Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67307 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sianipar, Nancy Tangguh Marlina
"Belanja online merupakan salah satu pemanfaatan internet yang sangat menjanjikan karena transaksi barang/jasa dapat terjadi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Salah satu faktor yang diperkirakan mendorong seseorang untuk melakukan belanja online adalah pemahaman individu atas literasi digital. Dengan literasi digital yang optimal, tren peningkatan porsi pengguna internet diharapkan sejalan dengan peningkatan penggunaan internet untuk berbelanja online. Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki hubungan literasi digital dan keputusan belanja online, dengan mempertimbangkan karakteristik individu, infrastruktur digital, karakteristik wilayah, sebelum dan pada awal masa pandemi di Indonesia. Penelitian ini menganalisis data cross section pada tahun 2019 dan 2020 menggunakan model probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi digital secara signifikan memiliki peluang lebih besar terhadap keputusan individu untuk belanja online. Selain itu, kelompok middle education, milenial, penduduk berdomisili di Jawa dan Bali, serta penduduk kuintil pendapatan kelima secara signifikan berpeluang lebih besar terhadap keputusan individu untuk belanja online. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM untuk mendiferensiasi produknya pada segmen pasar dimaksud.

Online shopping attracts special attention because transactions for goods/services can be done anytime and anywhere. Digital literacy is indicated having impact to push a person doing online shopping. By having optimal digital literacy, the increasing trend of internet users’ share is expected to be in line with the increasing of online shopping. The purpose of this study was to investigate the relationship between digital literacy and online shopping decision, taking account into individual characteristics, digital infrastructure, regional characteristics, before and at the beginning of the pandemic in Indonesia. This study analyses cross section data in 2019 and 2020 using the probit model. The results show that digital literacy has a significantly greater probability to push online shopping decision. In addition, the middle education group, the millennial, the population living in Java and Bali, as well as the fifth income quintile population significantly correlate with individual decision to shop online. This opportunity can be utilized by MSME to differ the products to those intended market segments."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keyli Ghaniya Hessaputri
"Kemajuan teknologi saat ini mendorong keseluruhan aspek, baik individu maupun organisasi, untuk melakukan transformasi digital. Dimana transaksi digital menjadi salah satu aspek yang dipengaruhi oleh transformasi digital. Dengan mengadopsi teknologi digital, individu maupun organisasi dapat mempercepat, menyederhanakan, dan mengotomatisasi proses transaksi dalam memenuhi kebutuhan. Di samping itu, penggunaan transaksi digital perlu didukung oleh kemampuan literasi digital. Dimana literasi digital mencakup kemampuan dalam mengoperasikan perangkat digital, berkomunikasi, mengumpulkan informasi dan data, dan memahami keamanan dalam penggunakan perangkat digital tersebut. Sehingga penelitian ini dibuat dalam rangka menganalisis asosiasi literasi digital terhadap transaksi digital pada tingkat individu.

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk meninjau bagaimana hubungan antara pengaruh literasi digital terhadap penggunaan transaksi digital, yang terdiri atas internet mobile banking dan e-wallet pada masyarakat di Indonesia. Penelitian ini mengadopsi sumber data dari World Bank Household Survey tahun 2020 dengan sampel sebanyak 1,142 individu. Dengan menggunakan metode Regresi OLS dan Marginal Effect pada Logistic Regression, penelitian ini menyebutkan bahwa literasi digital memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap penggunaan internet mobile banking dan e-wallet individu.


Nowadays, technological advances encourage all aspects, both individuals and organizations, to do digital transformation. Digital transactions are one of the aspects affected by digital transformation. By adopting digital technology, individuals and organizations can accelerate, simplify, and automate transaction processes to meet their needs. In addition, the use of digital transactions needs to be supported by digital literacy capabilities. Digital literacy includes the ability to operate digital devices, communicate, collect information and data, and understand security in using these digital devices. Thus, this research was made in order to analyze the association of digital literacy with digital transactions at the individual level. The purpose of this study is to review the relationship between the influence of digital literacy on the use of digital transactions, which consist of internet mobile banking and e-wallets in Indonesian society. This study adopts data sources from the 2020 World Bank Household Survey with a sample of 1,142 individuals. Using the OLS Regression method and Marginal Effects on Logistic Regression, this study states that digital literacy has a significant and positive relationship to the use of internet mobile banking and individual e-wallets."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Kristyawisesagati
"Literasi digital dan sikap terhadap teknologi merupakan faktor penting dalam adaptasi profesional di era digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sikap terhadap teknologi dan literasi digital pada kelompok pekerja dewasa awal di Jabodetabek, Indonesia. Dimensi sikap terhadap teknologi meliputi, Positive Attitudes Toward Technology, Anxiety About Being Without Technology or Dependence on Technology, Negative Attitudes Toward Technology, dan Preference for Task Switching, yang diukur menggunakan Media and Technology Usage and Attitudes Scale (MTUAS). Sedangkan, literasi digital diukur menggunakan Digital Literacy Model. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara Positive Attitudes Toward Technology dan literasi digital (r = 0.493, p < 0.01), sementara dimensi lainnya tidak menunjukkan korelasi signifikan: Anxiety About Being Without Technology or Dependence on Technology (r = 0.076, p > 0.05), Negative Attitudes Toward Technology (r = -0.092, p > 0.05), dan Preference for Task Switching (r = -0.132, p > 0.05). Implikasi penelitian ini menunjukkan bahwa sikap positif terhadap teknologi berperan penting dalam meningkatkan literasi digital pekerja dewasa awal. Limitasi penelitian termasuk keterbatasan representasi demografis dan adaptasi alat ukur yang mungkin mempengaruhi reliabilitas hasil. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas sampel dan memperbaiki adaptasi alat ukur untuk hasil yang lebih akurat.

Digital literacy and attitudes toward technology are crucial factors in professional adaptation in the digital era. This study aims to analyze the relationship between attitudes toward technology and digital literacy among early adulthood workers in Jabodetabek, Indonesia. Dimensions of attitudes toward technology include Positive Attitudes Toward Technology, Anxiety About Being Without Technology or Dependence on Technology, Negative Attitudes Toward Technology, and Preference for Task Switching, measured using the Media and Technology Usage and Attitudes Scale (MTUAS). Digital literacy is measured using the Digital Literacy Model. The results show a significant positive correlation between Positive Attitudes Toward Technology and digital literacy (r = 0.493, p < 0.01), while other dimensions do not show significant correlations: Anxiety About Being Without Technology or Dependence on Technology (r = 0.076, p > 0.05), Negative Attitudes Toward Technology (r = -0.092, p > 0.05), and Preference for Task Switching (r = -0.132, p > 0.05). The implications indicate that a positive attitude toward technology enhances digital literacy among early adulthood workers. Limitations include demographic representation constraints and measurement tool adaptations affecting reliability. Future research should expand the sample and improve measurement tool adaptations for more accurate results."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Reza Pradana
"Meningkatnya penetrasi internet di Indonesia telah membawa manfaat besar dalam akses terhadap informasi, namun juga membawa risiko kejahatan siber, terutama penipuan online. Meskipun ada upaya preventif yang dilakukan oleh pihak berwenang, seperti kepolisian, masih ada kesenjangan antara perkembangan modus penipuan online dan pemahaman masyarakat serta kurangnya pembaruan dalam literasi digital. Penelitian ini mengevaluasi pelaksanaan literasi digital sebagai langkah preventif dalam penipuan online oleh Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Sulawesi Barat kepada masyarakat di Wilayah Hukum Polresta Mamuju. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi digital yang dilakukan oleh Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Sulawesi Barat belum dapat secara efektif mengatasi kejahatan penipuan online terhadap masyarakat di wilayah hukum Polresta Mamuju. Kurangnya tindak lanjut setelah inisiatif tersebut, serta rendahnya tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang risiko dan penanganan kasus penipuan online, menjadi beberapa faktor utama yang menyebabkan hal ini. Selain itu, edukasi dan informasi yang tidak memadai tentang literasi digital juga menjadi masalah, menandakan adanya kesenjangan dalam penyebaran pengetahuan dan pendidikan terkait literasi digital. Meskipun telah ada upaya kampanye kesadaran berkala dan kolaborasi dengan lembaga-lembaga terkait, perlunya upaya literasi digital yang berkelanjutan dan komprehensif juga diakui sebagai langkah penting untuk memerangi penipuan online secara efektif. Dengan demikian, ketidakmampuan inisiatif ini dapat dikaitkan dengan kurangnya tindak lanjut, kesadaran dan pemahaman yang tidak memadai, pendidikan yang tidak memadai, serta perlunya upaya berkelanjutan dalam meningkatkan literasi digital di masyarakat.

The increasing internet penetration in Indonesia has brought great benefits in access to information, but it also brings the risk of cybercrime, especially online fraud. Despite preventive efforts made by authorities, such as the police, there is still a gap between the development of online fraud modes and the public's understanding and lack of updates in digital literacy. This study evaluates the implementation of digital literacy as a preventive measure in online fraud by Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Sulawesi Barat to the community in the Mamuju Police Legal Area. This research uses a qualitative method with a case study approach. The results showed that digital literacy carried out by Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Sulawesi Barat has not been able to effectively overcome online fraud crimes against the community in the Mamuju Police jurisdiction. Lack of follow-up after such initiatives, as well as low levels of public awareness and understanding of the risks and handling of online fraud cases, are some of the main factors leading to this. In addition, inadequate education and information on digital literacy is also an issue, signaling a gap in knowledge dissemination and education related to digital literacy. While there have been periodic awareness campaign efforts and collaboration with relevant agencies, the need for sustained and comprehensive digital literacy efforts is also recognized as an important step to effectively combat online fraud. As such, the inadequacy of this initiative can be attributed to the lack of follow-up, insufficient awareness and understanding, inadequate education, as well as the need for continuous efforts in improving digital literacy in the community."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Startian Bonata
"Di era digital dewasa ini, hampir seluruh aktivitas yang manusia lakukan bergantung pada internet bahkan muncul tren berbelanja yang dilakukan melalui internet yang dikenal dengan istilah belanja online. Belanja online dilakukan melalui sebuah platform belanja yang dikenal sebagai e-commerce. Subyek dalam penelitian ini adalah konsumen belanja online dari segmen mahasiswa. Kegiatan belanja online dan perilaku konsumen dalam bertransaksi online seolah telah mengikis arti penting ruang. Peran ruang baik riil maupun virtual dalam proses belanja online pun dipertanyakan. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan statistik, pendekatan moment of truth MOT, dan pendekatan keruangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap tahapan belanja online, ruang masih terlibat baik sebagai media ataupun sebagai penghalang yang membentuk suatu pola keruangan yang khas. Ruang yang terdisrupsi disruptive space juga merupakan fenomena geografi yang terjadi dan diungkap dalam penelitian ini. Ruang yang menjadi elemen kunci disiplin ilmu geografi tidaklah lenyap dan hilang tetapi telah mengalami transformasi.

In the digital era, as now, all activity largely depends on the internet. Online shopping is the new way of shopping and so e commerce is the platform which normally used for this purpose. Online shopping have eroded the use of space significanly. That is why, through this study, the role of space in ldquo real rdquo and ldquo virtual rdquo terms will be reviewed further to answer the research problem. The research was carried out through two different kind of approaches which is statistical approach and spatial approach. In this research, moment of truth MOT is used as the spatial approach.
The results showed that in every stage of the online shopping process, space involves as a media or as a barrier that create a spatial pattern of online shopping. Disruptive space is also a geographical phenomenon that occurs and is revealed in this study. The space that became the main element in geography has undergone a transformation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akmal Ath Thariq
"Literasi digital sebagai suatu kemampuan yang harus dimiliki seseorang pada era digital ini menemukan hambatannya untuk berkembang pada komunitas pesantren. Dilihat pada sejumlah studi, hambatan tersebut disebabkan oleh nilai yang dimiliki dan fasilitas yang belum dapat mengakomodasi perangkat-perangkat digital di suatu komunitas atau lembaga. Penulis setuju dengan faktor-faktor tersebut namun terdapat satu pembahasan spesifik dari faktor tersebut yang belum mendapatkan perhatian, yaitu nilai dan norma yang dimiliki oleh pesantren. Peraturan sekolah yang menjadi cerminan nilai dan norma pesantren masih membatasi akses para santri terhadap teknologi informasi dengan ketat, bahkan di pesantren yang termasuk ke dalam kategori pesantren modern. Kendati sebuah pesantren tidak memiliki nilai sebagai institusi Islam yang menganggap aktivitas digital sebagai hal yang menyalahi nilai-nilai keislaman secara keseluruhan, nilai dan norma pesantren membatasi akses terhadap teknologi digital sehingga dapat menghambat literasi digital para santri. Penelitian ini menjelaskan bagaimana nilai dan norma pesantren yang menghambat santri dalam meningkatkan literasi digitalnya dan menggunakan metode kualitatif dengan metode wawancara mendalam sebagai pengumpulan datanya. Penelitian ini menemukan bahwa teknologi digital dapat mengganggu proses sosialisasi dan internalisasi norma di pesantren sehingga akses terhadap teknologi digital dibatasi dan karenanya dapat menghambat literasi digital para santri pada tingkat tertentu.

Digital literacy as an ability that a person must have in this digital era finds obstacles to developing in Islamic boarding school communities. Judging from a number of studies, these obstacles are caused by the value and facilities that cannot accommodate digital devices in a community or institution. The author agrees with these factors, but there is one specific discussion of these factors that has not received attention, namely the values and norms of islamic boarding school. School regulations, which reflect Islamic boarding school values and norms, still strictly limit students' access to information technology, even in Islamic boarding schools that fall into the modern Islamic boarding school category. Even though an Islamic boarding school has no value as an Islamic institution which considers digital activities as something that violates Islamic values as a whole, Islamic boarding school values and norms limit access to digital technology so that it can hinder the digital literacy of students. This research explain how Islamic boarding school values and norms hinder students from improving their digital literacy and use qualitative methods with in-depth interviews as data collection. This research found that digital technology can disrupt the process of socialization and internalization of norms in Islamic boarding schools so that access to digital technology is limited and therefore can hinder the digital literacy of students at a certain level."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Facet, 2006
028.7 DIG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aldilah Rahmawati
"Remaja, yang saat ini termasuk dalam generasi Z berada di garis terdepan dalam penggunaan internet ataupun teknologi digital lainnya sehingga mereka rentan mengalami risiko teknologi digital, termasuk pelecehan seksual yang terjadi secara online. Penelitian ini merupakan survey deskriptif dengan melibatkan 427 responden yang dipilih menggunakan teknik quota sampling. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner data demografi, terjemahan Digital Literacy Scale dan yber-Sexual Experiences Questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan 50,6% dari total responden memiliki tingkat literasi digital yang kurang dan 90,2% dari total responden pernah mengalami pelecehan seksual secara online. Jenis pelecehan seksual yang paling banyak dialami yaitu pelecehan gender (47,1%). Hasil penelitian memperkuat fakta bahwa masih banyak remaja yang mengalami risiko teknologi digital khususnya pelecehan seksual karena memiliki kemampuan literasi digital yang kurang.

Teenagers, who are currently included in Generation Z, are at the forefront of using the internet or other digital technologies, so they are vulnerable to the risks of digital technology, including sexual harassment that occurs online. This research is a descriptive survey involving 427 respondents who were selected using quota sampling technique. The questionnaires used were demographic data questionnaire, Digital Literacy Scale translation and Cyber-Sexual Experiences Questionnaire. The results showed that 50.6% of the total respondents had a low level of digital literacy and 90.2% of the total respondents had experienced online sexual harassment. The most common type of sexual harassment experienced was gender harassment (47.1%). The results of the study reinforce the fact that there are still many teenagers who are at risk of digital technology, especially sexual harassment because they have a low level of digital literacy skills."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Farhan Vilardi
"Penelitian ini membahas tentang persepsi dan potensi dari keberadaan parcel lockers di DKI Jakarta. Umumnya pengiriman barang di Jakarta saat ini dilakukan dengan cara direct delivery. Persepsi merupakan pendapat saat ini dari konsumen yang berbelanja busana secara online terhadap kedua metode pengiriman barang parcel lockers dan direct delivery berdasarkan pengetahuan konsumen, sedangkan potensi merupakan kemungkinan besarnya pilihan konsumen belanja online yang sudah mengetahui kelebihan dan kekurangan kedua metode pengiriman barang. Untuk mendapatkan hasil dari persepsi dan potensi berdasarkan pendapat konsumen dilakukan pengambilan data menggunakan kuesioner. Pada proses pengiriman barang terdapat empat faktor utama yang menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk memilih metode pengiriman parcel lockers yaitu lokasi loker; informasi tracking; biaya pengiriman; dan ketepatan waktu pengiriman. Responden merupakan warga DKI Jakarta yang terakhir kali pernah berbelanja produk busana secara online terhitung sejak bulan Februari 2018.
Persepsi dihasilkan berdasarkan analisis pilihan pelayanan tanpa bobot terhadap kedua pilihan metode pengiriman barang. Potensi dihasilkan berdasarkan analisis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process AHP terhadap pertanyaan terbobot dari faktor pengiriman barang dan pilihan metode pengiriman barang. Pada umumnya, masih banyak konsumen yang belum mengetahui keberadaan metode parcel lockers. Hasil dari pilihan pelayanan tanpa bobot menunjukkan bahwa berdasarkan faktor lokasi loker dan ketepatan waktu pengiriman direct delivery lebih diminati konsumen. Kemudian berdasarkan faktor informasi dan biaya pengiriman, konsumen lebih memilih parcel lockers sebagai pilihan mereka dalam mengirimkan barang.
Hasil dari AHP menunjukkan bahwa ketepatan waktu pengiriman merupakan faktor yang paling dipertimbangkan oleh konsumen, dan konsumen memilih parcel lockers sebagai metode yang diinginkan berdasarkan keempat faktor. Jadi apabila dilihat secara keseluruhan parcel lockers akan lebih diminati apabila lokasi dari loker dekat dengan rumah atau pusat aktivitas konsumen, mengingat informasi, biaya pengiriman, dan waktu pengiriman yang ditawarkan metode ini dapat diterima oleh konsumen. Selain itu masih banyak konsumen yang belum mengetahui metode parcel lockers, yang menyebabkan saat ini masih sangat sedikit konsumen yang pernah menggunakan metode tersebut.

This study discusses about the perception and potential of parcel lockers in DKI Jakarta. Nowadays, citizens prefer direct delivery method for their package deliveries. Perception is the online consumers opinion on the two methods of package delivery parcel lockers and direct delivery based on their existing knowledge on the two methods. Potencial is the probability of the consumers choice on the two methods of package delivery after they found out about the advantages and disadvantages of the two. To identify the result in perception and potential of the methods, this study uses questionnaires. Package delivery has four main factors that influence the consumers for using parcel lockers. The factors are locker locations, tracking information, delivery service cost, and delivery punctuality. Respondents are citizens of DKI Jakarta that have at shop online at least since February 2018.
Perception results are obtained by weightless service choice analysis of the delivery methods. Potential results are obtained by analytical hierarchy process AHP towards weighted questions of the delivery factors and delivery methods. Most consumers dont know about existence of parcel lockers. The result of weightless service choice analysis shows that direct delivery are chosen by consumers based on locker locations and delivery punctuality. Then, based on tracking information and delivery service cost factor, consumers choose parcel lockers as their choice.
The result of AHP show that punctuality of delivery is the most considered factor for consumers to choose their delivery method, and consumers choose parcel lockers as the most suitable method based on four main factors. In conclusion, parcel lockers method is more attractive for the consumer if locker locations is near the consumers home or activity location, while the tracking information, delivery service cost, and delivery punctuality factors are tolerable. On the other hand, many consumers still dont know about parcel lockers, causing lack of used parcel lockers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Setyaningrum
"Tesis inin membahas pengembangan dari model penerimaan teknologi {TAMJ} yang mengintegrasikan teori difusi inovasi. persepsi resiko. kepercayaan dan word ( (mouth dapat menentukan adopsi belanja online. Data dikmnpulkau melalui survey yang dilakukan te(hadap mahasiswa Magister Manajemen Universitas Indonesi L Analisa jalur digunakan untuk menguji hubungan kausal antar variabel di dalam model yang diajukan. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi bahwa model penerimaan teknologi dan teori difusi inovasi relevan untuk adopsi belanja online, dimana ;Hm;:eiwd usefulness, perceived ease of use, word of mouth. dan behavioral intention berpengaruh secara signifikan terhadap actual use belanja online.

This study present an extended technology of acceptance model (TAM) that integrates innovation diffusion theory, perceived risk, trust, and word of month into TAM model to investigate what determines online shopping adoption. Data was collected from a survey of student of Magister Manajemen, University of Indonesia. Path analysis was used to evaluate the causal effect among variables within proposed model. The finding of this study confirm that technology of acceptance model and innovation diffusion theory is relevant for online shopping adoption 1rhere perceived usefulness, perceived ease of use, word of mouth, and behavioral intention significantly affected actual use of online shopping."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32437
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>