Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128884 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aris Prasetiyo
"Sebelum melakukan pengeboran, rig dan armada pendukungnya harus melewati wilayah rawa di Blok Mahakam. Agar dapat melewati wilayah tersebut maka diperlukan kegiatan dredging. Kesalahan dalam memilih
vendor dredging akan mengakibatkan keterlambatan yang menimbulkan biaya yang sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria yang tepat untuk memilih vendor menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Dengan menggunakan AHP sistem terbuka melalui rating approach, maka berapapun jumlah vendor akan dapat diberikan penilaian. Hasil penelitian yaitu bobot kriteria dan intensitas rating: kriteria harga
(bobot 0,36) dengan 3 intensitas rating (bobot sesuai estimasi: 1, diatas estimasi: 0,794, dibawah estimasi: 0,630), kriteria HSE Index (bobot 0,263) dengan 5 intensitas rating (bobot excellent: 1, good: 0,626, adequate: 0,292, fair: 0,158, poor: 0,138), kriteria fasilitas produksi dan kapasitas (bobot 0,176) dengan 3 intensitas rating (bobot diatas target: 1, sesuai target: 0,437, dibawah target 0,191), kriteria kualitas (bobot 0,113) dengan 4 intensitas rating (bobot sangat baik: 1, baik: 0,516, cukup: 0,191, kurang: 0,135) dan kriteria keadaan finansial (bobot 0,089) dengan 3 intensitas rating (bobot sehat: 1, tidak sehat: 0,252, pailit: 0,159)."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2022
620 JIA XIV:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dhilaryazti
"Kecelakaan kerja menyebabkan terhentinya proses bekerja. Kondisi tidak aman di tempat kerja, atau praktik yang tidak aman dari sesama karyawan, dapat mengganggu orang dan merusak kinerja mereka. Salah satu upaya perusahaan dalam mencegah terjadinya kecelakaan adalah dengan melakukan safety inspection. Skripsi ini membahas tentang evaluasi pelaksanaan safety safety inspection di area kerja drilling oleh PT. Surveyor Indonesia – Drilling & Completion Safety Compliance Audit pada tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian semi kuantitatif. Untuk melakukan evaluasi, digunakan International Safety Rating System edisi ke-enam tahun 1996, yaitu elemen ketiga mengenai safety inspection. Kerangka konsep penelitian ini diambil dari variabel-variabel yang ada pada ISRS. Secara keseluruhan hasil penilaian safety inspection di PT. Surveyor Indonesia – DCSCA adalah 100 %, bahwa semua sasaran, target, serta pelaksanaan safety inspection sudah sesuai dengan elemen-elemen yang ada dalam International Safety Rating System.

Workplace injury causes the cessation of the work process. Unsafe conditions in the workplace, or unsafe actions from the workers, could disturb and damage the work performance. One of the company’s efforts to prevent accidents in to do a safety inspection program.This thesis discusses the evaluation of the safety inspection in area of work drilling by PT. Surveyor Indonesia- Drilling & Completion Safety Compliance Audit in 2012. This research is a semi-quantitative. To perform the evaluation, use the International Safety Rating System (ISRS) the sixth edition 1996, the third element of the safety inspection. Conceptual framework were taken from the variables that exist in the ISRS. Overall, of safety inspection at PT. Surveyor Indonesia - DCSCA is 100%, that all goals, targets, and implementation of safety inspection is in accordance with the elements that exist in the International Safety Rating System."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naldo Badriansyah
"Proses pemboran migas dalam pelaksanaannya memiliki proses kontrak perjanjian kerja yang akan mempengaruhi kegiatan dari jasa pemboran menjadi pendapatan organisasi. Dalam tulisan ini, penulis melakukan penelitian tentang proses bisnis yang terjadi pada organisasi jasa pengeboran di lini pendapatan, seperti pembuatan dokumen penagihan untuk pekerjaan yang dilakukan. Kami memvalidasi kesetaraan kriteria informasi dengan ahli dalam administrasi jasa pengeboran dengan kriteria informasi dalam administrasi publik. Dijelaskan juga proses bisnis yang terjadi dan perbandingan durasi proses pada standar jasa pemboran dengan proses realisasi juga untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan kemungkinan pengembangan proses bisnis dengan BPR. Penelitian ini menghasilkan alternatif proses bisnis yang memiliki perubahan pada area proses bisnis yang berbeda-beda, diantaranya perubahan proses bisnis internal perusahaan, proses bisnis eksternal perusahaan atau proses bisnis pada klien, dan penggabungan antara proses bisnis internal dengan eksternal. Dari alternatif-alternatif tersebut didapatkan proses bisnis To-Be yang lebih efisien yang dihasilkan dari perbandingan alternatif-alternatif tersebut dengan manajemen risiko dan Analytical Hierarchy Process - Technique for Order Preference by similiarity to ideal solution.

The oil and gas drilling process in its implementation has a contractual agreement process that will affect the activities of drilling services into organizational income. In this paper, the author conducts research on the business processes that occur in drilling services in the revenue line, such as making billing documents for the work done. We validated the question of information criteria with experts in drilling services administration with information criteria in public administration. It also explained the business processes that occurred and the comparison of the duration of the standard drilling service process with the realization process as well as to identify problems and determine the possibility of developing business processes with BPR. This research produces alternative business processes that have changes in different business processes, including changes to the company's internal business processes, the company's external business processes or business processes to clients, and the merger between internal and external business processes. From these alternatives, a more efficient To-Be business process was obtained resulting from the comparison of these alternatives with risk management and Analytical Hierarchy Process - Technique for Order Preference by similarity to ideal solution"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Saputra
"Daerah prospek panas bumi Gunung Arjuno dan Gunung Welirang berada pada jalur vulkanik yang dikenal dengan jalur ring of fire, yaitu rentetan gunung api, baik yang aktif, maupun gunung api yang tidak aktif. Gunung tersebut berasosiasi dengan pembentukan sistem panas bumi yang ditandai dengan kemunculan manifestasi yang terdiri dari mata air panas Padusan, Coban dan Cangar serta adanya fumarol yang terdapat di komplek Gunung Welirang. Dari hasil perhitungan geothermometer daerah prospek panas bumi Gunung Arjuno dan Gunung Welirang memiliki temperatur 250o C dan masuk dalam kategori high temperature (>225 oC). Untuk mengetahui batas, kedalaman, dan geometri dari reservoir yang ada, dilakukan pengukuran dengan metode Magnetotellurik (MT), Time Domain Electromagnetic (TDEM) dan gaya berat.
Dari hasil pengukuran tersebut, dilakukan pemodelan pada 138 data MT, 103 data TDEM dan 253 data gaya berat. Selanjutnya hasil pemodelan dianalisa dengan menggunakan penampang 1 dimensi, 2 dimensi dan visualisasi 3 dimensi. Karakteristik reservoir berada pada kisaran 10-30 Ohm-m dengan nilai densitas rata-rata 2.2 gr/cc dan menghasilkan prospek panas Gunung Arjuno dan Gunung Welirang sekitar 40 km2 dengan potensi yang dapat dikembangkan untuk pembangkit tenaga listrik sebesar 140 MWe, rekomendasi penentuan titik bor eksplorasi berada di 2 km baratlaut dari komplek Gunung Welirang.

The geothermal prospect areas Mount Arjuno and Mount Welirang is on track which is known as volcanic ring of fire, which is a series of volcanoes, both active and inactive volcanoes. The mountain is associated with the formation of geothermal systems that are characterized by the appearance of manifestations consisting of Padusan, Coban and Cangar hot springs and their fumaroles located in Mount Welirang complex. From the calculation geothermometer, the geothermal prospect areas Mount Arjuno and Welirang has a temperature of 250°C and in the category of high temperature (190 oC-236 oC). To determine the boundary, the depth, and the geometry of the existing reservoir, measured by the method of magnetotelluric (MT), Time Domain Electromagnetic (TDEM) and gravity.
From the results of these measurements, modeling performed on the 138 MT data, 103 TDEM data and 253 gravity data. Furthermore, the modeling results were analyzed using 1 dimensional cross-section, 2 dimensional and 3 dimensional visualization. The position of the reservoir is in the range of 10-30 Ohm-m with an average density value 2.2 g/CC3 to generate hot prospects Mt.Arjuno and Mount Welirang approximately 40 km2. with potential developed for power plants of 140 MWe, recommendations exploration drill point determination located at 3km north-west of the mountain complex Mount Welirang.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyo Bayu Murty
"Proyek pengeboran eksplorasi minyak dan gas bumi merupakan proyek berisiko yang sebagian besar pekerjaannya dilaksanakan oleh kontraktor vendor . Risiko atas proyek yang dikerjakan oleh kontraktor umumnya dikelola dengan suatu kontrak. Penelitian ini dilakukan karena terdapat potensi membengkaknya biaya proyek yang dikarenakan lemahnya pengelolaan kontrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka kerja manajemen kontrak untuk mengendalikan biaya proyek pengeboran eksplorasi. Pengembangan kerangka kerja tersebut dilakukan dengan menerapkan proses manajemen risiko. Dari pengumpulan data dan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dihasilkan 276 items checklist untuk meminimalkan probabilitas terjadinya 67 risiko yang berkaitan dengan 172 aktivitas manajemen kontrak. Di samping itu, untuk memitigasi dampak dari suatu risiko dalam penelitian ini juga disusun 8 klausula kontrak yang berkaitan dengan risiko yaitu hak dan kewajiban, tata cara pembayaran, sanksi dan denda, mediasi/pra litigasi, penyelesaian sengketa, ganti kerugian, asuransi, dan pembagian tugas.

Oil and gas exploration drilling project is a risky project which most of its works is executed by a contractor vendor . Risks of a project carried out by vendors should be managed by a contract. This research was initiated because there is possibility for increased project costs due to a weak contract management. This study aims to develop a contract management framework to control cost of drilling project. Such framework is developed by conducting risk management process. From data collection and analysis conducted in this research, 276 checklist items were produced to minimize the probability of 67 risks that related to 172 contract management activities. In addition, to mitigate the impact of the risks, this research proposed 8 risk related contract clauses, including rights and obligations, payment procedures, sanctions and penalties, mediation pre litigation, dispute resolution, compensation, insurance, and matrix of duties. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Indra Pehulisa
"Secara alami, produksi minyak dan gas (migas) akan mengalami penurunan
(decline). Berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan tingkat produksi
migas sekaligus meningkatkan produksinya. Salah satu upaya adalah dengan
melakukan pemboran sumur baru. Kegiatan pemboran merupakan suatu kegiatan
yang memiliki Risiko Bahaya kategori Tinggi. Mitigasi harus dilakukan untuk
mengurangi potensi bahaya dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja.Ruang
lingkup penelitian ini mencakup seluruh kegiatan utama yang ada pada suatu
kegiatan pemboran. Analisa risiko ditinjau dari aspek manusia, peralatan,
lingkungan dan citra perusahaan. Metode Bow Tie dilakukan untuk melihat dan
menganalisa risiko yang ada pada kegiatan pemboran di PT Pertamina EP. Untuk
mendukung data penelitian, juga dilakukan pengambilan data berupa kuesioner
dari para pekerja yang terlibat di kegiatan pemboran PT Pertamina EP. Secara
umum sudah dilakukan mitigasi untuk kegiatan pemboran di PT Pertamina EP
sehingga operasi pemboran tersebut berada pada kondisi aman. Beberapa
masukan hasil penelitian ditujukan untuk meningkatkan keamanan operasi
pemboran PT Pertamina EP

Naturally, oil and gas production will decline. Some efforts have to do to keep oil
and gas production rate as well as to increase the production. One of them is
drilling new well. Basically, hazards in drilling activities are categorized as High
Risk. Mitigation should be done to reduce the potential hazards and prevent
accidents.The scope of this study covers all the major events that exist in a drilling
activities. Analysis of risk in terms of aspects of human, equipment, environment
and corporate image. Bow Tie method is performed to see and analyze the risks
involved in drilling activity in the PT Pertamina EP. To support research data,
also conducted a questionnaire data collection from the workers involved in the
drilling activities of PT Pertamina EP. In general, mitigation has been carried out
for drilling activities at PT Pertamina EP so that the drilling operations are in safe
condition. Some input the results of research aimed at improving the safety of
drilling operations of PT Pertamina EP.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Kurniawan
"Kegiatan eksplorsi dan ekploitasi sudah dilakukan di dunia sudah sejak lama baik untuk pencarian minyak bumi maupun untuk dewatering (pemboran air). Usaha ini dilakukan untuk mencari cadangan minyak bumi di dalam bumi dan cadangan air di dalam bumi untuk kelangsungan hidup manusia dan sebagai penyumbang devisa. PT. Saripari Pertiwi Abadi merupakan salah satu penyedia jasa pemboran, baik pemboran minyak bumi yang biasa dilakukan di area Pekanbaru dan untuk pemboran dewatering sedang dilakukan di lokasi tambang PT. Newmont Nusa Tenggara, Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan dalam ekplorasi dan ekploitasi minyak bumi dan dewatering memiliki hazard dan risiko yang tinggi. Dalam melakukan eksplorasi, PT. Saripari Pertiwi Abadi menggunakan Rig untuk melakukan pemboran baik untuk minyak maupun untuk dewatering. Rig adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan pemboran sampai kedalaman tertentu yang memiliki kekuatan mulai dari 350 HP sampai dengan 2000 HP. Tahapan dalam kegiatan pemboran ialah mobilisasi peralatan, Rig up, setting rig, setting peralatan, pemasangan pipa pemboran, drilling, rig down. Dari seluruh kegiatan tersebut memiliki potensi hazard. Dari seluruh kegiatan dalam proses yang memiliki potensi timbulnya kecelakaan adalah proses pemasangan pipa pemboran hal ini disebabkan jumlah personil yang terlibat, tingkat keseringan kegitan pemasangan pipa, consequence yang ditimbulkan. Tahapan dari pemasangan pipa adalah pengambilan pipa dari gudang penyimpanan, persiapan pemasangan pipa dan proses akhir dari tahapan tersebut memiliki hazard seperti terpukul pipa, tergencet pipa, pipa terjatuh, kecelakaan lalu lintas, tersayat sling, tertimpa pipa, terpleset dan pecemaran lingkungan. Sehingga perlu dilakukan risk assesment dari kegiatan tersebut, untuk menentukan tindakan pengendalian dari hazard yang ada dalam proses tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui level of risk dari pekerjaan ini dan memberikan saran bagi pihak manajemen dalam melakukan pengendalian hazard. Metode dari penelitian ini adalah dengan menggunakan observasi langsung di lapangan dan tanya jawab kepada pekerja dan seorang yang ahli dalam operasi pemboran rig. Untuk melakukan identifikasi bahaya di lokasi pemboran digunakan metode Job Safety Analysis (JSA) dan untuk mengetahui level of risk dan analisa risiko digunakan metode analisis risiko kuantitatif AS/NZS (Australian Standard/New Zealand Standard) 4360. Setelah diketahui level of risk dari tahapan pemasangan pipa, maka dicari tindakan perbaikan yang efektif, efisien dan sesuai standard.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa level of risk dari setiap proses pemasangan pipa adalah pangambila pipa bernilai 270 (priority 1), persiapan pemasangan pipa memiliki nilai 300 (priority 1), pemasangan pipa memiliki nilai 3000 (very high) dan proses akhir memiliki nilai level of risk 30 (priority 3)."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Anugrah
"Pada studi ini dilakukan suatu peninjauan kembali suatu prosedur perencanaan casing yang dilakukan pada salah satu sumur minyak/gas yang dimiliki oleh ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd. Perusahaan minyak dan gas umumnya selalu menggunakan casing dari grade yang tinggi untuk sumur-sumur yang dibor. Terdapat setidaknya tiga alasan utama mengapa selalu digunakan casing high grade untuk sumur-sumurnya antara lain adalah untuk menyederhanakan proses procurement (pembelian), untuk memaksimalkan aspek keamanan pada sumur-sumur yang dibor dan untuk menyederhanakan proses pada operasi pada pengeboran lepas pantai.
Dampak terbesar dari digunakannya casing high grade ini adalah meningkatnya biaya untuk mengebor suatu sumur. Fungsi engineering diperlukan agar system casing yang digunakan tetap dalam safety factor yang sesuai dengan kebijakan keselamatan dari Migas dan dari perusahaan serta telah melalui proses kalkulasi yang optimal sehingga biaya yang dikeluarkan untuk sistem casing yang diaplikasikan tidak eksesif.
Disain casing secara garis besar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: karakteristik batuan/formasi reservoir hidrokarbon yang dibor (tekanan pori dan tekanan rekah), mechanical properties dari casing itu sendiri (resistansi burst dan collapse serta pembebanan yang dialami oleh casing itu sendiri), dan kondisi/karakteristik lingkungan dari sumur (offshore dan onshore), serta kebijakan perusahaan dan Migas. Umumnya kebijakan perusahaan telah memiliki standar keselamatan yang lebih tinggi dari kebijakan Migas. Secara garis besar, terdapat 3 langkah proses optimasi yang dilakukan di sini sebagai berikut: review jumlah casing point menjadi minimum untuk mendapatkan jumlah wellbore section yang optimum; pemilihan grade casing berdasarkan beban burst, collapse, tension dan biaxial/triaxial; serta konsiderasi pengaruh dari environmental loads dan pengaruhnya terhadap pemilihan grade casing.
Keluaran dari hasil studi ini adalah suatu disain casing pada suatu proyek pengeboran sumur minyak, terutama pengeboran yang dilakukan di laut dalam lepas pantai, baik itu adalah pengeboran satu sumur (single well drilling) maupun yang bersifat batch drilling, yang bersifat optimal, baik dari segi engineering, safety maupun biaya. Manfaat dari studi ini bagi penulis adalah sebagai sarana untuk mengembangkan diri dan memperluas wawasan dan pengetahuan, terutama yang berhubungan dengan perminyakan, struktural/civil engineering dan tentu saja aspek-aspek mekanikal dari sistem casing yang dirancang. Bagi pembaca, diharapkan studi ini dapat bermanfaat dalam memberikan wawasan yang lebih luas mengenai suatu disain casing dan tinjauannya secara komprehensif dari berbagai bidang ilmu terutama perminyakan, civil engineering dan juga perspektif mekanikal. Dan bagi masyarakat umum secara luas, studi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi maksimal dalam proses pemanfaatan sumber daya alam yang dieksploitasi terutama sumber daya alam hidrokarbon (minyak dan gas).

This study, conceptually reviewed a procedure of a casing disain that was done at one of oil/gas well that owned by ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd. Oil companies, at general practice always utilize casing that has high grade for their wells. There are at least three reasons why the high grade casings are often utilized in its wells: first is to simplify the procurement process, second is to maximize the safety aspect for the drilled wells and third is to simplify the operation process, especially for offshore wells.
The biggest effect from utilization of this high grade casing is the increased cost to drill a well. The engineering function is needed in order to engineer the casing system so that the system still within the safety factor with accordance to the government (Migas) policy and also company policy. This engineering process has been through an optimal calculation process so that the running cost spent for the applied casing system will not be excessive.
Casing design mainly is affected by factors such as: the characteristic of the rocks/formation from a hydrocarbon reservoir that will be drilled (pore pressure and frac pressure), casing?s mechanical properties (burst and collapse resistance and the loads that experienced by the casing) and the environmental loads and condition (offshore and onshore), and also the government and company policy. In general practice, company will has higher standard of safety. Basically, there are 3 steps of optimization, as follows: review the casing points into minimum in order to have optimum wellbore sections; casing grade selection based on burst load, collapse, tension and biaxial/triaxial; and also consideration of the effect of environmental loads and its effect to the casing grade selection.
Output from this study is a casing design at a particular oil-well drilling project, especially offshore, for single well or batch drilling, that fully optimized from engineering, safety and economy perspective. The main benefit from this study for the writer is the tool for self development and enrich the writer?s knowledge, especially the knowledge related to petroleum, structural/civil engineering and the mechanical aspects of the casing the already designed. For the readers, it is expected that this study will give wider knowledge related with casing design and its view comprehensively from various perspective especially petroleum engineering, civil/structural engineering and also mechanical engineering. And for the community and society in general, it is expected that this study will give maximum contribution in the process of natural resources utilization that was exploited, especially natural resources of hydrocarbon (oil and gas).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50735
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khodijah
"Kegiatan hulu migas memiliki risiko tinggi terkait K3 dan kegiatan pemboran menjadi risiko paling tinggi. 80% penyebab kecelakaan pemboran disebabkan oleh human performance. Tahun 2020, aktivitas pemboran di PT. X menyumbang kecelakaan sebesar 3 dari 8 kecelakaan dan penyebab umum kecelakaan yang terjadi karena faktor manusia. Unsafe acts dianggap menjadi penyebab utama dalam kecelakaan pemboran di industri migas. Maka, penelitian ini membahas mengenai analisis kasus kecelakaan pemboran pada industri migas di PT.X dari sudut pandang faktor manusia. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis faktor kontribusi dari kegagalan aktif dan laten dan menganalisis kasus kecelakaan kerja dari sudut pandang faktor manusia pada aktivitas pemboran yang terjadi di PT. X tahun 2022, serta menentukan rekomendasi untuk perbaikan kedepannya dari kegiatan pengeboran di PT. X. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dari data sekunder dan hasil wawancara. Didapatkan hasil bahwa kondisi laten yang berkontribusi terhadap kecelakaan pemboran yang terjadi di PT. X pada tahun 2022 yaitu gagal mengupdate regulasi terbaru, pengendalian yang dilakukan masih bersifat administratif, kegagalan otoritas penerbit dalam mengecek kelengkapan berkas, tidak adanya pemeriksaan berkala yang terjadwal pada peralatan, gagal memastikan serah terima sumur dilakukan secara keseluruhan, penyusunan JSA kurang baik, gagal menyampaikan bahaya dan risiko secara detail, kegagalan koordinasi di internal kontraktor, gagal mengomunikasikan bahaya dan risiko yang sudah ada di risk assessment, dan kondisi jalan yang seharusnya sempit sehingga memilih permukaan yang miring. Sedangkan kegagalan aktif yang berkontribusi yaitu gagal menginterpretasikan peralatan yang rusak dan kondisi jalan yang berbahaya, tidak melalukan pengecekan kondisi sumur ketika hujan deras, dan pelanggaran SOP. Sehingga ditemukan bahwa kondisi laten lebih banyak berkontribusi sehingga menimbulkan kegagalan aktif atau unsafe acts. Kegagalan yang paling berkontribusi pada tiap layer HGACS-OGI yaitu organizational influences (organizational process), unsafe supervision (supervision violations), preconditions for unsafe acts (environmental factors - physical environment), dan unsafe acts (errors - perceptual errors). Sintesa dari hasil analisis didapat bahwa safety value belum tertanam di PT. X. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan K3 belum dilakukan secara menyeluruh di lapangan, sehingga safety belum terintegrasi di dalam kegiatan operasi. Sehingga rekomendasi yang diberikan penulis yaitu menjadikan K3 sebagai safety of work.

Upstream oil and gas activities have a high risk related to K3 and drilling activities are the highest risk. 80% of the causes of drilling accidents are caused by human performance. In 2020, drilling activities at PT. X accounts for 3 out of 8 accidents and common cause of accidents that occur due to human factors. Unsafe acts are the main cause of drilling accidents in the oil and gas industry. So, this study discusses the analysis of drilling accident cases in the oil and gas industry at PT.X from the point of view of human factors. The purpose of this study is to analyze the contributing factors of active and latent failure and analyze cases of work accidents from the point of view of human factors in drilling activities that occur at PT.X year 2022 and determine recommendations for future improvements from drilling activities at PT. X. This research method uses descriptive-analytical from secondary data and interview results. It was found that the latent condition contributed to the drilling accident that occurred at PT. X in 2022, namely the failure to update the latest regulations, the control carried out is still administrative in nature, the failure of the issuing authority to check the completeness of the files, the absence of scheduled periodic checks on the equipment, failing to ensure that the handover of the wells is carried out in its entirety, the preparation of the JSA is not good, failing to submit hazards and risks in detail, failure of internal coordination of contractors, failure to communicate the hazards and risks already in the risk assessment, and road conditions that should be narrow so that they choose a sloping surface. Meanwhile, active failures that contributed were failing to interpret damaged equipment and dangerous road conditions, not checking the condition of wells when it rained heavily, and violating SOPs. So, it was found that latent conditions contributed more to causing active failure or unsafe acts. The failures that contributed the most to each layer of HGACS-OGI were organizational influences (organizational process), unsafe supervision (supervision violations), preconditions for unsafe acts (environmental factors - physical environment), and unsafe acts (errors - perceptual errors). The synthesis of the analysis results obtained that the safety value has not been embedded in PT. X. This can be seen from the implementation of OHS that has not been carried out thoroughly in the field so safety has not been integrated into operational activities. The recommendation given by the author is to make OHS a safety of work."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Kusumawati
"MRT Jakarta merupakan sebuah sistem transportasi modern yang sedang dibangun di Jakarta. Salah satu konstruksinya yaitu konstruksi bawah tanah menggunakan TBM tipe EPB sebagai metode pengerjaannya. Berdasarkan data histori dari konstruksi tunnel mencatat banyaknya permasalahan bahkan kegagalan dari konstruksi tunnel yang disebabkan oleh berbagai faktor dan dapat berdampak pada keterlambatan proyek. Suatu manajemen risiko diharapkan dapat mengurangi dampak buruk risiko yang dihadapi pada pekerjaan konstruksi. Penelitian berupa studi kasus menggunakan metode kuesioner pada tahap penggumpulan data. Pengolahan data yang dilakukan berupa analisis deskriptif, uji normalitas, uji validitas reliabilitas, uji homogenitas, dan analisis kualitatif risiko.
Risk register merupakan output dari penelitian yang memberikan gambaran tingkat risiko, penyebab risiko, dan respon risiko yang dilakukan oleh kontraktor untuk mengurangi dampak risiko tersebut. Dalam penelitian ini terdapat 7 risiko dominan pada pekerjaan pengeboran tunnel yaitu Kerusakan segmen akibat tekanan mesin tinggi, Kesalahan koordinat posisi awal mesin TBM, Risiko yang terjadi akibat operator mesin tidak bersertifikat, Permukaan tanah menurun saat dilakukan pengeboran, Risiko mesin keluar dari center line , Ketersediaan segmen terlambat, dan Risiko kerusakan lapisan karet penahan tekanan air.

MRT Jakarta is a modern transportasion system being executed in Jakarta. One of its construction is Underground Construction using TBM type of EPB as working methods. Based on historycal data of tunnel construction, there are many failure of tunnel occured by many factors and cause the project to delay. This research is case study using questionary and expert judgement method in phase of collecting data. The data provided is analized with descriptive analysis, normality test, validity and reliability test, homogenity test and qualitative risk analysis. Risk management is expected to decrease the effect of it.
Risk register is an output of this reseacrh determining level of hazard, cause of risk, preventive action, and risk respon by contractor to mitigate the hazard effect. Seven dominant riks as the result of this research are damaged to segment by high pressure of TBM, failure of TBM coordinate positioning, risk by uncertificate operator, Settlement of ground level when drilling, failure of TBM lining, Segments not available in timely manner, and Damage to the rubber coating retaining water pressure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>