurut volume perdagangan (shares) dan sampel tersebut dianalisa dengan menggunakan metode OLS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAPM telah gagal dalam memprediksi expected return, karena beta yang seharusnya merupakan satu-satunya faktor yang dapat mengungkapkan return ternyata tidak dapat memperlihatkan 'powernya. Sebaliknya ditemukan dua variabel yang berhubungan dengan expected return yaitu size dan ME/BE. Secara keseluruhan (boo/ea) kedua variabel ini memberikan pengaruh negatip yang tidak linier (dalam logaritma) terhadap return. Akan tetapi secaru tahunan hanyo pengaruh yang diberikan oleh variabel size yang signifikan, sedangkan pengaruh yang diberikan oleh variabel ME/BE tidak konsisiten tiap tahunnya. Lebih jauh lagi hubungan antara size dan return secara tahunan dipengaruhi oleh kondisi pasar. Pada kondisi bearish, peningkatan size akan diikuti pula dengan peningkatan return, tetapi apabila kondisinya bullish, saham dengan size kecil akan mempunyai return yang lebih tinggi dibandingkan saham dengan size yang lebih besar. Hal ini konsisten dengan argumen yang menyatakan bahwa size merupakan proksi bagi risiko, karena pada kondisi bearish saham dengan size kecil (risiko tinggi) tentunya akan mengalami penurunan return yang lebih tinggi, sehingga actual return yang terjadi akan lebih rendah dibandingkan saham dengan size yang lebih besar. Sebaliknya pada kondisi bullish, saham yang mempunyai risiko tinggi akan mengalami peningkatan return yang tinggi, sehingga actual return yang dihasilkan akan tinggi pula. Sedangkan pengaruh price earning ratio terhadap return saham-saham di Bursa Efek Jakarta tidak berhasil ditemukan pada penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Zulfasha Anastri Firka
"Penelitian ini menganalisis pengaruh ESG Performance terhadap Stock Return melalui Return on Asset. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah Leverage, Tobin’s Q, dan usia perusahaan. Penelitian ini menggunakan 47 perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2017-2022 dengan menggunakan purposive sampling technique. Penelitian ini menggunakan data panel yang diolah menggunakan Stata 17. Penelitian ini menggunakan ESG score Bloomberg dan data laporan keuangan melalui Refinitiv Eikon. Hasil penelitian menunjukan bahwa ESG Performance memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Stock Return, ESG Performance memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset, serta ESG Performance memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Stock Return melalui Return on Asset sebagai vairabel mediasi.

The purpose of this study is to analyze the influence of ESG Performance on Return on Asset through Return on Asset. The control variables are Leverage, Tobin’s Q, and firm age. This study uses a sample of 47 non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the period of 2013–2022 with purposive sampling technique. This study uses a panel data that processed using Stata 17 software. This study uses ESG score from Bloomberg and financial performance data from Refinitiv Eikon. The results of this study show that there is significant negative relationship between ESG Performance and stock return. There is significant positive relationship between ESG Performance and Return on Asset. There is significant positive relationship between ESG Performance and Stock Return through Return on Asset."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pherinda Eka Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perspektif Islam terhadap imbal hasil saham yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan data panel pada metode penelitian deskriptif kuantitatif, dengan data sampel pada saham konvensional dari Indeks Harga Saham Gabungan dan saham syariah dari Jakarta Islamic Index. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling melalui metode analisis regresi model panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbal hasil pasar berpengaruh positif, ukuran berpengaruh negatif, nilai buku pasar berpengaruh positif, dan faktor risiko Islam berpengaruh negatif terhadap imbal hasil saham yang diharapkan.

This study aims to determine the influence of the Islamic perspective on expected stock returns. This study uses panel data on methods of quantitative descriptive study with a sample of the data on conventional stock from Composite Stock Price Index and Islamic stock form Jakarta Islamic Index. The sampling technique is done with purposive sampling through the regression analysis method of panel model. The result showed return market have a positive impact, size have a negative impact, book to market have a positive impact, and Islamic risk factor have a negative impact on expected stock return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucy Sumardi
"Untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan dapat memilih alternatif sumber dana tarnbahan yang ada, antara Iain melalui saham atau hutang jangka panjang (obligasi). Kedua jenis sumber dana ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan karena akan mengubah struktur modal (capital structure) yang ada.
Perusahaan cenderung memilih penerbitan saham karena karakteristiknya yang lebih fleksibel (tidak ada kewajiban mengikat untuk membayar bunga dan pokok pinjaman) dibandingkan obligasi yang terkesan iebih kaku. -Namun, jika dilihat dari keleluasaan dalam pengambilan keputusan, perusahaan lebih menyukai pendanaan obligasi daripada saham.
Di pasar modal Indonesia terdapat beberapa perusahaan yang sebelumnya telah menerbitkan saham, juga menerbitkan obligasi. Penerbitan obligasi ini bisa memberikan dampak pada harga saham karena hal ini merupakan sinyal bagi investor untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini dan perkiraan perkembangannya di masa datang. Penelitian ini ingin melihat apakah memang penerbitan obligasi mempengaruhi harga saham.
Penelitian dilakukan terhadap 30 sampei perusahaan yang menerbitkan obligasi tahun 2000 - 2006 yang telah menerbitkan saham sebelumnya. Penelitian dilakukan dengan metode market model event study, dengan periode estimasi t + 21 sampai t + 170 untuk mendapat parameter a dan (3 perusahaan, dan periode pengamatan t -- 3 sampai t + 3 untuk melihat perubahan abnormal return. Penelitian dilanjutkan dengan melihat pengaruh faktor leverage ratio dan PER terhadap perubahan abnormal return saham pada saat penerbitan obligasi serta mengetahui perbedaan pengaruh tersebut pada rating obligasi yang berbeda. Pengujian dilakukan dengan metode paired-sample t-test untuk melihat apakah ada perbedaan abnormal return yang positif sebelum dan sesudah event, dan regresi tinier untuk melihat pengaruh variabel dependen (leverage ratio, PER dart variabel dummy rating) terhadap variabel independen (CAR). Seluruh pengujian dilakukan dengan interval kepercayaan 95%.
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa penerbitan obligasi tidak berpengaruh terhadap abnormal return saham. Leverage ratio tidak berpengaruh positif terhadap abnormal return saham dan rating tidak berpengaruh terhadap perubahan tersebut, tetapi PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, dan perbedaan rating memberikan perbedaan pada pengaruh tersebut.

To fulfill firms' capital need in order to do their activities, firms can choose the available source of cash flow: stocks or long term debt (bond). These sources have advantages and disadvantages that firms must be considered because it will change the capital structure.
Firms tend to choose issuing stocks because of they are more flexible (no obligation to pay interests and liabilities) than bond. But, from the power to make decision aspect, firms like to take bond as their capital source.
In Indonesian capital market, there are firms issued stocks and issued bond too. This event can influence their stock price because it can be a signal for investor to know firms' condition in this moment and their growth in the future. This research wants to analyze if bond issues influence stock price.
This research analyzes 30 firms which issued bond in 2000 - 2006 and issued stocks before. This research uses marker model event study as its methodology, with estimation period from t + 21 to t + 170 to get firms' a and /3 parameters, and event period from t - 3 tot + 3 to see the changes of abnormal returns. This research also analyzes the effects of leverage ratio and PER to stock abnormal return, and analyzes if the difference bond rating gives different effects on it. It uses paired-sample t-test methods to see if there are positive abnormal return differences before and after the event, and linter regression to see the effects of dependent variable (leverage ratio, PER and dummy variable rating) to independent variable (CAR). All tests are done with confidence level 95%.
The result of this research is bond issues give no influence to stock abnormal return, Leverage ratio gives no positive effect to stock abnormal return and bond ratings have no influence to the effect, but PER influences positively and significantly to stock abnormal return and bond ratings have influence to the effect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 17777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Yusi Sari
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh right issue terhadap return harga saham setelah cum date serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu bid-ask spread, rasio jumlah lembar saham baru terhadap saham lamanya, dan diskon hargga penawaran saham baru yang diberikan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan observasi terhadap 84 perusahaan yang menerbitkan right di BEJ dalam kurun waktu antara tahun 1994 hingga 1996. Selanjutnya, data yang diperoleh tersebut diolah dengan menggunakan event study methodology dengan menetapkan ex date sebagai t O.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan sign test dan multiple regression and correlation analysis. Regresi tersebut dilakukan pada periode t (+1, +5) dengan menetapkan eummulative abnormal return sebagai variabel terikatnya dan bid ask spread, rasio jumlah lembar saham baru terhadap saham lamanya, dan diskon harga penawaran saham baru sebagai variabel bebasnya. Abnormal return sebagai proxy dari harga saham diukur dengan menggunakan market model method yang telah mengalami penyesuaian dengan memasukkan unsur return dari nilai tukar rupiah terhadap US dollar.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa adanya penawaran umum terbatas (right issue) cenderung menimbulkan reaksi pasar yang negatif pada short event window maupun pada long event window. Adanya bid ask spread dan rasio jumlah penawaran saham halal terhadap saham lamanya yang semakin besar ternyata dapat menimbulkan reaksi pasar yang positif terhadap harga saham setelah cum date, namun variabel terakhir kurang signif kan. Sedangkan diskon harga penawaran saham baru yang semakin besar akan memberikan reaksi pasar yang negatif terhadap harga saham setelah turn date."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T8672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beddi Prasetyo
"Setelah lepas dari krisis ekonomi pada tahun 1998, perlahan-lahan industri perbankan di Indonesia mulai mengalami recovery, antara lain ditandai dengan peningkatan dari sisi Aset, Dana Pihak Ketiga, Kredit yang disalurkan, dan Permodalan, di samping membaiknya indicator-indikator perbankan lainnya seperti Non Performing Loans (NPL), Loan to Deposits Ratio (LDR), dIl. Di samping merupakan basil dari upaya dunia perbankan sendiri dalam memperbaiki kinerjanya, hal ini jugs tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh eksternal pada dunia perbankan itu sendiri. Dalam hal ini, penulis ingin meneliti adanya pengaruh-pengaruh dari beberapa variabel yang umumnya merupakan variabel ekonomi makro, kinerja pasar dan karakteristik industri perbankan itu sendiri terhadap kinerja saham perbankan.
Bagi perbankan, suku bunga sebagai salah satu variabel utama makroekonomi akan mempengaruhi pendapatan yang diterima, seperti Net Interest Margin, tingginya suku bunga akan memperburuk kinerja perbankan. Demikian juga bagi perusahaan yang bergerak di sektor rid seperti manufaktur, pertambangan, pertanian, M. Sukubunga yang tinggi akan menyebabkan "cost of fund' bagi perusahaan menjadi lebih tinggi. Selain itu terdapat beberapa variabel makroekonomi lainnya seperti inflasi dan nilai tukar yang dihipotesakan memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Perubahan nilai tukar dan inflasi dapat memberikan darnpak yang besar bagi biaya produksi perusahaan, juga memberi pengaruh bagi daya beli konsumen sehingga kesemuanya itu akan mempengaruhi perusahaan baik dari sisi pendapatan (revenue) maupun biaya (cost / expenses).
Secara sederhana pengaruh variabel-variabel makroekonomi ini teriihat apabila kita memperbandingkan kinerja perusahaan-perusahaan pada saat terjadi krisis ekonomi dan pads pasca krisis tersebut. Pada saat krisis, dimana sukubunga SBI dapat mencapai 70,81% , inflasi mencapai 77,6%, depresiasi kurs rupiah mencapai 70,1%, kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia menjadi sangat buruk, hal ini terlihat dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang mencapai titik terendahnya 276,15 pada tahun 1998. Sebaliknya pads saat ekonomi Indonesia telah mengalami pemulihan pads tahun 2004, ditandai dengan rendahnya inflasi, sukubunga, dan kestabilan kurs, terlihat kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia membaik yang ditandai dengan menguatnya IHSG hingga menembus level 1.00.
Dengan demikian, penelitian ini berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan berikut ini:
1. Apakah kondisi makroekonomi berpengaruh terhadap kinerja saham-saham perbankan pads periode tahun 2002 hingga tahun 2006?
2. Apakah kondisi pasar modal berpengaruh terhadap kinerja saham-saham perbankan pada periode tahun 2002 hingga tahun 2006?
3. Seberapa besar pengaruh variabel-variabel makroekonomi dan pasar modal yang diuji terhadap kinerja saham-saham perbankan pada periode tahun 2002 hingga tahun 2006?
4. Apakah kondisi makroekonomi dan pasar modal berpengaruh terhadap kinerja saham-saham perbankan pada periode tahun 2002 hingga tahun 2006?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut penulis menggunakan permodelan regresi linear berganda dengan alat bantu software e-views 5.0. Diharapkan melalui proses tersebut dapat dihasilkan suatu model yang memiliki kemampuan penjelasan dan prediksi secara cukup memadai.Adapun objek populasi dalam penelitian ini merupakan saham-saham yang telah terdaftar di BEJ sebelum tahun 2003 sehingga terdapat 21 bank yang diikutsertakan sebagai objek penelitian ini, yaitu: ANKB, BABP, BBCA, BBIA, BBKP, BBNI, BBNP, BBRI, BCIC, BDMN, BEKS, BKSW, BMRI, BNBA, BNGA, BNII, BNLI, BSWD, BVIC, INPC, LPBN, MAYA, MEGA, NISPdan PNBN.
Dan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa sari 21 saham perbankan yang diuji, maka sebanyak 13 bank tingkat pengembaliannya dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat pengembalian pasar, hal ini adalah berdasarkan model regresi sederhana, adapun pada model regresi berganda yang lebih kompleks yang mclibatkan variabel-variabel fain, terlihat bahwa hanya 9 bank yang tingkat pengembaliannya dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat pengembalian pasar. Umumnya tingkat pengembalian pasar berpengaruh positif pada tingkat pengembalian saham perbankan.
Adapun Variabel 1NFLASI berpengaruh positif terhadap 15 saham bank dan negatif terhadap 6 bank. Namun demikian variabel tersebut hanya signifikan pads 3 saham bank raja. Variabel KREDIT berpengaruh positif terhadap 14 saham perbankan dan selebihnya negatif. KREDIT berpengaruh secara signifikan hanya terhadap 2 saham. Penguatan mata uang Rupiah melalui variabel KURS terlihat akan berpengaruh secara positif pads kinerja saham, namun demikian tidak ditemui pengaruh yang signifikan dari variabel KURS pada penelitian ini. lumlah Uang Beredar berpengaruh negatif pada 12 saham perbankan sedangkan pada 9 saham lainnya berpengaruh positif. Variabel tersebut hanya signifikan pads 3 saham. Tingkat sukubunga berpengaruh negatif pada l2 saham bank, dan sisanya 9 saham bank terpengaruh secara positif. Adapun variabel tersebut hanya signifikan pada 1 saham.
Pada umumnya model hasil penelitian tidak dapat menunjukkan signifikansi pengaruh variabel-variabel independen terhadap return saham perbankan secara memadai, hal ini memperlihatkan bahwa kondisi Bursa Efek di Indonesia (BFJ) merupakan contoh pasar yang belum efisien sehingga masih banyak variabel lain yang mempengaruhi kinerja return saham. Model yang telah dibentuk sendin hanya signifikan pads 8 dari 21 saham yang diuji.
Berdasarkan hasil pcnel itian ini, kekuatan variabel-variabel independen yang diuji daiam mempengaruhi return saham perbankan secara berturut-turut ialah; IHSG, lalu InfLasi, Jumlah Uang Bercdar, Kredit, ,Tingkat suku bunga, dan Kurs nilai tukar. Artinya Tingkat pengembalian pasar membenkan pengaruh yang terkuat dibandingkan variabel lainnya, sebaliknya Kurs nilai tukar memberikan pengaruh paling lemah dibandingkan variabel lainnya.

After escaped from economic crisis in 1998, the banking industry in Indonesia slowly begin to recover, this is characterized with increases of Bank's Asset, as well as Deposits and Loans made, equity, and other banking indicators such as lower Non Performing Loans (NPL). Higher Loan to Deposits Ratio (LDR) etc. Beside as the result of their own effort to make better performance, this is also influenced by external factors toward the banking industry itself. In this occasion, I want to examine the effects of some variables commonly the macroeconomic variables, market return, and characteristic of banking industry on the return of banking stocks.
For the banks, Interest rate as one of main macroeconomics variables will affect their revenue, like Net Interest Margin. The higher the interest rate means the worse their performance/return. This is also applying for non financial industry such as manufacture, mining, agriculture, etc. High interest rates mean high cost of fund for the company. Beside that there are some other macroeconomics variables like inflation and exchange rates that in my hypotheses possess the influence on financial performance of a company. Change of the exchange rate and inflation can heavily affect company's production cost. As well as lowering consumer's buying power. In conclusion, those variables will affect company by both; revenue and expense.
In simplicity, the effect of macroeconomics variables will be seen if we compare the performance/return of the company in the time of economics crisis and after. In the time of economics crisis. Where the interest free rates (5131) reached 70.81%, inflation 77,6%. and fore); depreciation reached 70.1% returns of Indonesian company arc very low. As we know the lndonesia's market index IHSG went into the lowest of the time 276.15 points in 1998. In contrast, when Indonesia's economy have recovered in 2004, when the inflation and interest rate arc low and the foreign exchange are stable. we can see the performance/return of Indonesian companies are better off, as the market index rose above the level of 1.0010 points.
This research is intended to find the answer of these questions:
1. Is the macroeconomics condition has the influence on return of banking stocks on period of 2002 to 2006?
2. Is the stock exchange condition has the influence on return of banking stocks on period of 2002 to 2006?
3. How big is the influence of macroeconomics and capital market variables on return of banking stocks on period of 2002 to 2006?
4. Is the macroeconomics condition together with the stock exchange condition have the influence on return of banking stocks on period of 2002 to 2006?
To answer those questions, I will use multiple linear regression models using e-views 5.0 as tools. I hope through that process can be made a model that has the ability to explain and predict the answer of those questions with satisfactory result. The objects in this research are banking stocks listed before 2003, so we will examine as much as 21 banking stocks, such as : ANKB, BAPB, BBCA, BBIA, BBKP, BBNI, BBNP, BBRI, BCIC, BDMN, BEKS, BKSW, BMRI, BNBA, BNGA, BBNII, BSWD, BVIC, INPC, LPBN, MAYA, MEGA, NISP, and PNBN.
The result of the statistic test shows that from 21 stocks we examine. 13 of them the return is significantly affected by the market return (IHSG). this is according to the simple regression method I use. In a multiple regression model which is more complex method involves other variables. It is concluded that 9 banks, of which returns are affected by the market return. In common, market return has positive effect to the banking return.
The variable of inflation rate has positive effect on I banking stock, and negative to 6 stocks. Even tough that variable is only considered significant in 3 stocks. The variable of Credit/loan has positive effect on 14 banking stock, and negative to the rest, and only considered significant in 2 stocks. The appreciation of Indonesia's currency (rupiah) is shown by the KURS variable, has positive effect on stocks return. However there are no significant effects of KURS is seen on (his research.
The broad money (M2) has negative effect on 12 banking stocks, and positive effect on 9 other. M2 is only significant on 3 stocks. The interest rate has negative effect on 12 banking stocks, and positive effect on 9 other. Interest rate is only significant on I stocks.
In common, the model developed shows very low significance of (hose independent variables on banking stocks return. This can be concluded as inefficiency of Jakarta Stock Exchange, there arc many other variables that influence return of the stocks. That model itself is only significance on b out of 21 stocks examined in this research.
According to this research, the magnitude of independent variables involved in rank order is: market return (IHSG), inflation rate, credit/bank loans, interest rate, and foreign exchange rate. This means the market returns is the most influential factor while the foreign exchange rate has the least influence on banking stocks return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Petrus Moko Handoko
"The influences of several Indonesian macro economics and Studi ini bertujuan untuk menganalisis beberapa variabel makro ekonomi yang mempengaruhi tingkat pengembalian (return) portofolio saham pada perusahaan publik dalam industri consumer goods yang telah terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta. Model pembentukan portofolio didasarkan atas nilai kapitalisasi pasar dengan metode analisis Ordinary Least Square (OLS) digunakan untuk menguji enam variabel bebas secara simultan yang diduga mempengaruhi tingkat pengembalian portofolio saham, yaitu: Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta, nilai ekspor non migas, nilai tukar Rupiah terhadap mata uang US Dollar, tingkat suku hunga deposito berjangka satu bulan pada salah satu bank Pemerintah, harga emas serta Indeks Harga Konsumen dalam industri makanan.
Dengan menggunakan sampel dari perusahaan dalam industri consumer goods yang telah go public selama periode Januari 2000 - Desember 2003, diperoleh sebanyak 48 observasi. Hasil analisis rnenunjukkan bahwa tidak semua faktor yang diteliti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian portofolio saham, Dari keenam variabel bebas tersebut diatas, hanya variabel bebas tingkat pengembalian pasar atau Return Market dan variabel bebas emas pada kelompok portofolio bentukan pertama serta tambahan satu variabel bebas yaitu variabel Indeks Harga Konsumen pada industri makanan pada kelompok portofolio bentukan kedua yang signifikan terhadap tingkat pengembalian portofolio saham, sedangkan nilai ekspor non migas, nilai tukar Rupiah terhadap mata uang US Dollar, tingkat suku bunga deposito berjangka satu bulan pada salah satu bank Pemerintah berpengaruh kurang signifikan.
Hasil studi ini diharapkan dapat menjelaskan termuan yang berguna bagi para praktisi dan akamedisi. Bagi para investor dan calon investor hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam rangka pengambilan keputusan untuk membentuk portofolio saham sehubungan dengan harapannya untuk mendapatkan tingkat pengembalian (return) atas investasi dalam instrumen saham di pasar modal yang semaksimal mungkin. Bagi para akamedisi hasil studi ini diharapkan dapat memberi masukan atas issues terhadap variabel makro ekonomi yang mempengaruhi tingkat pengembalian saham, khususnya pada perusahaan publik di Indonesia.

The purpose of this study is analyzing a few of macro economics variables which are influencing the rate of return of stocks portfolios from all public companies in consumer goods industry which are already listing at Jakarta Stocks Exchange. The model in building a portfolio is based on market share with Ordinary Least Square (OLS) analyzing method is using to test the six-independent variables simultaneously which are predicted influencing the rate of return in every portfolio, which are Stock Price Index in Jakarta Stocks Exchange, non-gas and petroleum export, the currency of Rupiah, rate of interest, price of gold and Consumer Price Index in food industry.
The sample uses in this study is taking from all go-public companies in consumer goods industry during January 2000 - December 2003 period of time and gets 48 observations. The analysis result is showing that not all the independent variables which are predicted having a significant influence through the rate of return of stock portfolio. From the six-independent variables which are studied, found only Market Return and gold price variable in the first group portfolio and another one variable that is Consumer Price Index in food industry in the second group portfolio are significant through the rate of return of stocks portfolio. the other independent variables are found influence in less significant.
The result of this study is expecting be able to explain some items that are useful for practitioner and academicians. For the investor or candidate of investor, the result of this study is expecting be able to give some inputs in order to making a decision to build a stock portfolio match to their expectation to get the maximum rate of return on investment of stock instrument in stock market. For academicians, this study is expecting be able to give some inputs about issues through macro economics variables which are influencing the rate of return, especially for the public company in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Kurnia Chandra
"Di dalam era global seperti sekarang ini, setiap perusahaan berusaha untuk mengambil setiap kesempatan yang ada dan memperluas bisnisnya di mana pun dan kapanpun. Perkembangan bisnis yang akan dilakukan tentunya akan membutuhkan modal yang cukup sehingga tujuan ekspansi dapat berjalan dengan rencana yang sudah dipersiapkan secara matang, terencana, dan terkendali.
Beiersdorf AG merupakan salah satu dari banyaknya perusahaan yang melakukan ekspansi ke luar negeri dengan misi global dari puluhan tahun lalu, masuk ke Indonesia dan kini memiliki posisi pasar yang sangat kompetitif dengan perusahaan sejenisnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan jawaban atas pertanyaan sebagai berikut: pertama, apakah terdapat korelasi positif antara return saham Beiersdorf AG dan return pasar DAX? Dan yang kedua adalah apakah terdapat korelasi positif antara return saham Beiersdorf AG dengan net present value dan internal rate of return dan investasinya di Indonesia?
Hubungan antara return saham Beiersdorf AG pada bursa Deutscher Aktien Index (DAX) dapat diamati melalui koefisien korelasi.
Hubungan antara return saham Beiersdorf AG dan risikonya dapat diamati melalui analisis koefisien beta sekuritas dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan pendekatan Security Market Line (SML).
Dengan ditemukan koefisien beta, maka expected return akan didapatkan untuk menghasilkan net present value dan internal rate of return. Kedua variabel tersebut kemudian juga dilihat hubungannya dengan return saham Beiersdorf AG pada bursa DAX dan return pasar saham DAX.
Penelitian ini memakai data sekunder yang diambil dari Beiersdorf AG, PT Beiersdorf Indonesia, Bursa DAX, dan Bank Indonesia. Data yang diamati merupakan data historis yang dikumpulkan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003. Data pengamatan adalah data bulanan, yailu data periode awal dan akhir bulan serta data pada bulan yang bersangkutan.
Hasil penelitian memberikan gambaran sebagai berikut: pertama, adanya korelasi positif antara return saham Beiersdorf AG dan return pasar bursa DAX. Kedua, imbal hasil saham Beiersdorf AG terhadap net present value memiliki korelasi yang positif sedangkan imbal hasil saham Beiersdorf AG terhadap internal rate of return memiliki korelasi negatif. Korelasi antara imbal hasil saham Beiersdorf AG dengan kedua variabel tersebut tidak terlalu signifikan.
xviii + 1 09 halaman + 16 tabel + 3 gambar + 1 Iampiran
Daftar Pustaka : 40 buku, 5 jurnal, 1 1 lain-lain (Tabun 1970 - Tahun 2005)

In global era nowadays, every corporation is trying to take any chances and widening their business wherever and whenever. Business expansion which will be executed, certainly needs adequate financial capital with the result that expansion objective can be run by mature and controllable planning.
Beiersdorf AG is one of many corporations which do the abroad expansion with global vision for many years, penetrated to Indonesia and now have a competitive market position against same-industry companies.
The aims of this research are giving the answer upon questions as follow: first, is there positive correlation between Beiersdorf AG's stock return and DAX stock exchange?s return? Second, is there positive correlation between Beiersdorf AG's stock return and net present value & internal rate of return from its investment in Indonesia?
Correlation between Beiersdorf AG's stock return on Deutscher Aktien Index (DAX) can be monitored by correlation coefficient. For calculating the correlation coefficient.
Correlation between Beiersdorf AG's stock and its risk can be seen through security beta coefficient analysis with using Capital Assc` Pricing Model (CAPM) model: Security Market Line (SML) approach.
When beta coefficient have been found, the expected return will be calculated to earn net present value and internal rate of return. Both variables then can be monitored the correlation between Beiersdorf AG's stock return in DAX stock exchange and DAX stock exchange's return.
This research uses secondary data which are taken from Beiersdorf AG, Beiersdorf Indonesia, DAX stock exchange, and Bank of Indonesia. The data arc historical data collected from year 1999 until year 2003. Observed data arc monthly data i.e. the beginning and ending period data also data on those months themselves.
Research results give description as follow : first, there is a positive correlation between Beiersdorf AG's stock return and DAX stock exchange's return. Second, Beiersdorf AG's stock return toward net present value have a positive correlation while Beiersdorf AG's stock return toward internal rate of return have a negative correlation. Correlation between Beiersdorf AG's stock return to both variables is not too significant.
xviii + 109 pages + 16 tables -r 3 pictures + 1 appendix
Bibliography : 40 books, 5 journals, I 1 others (Year 1970 - Year 2005)
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>