Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58307 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan bentuk tindak tutur ilokusi pada karakter dalam film berjudul ‘Chernobyl 1986’ dengan pendekatan pragmatik. Dalam penelitian ini, menggunakan metode kualitatif deskriptif berdasarkan klasifikasi tindak ilokusi Searle (asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi) dan untuk mengetahui konteks yang digunakan dalam ujaran-ujaran karakter. Sumber data data dalam penelitian ini adalah transkrip ujaran yang terdapat pada film ‘Chernobyl 1986’. Penulis mengumpulkan data dari dialog-dialog film tersebut secara komprehensif kemudian mengklasifikasikan ujaran-ujaran tersebut ke dalam kategori-kategori berdasarkan teori Searle melalui teknik simak dan catat. Hasil analisis penulis menunjukkan terdapat lima jenis tindak ilokusi yang ditemukan dalam penelitian ini: asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif.

This study aims to identify the form of illocutionary speech acts on the characters in the movie entitled ‘Chernobyl 1986’ with a pragmatic approach. In this research, a descriptive qualitative method is used based on Searle's classification of illocutionary acts (assertive, directive, commissive, expressive, and declarative) and to find out the context used in the characters' utterances. The data source of the data in this study is the transcript of utterances contained in the movie ‘Chernobyl 1986’. The author comprehensively collected data from the dialogues of the film and then classified the utterances into categories based on Searle's theory through listening and note-taking techniques. The results of the author's analysis show that there are five types of illocutionary acts found in this study: assertive, directive, commissive, expressive, and declarative.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Inka Fanida Rezkiany
"Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis tindak tutur dialog yang digunakan oleh tokoh-tokoh dalam film The Farewell. Penulisan jurnal ini ditunjukan untuk mengeksplorasi aspek pragmatis tindak tutur dalam kerangka teori tindak mengancam muka yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson (1987) dan unutk menganalisis konsep muka terutama muka positif dan muka negatif dari teori tersebut. Jurnal ini juga digunakan untuk melihat penggunaan konsep muka Cina di dalam film. Muka merupakan konsep yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Cina, yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Muka dapat secara efektif menggambarkan cara orang Cina dalam menghadapi hubungan interpersonal. Dalam film The Farwell, para tokoh memperlihatkan tindakan saling mengancam muka yang merusak muka negatif dan positif mereka untuk menyelamatkan muka mereka dari ketidaksetujuan satu sama lain. Dialog dalam film juga dianalisis dari segi frekuensi melakukan tindakan yang mengancam muka positif dan negatif, serta konsep muka Cina lian dan khususnya mianzi sebagai pengaruh dalam melakukan tindak menyerang muka. Penemuan juga diinterpretasikan dalam konteks yang dibingkai oleh faktor-faktor seperti perbedaan pemikiran atau perilaku antara orang Cina yang pernah tinggal di Barat dengan Timur.

This journal shows the analysis of speech act used in the dialogues by the characters in the film "The Farewell." The aims is to explore the pragmatic aspects of speech act in the framework of Brown and Levinson’s (1987) Face Threatening Acts theory (FTAs) and to analyse concept of face focused on positive and negative faces from the said theory and to find the use of Chinese concept of face inside the movie. Face is a familiar concept for Chinese people, which is frequently used in daily life. It can effectively describe the process of Chinese people in dealing with interpersonal relationships. In the movie "The Farwell," the characters shows face threatening acts to each others’ faces that damaged their negative and positive faces to save their face from each others' disagreements. The dialogues in the movie was analysed in terms of the frequency of positive and negative face-threatening acts, as well as the use of Chinese face concepts lian and especially mianzi as the influence of doing FTAs. The findings are also interpreted within the context framed by factors such as the difference of thinking or behaviour between Chinese people who has lived in the West with people who has lived in the East."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Lutfiyah
"Tulisan ini membahas tentang tindak tutur ekspresif mengeluh dan strategi mengeluh dalam bahasa Arab, dengan mengambil data dari film animasi Bilal (2016). Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik studi pustaka. Teori yang digunakan adalah teori strategi mengeluh dari Anna Trosborg (1995) yang mengatakan bahwa ada empat kategori mengeluh yakni keluhan implisit, keluhan yang mengungkapkan kekesalan, keluhan dengan tuduhan, dan keluhan dengan menyalahkan. Hasil yang ditemui menunjukkan strategi mengeluh yang banyak digunakan dalam bahasa Arab adalah mengeluh dengan isyarat, menyalahkan tindakan dan modifikasi menyalahkan. Adapun strategi mengeluh yang paling jarang digunakan adalah tuduhan langsung dan tidak langsung. Penggunaan strategi tutur mengeluh ini terkait dengan hubungan dan status sosial antara penutur dengan mitra tutur. Strategi keluhan yang eksplisit seperti menyalahkan cenderung digunakan kepada mitra tutur yang status sosialnya lebih rendah. Sebaliknya, strategi yang halus seperti isyarat cenderung digunakan kepada mitra tutur yang status sosialnya lebih tinggi.

This paper discusses the expressive speech acts of complaining and complaining strategies in
Arabic, by taking data from the animated film Bilal (2016). The methodology used in this
study is a qualitative method with library research techniques. The theory used is the strategy
of complaining from Anna Trosborg (1995) which says that there are four categories of
complaining namely no explicit reproach, expression of annoyance or disapproval,
complaints with accusations, and complaints with blame. The results found that complaining
strategy that is widely used in Arabic is hints, explicit blame, and modified blame. The
complaining strategies that are most rarely used are direct and indirect accusation. The use of
complaining strategy is related to the relationship and social status between the speaker and
the hearer. Explicit complaint strategies such as blame tend to be used for hearer whose social
status is lower. On the contrary, subtle complaint strategies such as hints tend to be used for
hearer whose social status is higher.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Anindya Qutratu’ain
"Tindak tutur ilokusi dapat ditemukan pada dialog tokoh film. Pertuturan ilokusi oleh karakter dalam film memiliki maksud dan tujuan yang akan berpengaruh terhadap jalannya alur cerita. Penelitian ini mengkaji jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi pada film Aruna dan Lidahnya yang dirilis pada tahun 2018. Aruna dan Lidahnya adalah film tentang perjalanan kuliner dan penelusuran wabah hasil alihwahana dari novel dengan judul yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi yang dituturkan para tokoh dalam film Aruna dan Lidahnya. Data yang digunakan adalah tindak tutur ilokusi pada tokoh utama film. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Analisis data dilakukan berdasarkan teori tindak tutur Yule (1996). Ditemukan kelima jenis tindak tutur ilokusi yaitu direktif, ekspresif, representatif, komisif, dan deklaratif. Hasil penelitian menunjukkan adanya empat puluh tiga tindak tutur ilokusi dengan frekuensi terbanyak adalah tindak tutur ilokusi direktif dengan fungsi perintah dan tindak tutur ilokusi ekspresif dengan fungsi mengekspresikan rasa kecewa.
Illocutionary speech acts can be found in the dialog of movie characters. Illocutionary speech by the characters in the movie has intentions and purposes that will affect the storyline. This study examines the types and functions of illocutionary speech acts in the movie Aruna and Her Palate released in 2018. Aruna and Her Palate is a movie about a culinary journey and the search for a plague from a novel with the same title. This research aims to analyze the types and functions of illocutionary speech acts spoken by the characters in the film Aruna and Her Palate. The data used are illocutionary speech acts on the main character of the movie. The method used in this research is descriptive qualitative method. The data analysis is based on Yule's (1996) speech act theory. The research found five types of illocutionary speech acts, namely directive, expressive, representative, commissive, and declarative. The result shows that there are forty-three illocutionary speech acts with the most frequency are directive illocutionary speech acts with the function of command and expressive illocutionary speech acts with the function of expressing disappointment."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Savira Sofandy
"Penelitian ini membahas kategori dan fungsi tindak tutur ilokusi dalam lakon Wabah yang dipentaskan oleh Teater Koma. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam lakon Wabah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Sumber data dalam penelitian ini adalah dialog yang dituturkan oleh tokoh-tokoh pada lakon Wabah yang berdurasi 25:26 menit. Pengumpulan data dimulai dengan melakukan transkripsi data dan mengelompokkan data-data berdasarkan jenis tindak tuturnya. Penelitian ini menggunakan teori tindak tutur ilokusi Searle (dalam Leech, 1993). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat jenis tindak tutur yang ditemukan, yaitu tindak tutur direktif, asertif, komisif, dan ekspresif. Pada tindak tutur direktif, ditemukan tujuh fungsi komunikatif, yaitu menasihati, mengingatkan, menyuruh, melarang, menuntut, memohon, dan mengajak. Pada tindak tutur asertif, ditemukan dua fungsi komunikatif, yaitu menyatakan dan menyangkal. Pada tindak tutur komisif, ditemukan satu fungsi komunikatif, yaitu berjanji. Lalu, pada tindak tutur ekspresif, ditemukan dua fungsi komunikatif, yaitu mengeluh dan memuji.

This study discusses the categories and functions of illocutionary speech acts in Teater Koma's drama. This research aims to describe the types of illocutionary acts found in the drama entitled Wabah. This research is qualitative research with a descriptive-analytical approach. The data source in this study is the dialogue spoken by the characters in the drama Wabah, which lasts 25:26 minutes. Data collection begins by transcribing and grouping the data based on the categories of speech acts. This study uses Searle's speech act theory (in Leech, 1993). The results of this study indicate that there are four categories of speech acts found, namely directive, assertive, commissive, and expressive speech acts. In directive speech acts, seven communicative functions are found; advising, reminding, ordering, forbidding, demanding, begging, and inviting. In assertive speech acts, two communicative functions are found; stating and denying. In commissive speech acts, one communicative functions are found; promises. Then, in expressive speech acts, two communicative functions are found: complaining and praising."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Alievia Widyaningrum
"Film merupakan media audio visual yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan melalui dialog antartokohnya. Film pendek berbahasa Jawa berjudul Ubag-ubeg digunakan sebagai sumber data penelitian ini dengan melihat tuturan antartokoh sebagai data. Tuturan tokoh Bu Marni kepada pekerjanya dalam film ini memunculkan permasalahan terkait kategori tuturan yang disampaikan karena adanya perbedaan status mereka. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah menggambarkan tuturan Bu Marni yang memiliki makna direktif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori Tindak Tutur Searle (1979) yang dikembangkan dalam Rahyono (2012) dan Ibrahim (1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 tuturan direktif Bu Marni, tuturan commanding ‘memerintah’ merupakan tuturan dominan karena muncul sebanyak 8 kali, diikuti oleh requesting ‘meminta’ sebanyak 3 kali, dan ordering ‘memesan’ sebanyak 1 kali. Kesimpulan penelitian menunjukkan jika tuturan antara pemberi kerja dan pekerja sebagai penutur dewasa umumnya berbentuk memerintah dengan sifat Modus Imperatif yang menyatakan maksud secara langsung dan tidak berbelit-belit agar pekerja dapat segera memahami apa yang ingin disampaikan oleh si pemberi kerja.

Film is an audio-visual media that can be used to convey messages through dialogue between characters. A short film in Javanese entitled Ubag-ubeg is used as a data source for this research by looking at the speeches between characters as data. The speech of Mrs. Marni's character to her workers in this film raises problems related to the category of speech delivered because of their different status. Therefore, the purpose of this study is to describe Bu Marni's inner speech which has a directive meaning. This study uses a qualitative descriptive method with Searle's (1979) speech-action theory which was developed in Rahyono (2012) and Ibrahim (1993). The results showed that of the 12 directive utterances of Mrs. Marni in the film, commanding 'to order' is the dominant directive speech act category, in addition to the category of requesting 'asking'. The conclusion of the study shows that the utterances between employers and workers are generally in the form of explicit performatives because of the 12 directive utterances, 8 utterances are commanding utterances 'to command', which express intent directly and without convoluted so that workers can immediately understand what the employer wants to convey."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfi
"Penelitian ini merupakan kajian pragmatik khususnya mengenai tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang mangandung maksud tertentu dalam penuturannya. Tindak tutur ilokusi dapat diidentifikasi dengan melihat siapa penutur, siapa mitra tutur, kapan dan di mana tindak tutur dilakukan. Berkaitan dengan hal tersebut bahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung tindak tutur ilokusi yang didialogkan oleh para tokoh dalam teks kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan membaca secara rinci lalu dicatat kemudian dideskripsikan ke dalam pembahasan penelitian. Analisis data mengenai jenis tindak tutur ilokusi penelitian ini akan berlandaskan pada teori tindak tutur ilokusi menurut Searle (1969) yang membagi tindak tutur ilokusi ke dalam lima bagian, yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam teks kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami yaitu: ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Bentuk tindak tutur ilokusi yang paling dominan adalah ilokusi asertif.

This research is a study of pragmatics, especially regarding illocutionary speech acts contained in the short story collection book Robohnya Surau Kami by A.A. Navis. Illocutionary speech acts are speech acts that contain certain intentions in their speech. Illocutionary speech acts can be identified by looking at who is the speaker, who is the speech partner, when and where the speech act is performed. In this regard, the topic used in this research is the speech that contains illocutionary speech acts dialogued by the characters in the text of Robohnya Surau Kami short story collection. The method used in this research is descriptive qualitative method. The data is obtained by reading in detail and then recorded and then described into the discussion of the research. Data analysis regarding the types of illocutionary speech acts in this study will be based on the theory of illocutionary speech acts according to Searle (1969) which divides illocutionary speech acts into 5 parts, namely assertive, directive, commisive, expresive, and declarative. The results show that the forms of illocutionary speech acts contained in the text of Robohnya Surau Kami short story collection are: assertive, directive, commissive, expressive, and declarative illocution. The most dominant form of illocutionary speech acts is assertive illocution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Libna Safitri
"Tujuan dari iklan adalah untuk menarik perhatian dan mempengaruhi konsumen, untuk dapat mencapai tujuan tersebut dalam ikan digunakan tindak tutur ilokusi. Dengan menggunakan teori tindak tutur ilokusi menurut Searle, 1979 (dalam Levinson 1983) penelitian ini menganalisis penggunaan fungsi tindak tutur ilokusi dalam iklan produk kecantikan Weleda. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dengan teknik menyimak dan mencatat. Dari enam iklan produk terdapat sembilan kalimat memiliki tindak tutur ilokusi representatif dan tiga kalimat yang memiliki tindak tutur ilokusi direktif. Tindak tutur ilokusi dalam data iklan berfungsi membangun konsep tubuh ideal yang sejalan dengan teori 'aturan' kecantikan konsumen Benwell dan Stokoe (2006) yang menyatakan bahwa kulit harus halus, kenyal, dan kencang; konsistensi penampilan itu bagus; transformasi atau perubahan itu baik; penuaan itu buruk dan harus diusahakan untuk dihilangkan atau disamarkan; dan tampil cantik natural itu diidamkan.

The purpose of advertising is to attract attention and influence consumers. In order to achieve that, Illocutionary speech acts are used. By using illocutionary speech act theory according to Searle, 1979 (in Levinson 1983) this research analyzes the use of illocutionary speech act functions in Weleda beauty product advertisements. This research data was analyzed using descriptive methods with listening and note-taking techniques. From the six product advertisements, nine sentences have representative illocutionary speech acts and three sentences have directive illocutionary speech acts. Illocutionary speech acts in advertising data function to build the ideal body concept which is in line with Benwell and Stokoe's (2006) theory of consumer beauty 'rules' which states that skin should be smooth, supple and firm; consistency of appearance is good; transformation or change is good; aging is bad and should be attempted to be eliminated or disguised; and looking naturally beautiful is desirable."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Rahma Haryanti
"Sebagai aplikasi yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, Gojek memiliki pola tuturan tersendiri untuk dapat terkoneksi dengan penggunanya. Penelitian ini menganalisis tindak tutur ilokusi dan strategi kesantunan yang terdapat pada aplikasi Gojek. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif serta teori tindak tutur Searle (1976) dan kesantunan Brown dan Levinson (1987). Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis tindak tutur yang terdapat dalam aplikasi Gojek meliputi tindak tutur representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Tindak tutur direktif dalam Gojek mendominasi karena banyak digunakan untuk mengarahkan pengguna untuk melakukan tindakan tertentu, termasuk dalam mengoperasikan aplikasi secara umum. Sementara itu, strategi kesantunan yang ditemui dalam aplikasi Gojek meliputi melakukan FTA tanpa tindak kesantunan, melakukan FTA dengan kesantunan positif, melakukan FTA dengan kesantunan negatif, serta melakukan FTA secara tidak langsung. Penerapan FTA dengan kesantunan positif menjadi strategi yang paling banyak digunakan dalam Gojek sebagai usaha untuk mengakomodasi keinginan pengguna serta membuat pengguna nyaman dalam menggunakan aplikasi ini.

As an application that is essential in daily life, Gojek has its own speech pattern to connect with its users. This research highlights the illocutionary speech acts and politeness strategies used in Gojek. The analysis is done using qualitative descriptive method with Searle’s (1976) theory of speech act and Brown and Levinson’s (1987) theory of politeness. The study shows that Gojek uses illocutionary acts in the form of representative, directive, commissive, expressive, and declarative acts. Directive speech acts in Gojek dominate as it is used to direct users to do certain actions, including in operating the app in general. Politeness strategies found in Gojek consist of doing FTA without redressive actions, doing FTA with positive politeness, doing FTA with negative politeness, and doing FTA off-record. Doing FTA with positive politeness is the most used strategy as it is a medium to accommodate users wants and make users comfortable in using the app."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Safitri
"Penelitian ini membahas mengenai jenis dan fungsi dari tindak tutur ilokusi yang terdapat pada teks Deklarasi Kemerdekaan Palestina. Teks Deklarasi Kemerdekaan Palestina ditulis oleh salah satu penyair Palestina yaitu Mahmoud Darwish kemudian dibacakan oleh Presiden Pertama Palestina Yasser Arafat di Aljazair pada 15 November 1988. Penelitian ini dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teori tindak tutur Searle (1979). Di dalam teks Deklarasi Kemerdekaan Palestina, peneliti menemukan 14 ujaran yang mengandung tindak tutur ilokusi dengan fungsi yang berbeda-beda. Terdapat 4 ujaran asertif dengan fungsi menyatakan, 3 ujaran direktif dengan fungsi meminta dan mengajak, 3 ujaran komisif dengan fungsi menjanjikan, 2 ujaran ekspresif dengan fungsi mengungkapkan kekecewaan dan mengecam, dan 2 ujaran deklaratif dengan fungsi mendeklarasikan kemerdekaan Palestina dan mengangkat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sebagai perwakilan sah Palestina.

This study discusses the types and functions of illocutionary speech acts contained in the text of the Palestinian Declaration of Independence. The text of the Palestinian Declaration of Independence was written by a Palestinian poet, Mahmoud Darwish and then read by the First President of Palestine Yasser Arafat in Algeria on November 15, 1988. This research was analyzed using qualitative descriptive methods and Searle's (1979) speech act theory. In the text of the Palestinian Declaration of Independence, the researcher found 14 utterances containing illocutionary speech acts with different functions. There are 4 assertive utterances with the function of stating, 3 directive utterances with the function of asking and inviting, 3 commissive utterances with the function of promising, 2 expressive utterances with the function of expressing disappointment and criticism, and 2 declarative utterances with the function of declaring the independence of Palestine and appointing the Palestine Liberation Organization (PLO) as the legitimate representative of Palestine. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>