Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181509 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aprinaldi
"Keperawatan merupakan profesi yang tidak terlepas dari adanya interaksi baik dengan pasien, teman sejawat, keluarga pasien maupun pada masyarakat pada melakukan pelayanan kesehatan. Pada saat interaksi sering terjadi adanya perbedaan baik berupa nilai, kepercayaan, budaya, serta keyakinan yang dianut. Hal tersebut akan menimbulkan suatu konflik, apabila terjadi faktor pencetus dan apabila tidak dapat ditangani dengan baik akan menimbulkan suatu konflik. Pemimpin dituntut untuk memiliki keahlian dalam manajemen konflik khususnya memiliki kemampuan perilaku asertif, mediasi, negosiasi sebagai pencegahan terjadinya konflik.
Tujuan penelitian ini mengidentifikasi hubungan tingkat kepemimpinan dan kemampuan manajemen konflik kepala ruangan di Rumah Sakit X Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah 162 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kemampuan manajemen konflik dengan nilai  p  0,011. Terdapat hubungan antara jabatan sekarang dengan kemampuan manajemen konflik dengan nilai p 0,021 dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kepemimpinan dengan kemampuan manajemen konflik dengan nilai p 0,073. 

Nursing is a profession that is inseparable from interactions with patients, colleagues, patients' families and the community in carrying out health services. At the time of interaction, there are often differences in the form of values, beliefs, cultures, and beliefs that are adopted. This will cause a conflict, if there is a triggering factor and if it cannot be handled properly, it will cause a conflict. Leaders are required to have expertise in conflict management, especially having the ability to assertive behavior, mediation, negotiation as a prevention of conflict.
The purpose of this study identified the relationship between level of leadership and conflict management ability of the head of the room at Hospital X Jakarta. This research is quantitative research with a cross-sectional approach. This study used a total of 162 respondents who met the inclusion and exclusion criteria.
The results of the study found that there was a meaningful relationship between education and conflict management ability with a p of 0.011. There is a relationship between current position and conflict management ability with a p of 0.021 and there is no meaningful relationship between level of leadership and conflict management ability with a p of 0.073.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Irdiansyah
"Penelitian ini menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap manajemen konflik manajer di Perum Peruri. Penelitian ini menggunakan kuesioner Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ5X) untuk mengukur gaya kepemimpinan dan kuesioner Rahim Organizational Conflict Inventory II (ROCI-II) untuk mengukur manajemen konflik. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 100 karyawan Perum Peruri. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan general linier model (GLM).
Hasil penelitian menemukan gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap manajemen konflik integrating, dominating dan compromising. Gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh positif terhadap manajemen konflik obliging dan avoiding. Gaya kepemimpinan laissez-faire berpengaruh positif terhadap manajemen konflik dominating dan avoiding dan berpengaruh negatif terhadap manajemen konflik integrating dan compromising. Hasil penelitian juga menemukan gaya kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh signifikan terhadap avoiding dan obliging. Gaya kepemimpinan transaksional tidak berpengaruh signifikan terhadap dominating, compromising dan integrating. Gaya kepemimpinan laissezfaire tidak berpengaruh signifikan terhadap obliging.
Hasil penelitian menyarankan untuk menganalisis lebih lanjut pengaruh pada masing-masing dimensi gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan transformasional yang terdiri dari idealized influence (attributed), idealized influence (behavior), inspirational motivation, intellectual stimulation dan individualized stimulation; Gaya kepemimpinan transaksional yang terdiri dari contingent reward, management by exception active dan managemen by exception by passive; dan dimensi gaya kepemimpinan laissez-faire."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32284
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Ika Wulandari
"Kepala ruangan memiliki tugas memanajemen konflik, mendeteksi konflik dan menyesuaikan gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi dan kondisi dalam berkolaborasi. Manajemen konflik interdisiplin yang tidak efektif menyebabkan kondisi kerja tidak sehat yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas perawatan pasien. Penelitian ini berfokus mendeskripsikan makna pengalaman kepala ruangan dalam penerapan manajemen konflik interdisiplin. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan adalah 12 perawat usia 39-55 tahun yang berpengalaman menjabat sebagai kepala ruangan minimal 3 tahun.
Teridentifikasi 6 tema yaitu komunikasi efektif secara terintegrasi merupakan bentuk pencegahan konflik interdisiplin, pandangan negatif terhadap profesi keperawatan dan beban kerja yang tinggi merupakan hambatan kepala ruangan dalam menerapkan manajemen konflik interdisiplin, kepala ruangan dituntut memiliki wawasan luas dan supel untuk mencegah terjadinya konflik dengan dokter, kepala ruangan bertugas melakukan koordinasi dan negosiasi untuk mencegah konflik interdisiplin, cara kepala ruangan menyelesaikan konflik disesuaikan dengan beratnya masalah, kepala ruangan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk mencegah terjadinya konflik interdisiplin.

Head nurse has task of managing the conflict, detecting conflict and adjusting the leadership style according to the circumstances in collaboration. Ineffective management of interdisciplinary conflicts leads to unhealthy working conditions that can lead to deterioration in the quality of patient care. This study aimed to describe the head nurse experience about the application of interdisciplinary conflict management. This study used qualitative study with phenomenology approach which the data collected through a indepth interview. Participants were 12 nurses aged 39 55 years who served as head nurse at least 3 years.
Identified 6 themes that effective communication on integrated can prevention of interdisciplinary conflict, negative view of the nursing profession and high workload is the obstacle of the head nurse for applying interdisciplinary conflict management, head nurse must have extensive knowledge and friendly to prevent conflict with the doctor, the head nurse doing coordination and negotiation to preventing interdisciplinary conflict, the way head nurse resolve conflict adjusted the severity of the problem, the head nurse creates a conducive working environment to prevent interdisciplinary conflict.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D. Sures Kumar
"Konflik antara warga Desa Adat Kemoning dengan warga Desa Adat Budaga, Kecamatan Semarapura Kabupaten Klungkung Bali, Sabtu 17 September 2011, yang diakibatkan, perbedaan dalam menyikapi keberadaan pura dan prosesi upacara di Pura Dalem, yang akhirnya menimbulkan konflik terbuka dan mengakibatkan kerugian materil dan korban jiwa, dengan meninggalkan bapak I Ketut Ariaka Warga Desa Adat Budaga dan puluhan warga kedua desa mengalami luka-luka. Sehingga, dituntut peran dari Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Klungkung, sebagai lembaga yang berwenang menyelesaikan masalah adat sesuai dengan peraturan daerah (Perda) Pemda Bali No.3 Tahun 2001, untuk mereduksi konflik tersebut.
Melihat Fenomena tersebut, Peneliti mencoba mengkaji, Peran Kepemimpinan Majelis Madya Desa Pakraman Klungkung dalam masyarakat dan bagaimana konflik tersebut terjadi serta apa yang meyebabkannya. Yang ditelusuri dari berbagai dimensi, baik sejarah pembentukan Desa Pakraman, nilai – nilai/ajaran kehidupan orang Bali dan sejarah konflik di Bali. Untuk memahami factor-faktor yang menyebabkan konflik tersebut terjadi dan bagaimana Peran Kepemimpinan Majelis Madya Desa Pakraman Klungkung dalam menyelesaikan Konflik yang terjadi antara kedua Desa Adat tersebut, terdapat beberapa masalah, yaitu 1). Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Konflik Antar Desa tersebut dapat terjadi?. 2). Bagaimana Peran Kepemimpinan Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Klungkung dalam Menyelesaikan Konflik tersebut?. Untuk membedah masalah tersebut peneliti gunakan Teori Kepemimpinan, untuk melihat bagaimana peran kepemimpinan MMDP menyelesaikan konflik dan Teori Konflik, dalam melihat penyebab konflik antar Desa ada tersebut.
Secara umum signifikansi penulisan ini untuk mengetahui dan menganalisa factor-faktor penyebab konflik di Desa kemoning dan Desa Budaga, dan untuk mengetahui bagaimana peran Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Klungkung dalam menyelesaikan Konflik. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana data – data diperoleh dengan, observasi partisipatif, wawancara mendalam (in-dept interview) serta studi kepustakaan dengan tringulasi pengolahan data. Secara ringkas temuan yang diperoleh adalah, konflik antar Warga Desa Adat Kemoning dan Wrga Desa Adat Budaga, disebabkan saling klaim status Pura Dalem, Pura Prajapati, dan status Setra (tanah kuburan), serta dipicu adanya Paruman Agung Desa Adat Kemoning dan pemasangan spanduk batas Desa (selamat datang di Wewengkon/Lingkungan Desa Budaga) oleh Desa Adat Budaga. Majelis Madya Desa Pakraman Klungkung, sudah berupaya mendamaikan kedua belah pihak dengan memediasi dan melakukan musyawarah, namun hal tersebut tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Perbedaan yang ada dan tidak dapat dikelola dengan baik akhirnya menimbulkan konflik terbuka, serta mengakibatkan kerugian materil dan korban jiwa, hal ini menunjukan, belum maksimalnya peran Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Klungkung, menciptakan keharmonisan sesama warga. Sehingga pemerintah Klungkung perlu mengambil alih masalah ini dan memcarikan solusi yang lebih efektif.

Conflict between Indigenous Villagers of Kemoning and Indigenous Villagers of Budaga, District Semarapura Klungkung Bali, Saturday, September 17, 2011, as a result, the difference in response to presence of the temple and ceremonial procession at Pura Dalem, open conflict which resulted in material losses and casualties, death of Mr. I Ketut Ariaka, resident of Indigenous Village of Budaga and dozens of the residents in both villages injured. So that, required role of Majelis Madya Pakraman Village Klungkung as authorized agency to finish the problem based on local regulations, local goverment of Bali No.3, 2001.
Seeing the phenomenon, researcher try to assess the role of leadership Majelis Madya Pakraman Village Klungkung in the community how the conflict occurred and what causes. Researcher browse from various dimensions, Pakraman Village establisment history, values / teachings of Balinese life and history of the conflict in Bali. There are some problem to understand factors that cause conflict happen and how the role of Majelis Madya Pakraman Village Klungkung namely 1. What are the factors that lead to conflict between the village could happen?. 2. How is the role of Leadership Majelis Madya Pakraman Village Klungkung in resolving the conflict?. Researcher in analyzing the problem using a theory of leadership to see how the role MMDP resolve conflict and conflict theory in view of the causes of conflict between villages.
In general, the significance of this research to identify and analyze the factors causing the conflict, and to find how the role of Majelis Madya Pakraman Village (MMDP) Klungkung in resolving conflicts that occur. To achieve these objectives, used qualitative methods, where datas obtained with participant observation, in-depth interviews and study of literature with tringulasi data processing. In summary, the conflict due to overlapping claims status Pura Dalem, Pura Prajapati, and status of Setra (burial ground), and triggered Paruman Agung of Indigenous Village of Kemoning and installation of banners village boundary (welcome to wewengkon / budaga village environment) by Indigenous Village of Budaga. Majelis Madya Pakraman Village Klungkung, has attempted to reconcile the two sides to mediate and to deliberate, but it is not successfully reconcile the two sides. Differences that exist and can not be managed well eventually lead to open conflict, as well as resulting in material losses and casualties, this show, not maximal the role of Majelis Madya Pakraman Village (MMDP) Klungkung, creating harmony fellow citizens. So Klungkung government need to take over this problem and find a more effective solution.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Muya Syaroh Iwanda
"Konflik sebenarnya dalam organisasi ini sering terjadi, perbedaan pendapat dan perubahan management, kuranya keterbukaan bagi karyawan dalam mengemukakan pendapatnya sering menjadi hambatan dalam komunikasi antara pimpinan dan bawahan. Maka disinilah peran pimpinan dan peran komunikasi sangat dibutuhkan dalam pengelolaan konflik yang terjadi di dalam organisasi. Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya kepemimpinan dan komunikasi dalam pengelolaan konflik di perusahaan. Permasalahan yang dikemukakan adalah bagaimana peran kepemimpinan dan komunikasi dalam pengelolaan konflik PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk pada unit penagihan kartu kredit. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan cara kepemimpinan dan komunikasi dalam pengelolaan konflik PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tekhnik analisi data deskriptif ini bertujuan mendeskripsikan secara rinci dan mendalam, dimulai dari analisis berbagai data yang dikumpulkan di lapangan berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Kemudian data akan diklasifikasikan ke dalam kategori tertentu dilanjutkan dengan pemaknaan terhadap data dan mengemukakan berbagai teori dan argumen yang berkaitan dengan data."
Universitas Dharmawangsa, 2016
330 MIWD 48 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Amjad
"Konflik antarsuporter terjadi karena sikap loyal, militan, dan cinta mereka kepada klub yang berlebihan. Sikap itu pun memunculkan konflik horizontal. Karena sikap sempit itu, gesekan antar suporter saat memberikan dukungan kerap terjadi. Total 53 suporter tewas sejak Liga Indonesia I /1995. Permusuhan antarsuporter yang terkenal adalah antara The Jakmania-Viking, Bonek-Aremania, Slemania-Brajamusti, Boromania-LAmania. Konflik The Jakmania-Viking dalam 5 tahun terakhir menjadi yang terparah karena sudah ada 7 korban jiwa dari total 15 suporter tewas. Mereka yang tewas berusia muda, dan yang menjadi provokator pun suporter-suporter muda. Karena itu, menarik diteliti bentuk konflik dan langkah kelompok suporter memanajemen suporter pemuda untuk menekan konflik dan memaksimalkan pengaturan anak-anak muda di The Jakmania ataupun Viking.
Tesis ini menggunakan metode Deskriptif-Kualitatif dengan wawancara mendalam kepada 15 narasumber yang sudah ditentukan sesuai kebutuhan penelitian. Mereka terdiri dari pendiri The Jakmania/Viking, pengurus, korwil, pengurus distrik, the Jakmania dan Viking muda, serta Sejarawan untuk menguatkan pembacaan sejarah kedua kelompok suporter. Hasilnya, ada perubahan konflik kolektif dari tertutup/laten menjadi konflik terbuka. Pengaturan kemudian dilakukan untuk menekan konflik dengan menggunakan langkah dari internal suporter, juga melibatkan eksternal sesuai dengan UU SKN No.3/2005 dan UU Kepemudaan No. 40/2009. Karena itu, suporter perlu membuat aturan yang tegas ke anggotanya, negara juga harus dilibatkan sesuai UU untuk menekan konflik dan menciptakan pendidikan suporter.

Conflict between supporters because of their loyal, militant, and love attitudes towards excessive clubs. That attitude also raises horizontal conflict. Because of this narrow attitude, the friction between supporters while strengthening. English League I 1995. The antarsuporter feuds that are on the Indonesian football list are The Jakmania Viking, Bonek Aremania, Slemania Brajamusti, Boromania LAmania. The conflict between The Jakmania Vikings in the last 5 years has been the worst since there have been 7 deaths from a total of 15 supporters who died from the conflict supporters. Supporters who die young, and who became provocateurs young supporters. Because it, is interesting to be studied about the form of conflict and step the group of supporters are managing youth supporters to do conflict and improve the settings of young people in The Jakmania or Viking.
This thesis uses descriptive qualitative method by conducting in depth interviews to 15 resource persons who have been determined according to research needs. They consist of the founders of Jakmania and Vikings, administrators, district heads, district administrators, Jakmanians and young Vikings, as well as Historians to strengthen the reading of the history of the two supporters 39 groups. Wake up, there is a change of collective conflict that is infected or latent, then becomes an open conflict. Arrangements are also made to wake up conflicts using good internal and external measures, in accordance with the Act 3 2005 and the Youth Act no.40 2009. In addition, supporters must also have strict rules for their members, the state can also be involved in accordance with the law for the handling of conflicts and create education for supporters.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Zahra Qisthi
"Konflik yang paling sering terjadi dalam organisasi adalah konflik interpersonal. Pemimpin atau manajer berperan besar dalam menangani konflik interpersonal di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah gaya kepemimpinan transformasional, gaya kepemimpinan transaksional, dan gaya kepemimpinan laissez-faire memiliki pengaruh pada pemilihan gaya manajemen konflik ketika berhadapan dengan konflik interpersonal dalam organisasi sektor publik di Indonesia. Responden penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil berjumlah 289 orang yang bekerja di Jabodetabek dan sudah bekerja minimal 1 tahun dengan atasan langsung mereka. Data diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM).
Hasil penelitian ini adalah pemimpin organisasi sektor publik yang cenderung menggunakan gaya kepemimpinan transformasional menggunakan gaya manajemen konflik integrating dan obliging. Sedangkan pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan transaksional cenderung menggunakan gaya manajemen konflik compromising dan juga pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan laissez-faire menggunakan gaya manajemen konflik dominating dan avoiding.

One of the most frequent types of conflicts that occur in the organization is interpersonal conflict. Leader or manager plays a major role in handling interpersonal conflict in the workplace. The purpose of this study is to examine whether transformational leadership style, transactional leadership style, and laissez-faire leadership style has an influence on the selection of conflict management style when dealing with interpersonal conflicts in the public sector organizations in Indonesia. The data come from 289 of government employees who work in the Jabodetabek and had worked at least one year with their immediate supervisor. The data was processed using Structural Equation Modeling (SEM).
Findings show that leaders of public sector organizations that tend to use transformational leadership style using integrating style and obliging style of conflict management. While those using transactional leadership style using compromising style of conflict management and also leaders who use laissez-faire leadership style using dominating style and avoiding style of conflict management.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wijayanti
"Gaya kepemimpinan kepala ruangan dalam berinteraksi dengan anggota dan saat mengelola ruang rawat akan mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja perawat yang dipimpinnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan yang dipersepsikan perawat pelaksana dengan kepuasan dan kinerja perawat pelaksana.
Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional desain deskripsi korelasi melibatkan 146 perawat Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Cibinong yang dipilih secara random sampling. Data dianalisis dengan Chi Square, uji Fisher dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan (servant dan transformasional) dengan kepuasan (p<0,05), antara gaya kepemimpinan (servant, transaksional, dan transformasional) dengan kinerja (p < 0,05), serta terdapat hubungan antara kepuasan dan kinerja perawat (p < 0,043). Gaya kepemimpinan kepala ruangan yang paling berhubungan dengan kepuasan perawat pelaksana adalah gaya kepemimpinan transformasional (OR = 6,345), dan kinerja adalah transaksional (OR = 3,846).
Hasil ini menyarankan untuk menerapkan gaya kepemimpinan transformasional untuk meningkatkan kepuasan dan gaya kepemimpinan transaksional untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana.

Head nurses leadership style, when interacting with nursing staffs and when managing nursing service area, affected to nursing staffs satisfaction and performance.
This study aimed to identify the relationship between head nurses leadership style, that perceived by nursing staffs, with their satisfaction and performance.
The design research was descriptive correlative with cross sectional approach. The sample were selected randomized involving 146 nursing staffs in Cibinong General Hospital. Data were analyzed by chi-square, Fisher's exact test and logistic regression.
The results showed that there was a relationship between head nurses leadership style (servant and transformational) with nursing staffs satisfaction (p <0.05), there was a relationship between head nurses leadership style (servant, transactional, and transformational) with nursing staffs performance (p <0.05), and there was a relationship between nursing staffs satisfaction with their performance (p <0.043). head nurses Leadership style that most related to the nursing staffs satisfaction was a transformational leadership style (OR = 6.345), and the most related to the nursing staffs performance is transactional leadership style (OR = 3.846).
It is recommended for head nurses to apply the transformational leadership style to improve nursing staffs satisfaction and the transactional leadership style to improve nursing staffs performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartanto
"Kepala Ruangan adalah manajer operasional yang merupakan pimpinan yang secara langsung mengelola seluruh sumber daya di unit perawatan untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu. Kepala Ruangan merupakan jabatan yang cukup penting dan strategis, karena secara manajerial kemampuan Kepala Ruangan ikut menentukan keberhasilan pelayanan keperawatan. Studi ini menganalisis Hubungan Antara Peran Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kinerja Klinis Perawat Dalam Menerapkan Standar Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RS Imanuel Way Halim Bandar Lampung Tahun 2012.
Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung meliputi 6 ruang rawat inap dengan melibatkan 105 perawat pelaksana sebagi responden. Penelitian dilaksanakan pada November-Desember 2012, dan hasilnya peran kepemimpinan kepala ruangan dalam kategori baik sebanyak 70 orang (66,7%), kinerja klinis perawat dalam kategori baik sebanyak 68 orang (64,8%). Ada hubungan yang bermakna antara peran kepemimpinan (keteladanan, motivasi, pemberdayaan,supervisi, pengembang askep dan komunikasi) dengan kinerja klinis perawat pvalue=0,000, tidak ada hubungan yang bermakna antara peran penghargaan dengan kinerja klinis perawat. Peran yang paling dominan yaitu peran pemberi motivasi.
Berdasarkan hasil penelitian perlu penghargaan yang nyata, penjenjangan kepala ruangan yan sesuai standar, pemberian motivasi dan penilaian kinerja secara periodik sesuai SAK.

Head room is operational managers are leaders who are directly managing all resources in the care unit to produce quality services. Head room is a pretty important position and strategic, as the head of the room managerial ability in determining the success of nursing services. This study analyzes the Relationship Between Leadership Role Head Room And Nurse Clinical Performance in Nursing Standard Apply In Space Immanuel Hospital Inpatient Way Halim Bandar Lampung in 2012.
Bandar Lampung Immanuel Hospital includes sixt wards, involving 105 nurses as a respondent. The experiment was conducted in November-December 2012, and the result is a leadership role head room in both categories as many as 70 people (66.7%), the clinical performance of nurses in both categories as many as 68 people (64.8%). There is a significant relationship between the leadership role (role models, motivation, empowerment, supervision, developers askep and communication) with the clinical performance of nurses pvalue = 0.000, no significant association between the role of the clinical nurse rewards with performance. The most dominant role is the role of motivator.
Based on the results of the research have a real appreciation, the selection of appropriate standards of head room, providing motivation and periodic assessment of performance in accordance with SAK.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Sidiq
"Penjara merupakan suatu tempat yang ditujukan untuk menampung individu yang dianggap bersalah karena telah melakukan kejahatan. Narapidana menjalani kehidupannya di dalam penjara berdasarkan pengendalian penuh dari pihak penjara dan mendapati kesehariannya di dalam penjara dengan penderitaan (pain of imprisonment). Tidak jarang narapidana tertekan secara fisik maupun mental, karena perlakuan kasar antar sesama narapidana ataupun perlakuan kasar dari petugas penjara. Belum lagi buruknya kondisi penjara seperti bangunan yang tidak layak, pelayanan makanan yang seadanya serta kondisi buruk lainnya menjadi hal yang membuat narapidana semakin tertekan. Kondisi buruk seperti ini memberikan efek frustasi yang berlebih kepada narapidana, sehingga dapat menimbulkan potensi kerusuhan yang besar. Karena kerusuhan merupakan respon alamiah dari buruknya kondisi penjara selama narapidana berada di dalamnya. Akan tetapi, terdapat sebuah penjara, yaitu Lembaga Pemasyarakatan X, mempunyai catatan bersih akan adanya kerusuhan di dalam penjara (dalam kurun waktu 2011-2014). Penelitian ini mencoba menjelaskan mengenai berbagai bentuk manajemen konflik di dalam Lembaga Pemasyarakatan X yang mampu menjaga keamanannya sehingga terhindar dari adanya kerusuhan yang dilakukan oleh narapidananya.

Prison is a place that adressed to those who commited to criminal acts. Prison who live behind the wall, spent their life time under the authority of prisons. Prison forced every single of prisoner, by reducing their rights daily as long as they lived in prison. It was a reflection of pain of imprisonment that prisoners has to experienced. Prisoners often to be forced psychally and mentally, becauso of the acts of violences among prisoner and also from prison offocials. Prisoners suffered a pain or imprisonment also from poor circumtances of the prisons, such as bad construction of prison, lack of quality for food, etc. On of the results from pain of impronment is a painfully frustation among the prioners, that brings a real potential of riot in prison. Because a prison riots is a naturally respond from a bad condition inside the prison, during prioners live their life inside the prison. However, there is a prison in Indonesia that Lembaga Pemasyarakatan X, has not had a history of prison riots. This paper try to describe how this prison tried to make a different situation that not cause a prison riots."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>