Ditemukan 191154 dokumen yang sesuai dengan query
Devi Rahmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan dari studi terdahulu yang tidak melihat aspek digitalisasi dalam praktik bersedekah secara online di kalangan Generasi Z. Studi terdahulu menyatakan bahwa Generasi Z melakukan sedekah konvensional dilatari oleh aspek religiusitas dan altruisme. Penelitian ini berpijak pada teori religiusitas dan altruisme. Religiusitas yang dikemukakan oleh Glock & Stark (1996) memfokuskan pada keyakinan, praktik agama, penghayatan, pengetahuan, dan konsekuensi. Sedangkan, Myers (2014) melihat altruisme dari empati, sukarela, dan keinginan untuk membantu. Berpijak pada hal itu, penelitian ini berargumen bahwa religiusitas dan altruisme tetap ada dalam praktik bersedekah online, namun saat ini praktik sedekah online dikemas menjadi lebih kekinian melalui tampilan visualisasi yang menarik, kemudahan bersedekah, dan munculnya kepercayaan terhadap platform crowdfunding. Visualisasi, kemudahan bersedekah, dan kepercayaan pada platform crowdfunding dalam kampanye sosial didapatkan dari pengaplikasian digitalisasi. Ketiga aspek tersebut digunakan untuk mendorong sisi religiusitas dan altruisme dari para pendonor ketika melihat tampilan kampanye sosial dalam platform sedekah online. Penelitian ini mengangkat BenihBaik.com sebagai salah suatu platform penggalangan dana online di Indonesia dan menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Generasi Z melakukan sedekah online dipicu oleh tampilan visualisasi yang menarik, kemudahan bersedekah, dan kepercayaan pada platform BenihBaik.com sebagai platform penggalangan dana online.
This research aims to fill the void of previous studies that did not look at the digitalization aspect in the practice of giving alms online among Generation Z. Previous studies stated that Generation Z does conventional give alms based on aspects of religiosity and altruism. This research is based on the theory of religiosity and altruism. Religiosity proposed by Glock & Stark (1996) focuses on beliefs, religious practices, appreciation, knowledge, and consequences. Meanwhile, Myers (2014) sees altruism from empathy, volunteering, and the desire to help. Based on that, this studies argues that religiosity and altruism still exist in the practice of online charity, but now the practice of giving alms online is packaged to be more contemporary through attractive visualization, ease of charity, and the emergence of trust in crowdfunding platforms. Visualization, ease of giving alms, and trust in crowdfunding platforms in social campaigns are obtained from the application of digitalization. These three aspects are used to encourage the religiosity and altruism of donors when viewing the display of social campaigns on online alms platforms. Those research takes BenihBaik.com as one of the online fundraised platforms in Indonesia and uses qualitative methods with data collection techniques in the form of in-depth interviews. The results of this studies show that Generation Z's online charity is triggered by attractive visualizations, ease of charity, and trust in the BenihBaik.com platform as an online fundraised platform."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sumayyah
"Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar sekaligus negara dengan jumlah sumbangan uang tunai terbesar di dunia. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi besar untuk mengumpulkan wakaf uang dalam jumlah besar. Namun, jumlah wakaf uang yang terkumpul masih jauh di bawah angka potensi yang diperkirakan. Strategi dalam pemasaran wakaf tunai perlu dioptimalkan dengan memahami dan mengkaji faktor-faktor lain selain faktor internal seperti motivasi, ekonomi, sikap dan lain sebagainya yang dapat mendorong seseorang untuk berdonasi. Dengan begitu, strategi pemasaran dapat disesuaikan dengan target sasaran sehingga dapat meningkatkan jumlah himpunan wakaf uang dan jangkauan wakif yang lebih luas. Penelitian ini mengkaji pengaruh paradigma altruisme melalui persepsi ihsan (persepsian ihsan) dan persamaan dalam Islam (egalitarianisme Islam) terhadap religiusitas (religiusitas Islam) yang kemudian mempengaruhi niat seseorang untuk berdonasi (pemberian wakaf tunai). Selain itu, para peneliti juga membandingkan efek ini pada kelompok Generasi Y dan Z. Sampel dalam penelitian ini adalah penduduk muslim di Indonesia yang berusia 17-38 tahun. Partisipan yang digunakan sebanyak 261 responden yang kemudian diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM) pada Lisrel 8.80. Hasil penelitian menunjukkan bahwa egalitarianisme Islam berpengaruh signifikan
Indonesia is the country with the largest Muslim population as well as the country with the largest amount of cash donations in the world. This makes Indonesia a country that has great potential to collect large amounts of cash waqf. However, the amount of cash waqf collected is still far below the estimated potential figure. Strategies in cash waqf marketing need to be optimized by understanding and studying other factors besides internal factors such as motivation, economy, attitudes and so on that can encourage someone to donate. That way, the marketing strategy can be adjusted to target targets so that it can increase the number of cash waqf sets and a wider reach of waqf. This study examines the influence of the altruism paradigm through the perception of ihsan (perceived ihsan) and equality in Islam (Islamic egalitarianism) on religiosity (Islamic religiosity) which then affects a person's intention to donate (giving cash waqf). In addition, the researchers also compared this effect in the Generation Y and Z groups. The sample in this study was the Muslim population in Indonesia aged 17-38 years. Participants used were 261 respondents who were then processed using the Structural Equation Modeling (SEM) method on Lisrel 8.80. The results showed that Islamic egalitarianism had a significant effect"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Chesarini Austin Agita
"Penelitian ini berfokus pada kajian keberlanjutan thrift shopping di kalangan generasi z. Thrift shopping merupakan kegiatan berbelanja pakaian bekas yang murah. Data penelitian diperoleh menggunakan metode observasi partisipan dan wawancara mendalam dengan tiga penjual thrift shop online dan dua penggemar maupun pembeli thrift shop online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima informan ini memiliki tujuan yang sama saat melakukan thrifting maupun saat mencoba terjun ke dunia bisnis thrift shop online. Penjual dan pembeli memiliki tujuan yang sama yaitu, mencoba untuk mengurangi dampak negative dari industry fashion dengan cara membeli dan menjual pakaian bekas
This study focuses on the study of the sustainability of thrift shopping among Generation Z. Thrift shopping is an activity to buy a cheap used clothes. The research data was obtained using the participant observation method and in-dept interview with three online thrift shop sellers and two online thrift shop fans and buyers. The results showed that these five informants had the same goal when doing thrifting and when trying to enter the online thrift shop business. Sellers and buyers have the same goal, namely, trying to reduce the negative impact of the fashion industry by buying and selling used clothes"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Elanca Arter
"Multiple alter account merupakan sebuah fenomena yang ditemukan dalam sosial media Instagram dimana satu individu dapat memiliki lebih dari satu akun sosial media yang masing-masing dari akun tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Penelitianpenelitian sebelumnya cenderung lebih menjelaskan keberadaan akun alter sebagai saluran ekspresi alter ego dari individu dan berperan sebagai panggung belakang dalam perspektif dramaturgi, namun kurang menjelaskan mengenai proses pembentukkan identitas yang terjadi melalui interaksi dalam multiple alter account. Penelitian ini berusaha menggambarkan dinamika dramaturgi yang ditemukan dalam penggunaan multiple alter account oleh remaja generasi Z, dimana multiple alter account tersebut memberikan panggung untuk menyusun narasi identitas diri yang jamak pada remaja generasi Z. Penelitian ini menemukan bahwa dalam penggunaan multiple alter account, dramaturgi masih ditemukan dalam upaya para remaja generasi Z dalam membentuk identitas diri namun dengan batasan panggung yang kabur dan juga adanya proses filterisasi audiens yang menjadi ciri khas fenomena ini. Identitas yang ditemukan pun jamak jumlahnya dan dapat dibagi ke dalam dua wujud yaitu multiple identities dan juga blended identity.
Multiple alter accounts is a phenomenon found in Instagram where one individual can have more than one Instagram account, each of which has different characteristics. Previous studies tend to explain the existence of alter accounts as channels of alter ego expressions within the dramaturgy framework, but doesn’t explain about the process of identity construction that occurs through interactions in multiple alter accounts. This study attemps to discuss the dynamic dramaturgical process found in the use of multiple alter accounts by Gen Z youth, in which it presents multiple stages for these youths to constructs multiple narratives on their own identity. This study found that in the use of multiple alter accounts, dramaturgy is still found in the efforts of Gen Z youth in forming their own identity but with blurred stage boundaries and also audience filtering process that characterizes this phenomenon. The identites found on the Gen Z youth can be divided into two forms, which are multiple identities and blended identities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bianti Traviata Prakarti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari perilaku belanja online yang diukur dengan sikap, motif, keakraban, dan perilaku pencarian terhadap keputusan berbelanja kembali pada generasi millennial dan Gen Z di Indonesia. Sampel yang digunakan pada penelitian ini merupakan penduduk Indonesia, terdapat 145 responden dengan umur 17-25 (Generasi Z) dan 139 responden untuk umur 26-40 (Millennial). Penelitian ini menggunakan
PLS-SEM Multigroup Analysis dalam mengolah data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua generasi memiliki niat pembelian ulang yang sama tetapi motivasi yang berbeda mendorong mereka. Millennial mungkin lebih termotivasi oleh motif nilai, sedangkan Gen Z lebih termotivasi oleh motif sosial.
This study aims to determine the extent to which the influence of online shopping behavior as measured by attitudes, motives, familiarity, and search behavior on repurchase intention among the millennial and Gen Z generations in Indonesia. The sample used in this study is Indonesian, there are 145 respondents aged 17-25 (Generation Z) and 139 respondents aged 26-40 (Millennial). This study uses the PLS-SEM Multigroup Analysis in processing data. The results of this study suggest that both generations have similar repurchase intentions, but different motivations drive them. Millennials may be more motivated by values, while Gen Z may be more motivated by social motives."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Riza Mahardika
"Seiring meningkatnya berbagai permasalahan lingkungan, kesadaran manusia terhadap isu lingkungan semakin meningkat, dan tren untuk menggunakan produk ramah lingkungan juga semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian tumbler sebagai produk ramah lingkungan di kalangan generasi Z dan milenial muslim di daerah perkotaan, serta peran variabel moderasi nilai religiusitas dalam hubungan tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Theory of Reasoned Action. Penelitian ini melibatkan variabel Green Brand Knowledge, Environmental Concern, Environmental Knowledge, Green Perceived Value, Attitude toward Purchase of Green Products, Subjective Norms, Green Purchase Intention, Green Purchase Behaviour Intrapersonal Religious Values, dan Interpersonal Religious Values. Data primer dikumpulkan melalui survei dengan mengajukan kuesioner kepada 416 responden di wilayah perkotaan. Analisis data menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) PLS menggunakan SmartPLS 4.0 untuk menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Attitude toward Purchase of Green Products dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh Green Brand Knowledge, Environmental Concern, dan Green Perceived Value. Environmental Knowledge tidak berpengaruh signifikan terhadap Attitude toward Purchase of Green Products. Attitude toward Purchase of Green Products dan Subjective Norms berpengaruh positif dan signifikan terhadap Green Purchase Intention, Green Purchase Intention berpengaruh positif dan signifikan terhadap Green Purchase Behavior. Intrapersonal Religious Values dapat memperkuat secara signifikan pengaruh positif dari Subjective Norms terhadap Green Purchase Intention, namun nilai religiusitas lainnya tidak memperkuat hubungan Attitude toward Purchase of Green Products ataupun Subjective Norms terhadap Green Purchase Intention. Temuan dari penelitian ini dapat digunakan oleh produsen produk tumbler maupun pemangku kepentingan lainnya sebagai strategi pemasaran maupun kampanye pro-lingkungan.
Environmental concerns are increasing along with the rising trend of using green products as environmental issues continue to worsen. The purpose of this study is to examine the factors influencing urban Generation Z and Millennial Muslims' purchasing decisions for tumbler as a green products. Furthermore, it explores at how religious values influence these relationships in a moderating way. The Theory of Reasoned Action forms the theoretical basis for this study. Several variables are included in the study: Green Brand Knowledge, Environmental Concern, Environmental Knowledge, Green Perceived Value, Attitude toward Purchase Green Products, Subjective Norms, Green Purchase Intention, Green Purchase Behaviour, Interpersonal Religious Values, and Intrapersonal Religious Values. Surveys were conducted to gather primary data, with questionnaires distributed to 416 respondents in urban areas. To evaluate the proposed hypotheses, data was analyzed using Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Attitude toward Purchase Green Products is positively and significantly influenced by Green Brand Knowledge, Environmental Concern, and Green Perceived Value, according to research findings. Meanwhile, Attitude toward Purchase Green Products is not significantly influenced by Environmental Knowledge. Both Attitude toward Purchase Green Products and Subjective Norms had positive and significant effects on Green Purchase Intention. Green Purchase Intention had a positive and significant effect on Green Purchase Behaviour. The Intrapersonal Religious Values can significantly strengthen the positive influence of Subjective Norms on Green Purchase Intention, but other religious values neither reinforce the attitude’s relationship nor Subjective Norms on Green Purchase Intention. The findings of this research can be utilized by tumbler product manufacturers and other stakeholders as part of marketing strategies and green campaigns."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Arya Anindyo Asmoro
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana fenomena gaya hidup penggunaan rokok elektrik di kalangan generasi z. Berbagai studi terdahulu dengan pembahasan yang sama melihat bahwa rokok elektrik merupakan suatu gaya hidup baru bagi generasi z, yang penggunannya didasari oleh berbagai faktor seperti anggapan lebih sehat dibanding rokok konvensional, faktor harga, faktor variasi rasa, maupun faktor lingkungan sosial. Kemudian, rokok elektrik dianggap sebagai suatu tren gaya hidup kekinian yang dimaknai sebagai alat simbolis sebagai identitas diri dari sebuah status sosial. Akan tetapi, studi terdahulu tidak membahas bagaimana inovasi dari rokok elektrik menjadi daya tarik yang memicu budaya konsumen, selain itu belum banyak studi yang membahas eksistensi perempuan dalam fenomena ini. Peneliti melihat bahwa fenomena penggunaan rokok elektrik saat ini juga turut terjadi di kalangan perempuan. Oleh karena itu, peneliti berargumen bahwa rokok elektrik merupakan suatu inovasi yang memiliki daya tarik tersendiri bagi perempuan generasi z, dimana inovasi tersebut menjadi pemicu adanya budaya konsumen sehingga terdapat pemaknaan simbolis dari penggunaan rokok elektrik tersebut. Dengan menggunakan teori budaya konsumen milik Featherstone sebagai pisau analisis, penelitian ini menemukan bahwa inovasi pada produk rokok elektrik saat ini justru semakin mengarah pada kalangan perempuan sehingga terdapat kesan feminisasi produk. Selain itu, penggunaan rokok elektrik di kalangan generasi z perempuan juga merupakan perilaku dalam mengonsumsi tanda atau simbol yang kemudian dapat berperan pada status sosial. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam dengan subjek penelitian individu (perempuan generasi z) yang tergolong sebagai pengguna rokok elektrik yang sebelumnya merokok konvensional maupun hanya pengguna rokok elektrik. Pengambilan subjek penelitian akan dilakukan di lokasi fasilitas umum seperti Café, Restoran, dan tempat umum lainnya. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dan Snowball Sampling.
This study aims to find out how the lifestyle phenomenon of e-cigarette use among generation z. Various previous studies with the same discussion saw that e-cigarettes are a new lifestyle for generation z, whose use is based on various factors such as assumptions of being healthier than conventional cigarettes, price factors, taste variation factors, and social environmental factors. Electronic cigarettes are also considered as a contemporary lifestyle trend which is interpreted as a symbolic tool as self-identity of a social status. However, previous studies have not discussed on how the innovation of e-cigarettes has become an attraction that triggers consumer culture, other than that there have not been many studies that discuss the existence of women in this phenomenon. Researchers see that the phenomenon of e-cigarette use currently also occurs among women. Therefore, researchers argue that electronic cigarettes are an innovation that has its own appeal to generation z women, where the innovation triggers the existence of consumer culture so that there is a symbolic meaning of the use of electronic cigarettes. Using Featherstone's consumer culture theory as an analytical tool, this study found that innovation in e-cigarette products today is increasingly directed at women so that there is an impression of product feminization. In addition, the use of e-cigarettes among generation z women is also a behavior in consuming signs or symbols that can then play a role in social status. This study was conducted with a descriptive qualitative approach through in-depth interviews with individual research subjects (generation z women) who were classified as e-cigarette users who had previously smoked conventional or only e-cigarette users. The collection of research subjects will be carried out at the location of public facilities such as cafes, restaurants, and other public places. The sampling methods in this study are Purposive Sampling and Snowball Sampling. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ahmad Alief Aurum
"Penelitian berikut merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan media sosial dan religiusitas dengan toleransi. Penelitian ini menggunakan konsep social media uses and gratification (Rathnayake dan Winter, 2017), religiusitas (El-Menouar, 2014), dan toleransi (Vogt, 1997). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survei, sementara penarikan sampel menggunakan quota sampling dengan mempertimbangkan proporsi jumlah mahasiswa di setiap fakultas dan persentase jenis kelamin. Survei dilaksanakan secara daring kepada muslim generasi Z dengan rentang usia 17-23 tahun pada Universitas Indonesia melibatkan seluruh empat belas fakultas. Hasil yang ditemukan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media sosial dengan toleransi, namun terdapat hubungan negatif yang signifikan antara variabel religiusitas dengan variabel toleransi, bahkan hubungannya termasuk ke dalam kategori moderate correlation (hubungan sedang). Namun, dalam variabel toleransi, hubungan negatif yang signifikan hanya terjadi antara religiusitas dengan dimensi moral tolerance (toleransi terhadap tindakan orang lain di ruang privat), bukan pada political tolerance (toleransi terhadap tindakan orang lain di ruang publik) dan social tolerance (toleransi terhadap keberadaan orang lain). Hubungan negatif yang signifikan tersebut memiliki lokus di toleransi ranah privat, bukan publik dan keberadaan orang lain.
This study is quantitative research with a purpose to find a relation between social media uses and religiosity with tolerance. Using social media uses and gratification (Rathnayake dan Winter, 2017), religiosity (El-Menouar, 2014), and tolerance (Vogt, 1997). Data collecting method used in this study is survey and sampling used is quota sampling based on proportion of student in each faculty and percentage of sex. The survey is conducted by spreading an online questionnaire to Moslem Gen-z (age ranges from 17 to 23 years old) from all of faculties in University of Indonesia. The result of this study proved that there is no significant correlation between social media uses and tolerance. However, there is a negative significant correlation between religiosity and tolerance. The negative significant correlation only occured between religiosity and moral tolerance dimension (tolerance of acts in the private sphere). Meanwhile, correlation between religiosity to political tolerance dimension (tolerance of acts in the private sphere) and social tolerance dimension (tolerance of people’s states of being) has no negative significant correlation. The locus of the negative and significant correlation is in the private sphere, not in the public sphere and people’s state of being."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yumna Maisara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen dan presentasi produk secara online pada pembelian impulsif produk pakaian pada generasi Z di Tiktok Shop. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Partial Least Square (PLS) yang diolah menggunakan software SmartPLS 3.0. Penelitian ini menguji 180 data yang diperoleh dari pengguna Tiktok usia 17 hingga 27 tahun yang pernah melakukan pembelian produk pakaian di Tiktok Shop dalam waktu enam bulan terakhir. Pengolahan data penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya hubungan positif nilai hedonis dan nilai simbolis yang dirasakan dari pakaian terhadap kecenderungan belanja pakaian impulsif, kecenderungan impulsif memiliki pengaruh positif terhadap pembelian impulsif pakaian online. Namun, presentasi pakaian secara online ditemukan tidak memperkuat hubungan positif (atau tidak memiliki efek moderasi) antara kecenderungan pembelian dan pembelian impulsif secara aktual pada produk pakaian.
This study aims to determine the effect of consumer characteristics and online product presentation on impulse purchases of apparel products by generation Z at Tiktok Shop. This research is a quantitative study using the Partial Least Square (PLS) method which is analyzed using SmartPLS 3.0 software. This study examined 180 data obtained from Tiktok users aged 17 to 27 who have purchased clothing products at Tiktok Shop within the last six months. The data processing of this research used the Structural Equation Modeling (SEM) method. The results of this study indicate that there is a positive relationship of perceived hedonic value and symbolic value of apparel on impulsive apparel shopping tendency, impulsive tendency has a positive influence on impulsive purchase of online apparel. However, online apparel presentation was found not to strengthen the positive relationship (or have no moderating effect) between impulsive shopping tendencies and actual impulse purchases of apparel products."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Naufal Arif
"Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat telah mendorong semua layanan di berbagai sektor kehidupan masyarakat telah bertransformasi dalam bentuk layanan digital yang memanfaatkan internet, salah satunya yaitu di bidang edukasi. Salah satu bentuk pelayanan dalam bidang edukasi yang sangat berkembang sekarang yaitu E-Learning. E-learning sendiri telah diketahui dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia, baik itu institusi akademik maupun organisasi bisnis. Dengan adanya penerimaan ini telah menciptakan peluang untuk mengembangkan e-learning agar dapat diakses melalui perangkat seluer (m-learning). Kemendikbud sebagai pelaksana urusan pemerintahan di bidang pendidikan telah mengembangkan sebuah platform m-learning yang diberi nama Rumah Belajar untuk membantu pembelajaran siswa di Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan yaitu Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) yang dikombinasikan dengan Uses and Gratification Theory (UGT), menghasilkan 7 hipotesis yang diterima dari 11 hipotesis yang diuji, dengan 4 faktor berpengaruh signifikan terhadap adopsi Aplikasi Rumah Belajar oleh siswa. Kemudian, hasil tersebut dianalisis lanjut dengan Technology Adoption Lifecycle untuk perencanaan strategi. Strategi ini dipetakan dengan Strategy to Mission Matrix untuk melihat kesesuainnya dengan Pustekkom sebagai developer Aplikasi Rumah Belajar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library