Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193729 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afnany Farhah Syahidah Sabiluna
"Dalam dinamika kehidupan, setiap manusia mengalami berbagai macam emosi, salah satunya perasaan luka. Drama Korea berjudul Urideurui Beulluseu mengangkat tema mengenai permasalahan hidup yang dialami para tokoh, termasuk di antaranya terkait perasaaan terluka yang dialami tokoh Lee Dong-Seok terhadap ibunya, yaitu Kang Ok- Dong. Meskipun sudah berpuluh-puluh tahun sejak kejadian menyakitkan yang ia alami, luka itu masih ada. Pertanyaan penelitian yang diangkat adalah bagaimana Lee Dong- Seok menunjukkan perasaan terluka yang ia rasakan terhadap Kang Ok-Dong. Dengan demikian, tujuannya adalah untuk mendeskripsikan perilaku Lee Dong-Seok atas perasaan terluka yang ia rasakan terhadap Kang Ok-Dong dalam drama Urideurui Beulluseu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Penelitian dilakukan dengan mengamati setiap episode drama, lalu menganalisis perilaku dari perasaan terluka yang ditunjukkan. Hasil penelitian menemukan bahwa mengekspresikan dengan kemarahan, berusaha menghindari interaksi dengan pelaku, mengharapkan hubungan berharga, mengharapkan permintaan maaf, dan membagikan rasa luka kepada orang terdekat adalah perilaku yang menunjukkan perasaan terluka tokoh Lee Dong-Seok dalam drama Urideurui Beulluseu.

In the ups and downs of life, every human being experiences a variety of emotions, one of them is feeling hurt. The Korean drama Urideurui Beulluseu is about the life problems experienced by the characters, including the hurt feelings that Lee Dong-Seok feels towards his mother, Kang Ok-Dong. Although it has been decades since the hurtful events he experienced, the hurt is still there. The raised research question is how Lee Dong-Seok shows the hurt feelings that he feels towards Kang Ok-Dong. Thus, the purpose is to describe Lee Dong-Seok's behavior for the hurt feelings he felt towards Kang Ok-Dong in the drama Urideurui Beulluseu. This research uses qualitative method with descriptive analysis approach. The research was conducted by observing each episode of the drama, then analyzing the behavior of the hurt feelings shown. The results of the study found that expressing with anger, try to avoid interaction with the perpetrator, expecting a valuable relationship, expecting an apology, and sharing the hurt with the closest person are behaviors that show Lee Dong-Seok's hurt feelings in the drama Urideurui Beulluseu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cahaya Aanisah
"Haenyeo adalah penyelam perempuan yang berasal dari Pulau Jeju, Korea Selatan. Mereka bekerja menyelam lautan dengan menahan napas untuk mengumpulkan berbagai hasil laut. Sebagai salah satu bagian dari Pulau Jeju yang memperlihatkan keunikan budayanya, terdapat berbagai karya sastra yang mengangkat tema tentang haenyeo. Salah satu contohnya adalah drama yang berjudul Urideurui Beulluseu (Our Blues). Penelitian ini bertujuan untuk menelaah representasi kehidupan haenyeo melalui isu-isu yang terlihat pada kisah haenyeo dalam drama Our Blues. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori semiotika John Fiske dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi kehidupan haenyeo dalam drama Our Blues terlihat melalui isu modernisasi, budaya kolektif, homogenitas, hierarki, dan individualisme. Isu modernisasi memperlihatkan dampak positif dan negatif dari modernisasi terhadap haenyeo. Sementara itu, budaya kolektif dan homogenitas pada kisah haenyeo memperlihatkan nilai dan aturan yang ada dalam komunitas haenyeo. Kisah haenyeo juga memperlihatkan isu hierarki melalui tokoh Chun-Hui sebagai seorang sanggun haenyeo yang dihormati oleh haenyeo lainnya. Di sisi lain, tokoh Yeong-Ok memperlihatkan isu individualisme dari sikapnya yang tidak mengikuti aturan dan hanya berfokus pada dirinya sendiri.

Haenyeo is a female diver who originated from Jeju Island, South Korea. They work by diving into the ocean by holding their breath to collect various seafood. As part of Jeju Island which shows its unique culture, several literary works brought a theme about haenyeo. One of the examples is a drama called Urideurui Beulluseu (Our Blues). This research aims to analyze the representation of haenyeo’s life in the Korean drama Our Blues through issues that seen in haenyeo’s story in the Our Blues drama. In this research, the author used John Fiske’s semiotic theory with qualitative descriptive research methods. The result of this research shows that the representation of haenyeo’s life in Our Blues drama seen through the issues of modernization, collectivist culture, homogeneity, hierarchy, and individualism. The modernization issue shows the positive and negative impact of modernization on haenyeo. Meanwhile, collectivist culture and homogeneity in the haenyeo’s story show the value and rules in the haenyeo community. The haenyeo’s story also shows the hierarchy issue from the figure of Chun-Hui as a sanggun haenyeo who is respected by other haenyeo. On the other hand, the figure of Yeong-Ok shows the individualism issue from her attitude that doesn’t follow the rules and only focus on herself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Nursyahbani
"Penelitian ini mengkaji kesetaraan gender pada hubungan romansa dalam salah satu drama Korea terlaris di 2021, yaitu Hospital Playlist season 2. Penelitian ini menggunakan konsep – konsep tercapainya kesetaraan gender yang didefinisikan oleh Badan Perancanaan Pembangunan Nasional serta Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Indonesia. Teknik pemilihan dan pengumpulan data atau adegan yang ada di dalam drama dilakukan menggunakan beberapa kriteria adegan – adegan romansa yang sering muncul pada drama televisi dan didefinisikan oleh Galician (2004). Fase – fase tersebut adalah natural connect, traditional role assignment dan supremacy of love. Setelah data dikumpulkan, maka data dianalisis menggunakan level denotasi dan konotasi pada semiotika Roland Barthes. Kemudian, data dianalisis melalui semiotika, dan data didiskusikan serta dikaitkan dengan gender dalam drama Hospital Playlist season 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih adanya adegan – adegan dalam drama Hospital Playlist season 2 yang tidak mewakilkan kesetaraan gender dalam hubungan romansa melalui pemenuhan mitos – mitos Galician (2004). Hal yang cukup terlihat adalah penampilan, status jabatan, pekerjaan dari karakter perempuan yang masih lebih rendah dibandingkan laki – laki. Akan tetapi, di samping itu drama Hospital Playlist season 2 menunjukkan kriteria kesetaraan gender dalam mengakses sumber daya, pendidikan, politik dan sebagainya, serta kesetaraan perempuan dalam menentukan pilihan hidupnya.

This study examines the representation of gender equality in romantic relationships in one of the most-popular Korean dramas in 2021, named Hospital Playlist season 2. This study use the concepts of gender equality defined by the Badan Perancanaan Pembangunan Nasional and Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak in Indonesia. The technique of selecting and collecting data in the drama is done by using several criteria for romantic scenes that often appear in television dramas and defined by Galician (2004). These phases are natural connect, traditional role assignment and supremacy of love. After the data were collected, the data were analyzed using the denotative and connotative levels of Roland Barthes' semiotics. After the data were analyzed, the data will be discussed and interpreted with semiotics and gender equality in Hospital Playlist season 2. The results of the study indicate that there are still scenes in Hospital Playlist season 2 that do not indicate gender equality in romantic relationships through the fulfillment of Galician myths (2004). What is quite visible with gender inequality is the appearance, position status, occupation status of the female characters still lower than the male characters. However, in addition, the drama Hospital Playlist season 2 shows the gender equality criteria. These criteria are women in accessing educational resources, politics and so on, as well as women in determining their life choices."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazirah Atqa R. Tunin
"Drama Korea merupakan salah satu sarana hiburan yang banyak diminati di Indonesia, salah satu kelompok penggemarnya adalah remaja. Remaja yang menyukai aktor/aktris dalam drama Korea dan terkena paparan drama Korea secara berulang dapat menciptakan relasi parasosial, yaitu hubungan imajiner yang dilakukan oleh penonton terhadap persona medianya dalam jangka panjang. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi relasi parasosial adalah peer attachment. Peer attachment adalah kelekatan hubungan antara individu dengan teman sebayanya yang ditandai oleh adanya komunikasi yang baik dan rasa saling ketergantungan yang aman dan nyaman. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara peer attachment dan relasi parasosial. Teknik sampling pada penelitian ini adalah non-probability sampling dengan metode convenience sampling. Karakteristik partisipan adalah remaja berusia 15 – 19 tahun, WNI, dan gemar menonton drama Korea (N = 413). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Parasocial Interaction Scale untuk mengukur relasi parasosial dan The Inventory of Peer and Parent Attachment untuk mengukur peer attachment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara peer attachment dan relasi parasosial yang artinya semakin tinggi peer attachment maka tingkat relasi parasosial juga semakin tinggi.

Korean drama is a means of entertainment in great demand in Indonesia, and one of the fan groups is teenagers. Adolescents who like actors/actresses in Korean dramas and are exposed to repeated exposure to Korean dramas can create parasocial relations, namely imaginary relationships made by the audience towards their media persona in the long run. One of the factors that can influence parasocial relations is peer attachment. Peer attachment is the closeness of the relationship between individuals and their peers, which is characterized by good communication and a sense of interdependence that is safe and comfortable. This quantitative research examines the relationship between peer attachment and parasocial relations. The sampling technique in this study was non-probability sampling with the convenience sampling method. Characteristics of the participants were teenagers aged 15-19 years, Indonesian citizens, and liked watching Korean dramas (N = 413). The research instruments used in this study were the Parasocial Interaction Scale to measure parasocial relations and The Inventory of Peer and Parent Attachment to measure peer attachment. This study's results indicate a correlation between peer attachment and parasocial relationships, which means that the higher the peer attachment, the higher the level of parasocial relations."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inasa Hana Farihah
"Sekitar enam juta orang Afrika-Amerika bermigrasi dari negara bagian Selatan ke Negara Bagian Utara, Barat, dan Barat Tengah selama Gerakan Migrasi Besar pada tahun 1910; namun, banyak orang kulit putih pindah ke pinggiran kota karena populasi kulit hitam tumbuh di kota-kota besar. Kisah Little Fires Everywhere (2020) yang merupakan mini seri asli Hulu yang diproduksi oleh Liz Tigelaar dan diadaptasi dari novel tahun 2017 oleh Celeste Ng berlangsung di daerah pinggiran kota tempat rasisme sistemik dilestarikan. Karya akhir ini bertujuan untuk menemukan bagaimana miniseri ini menampilkan isu perbedaan rasial dan struktural yang berasal dari ketidaktahuan dan mempelajari bagaimana isu-isu tersebut mempengaruhi hubungan Elena Richardson dan Mia Warren dengan anak perempuan mereka menggunakan model analisis wacana kritis (CDA) Fairclough (1989). Penulis menemukan bahwa, dalam serial tersebut, pandangan konservatif kulit putih dan status sosial yang diistimewakan menciptakan hubungan yang dangkal dan disfungsional. Di sisi lain, perjuangan keuangan keluarga non kulit putih menyebabkan ketidakpuasan dan ketidakjujuran dalam hubungan mereka. Terungkap bahwa ideologi tertanam dalam dialog melalui bahasa yang digunakan tokoh-tokohnya, yang (kembali) menghasilkan relasi kuasa dalam interaksinya dan mempengaruhi relasinya.

Around six million African-Americans migrated from the Southern to Nothern, Western, and Midwestern states during the Great Migration movement in 1910; however, many White people moved out to the suburbs as the Black population grew in the major cities. The story of Little Fires Everywhere (2020), a Hulu original mini-series produced by Liz Tigelaar and adapted from the 2017 novel by Celeste Ng, takes place in a suburban area where systemic racism is perpetuated. This paper aims to discover how this mini-series presents the issues of racial and structural differences stemming from ignorance and study how these issues affect Elena Richardson and Mia Warren’s relationship with their daughters using Fairclough’s (1989) critical discourse analysis (CDA) model. The writer finds that, in the series, white conservative views and privileged social status create a superficial and dysfunctional relationship. On the other hand, the nonwhite family’s financial struggles cause dissatisfaction and dishonesty in their relationship. It is revealed that ideology is embedded in the dialogues through the language the characters use, which (re)produces the power relations in their interactions and influences their relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Kemala Ardine
"This article aims to explore the involvement of consumption in Korean romance dramas and the expectancies of Indonesian young female adults. The data collection is being gathered with the use of primary research through literature review and social media posts analysis. Results show that there is a contribution of the exposure to Korean romance drama and the audience involvement within, to their relationship expectations. By looking at this situation, it is these consumption habits and audience involvement that may allow changes in audience relationship expectations in carrying out their relationships particularly for the young female adults’ audience. Therefore, this study will explore how viewers' involvement in Korean romance drama could place a role in the relationship expectancies of Indonesian young female adults. Accordingly, this study also recommends for future study to involve additional roles and factors that can contribute to fully assessing such beliefs and a more in-depth examination of this topic.

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi keterlibatan konsumsi dalam drama romansa Korea dan ekspektasi
terhadap hubungan asmara pada wanita muda di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
penelitian primer melalui tinjauan pustaka dan analisis posting media sosial. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada kontribusi terpaan drama percintaan Korea dan keterlibatan penonton di dalamnya, terhadap
ekspektasi hubungan mereka. Dengan melihat situasi ini, kebiasaan konsumsi dan keterlibatan audiens inilah
yang memungkinkan terjadinya perubahan ekspektasi relasi audiens dalam menjalankan relasi asmara,
khususnya bagi audiens wanita muda. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengeksplorasi bagaimana
keterlibatan penonton dalam drama romansa Korea dapat berperan dalam harapan hubungan asmara wanita
muda Indonesia. Maka dari itu, penelitian ini juga merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk melibatkan
peran dan faktor tambahan yang dapat berkontribusi untuk menilai sepenuhnya keyakinan tersebut dan
pemeriksaan yang lebih mendalam tentang topik ini.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Suryani
"Budaya patriarki memosisikan perempuan sebagai subordinat, dan kapitalisme memasukan perempuan ke dalam kelompok kerja reproduktif sehingga membuat mereka rentan terhadap penindasan. Kesadaran terhadap penindasan perempuan ini digambarkan dalam karya sastra, salah satunya drama. Penelitian ini membahas korelasi antara kapitalisme dan praktik patriarki serta pengaruhnya terhadap penindasan perempuan di Korea Selatan melalui kajian drama Misseu Hammurabi. Penelitian ini berjenis kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori feminis sosialis, dan bertujuan untuk memaparkan hubungan antara kapitalisme dan patriarki yang menjadi sumber dari penindasan terhadap perempuan. Hasil analisis data menjelaskan bahwa penindasan terhadap perempuan yang terjadi di ruang pribadi dan ruang publik dalam drama Misseu Hammurabi disebabkan oleh adanya praktik patriarki yang didukung oleh kapitalisme. Keduanya secara berkesinambungan melatarbelakangi timbulnya penindasan yang dialami oleh perempuan. Selain itu, kapitalisme juga berperan dalam melanggengkan budaya patriarki melalui strategi kapitalisme yang tergambarkan dalam ruang publik-pribadi, kostum, dan konsumsi barang mewah yang ditampilkan dalam drama ini.
Patriarchal culture positioning women as subordinate, and capitalism put women in reproductive groups that make them vulnerable to oppression. Awareness of the oppression of women is depicted in literary work such as drama. This research discusses the correlation between capitalism and patriarchy and their effects on the oppression of women in South Korea through the study of the drama Misseu Hammurabi. The research of this paper is qualitative descriptive method by using socialist feminist theory. The purpose of this research is to explain the relationship between capitalism and patriarchy that cause the oppression of women. The results of the data analysis show that the oppression of women that occurred in private and public spaces in the drama Misseu Hammurabi was caused by patriarchal practices supported by capitalism. Both are mutually sustainable and causing the oppression experienced by women. Besides, capitalism also plays a role in perpetuating a patriarchal culture through the strategies of capitalism that are depicted in the public-private places, costumes, and consumption of luxury things which are shown in the drama."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Putri Prameswari
"Kesuksesan selebgram diukur dari jumlah pengikut, likes, share, dan komentar. Namun, banyak selebgram yang tidak lagi mengedepankan kebenaran dari hal yang diunggah. Dampaknya, pengikut mereka tidak bisa lagi membedakan mana yang nyata dan palsu. Keadaan ini disebut sebagai hiperrealitas atau realitas yang lebih nyata dari yang nyata. Fenomena hiperrealitas adalah fenomena dunia yang juga terjadi di Korea Selatan. Bentuk hiperrealitas pada selebgram Korea Selatan dapat dilihat dalam drama berjudul Celebrity (2023). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk hiperrealitas dalam drama Celebrity. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menganalisis penokohan tokoh. Mengacu kepada gagasan hiperrealitas oleh Jean Baudrillard, penulis melakukan analisis bentuk hiperrealitas melalui karakter dan hal yang dilakukan selebgram. Penelitian ini menyimpulkan bahwa drama Celebrity merupakan representasi fenomena hiperrealitas di Korea Selatan. Bentuk hiperrealitas yang ditunjukkan di dalam drama ini adalah menyembunyikan masa lalu, menutupi tindakan konsumsi psikotropika, membentuk citra setia kawan, menyewa dan meniru barang mewah, serta menggunakan teknologi deepfake. Hal tersebut menunjukkan bahwa media sosial menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern.

This research uses a qualitative descriptive method by analyzing characterizations. Referring to the idea of hyperreality by Jean Baudrillard, the author analyzes the form of hyperreality through the characters and things that celebrities do. This research concludes that Celebrity drama is a representation of the phenomenon of hyperreality in South Korea. The forms of hyperreality include hiding the past, covering up psychotropic consumption, forming a loyal friend image, renting and imitating luxury goods, and using deepfake technology. This shows that social media has become part of the lifestyle of modern society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Yasmin Nur Adawiyah
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran dari interaksi parasosial, transportasi naratif
pada pemutusan hubungan parasosial. Partisipan dalam penelitian ini adalah 267
penonton dari drama televisi Korea berjudul Crash Landing on You. Penelitian ini
merupakan penelitian non-eksperimental korelasional kuantitatif. Partisipan mengisi
kuesioner penelitian berisi alat ukur interaksi parasosial, transportasi naratif, dan
pemutusan hubugan parasosial melalui form daring. Hasil analisis mediasi menunjukkan
bahwa mereka yang mudah terbawa arus dalam narasi akan mudah juga untuk
membentuk interaksi satu arah dengan karakter drama dan kemudian membuat mereka
merasakan guncangan emosional ketika drama selesai tayang dan mereka tidak bisa
melihat karakter tersebut lagi. Implikasi lanjutan dari hasil ini akan dibahas lebih dalam

This study was conducted to see the roles of parasocial interaction, narrative
transportation, and parasocial breakup. The participants in this study were 267 viewers of
Korean television drama titled Crash Landing on You. This is a correlational nonexperimental
quantitative research. Participant filled questionnaire that measured
parasocial interaction, narrative transportation, and parasocial breakup. The result using
mediation PROCESS by Hayes showed that individuals’ transportation to narrative
predicted one-way interaction with the character from narrative which then predicted their
feeling of loss after said narrative had ended. Implications from these findings will be
discussed"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryunany
"Satu hal yang menarik dari drama All My Sons dan Death of a Salesman karya Arthur Miller adalah bahwa kedua drama itu saling melengkapi dalam menyampaikan sebuah kritik so_sial. Kritik sosial terhadap masyarakat Amerika pada masa setelah Perang Dunia kedua tersebut, menyoroti kehidupan dunia usaha. Kritik berupa kesalahan persepsi dari tokoh utama yang menjadikan kesuksesan materi sebagai tolok ukur bagi kesuksesan seseorang. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk membuktikan bahwa berbagai peristiwa sosial yang terjadi dalam drama tersebut mencerminkan sebagian dari keadaan sosial masyarakat Amerika yang sesungguhnya. Keadaan masyarakat sesudah Perang Dunia kedua yang ditandai dengan dominasi bidang industri dan perdagangan dalam perekonomian negara, membentuk masyarakat yang materialistis dan korisumtif. Mereka memiliki persepsi bahwa kebahagiaan dan kesuksesan dapat diraih dengan kekayaan materi. Kritik Miller disampaikannya dengan menceritakan bahwa semua persepsi yang dimiliki tokah utama dalam drama tersebut pada akhirnya terbukti salah. Dengan menggunakan pendekatan sosiologis yang berdasar pada teori sosiologis karya sastra yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri, seperti klasifikasi yang dibuat oleh We11ek dan Warren, saya berusaha menelaah apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa yang menjadi tujuannya. Dari hasil telaah tersebut, saya sampai pada kesimpulan bahwa peristiwa sosial yang tersirat dalam kedua drama tersebut merupakan cerminan dari sebagian kehidupan masyarakat Amerika."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>