Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73300 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurwahida
"Penelitian ini menganalisis wacana dalam iklan produk kosmetik dari Kahf yang mulai ditayangkan sejak tahun 2020. Peneliti memilih iklan Kahf karena iklan tersebut memasukkan unsur komodifikasi agama Islam melalui wacana dalam iklan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis wacana komodifikasi agama dalam iklan Kahf dan bagaimana gaya penyebaran yang dilakukan dalam iklan. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan analisis wacana Teun A. Van Dijk.  Hasil penelitian menunjukkan  bahwa iklan merupakan salah satu media yang tidak hanya menawarkan produk atau membangun citra produk secara positif, namun juga terdapat nilai-nilai dan ideologi yang dibangun oleh produsen dan gaya penyebaran kedua iklan ini menggunakan penggunaan suara dan visualisasi nuansa Islami.

This study analyzes the discourse in advertisements for cosmetic products from Kahf which began airing since 2020. The researcher chose Kahf's advertisements because these advertisements incorporate elements of the commodification of the Islamic religion through discourse in advertisements. This research was conducted to analyze the commodification of religious discourse in Kahf advertisements and how the style of dissemination is carried out in the advertisements. The research method uses qualitative methods with discourse analysis by Teun A. Van Dijk. The results of the study show that advertising is one of the media that not only offers products or builds a positive product image, but also contains values ​​and ideology built by producers and the style of dissemination of these two advertisements uses the use of sound and visualization of Islamic nuances."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Pramitasari
"ABSTRAK
Simone de Beauvoir dalam bukunya yang berjudul Le Deuxieme Sexe, mengemukakan gagasan-gagasan mengenai feminisme eksistensialis. Gagasan-gagasan tersebut diantaranya adalah subjektivitas perempuan dan kebebasan perempuan. Tidak jarang gagasan-gagasan mengenai feminisme eksistensialis tersebut ditemukan dalam sebuah iklan, dengan menjadikan perempuan sebagai tokoh utama. Salah satunya adalah iklan produk kosmetik Yves Saint Laurent Beaute-Touhe Eclat. Subjektivitas dan kebebasan perempuan dalam iklan tersebut ditampilkan secara implisit pada berbagai aspek, antara lain pada aspek sinematografis, latar musik, dan slogan. Melalui aspek-aspek tersebut, dapat terlihat bahwa perempuan yang digambarkan dalam iklan tersebut adalah perempuan mandiri yang telah mendapatkan kebebasannya dan telah mampu memposisikan dirinya sebagai subjek.

ABSTRACT
In the book The Second Sex (Le Deuxieme Sexe), Simone de Beauvoir expressed her ideas of feminism that is influenced by existentialism. Two of her ideas are about womens subjectivity and womens freedom. Her ideas of feminism are often found in an advertisement and make women as the main character. One of the advertisements which has Simone de Beauoirs ideas of feminism, is an advertisement made by Yves Saint Laurent Beaute about their product that is called Touche Eclat. Womens subjectivity and freedom are shown implicitly in this advertisement on various aspects, such as cinematographic aspect, background music, and slogan. Through these aspects, it can be seen that the women portrayed in that advertisement is an independent woman who has gained her freedom and has been able to position herself as a subject and equal with man."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Hakim, Tawfiq
"Buku ini memuat teks Drama Arab "
Kairo: Maktabat al-Adab, 1935
ARA 892.72 HAK a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shiva Noor Insani
"Penelitian ini berangkat dari fenomena tersebarnya poster seminar poligami yang mulai marak diperbincangkan di tengah masyarakat sejak 2017.  Analisis pada penelitian ini mencoba menggunakan fungsi tata bahasa gambar semiotika sosial di poster seminar “Mindset Sukses Poligami” yang diunggah pada akun @Robbanianfamily. Semiotika Sosial dugunakan sebagai metode untuk melihat bagaimana pembuat tanda (pengguna bahasa) menggunakan sumber-sumber semiotika yang tersedia untuk menyampaikan sesuatu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber semiotika yang dipakai dalam menarasikan poligami pada poster yang dianalis, lalu menjabarkan bentuk bentuk komiditi yang ada dalam seminar poligami, serta membongkar bentuk komodifikasi agama yang dilakukan oleh narator. Berdasarkan hasil analisis LSF dari tiga fungsi bahasa milik Halliday pada sampel, sosok laki-laki secara tekstual ditampilkan dengan gambar hitam putih, interpersonal menunjukkan posisi superior dimana ia berdiri dihadapan peserta pengikut seminar yang duduk terpaku mendengar penyampaian aktor. Hafidin sebagai aktor ideasional nya menarasikan agama yang dibawanya, dengan memakai pakaian bertuliskan “I AM WORLD CLASS MUSLIM”. Jelas bahwa latar belakang agama Islam dibawanya dalam seminar poligami tersebut. Terlihat Robbanian Family memperjual belikan berbagai produk/jasa untuk memperoleh keuntungan dalam seminar tersebut dan poster digunakan sebagai saluran iklan yang menawarkan seminar.

This study covers the phenomenon of the polygamy seminar posters that is being talked about in our society since 2017. This research analysis tries to use the function of “grammar picture social semiotics” on the seminar poster of “Mindset Sukses Poligami” that was uploaded on the account @robbanianfamily.  Social semiotics is the method that is used to take a look at how sign maker (language user) uses semiotics sources to convey something. This research aims to find out semiotics sources used in narrating polygamy on the poster and to describe the forms of commodity in the polygamy seminar, and also to expose the forms of religious commodification conducted by the narrator. The result of the study based on the “LSF analysis of Halliday’s” or three language function on the sample, the male figure is textually displayed with black and white background images, interpersonal shows a superior position where he stands in front of the seminar participants who sit listening to him. Hafidin ideationally narrates the religion he brings, by wearing “I AM WORLD-CLSS MUSLIM” clothes. It is clear that the Islamic religious he brought in the polygamy seminar. It shows that Robbanian Family trades various kinds of products and services to gain profit off of the seminar and the posters were used as advertising channels offering seminars."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Rahma
"Fokus pada penulisan ini adalah mengidentifikasi seksisme pada teks-teks yang disampaikan oleh Coach Hafidin di dalam video "Menguak Sisi Lain Mentoring Poligami Berbayar". Tidak hanya itu, penulisan ini juga berfokus pada komodifikasi agama yang dikemas di dalam mentoring poligami berbayar. Tujuannya adalah untuk menunjukan bahwa seksisme dan komodifikasi agama terhadap perkawinan poligami merupakan kekerasan terhadap perempuan. Teori seksisme Sara Mills digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis lebih jauh teks-teks yang menandung makna seksis, yaitu seksisme terbuka dan seksisme tertutup. Teori feminis radikal juga digunakan untuk menganalisis relevansi antara seksisme, patriarki, agama, dan juga poligami yang saling berkontribusi dalam melanggengkan kekerasan terhadap perempuan. Hasil analisis dari menunjukan bahwa teks-teks yang disampaikan Coach Hafidin di dalam video ini mengandung makna yang seksis. Feminis radikal pada prinsipnya setuju bahwa seksisme adalah bentuk penindasan terhadap perempuan dan patriarki sebagai akar dari seksisme dan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. Tidak hanya mengandung seksisme, video ini juga menunjukan adanya komodifikasi agama yang dikemas melalui mentoring poligami berbayar. Adanya komodifikasi agama lewat mentoring poligami ini merupakan bentuk glorifikasi poligami dan memberikan banyak kerugian bagi perempuan. Semakin banyak laki-laki yang berpoligami, semakin banyak pula perempuan yang terjebak dalam perkawinan poligami dan juga akan berdampak bagi anak-anak mereka dan juga tatanan sosial masyarakat.

The focus of this writing is identifying sexism in the texts conveyed by Coach Hafidin in the video "Menguak Sisi Lain Mentoring Poligami Berbayar”. This writing also focuses on the commodification of religion packaged in paid polygamy mentoring. The aim is to show that sexism and the commodification of religion against polygamous marriages constitute violence against women. Sara Mills' theory of sexism is used to further identify and analyze texts that contain sexist meanings, namely overt sexism and covert sexism. Radical feminist theory is also used to analyze the relevance between sexism, patriarchy, religion, and also polygamy which contribute to each other in perpetuating violence against women. The results of the analysis show that the texts conveyed by Coach Hafidin in this video contain sexist meanings. Radical feminists agree in principle that sexism is a form of oppression against women and that patriarchy is the root of sexism and all forms of violence against women. Not only contains sexism, this video also shows the commodification of religion packaged through paid polygamy mentoring. The commodification of religion through polygamy mentoring is a form of glorification of polygamy and provides many disadvantages for women. The more men who are polygamous, the more women are trapped in polygamous marriages and it will also have an impact on their children and also the social fabric of society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghazy Muhyiyuddin Subarkah
"Penelitian ini membahas tentang analisis sintaksis terhadap partikel الالم/ al-lām/ dalam Surat Al-Kahfi. Partikel /lām/ dalam urutan هجائية/ hijā’iyyah/ menempati ke-22 dari total 28 partikel /hijā’iyyah/. Partikel /lām/ dalam ranah sintaksis memiliki tiga penanda, yaitu fatḥah, kasrah, dan sukūn, dan penggunaan masing-masing penanda dapat berbeda tergantung sesuatu yang terdapat pada sebelum partikel dan sesudah partikel. Penelitian ini menganalisis dengan sudut pandang sintaksis terhadap partikel /lām/ dalam Surat Al-Kahfi dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan yaitu teori sintaksis yang dikemukakan oleh Dawud dan AdDaḥdaḥ dan dilengkapi penjabaran tentang 31 jenis partikel /lām/ yang dijabarkan oleh Az-Zajjājiy. Berdasarkan hal tersebut, peneliti telah membagi dan menganalisis partikel /lām/ menjadi dua kategori, yaitu berdasarkan fungsi dan letak partikel. Partikel /lām/ berdasarkan fungsi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu العاملة الالم/ al-lām al- ‘āmilah/ yang dapat mengubah modus dari verba atau kasus dari nomina dan املهملة الالم/ al-lām al-muhmilah/ yang tidak dapat mengubah modus dan kasus. Adapun kategori berdasarkan letak partikel /lām/, telah penulis bagi menjadi tiga kategori, yaitu sebelum verba (pra-verba), sebelum nomina (pra-nomina), dan sebelum partikel lain (pra-partikel).

This study discusses the syntactic analysis of the particle الالم/ al-lām/ in Surah Al-Kahf. The particle /lām/ in هجائية /hijā’iyyah/ order occupies the 22 nd place out of 28 /hijā’iyyah/ particles. The particle /lām/ in the topic of syntax has three markers, namely fatḥah, kasrah, and sukūn, and the use of each marker can be different depending on something that exists before the particle and after the particle. This study analyzes the particle /lām/ in Surah AlKahf from a syntactic point of view and using a qualitative descriptive method. The theory used in this study is the syntactic theory by David dan Ad-Daḥdaḥ and completed it with the explanation of 31 types of /lām/ particles by Az-Zajjājiy. Based on those, the researcher has divided and analyzed the /lām/ particle into two categories, which are based on the function and location of the particle. Particle /lām/ based on function can be divided into two types, namely العاملة الالم/ al-lām al-‘āmilah/ which can change the mood from the verb or the case from the noun and املهملة الالم/ al-lām al-muhmilah/ which cannot change the mood and cases. As for the categories based on the location of the particle /lām/, the author has divided them into three categories, which are before the verb (preverb), before the noun (pre-noun), and before the othe particles (pre-particle)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Syawarani Rinaldi
"Penelitian ini membahas metafora dalam iklan produk kosmetik Shiseido menggunakan teori metafora Knowles dan Moon. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklan daring produk kosmetik pada situs web resmi Shiseido Jepang dari tautan https://www.shiseido.co.jp/cms/onlineshop/gb/i/portal/. Penelitian ini memiliki tujuan menjelaskan makna metafora dan mengidentifikasi jenis metafora dalam iklan produk kosmetik pada situs web resmi Shiseido. Dari hasil penelitian ini, ditemukan 12 data iklan yang mengandung total 16 metafora. Terdapat metafora jenis kreatif seperti バリア (baria) dengan makna pelindung untuk mengacu pada perlindungan dari produk terhadap kulit agar tidak mengalami alergi dan metafora jenis konvensional seperti つややか (tsuyayaka) dengan makna cerah untuk menunjukkan keadaan kulit yang indah, dengan makna keseluruhan mencerminkan perawatan tubuh demi menghasilkan kecantikan. Dari 16 metafora, 8 metafora merupakan metafora jenis kreatif dan 8 metafora merupakan metafora jenis konvensional. Porsi penggunaan jenis metafora yang seimbang ini mengindikasikan bahwa iklan yang memerlukan kreativitas tidak selalu menggunakan metafora jenis kreatif, tetapi juga menggunakan metafora jenis konvensional yang lazim digunakan masyarakat agar bisa menarik minat mereka membeli produk kosmetik yang ditawarkan dalam iklan.

This study discusses metaphors in Shiseido cosmetic product advertisements using Knowles and Moon’s theory of metaphor. The data source used in this research is online advertisements of cosmetic products on the official website of Shiseido Japan from the link https://www.shiseido.co.jp/cms/onlineshop/gb/i/portal/. This study aims to explain the meaning of metaphors and identify the types of metaphors in cosmetic product advertisements on Shiseido’s official website. From the results of this study, 12 advertisement data containing a total of 16 metaphors were found. There are creative type metaphors such as バリア (baria) which means protective to refer to the protection of the product to the skin so as not to experience allergies and conventional type metaphors such as つややか (tsuyayaka) which means bright to indicate the state of beautiful skin, with the overall meaning reflecting body care to produce beauty. Out of 16 metaphors, 8 metaphors are creative type metaphors and 8 metaphors are conventional type metaphors. This balanced proportion of metaphor types indicates that advertisements that require creativity do not always use creative metaphors, but also use conventional metaphors that are commonly used by the public to attract them to buy the cosmetic products offered in
the advertisement.
"
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rafaa Karimah Suyanto
"Tingginya angka penjualan konsumen menyebabkan pelaku usaha berlomba-lomba mempromosikan produknya melalui iklan. Promosi teersebut tentunya dilakukan dengan semenarik mungkin untuk menarik perhatian konsumen. Salah satu cara untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan menggambarkan kecantikan yang sempurna. Namun penggambaran kecantikan yang sempurna tidak dimiliki secara penuh oleh manusia,
sehingga pelaku usaha melakukan cara tersebut dengan teknik manipulasi visual. Penggunaan teknik manipulasi visual pada dasarnya diperkenankan untuk tujuan hiburan, bukan sebagai penggunaan dalam iklan kosmetik. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 pun tidak mengatur secara lebih lanjut terhadap penggunaan manipulasi visual dalam periklanan. Hal tersebut menyebabkan adanya celah bagi pelaku usaha untuk menggunakan teknik manipulasi visual yang dapat mengelabui konsumen yang awam atas manipulasi visual dalam periklanan. Bila mengamati dengan kasus manipulasi visual dalam iklan kosmetik yang ada di Inggris, manipulasi visual di Inggris sebenarnya
diperkenankan selama tidak mengubah fungsi produk yang diiklankan. Pengaturan mengenai manipulasi visual dalam iklan kosmetik di Inggris juga sudah lebih mengatur secara sempit, sehingga terhadap praktik maupun pengawasan periklanan di Inggris
menjadi lebih mudah bagi pelaku usaha, konsumen, ataupun otoritas pengawas di Inggris. Melalui metode penelitian yuridis-normatif, penelitian ini hendak membahas kesesuaian pengaturan hukum di Indonesia terhadap manipulasi visual iklan kosmetik beserta
perbandingan dengan Inggris, serta pertanggungjwaban dari pihak yang berkaitan dan penyelesaian sengketa apabila konsumen merasa dirugikan. Manipulasi visual dalam iklan kosmetik yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia sudah seharusnya ditindak dengan tegas oleh otoritas setempat, salah satunya dapat melalui BPSK dengan memberikan fungsi bagi BPSK untuk dapat memberikan sanksi.

High sale of cosmetics made businesses compete in promoting their products through advertisements. Promotions through advertisements is certainly done as attractive as possible to attract consumers’ attention. One way to attract costumers’ attention is to show flawless beauty. However, the depiction of flawless beauty is not completely owned by humans, so businessmen use visual manipulation techniques to produce flawless beauty. The use of visual manipulation techniques basically is allowed for entertainment purposes, not for uses on cosmetic advertisement which may change the efficacy of the
advertised product. The Consumer Protection Law No. 18/1999 does not further regulate the use of visual manipulation techniques. With absence of regulation on visual manipulation techniques by The Consumer Protection Law, this may create an opportunity for businessmen to use visual manipulation techniques that may mislead consumer who did not know about visual manipulation in advertisements. The case of
visual manipulation in cosmetic advertisements in UK, it is allowed if it doesn’t change the efficacy of the advertised product. UK regulations on visual manipulation of cosmetic advertisements are regulated narrowly and has guidance for businessmen to use visual manipulation, so the practice and supervision of cosmetic advertisements in UK becomes
easier for businesses, consumers, or supervisory authorities in UK. Through juridicalnormative research method, this study aims to discuss the suitability of legal arrangements in Indonesia for visual manipulation on cosmetic advertisements along with comparisons on UK, as well as the responsibilities of related parties and dispute resolution on consumer protection. Visual manipulation on cosmetic advertisements that does not comply with laws and regulations in Indonesia must dealt strictly by local authorities, one of which can be through BPSK by giving BPSK a function to be able to impose sanctions.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Harja H.
"Setiap generasi dalam sebuah masyarakat multikultural mempunyai dan mengenal nilai-nilai dan norma etis. Tiap-tiap generasi memandang situasi etis, dalam dunia modern, terutama tiga ciri yang menonjol. Pertama, setiap generasi mengalami pluralisme moral. Ciri lain adalah timbulnya masalah etis baru, yang terutama disebabkan perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Ciri ketiga adalah suatu kepedulian etis yang universal. Salah satu hakikat moralitas yang tertanam adalah hedonisme, Dalam hedonisme terkandung makna manusia yang menurut kodratnya mencari kesenangan dan berupaya berupaya menghindari ketidaksenangan. Dalam makalah ini akan dibahas representasi hedonisme dari generasi Y yang ditunjukkan dalam iklan elektronik Renault. Generasi Y adalah kelompok yang mendapatkan kesenangan dari kesuksesan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Each generation in a multicultural society has and knows the values and ethical norms. Each generation views the ethical situations in the modern world especially are divided into the three characteristics. First, every generation has the moral pluralism. Other characteristic is the occurrence of new ethical issues, mainly due to the rapid development in science and technology. The third characteristic is a universal ethical concern. One of the natures of morality is hedonism. The sense of hedonism is human being by nature is seeking pleasure and trying to avoid displeasure. This paper will be discussed on representation of hedonism from Y generation is shown in the electronic advertisement of Renault, the generation who gets pleasure from the success of science and technology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Putri
"Iklan yang efektif melibatkan keputusan strategis mengenai cara iklan tersebut direpresentasikan, yaitu dari menentukan kombinasi elemen kreatif yang akan digunakan. Contoh dari hal ini adalah memilih antara daya tarik iklan yang rasional atau emosional. Namun, penelitian yang membahas preferensi Generasi Z di Indonesia terkait ini masih sangat terbatas. Kondisi ini mengkhawatirkan karena seorang pemasar merek perlu memahami preferensi target pasarnya jika ingin iklan mereka efektif. Penelitian ini menggunakan analisis konjoin untuk menyelidiki averaged importance dari elemen-elemen kreatif dari iklan (daya tarik, format eksekusi, taktik kreatif) dan nilai utilitas dari setiap opsi dalam elemennya, khususnya dalam konteks iklan kosmetik, untuk mengetahui preferensi Generasi Z terkait iklan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Generasi Z paling menyukai daya tarik emosional, format eksekusi gaya hidup, dan taktik kreatif selebriti. Selain itu, format eksekusi adalah elemen kreatif yang paling mempengaruhi preferensi mereka. Penelitian ini bertujuan memberikan wawasan berharga bagi pemasar merek dalam memprioritaskan opsi dari elemen yang harus digunakan ketika beriklan. 

Effective advertising involves strategic decisions regarding how the advertisement is represented, including determining the combination of creative elements to be used. An example is choosing between rational or emotional advertising appeals. However, research on Generation Z's preferences in this regard, especially in Indonesia, is still very limited. This is concerning because marketers need to understand the preferences of their target market if they want their advertising to be effective. This study uses conjoint analysis to investigate the averaged importance of the creative elements of advertisements (appeal, execution format, creative tactics) and the utility value of each option within its elements, specifically in the context of cosmetics advertising, in order to determine Generation Z's advertising preferences. The results of this research show that Generation Z likes emotional appeal, lifestyle execution format, and celebrity creative tactic the most. Their preference is most influenced by execution format compared to other elements. This research aims to provide valuable insights for marketers in prioritizing the options of the elements to be used when advertising."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>