Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadhil Wijaya
"Pemeliharaan dan pengadaan infrastruktur TI aplikasi Cardlink yang menggunakan mainframe merupakan suatu investasi yang mahal dari sisi biaya, waktu dan tenaga. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai investasi yang dikeluarkan oleh BNI dan proses implementasi yang lama. BNI harus mengeluarkan biaya pemeliharaan infrastruktur TI yang tinggi karena sering melakukan pembaruan produk dan membayar biaya tambahan support extension untuk produk yang sudah memasuki masa akhir dukungan. Permasalahan ini disebabkan karena penggunaan produk yang tidak sesuai dengan masa dukungan siklus hidup yang telah ditetapkan. Akar penyebab masalahnya adalah belum terdapat inventarisasi yang mendetail, bersifat responsif terhadap masa akhir dukungan produk, dan informasi peringatan hanya terhadap kontrak jasa layanan yang akan habis. Secara umum akar penyebab masalah ini berhubungan dengan pengelolaan aset TI di BNI. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi manajemen aset TI kemudian menyusun rekomendasi perbaikan manajemen aset TI di BNI. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis manfaat bisnis dari implementasi rekomendasi perbaikan manajemen aset TI pada sistem kartu kredit BNI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan penilaian tingkat kematangan kerangka kerja software asset management (SAM) ISO/IEC 19770 yang terdiri dari 4 level kematangan. Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk menghitung besar nilai manfaat bisnis dengan menggunakan kerangka kerja Manfaat Bisnis TI Generik. Penilaian tingkat kematangan SAM dilakukan dengan wawancara sebagai data afirmasi serta observasi dan studi dokumen sebagai data pendukung. Analisis tingkat kematangan saat ini dilakukan dengan melihat apakah keluaran pada proses kerangka kerja SAM sudah terpenuhi atau tidak. Rekomendasi perbaikan disusun berdasarkan praktik-praktik pengelolaan yang belum terpenuhi. BNI sudah menjalankan proses life cycle process interfaces di level 4 dan operations management processes and interfaces di level 2. Namun, BNI masih menjalankan proses control environment dan planning and implementation process di level 1 serta proses inventory processes dan verification and compliance processes di level 0. BNI perlu menerapkan sejumlah rekomendasi peningkatan kematangan SAM menuju level 3 untuk memastikan aset TI terkelola secara terpusat sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen aset TI. Penerapan SAM dapat menghasilkan pembaruan infrastruktur TI aplikasi Cardlink dilakukan secara terjadwal dan terstruktur yang tidak mengganggu operasional bisnis. Pembaruan tersebut memberikan manfaat bisnis berupa menghindari biaya pemeliharaan. Selain itu, hasil analisis manfaat bisnis juga menunjukkan manfaat bisnis lainnya berupa mempercepat cash-in dan meningkatkan kapasitas bisnis BNI.

Maintenance and procurement of IT infrastructure for Cardlink application that use mainframe is an expensive investment in terms of cost, time and effort. This is indicated by the large investment value purchased by BNI and the long implementation process. BNI has to pay high IT infrastructure maintenance costs because it frequently updates products and pays additional support extension fees for products that have entered their end of support period. This problem is caused using product that is not accordance its support life cycle period. The root causes are not detailed in inventory, responsive to the end of support product, and warnings only for IT service contracts that will be expired. In general, these root causes are related to IT asset management at BNI. The purpose of this study is to evaluate IT asset management and formulate recommendations for improving IT asset management at BNI. This study also aims to analyze the business value of implementing IT asset management improvement recommendations on the BNI credit card system. This study used a qualitative and quantitative approach. A qualitative approach used an assessment of the maturity level of the ISO/IEC 19770 software asset management (SAM) framework which consists of 4 maturity levels. A quantitative approach was used to calculate business value using the Generic IT Business Value framework. SAM maturity level assessment was carried out by interviews as data affirmation as well as observation and study of documents as supporting data. Analysis of the current maturity level is carried out by assessing whether the outcomes in the SAM process has been fulfilled or not. Recommendations for improvement are prepared based on unfulfilled practices. BNI has already implemented life cycle process interfaces for SAM at level 4 and operations management processes and interfaces for SAM at level 2. However, BNI is still implementing control environment process and planning and implementation process for SAM at level 1 as well as inventory process for SAM and verification and compliance process for SAM at level 0. BNI needs to implement several recommendations for increasing SAM maturity to level 3 to ensure that IT assets are centrally managed to increase the effectiveness and efficiency of IT asset management. The implementation of SAM can result in a scheduled and structured IT infrastructure upgrade of Cardlink application that does not disrupt business operations. This upgrade provide business values by avoiding cost of maintenance. In addition, the business values analysis result also shows other business values such as accelerating cash-in and increasing BNI business capacity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan Soeroso
"Penelitian ini berjudul analisis dan perancangan sistem informasi manajemen aset tetap perusahaan izin usaha pertambangan batubara PT XYZ. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada data yang diperlukan sesuai dengan topik, dan melakukan analisis terhadap sistem berjalan, untuk menidentifikasi adanya peluang, masalah, kebutuhan dan kelemahan sistem informasi manajemen aset tetap perusahaan izin usaha pertambangan batubara PT XYZ dan diharapkan dapat dilakukan perbaikan atau penyempurnaan sistem berjalan, sehingga menghasilkan sistem informasi persediaan yang handal, dapat digunakan, dan mampu menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi manajemen aset tetap pernsahaan izin usaha pertambangan batubara terdapat kelemahan sehinga terjadi keterlambatan proses pengadaan aset tetap perusahaan. Melalui analisis dan perancangan sistem informasi manajemen aset tetap perusahaan izin usaha pertambangan batubara akan terjadi peningkatan proses pengadaan, pencatatan, pengelolaan yang signifikan pada sistem informasi manajemen aset tetap perusahaan sehingga dapat memonitor lebih akurat pengadaan yang diperlukan yaitu pengadaan aset tetap perusahaan.

This study, entitled the analysis and design of information systems fixed asset management company coal mining license XYZ. This study uses a case study on the necessary data appropriate to the topic, and conducted an analysis of the system is running, to identify opportunities, problems, needs and vulnerabilities of information systems fixed asset management company business license coal miner PT XYZ and are expected to do repairs or improvements the system is running, resulting in inventory information system that is reliable, usable, and able to provide information in accordance with needs. The results showed that fixed asset management information system of coal mining permit companies there are weaknesses so that a delay of the process of procurement of fixed assets of the company. Through the analysis and design of information systems fixed asset management company coal mining license will be an increase in the procurement process, recording, managing significant fixed asset management information system so that companies can more accurately monitor the procurement necessary namely the procurement of fixed assets of the company."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kris Satria Pandu Dewantara Putra
"Penerapan BCM (Business Continuity Management) sebagai salah satu kebijakan Bank Indonesia mengharuskan setiap bank setidaknya memiliki BCP (Business Continuity Plan), DRP (Disaster Recovery Plan) dan DRC (Disaster Recovery Center). Keberlangsungan BCM di perusahaan membutuhkan biaya yang tidak sedikit baik di sisi TI (Teknologi Informasi) maupun operasional BCM. Kesulitan pengukuran manfaat bisnis yang diperoleh atas investasi dalam menerapkan BCM merupakan salah satu permasalahan yang muncul.
Salah satu tahapan BCM adalah Risk Asessment dan Business Impact Analysis yang menitikberatkan pada identifikasi kemungkinan risiko yang muncul pada aset atau proses bisnis di perusahaan dan dampaknya kepada perusahaan. Tabel manfaat bisnis SI/TI generik digunakan untuk melengkapi proses pada tahapan ini dengan menambahkan aspek potensi manfaat yang timbul dari mitigasi terhadap aset atau proses yang berisiko. System Dynamics digunakan untuk melihat keterkaitan sebab akibat antar manfaat yang diidentifikasi. Keterkaitan ini digunakan sebagai dasar penentuan kelompok manfaat untuk memudahkan proses kuantifikasi.
Penelitian ini membuat model kuantifikasi manfaat investasi SI/TI dari BCM di PT. Bank XYZ dengan menggunakan data dari proses bisnis sistem pembayaran atau kiriman uang antar bank yang dilakukan dengan menggunakan Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional (SKN). Total kuantifikasi manfaat yang didapatkan untuk proses bisnis sistem pembayaran RTGS dan SKN adalah Rp1.338.503.180.448,19,-. Untuk mendapatkan total manfaat dari investasi SI/TI implementasi BCM, proses identifikasi dan kuantifikasi dengan menggunakan model ini harus dilakukan pada semua aset atau proses bisnis yang dikelola dalam implementasi BCM di perusahaan. Hasil kuantifikasi potensi manfaat bisnis dari rencana mitigasi risiko terhadap aset atau proses bisnis pada tahap Business Impact Analysis digunakan sebagai acuan untuk menentukan risiko dari aset atau proses bisnis mana yang diprioritaskan untuk dikelola."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Damianus Haryusutanto
"ABSTRAK
Seiring dengan kebutuhan implementasi produk perangkat lunak yang dibutuhkan oleh perusahaan, dibutuhkan beberapa Server yang dapat menjamin hasil yang optimal dari proses yang dilakukan oleh klien atau pemakai. Imbas dari jumlah Server yang meningkat tersebut adalah akan dibutuhkannya biaya yang besar dalam melakukan investasi awal maupun pemeliharaan. Sejalan dengan permasalahan yang disebutkan, terjadi perubahan di dalam industri TI yaitu teknologi virtualisasi. Teknologi ini dapat mengurangi jumlah Server fisik dengan memindahkan Server fisik ke dalam host Server. Menurut Ziff-Davis Research, ada beberapa hal yang mengarahkan perusahaan untuk mengadopsi teknologi virtualisasi, dengan hasil survey terbanyak secara berurutan adalah menurunkan biaya perangkat keras, perbaikan rasio utilisasi Server, mengurangi penyebaran Server, dan menurunkan biaya pemeliharaan. Berdasarkan hasil di atas, PT. XYZ memutuskan untuk melakukan implementasi teknologi virtualisasi ke dalam infrastruktur TI perusahaan.
Untuk menentukan seberapa besar manfaat penerapan SI/TI, dalam hal ini implementasi teknologi virtualisasi, diperlukan suatu pengkajian terhadap penerapan SI/ TI tersebut. Penelitian ini menggunakan Tabel Manfaat Bisnis TI Generik yang dikembangkan oleh Benny Ranti yang kemudian akan disebut sebagai Tabel Manfaat Bisnis TI Generik Ranti untuk mengidentifikasi manfaat dan kemudian dari hasil identifikasi akan ditentukan manfaat yang mempunyai kontribusi yang relevan dan signifikan kepada PT. XYZ. Manfaat-manfaat tersebut akan dikuantifikasikan dan kemudian disimulasikan dengan menggunakan metode Monte Carlo yang bertujuan untuk memperhitungkan nilai ketidaktentuan dari hasil wawancara. Simulasi Monte Carlo dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel.
Hasil dari identifikasi manfaat terhadap implementasi teknologi virtualisasi adalah 5 Kategori dan 16 Sub kategori berdasarkan Tabel Manfaat Bisnis TI Generik Ranti. Hasil kuantifikasi manfaat dengan menggunakan simulasi metode Monte Carlo menunjukkan bahwa nilai penghematan yang terjadi adalah Rp. 108.574.036, 68 yang membuktikan bahwa implementasi teknologi virtualisasi ke dalam PT. XYZ layak untuk dilakukan.

ABSTRACT
To support company’s need for their software product implementaton, the company has to decide the number of servers required to guarantee clients or users optimal results. The numbers of servers will influence costs for initial investment and maintenance. In line with this issue, there is a new wind of change in the IT industry which is called virtualization. This technology will help companies minimize the number of physical servers by moving it to the host server. According to Ziff-Davis Research there are several factors that drive companies to adopt virtualization technology including decreasing hardware initial investment costs, improving server utilization ratio, decreasing server distribution, and decreasing maintenance costs. Based on the above research result, PT. XYZ decided to implement virtualization technology into their IT infrastructure.
Study is required to measure benefits obtained from the application of Information System/Information Technology, specifically virtualization technology. This study uses Generic IS/IT Businees Value Table developed by Benny Ranti, later known as Ranti’s Generic IS/IT Business Value Table to identify benefits or values. Identified values are filtered based on relevant and significant contribution to PT. XYZ. Simulation based on Monte Carlo method is then conducted to analyze uncertainty values to ease value quantification process. Monte Carlo Simulation is conducted by using Microsoft Excel.
The values obtained from virtualization technology investment are 5 categories and 16 sub-categories based on Ranti’s Generic IS/IT Businees Value Table. The result of values quantification shows a cost saving Rp 108.574.036,68. This result proves that implementation of virtualization technology on PT. XYZ is feasible to do."
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Samuel
"Dalam penelitian-penelitian yang mengambil topik mengenai kajian investasi teknologi informasi, menampilkan manfaat-manfaat yang bisa didapatkan oleh organisasi dari investasi teknologi informasi. Dari manfaat-manfaat tersebut ada risiko-risiko yang bisa mempengaruhi pencapaian manfaat teknologi informasi yang diharapkan, maka dari itu perlu adanya kajian mengenai risiko-risiko yang bisa mempengaruhi pencapaian manfaat investasi teknologi informasi. Karya-karya akhir mengenai kajian manfaat investasi teknologi informasi, memberikan penjelasan mengenai perubahan-perubahan proses bisnis yang terjadi akibat adanya investasi teknologi informasi. Hal tersebut dapat menyebabkan adanya risiko dari sisi internal dan eksternal organisasi dan dapat ditinjau dari aspek manusia, proses, dan teknologi, yang bisa mempengaruhi jalannya proses bisnis organisasi.
Dalam melakukan kajian risiko dalam investasi teknologi informasi, maka diperlukan metode-metode yang dapat mendukung penelitian ini. Penelitian ini menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik sebagai dasar utama untuk mengetahui manfaat-manfaat dalam investasi teknologi informasi yang bersifat generik untuk semua sektor industri. Kerangka kerja Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission Enterprise Risk Management dipakai untuk memberikan hubungan yang antara tujuan organisasi, strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, kemudian risiko-risiko yang bisa terjadi dari penerapan strategi tersebut, dan indikator-indikator yang mempengaruhi terjadinya risiko-risiko yang dihadapi organisasi. Karya-karya akhir dengan tema kajian investasi teknologi informasi digunakan untuk memberikan gambaran proses-proses bisnis yang berubah, akibat adanya penerapan teknologi informasi dan memberikan keberagaman sektor industri yang dikaji dalam penelitian ini.
Penelitian ini menghasilkan indikator-indikator risiko yang bisa mempengaruhi terjadinya risiko dari pencapaian manfaat-manfaat pada Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik, yaitu, biaya tambahan, komplain karyawan, ketidakcocokan saldo pada neraca, tidak ada jaringan internet, keluhan pelanggan, dan downtime jaringan.

Research that takes topic of information technology investment studies, showing the benefits that can be obtained by the organization of information technology investment. From these benefits there are risks that could affect the achievement of the expected benefits of information technology. Therefore, it is necessary to study about risks that may affect the achievement of the benefits of information technology investments. Final projects about study of the benefits of information technology investments, provide a description of the business process changes that occurred as a result of of information technology investments. It can be lead to the risk from internal and external sides of organizations and can be viewed from the aspects of human, processes, and technology, that could affect the course of the organization's business processes.
In assessing the risk in information technology investments, it would required methods to support this research. This research using Generic Table IS/IT Business Value as the primary basis to determine the benefits of information technology investments, and generic for various industrial sectors. Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission Enterprise Risk Management Framework is used to provide a connection between the organization's objectives, strategies to achieve those goals, then the risks that could occur from the implementation of these strategies, and indicators that influence the occurrence of risks facing the organization. Final projects with theme of information technology investment study are used to give an overview of business processes that changed, due information technology implementation and provide a diversity of industry sectors examined in this study.
This research resulted the risk indicators that could affect the risk of the
achievement of benefits in Generic Table IS/IT Business Value, including, additional costs, the balance on the balance sheet mismatch, no internet connection, customer complaints, and network downtime.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tovik Indrianto
"Studi kasus ini dilakukan untuk melakukan evaluasi penerapan konsep optimalisasi aset dalam konteks manajemen aset PT. ABC. Evaluasi optimalisasi aset bertujuan untuk menghasilkan manfaat ekonomi melalui penggunaan kapasitas yang optimal. Penggunaan aset yang belum optimal mengindikasikan aset yang tersedia tidak digunakan secara optimal. Hal tersebut dapat berdampak pada penurunan profitabilitas, harga produk yang tidak kompetitif, serta biaya investasi aset. Penelitian ini untuk bertujuan untuk menganalisis optimalisasi dalam konteks manajemen asets di PT. ABC serta kendala yang dihadapi dalam penerapan optimalisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara untuk mendapatkan data primer sebagai bahan analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa evaluasi penerapan konsep optimalisasi dalam manajemen aset di PT ABC masih belum sempurna karena beberapa hambatan, yaitu :(i) standar teknis yang ditentukan oleh PT XYZ sebagai holding membatasi optimalisasi utilisasi aset; (ii) peraturan pemerintah daerah / instansi dalam pengunaan tiang dan tower; (iii) sistem manajemen aset belum dapat memberikan informasi rinci kondisi fisik aset. Oleh karena itu, rekomendasi agar konsep optimalisasi dalam manajemen aset dapat diterapkan dengan sempurna, adalah : i) melakukan revisi standar teknis untuk pemanfaatan aset sesuai dengan kebutuhan pasar dan pelanggan; ii) melakukan pendekatan pada para pemangku kepentingan, khususnya pemda, instansi pemerintah dan PT XYZ, untuk berkolaborasi dalam mencari solusi yang saling menguntungkan; iii) meningkatkan kapabilitas sistem manajemen aset agar dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang fisik aset

This case study was conducted to evaluate the application of the asset optimization concept in the context of PT asset management. A B C. Asset optimization evaluation aims to generate economic benefits through optimal capacity use. Suboptimal use of assets indicates that the available assets are not used optimally. This can have an impact on decreasing profitability, uncompetitive product prices, and asset investment costs. This research aims to analyze optimization in the context of asset management at PT. ABC and the obstacles faced in implementing optimization. This research uses a qualitative approach with an interview method to obtain primary data as material for analysis. The results of the analysis show that the evaluation of the application of the optimization concept in asset management at PT ABC is still not perfect due to several obstacles, namely:(i) technical standards determined by PT XYZ as a holding limit the optimization of asset utilization; (ii) regional government/agency regulations regarding the use of poles and towers; (iii) the asset management system cannot provide detailed information on the physical condition of assets. Therefore, recommendations so that the concept of optimization in asset management can be implemented perfectly are:i) revise technical standards for asset utilization in accordance with market and customer needs; ii) approach stakeholders, especially regional governments, government agencies and PT XYZ, to collaborate in finding mutually beneficial solutions; iii) improve the capabilities of the asset management system so that it can provide more accurate information about physical assets."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Felix Larry F.
"PLN merupakan salah satu perusahaan BUMN yang memiliki aset terbesar di Indonesia mencapai Rp 1.613 triliun yang digunakan untuk membangkitkan dan menyalurkan listrik kepelanggan. PLN berkomitmen untuk dapat mengelola asetnya dengan cermat dan baik dengan mengimplementasikan teknologi yang ada. Hal ini sejalan dengan semangat aspirasi PLN 2024 yaitu : Green, Lean, Innovative dan Customer Focused. Dengan dorongan semangat berinovasi ini, kemudian PT. PLN (Persero) UP3 Palu ingin menampilkan semua data aset untuk dapat memvisualiasi data aset distribusi tersebut secara geospasial melalui sistem GIS dan terintegrasi dengan data aset di EAM Maximo. Kemudian data tersebut ditampilkan melalui suatu website di GIS Korporat PLN. Dari implementasi yang dilakukan telah berhasil menampilkan sebanyak 79.450 tiang, 4.282,8 KMS JTM, dan 4.299 Gardu distribusi. Selain itu, penggambaran electrical connectivity antara data aset jaringan distribusi mencapai 3.755 aset JTM dan MVCable atau 93% dari total aset JTM MVCable sebesar 4.034 sampai bulan Nopember 2022. Dengan adanya integrasi ini menjadi basis data yang valid akan keberadaan dan kondisi dari aset distribusi tersebut. Selain itu juga, hal ini memberi dampak positif bagi perusahaan karena para karyawan dapat mengakses data aset distribusi secara luas dan membantu pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan pelayanan PLN.

PLN is one of the state-owned companies that has the largest assets in Indonesia, reaching IDR 1,613 trillion, which is used to generate and distribute electricity to customers. PLN is committed to being able to manage its assets carefully and properly by implementing existing technology. This is in line with the spirit of PLN's aspirations for 2024 : Green, Lean, Innovative and Customer Focused. With the encouragement of spirit of innovation, then PT. PLN (Persero) UP3 Palu wants to display all asset data to be able to visualize the distribution asset data geospatially through the GIS system and integrated with asset data in EAM Maximo. Then the data is displayed through a website on the PLN Corporate GIS. With this implementation, it has succeeded in showing 79,450 poles, 4,282.8 KMS JTM, and 4,299 distribution substations. In addition, the depiction of electrical connectivity between distribution network asset data reaches 3,755 JTM and MVCable assets or 93% of the total JTM MVCable assets until November 2022. With this integration, it becomes a valid database for the existence and condition of these distribution assets. Apart from that, this has a positive impact on the company because employees can access data on distribution assets widely and help make decisions in order to improve PLN services"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hadi Purnomo
"Undang-Undang No 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang ( UU PP TPPU) menjadikan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai focal point dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi PPATK tidak terlepas dari penggunaan Teknologi Informasi (TI) untuk mengumpulkan data, analisis, menyediakan informasi dan layanan Teknologi Infomasi dan Komunikasi (TIK) yang berkualitas.
Direktorat Operasi Sistem (DOS) merupakan salah satu unit kerja bidang TI yang memiliki peranan penting untuk mencapai keberhasilan implementasi fungsi SI/TI. Dalam melaksanakan kegiatan mendukung dan memberi nilai tambah proses kerja, tidak pernah bebas dari dan harus selalu berhadapan dengan kemungkinan timbulnya berbagai macam gangguan TI. Apabila gangguan tersebut tidak ditangani secara serius, selain akan menimbulkan risiko operasional, juga akan mempengaruhi risiko reputasi dan berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan publik. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengelolaan terhadap risiko tersebut.
Untuk mengelola risiko TI salah satunya harus memiliki daftar IT Risk Profile (profil risiko TI) yang diperoleh dengan cara melakukan penilaian risiko pada aset TI yang mendukung proses kerja utama. Dengan memiliki profil risiko TI, DOS dapat mengoptimalkan manfaat dan mengurangi dampak risiko akibat penggunaan TI dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) mendukung proses kerja utama PPATK. RiskIT sebagai salah satu kerangka kerja manajemen risiko TI dapat dipertimbangkan dan diterapkan oleh PPATK untuk pengelolaan risiko TI.
Hasil dari penulisan ini berupa profil dan langkah mitigasi risiko TI secara lengkap sebagai salah satu langkah terpadu untuk menjamin keberlangsungan layanan agar tetap dapat berfungsi dengan baik. Dengan mengetahui risiko penggunaan TI mendorong kesadaran bagi seluruh pegawai untuk melindungi aset TI dan citra organisasi dan dapat dijadikan masukan atau pertimbangan bagi manajemen dalam mengambil keputusan yang lebih baik berdasarkan pengetahuan risiko yang dimiliki sehingga alokasi penggunaan sumber daya lebih efisien.

Law Number 8 Year 2010 Concerning the Prevention and Eradication of Money Laundering (AML Law) has made the Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Centre (PPATK) as the focal point in preventing and eradicating money laundering in Indonesia. In terms of conducting its main duties and functions, PPATK could not be separated from using Information Technology (IT) to collect data, conduct analysis, and provide information and services of Communication and Information Technology (CIT) with high quality.
The Directorate of System Operation (DOS) is one of the working units in IT that has important role in achieving successful implementation on IS/IT functions. In conducting its activity to support and give added-value towards working process, PPATK may deal with possibilities of IT troubles. If those troubles could not be handled seriously, not only they could cause operational risks, but also may influence reputation risk and have an impact to the decrease of public trust. Therefore, the risks should be managed properly.
In order to manage IT risks, one of the solutions is to have IT Risk Profiles gained by assessing risks towards IT assets that support core businesses. By having IT Risk Profiles, DOS can optimize the benefits and mitigate risk impact due to IT application when conducting main duties and functions to support core businesses of PPATK. Risk IT as the working framework of IT risk management could be considered and implemented by PPATK in managing IT risks.
The result from this writing is comprehensive profiles and mitigation steps on IT risks as integrated measures to ensure services sustainability so it can work appropriately. By knowing the risks in IT application, it could raise the awareness to all employees for protecting IT assets and organization image, and can be used as inputs or consideration for management in having better decision-making based on retained risks knowledge to achieve more efficient allocation of resources.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Samaptoaji
"Salah satu program flagship Dewan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional (DeTIKNas) berdasarkan Keputusan Presiden No. 20 Tahun 2006 yaitu Nomor Identitas Nasional (NIN). NIN ini merupakan komponen inti pada blueprint TIK Indonesia tentang e-Government. Pelaksana program ini adalah Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil), Kementerian Dalam Negeri. Nomor Induk Kependudukan (NIK) merupakan bentuk pelaksanaan program NIN. Pada tahun 2011-2012 dilaksanakan pelayanan penerapan KTP Elektronik (e-KTP) di seluruh wilayah Indonesia. Ditjen Dukcapil tidak terlepas dari penggunaan Teknologi Informasi (TI) untuk menghasilkan informasi dan memberikan pelayanan TIK yang berkualitas.
Penggunaan TI selain meningkatkan kecepatan dan keakuratan informasi serta pelayanan TIK, juga meningkatkan berbagai jenis risiko. Tingginya tingkat ketergantungan organisasi terhadap layanan TIK untuk menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi menjadi hal penting diperlukannya manajemen risiko TI untuk mengurangi dan menanggulangi risiko-risiko yang mungkin terjadi sehingga kerugian bisnis organisasi dapat diminimasi.
Pada karya akhir ini, peniliti mencoba menyusun profil risiko TI, langkah-langkah mitigasi dan penanggulangan risiko TI pada pelayanan penerapan e-KTP. Standar manajemen risiko TI yang digunakan framework RiskIT.
Hasil dari penelitian ini berupa profil risiko TI, langkah mitigasi beserta rekomendasi pengendalian terhadap risiko tersebut dan prosedur penanggulangan risiko TI yang sudah terjadi.

One of the flagship programs Dewan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional (DeTIKNas) by the Keputusan Presiden No. 20 Tahun 2006 is National Identity Number (NIN). NIN is a core component of the Indonesian Information and Communication Technology (ICT) blueprint on e-Government. Implementing this program is Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil), Ministry of Home Affairs. Nomor Induk Kependudukan (NIK) is a form of program implementation NIN. Implemented in 2011-2012 Electronic Identity Card application services (e-KTP) in all parts of Indonesia. Ditjen Dukcapil is inseparable from the use of Information Technology (IT) to generate information and provide a quality ICT services.
The use of IT in addition to improving the speed and accuracy of information and ICT services, also increases the risk of various types . The high level of dependence on ICT services organization to run the main tasks and functions become important need for IT risk management to reduce and mitigate the risks that may occur so that the organization's business losses can be minimized.
At the end of this work, researchers try to construct profiles of IT risk, mitigation measures and mitigation of IT risks in the implementation of e-ID card service. IT risk management standards used RiskIT framework.
The results of this study in the form of IT risk profile, mitigation measures and recommendations to control the risk and IT risk management procedures that have been happening.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Syah Alam
"ABSTRAK
Pengelolaan aset kereta api merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar pelayanan publik dapat tercapai dengan optimal. Namun, pengelolaan aset yang diterapkan di Indonesia belum dapat disamaratakan dengan pengelolaan aset yang ada di luar negeri. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan terhadap teori pengelolaan aset yang berlaku dengan manajemen aset yang diterapkan oleh DAOP 1 Jakarta demi terciptanya pelayanan publik yang optimal. Metodologi dalam penelitian ini adalah analisis arsip yang diberikan oleh pihak pengelola, wawancara, survei kuesioner, dan analisis data sekunder. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan mengenai pengelolaan aset kereta api lokal di Jakarta, antara lain pengelolaan aset yang dilakukan di Indonesia dan di negara luar sebenarnya memiliki metode yang sama, namun yang berbeda hanyalah kondisi iklim dan cuaca serta kemajuan teknologi yang berpengaruh pada negara tersebut. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa metode pengelolaan dan pelayanan yang diterapkan DAOP 1 Jakarta telah membuat penumpang merasa puas dan nyaman dalam menggunakan fasilitas transportasi publik kereta api lokal.

ABSTRACT
Management of rail assets is important to do so that public services can be optimally achieved. However, asset management implemented in Indonesia has not been able to be generalized to the management of existing assets abroad. T he objective of this thesis is to determine differences between the prevailing theories of asset management and asset management applied by DAOP 1 Jakarta for achieving optimal public services. Analysis of documents provided by the manager, interview, survey passenger satisfaction questionnaires, and secondary data analysis are implied as the metodology. Based on the research that has been done, some conclusions can be found regarding the management of local rail assets in Jakarta, such as asset management that implied in Indonesia and in foreign countries actually have the same method, but we have some differences in climate and weather conditions and technological advances that affect to the culture of the country. In addition, it is known also that the method of asset management and services applied DAOP 1 Jakarta has made passengers feel satisfied and comfortable in using public transport facilities of local train."
2015
S59531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>