Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170191 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devy Normalita Putri
"International Labour Organization (ILO), setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. dan 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Dampaknya pada ekonomi dunia karena hilangnya hari kerja mendekati 4% dari GDP Global. PT. X merupakan perusahaan konsorsium konstruksi migas yang salah satu aktivitas yang memiliki tingkat kecelakaan kerja tinggi di PT. X hal ini dapat dilihat dari data pendahulu kecelakaan kerja yang dimiliki PT. X pada periode Januari 2023 sampai dengan April 2023 dengan total kasus kecelakaan kerja sebanyak 40 kejadian. Dari uraian diatas maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja pada perusahaan konstruksi migas di PT. X Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan rancangan crossectional. Penelitian ini memiliki sampel berjumlah 106, penelitian dilakukan pada bulan Mei 2023 sampai dengan Juni 2023, berusia rata-rata 28 tahun dan di dominasi usia di atas 28 tahun sebanyak 94 pekerja (88,7%), jenis kelamin di dominasi pekerja laki-laki sebanyak 85 pekerja (80,2%), untuk tingkat pendidikan di dominasi pekerja berpendidikan tingkat tinggi sebanyak 85 pekerja (83%), dan masa kerja di dominasi pekerja yang bekerja di bawah 5 tahun sebanyak 91 pekerja (85.8%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Analisis Bivariat terdapat 3 Faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja yaitu Shift Kerja dengan hasil p value 0,000 < 0,05, Sosialisasi K3 dengan hasil p value 0,008 < 0,05, Pengawasan Manajemen dengan hasil nilai p value 0,032 < 0,05. Dengan hasil Analisis Multivariat yang menunjukkan bahwa faktor yang dominan adalah faktor shift kerja. Kesimpulannya adalah faktor yang paling mendominasi dalam terjadinya kecelakaan kerja adalah shift kerja.

International Labor Organization (ILO), every year there are more than 250 accidents in the workplace and more than 160 million workers become sick due to hazards in the workplace. and 1.2 million workers died as a result of accidents and illness at work. The impact on the world economy due to lost working days is close to 4% of Global GDP. PT. X is an oil and gas construction consortium company which is one of the activities that has a high work incident and or accident rate at PT. X, this can be seen from the work incident and accident predecessor data owned by PT. X in the period January 2023 to April 2023 with a total of 40 occupational incident and accident cases. From the description above, the authors want to conduct research on the factors that influence occupational incident and or accidents at oil and gas construction companies at PT. X Year 2023. This research uses a descriptive analytic research design with a cross-sectional design. This study has a sample of 106, the study was conducted from May 2023 to June 2023, the average age is 28 years and the predominance is over 28 years of age as many as 94 workers (88.7%), gender is dominated by male workers as many as 85 workers (80.2%), for the level of education dominated by highly educated workers as many as 85 workers (83%), and years of service dominated by workers who worked under 5 years as many as 91 workers (85.8%). The results of this study indicate that in Bivariate Analysis there are 3 factors that influence work accidents, namely Shift Work with a p-value of 0.000 <0.05, OSH Socialization with a p-value of 0.008 <0.05, Management Supervision with a p-value of 0.032 <0.05. With the results of Multivariate Analysis which shows that the dominant factor is the work shift factor. The conclusion is that the most dominating factor in the occurrence of work accidents is shift work."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rimba Alifandy Putra
"Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh unsafe acts dan unsafe conditions berkaitan erat dengan bagimana budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diterapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran awal budaya K3 enam SMK di Kota Depok tahun 2023. Metode penelitian yang digunakan analisis deskriptif menggunakan data kualitatif dan kuantitatif untuk memberikan gambaran terkait domain organisasi, teknologi, dan manusia terkait iklim K3 di enam SMK di Kota Depok. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan sampel guru, tenaga kependidikan, dan siswa, instrumen wawancara dengan sampel pihak kepala sekolah atau perwakilan yang ditunjuk, dan instrumen observasi dilakukan peneliti secara langsung di SMK. Hasil gambaran awal budaya K3 antara lain empat SMK memiliki nilai baik dan dua SMK memiliki nilai cukup baik.

Accidents caused by unsafe acts and unsafe conditions are closely related to how the safety culture is implemented. The purpose of this study is to get an initial overview of the safety culture in six Depok City Vocational Schools in 2023. The research method used is descriptive analysis using qualitative and quantitative data to provide an overview related to organizational, technological, and human domains related to safety climate in six Vocational High Schools in Depok City. The instruments in this study were questionnaires with samples of teachers, educational staff, and students, interview instruments with samples of school principals or designated representatives, and observation instruments carried out by researchers directly at Vocational Schools. The results of the initial overview of the OSH culture included four Vocational Schools having good category and two Vocational Schools having fairly good category."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Murti Tri Putranto
"Kecelakaan kerja seringkali disebabkan oleh perilaku tidak aman. Program Behavior Based Safety memiliki peranan penting dalam menciptakan zero accidents. Implementasi dari program BBS memfokuskan pada observasi dimana dari observasi tersebut akan membentuk suatu kewaspadaan terhadap perilaku tidak aman dan meningkatkan perilaku aman. PT X sudah menerapkan program BBS dari tahun 2008-2016 dan didapatkan hasil evaluasi internal yang cukup baik, akan tetapi setelah ditanyakan secara langsung terhadap observer (karyawan), ditemukan praktik observasi yang tidak sesuai dengan kaidah BBS yang sudah disepakati yang mana hal ini dapat mempengaruhi hasil evaluasi internal PT X, dimana hal ini ditunjukkan ketika reinforcement ditiadakan, jumlah observer mengalami penurunan sebesar 68,2%. Tujuan penelitian ini mengevaluasi program BBS yang ada di PT X. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Evaluasi yang dilakukan menggunakan 3 parameter besar, dengan total 8 sub parameter dengan penyebaran kuesioner terhadap divisi operasional, perawatan, tim pendukung ( Field Engineering Support, Laboratory, Medical dan Facility Management). Hasil analisis data menyebutkan bahwa evaluasi internal yang dilakukan oleh PT X masih kurang dimana terdapat unsur-unsur yang belum dimasukkan dalam evaluasi tersebut, antara lain keterlibatan pekerja dalam penentuan baseline, goal setting dan komitmen pekerja dan manajemen dalam pemberian feedback. Dan ditemukan bahwa reinforcement merupakan faktor penting dalam menjalankan program BBS ini.

Work accidents are mostly caused by unsafe behavior. Behavior Based Safety (BBS) program plays an important role to create zero accidents. The implementation of behavior-based safety program is focused to observe the behavior which is in observation will create unsafe behavior awareness and improve safe behavior. PT X has implemented BBS program from 2008-2016 and got good internal evaluation results, but after crosscheck directly to observer (employee), found observation practice which is not in accordance with BBS rules which it can influence the results of internal evaluation PT X, indicated when reinforcement is eliminated, the number of observers decreased by 68.2%. The purpose of this study is to evaluate the BBS program in PT X. This research is a descriptive research with quantitative approach. The evaluation was conducted using 3 large parameters, with a total of 8 sub-parameters with questionnaires distributed to the operational, maintenance, support gorup (Field Engineering Support, Laboratory, Medical and Facility Management) divisions. The results of the data analysis indicate that the internal evaluation conducted by PT X is still lacking where there are elements that have not been included in the evaluation, including the involvement of workers in determining the baseline, goal setting and commitment of workers and management in giving feedback. And found that reinforcement is an important factor in implementing BBS program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabby Andina Ganesdhi
"Pembangunan infrastruktur di Indonesia yang dinilai cukup pesat namun masih diliputi dengan angka kecelakaan kerja yang tinggi. Tercatat setiap tahunnya angka kecelakaan kerja pada sektor industri konstruksi Indonesia mengalami peningkatan, salah satunya pada pekerjaan arsitektur bangunan. Pekerja jatuh dari ketinggian merupakan risiko tertinggi yang sering terjadi sehingga perlu adanya perhatian khusus. Salah satunya adalah dengan tindakan pencegahan melalui desain yang mana mempertimbangkan risiko kecelakaan dan keselamatan pekerja sejak tahap inisiasi proyek melalui analisis bahaya dan risiko dari setiap aktivitas yang mengacu pada sebuah work breakdown structure (WBS). Namun pada praktiknya, kegiatan pengelolaan risiko proyek masih berfokus pada tahap pelaksanaan. Ditambah dengan belum terdapatnya WBS yang terstandardisasi untuk proyek dengan kontrak rancang-bangun yang berkarakteristik tidak pasti dan kerap mengalami perubahan lingkup pekerjaan, menyebabkan analisis bahaya dan risiko menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, dalam meningkatkan kinerja keselamatan kerja konstruksi, perlu dilakukan perencanaan keselamatan kerja dimulai dari tahap perencanaan, salah satunya adalah dengan bantuan work breakdown structure (WBS). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan standar WBS yang berbasis risiko untuk tahap perencanaan dan pembangunan gedung bertingkat tinggi terintegrasi kontrak rancang bangun, dimana dengan WBS setiap detail aktivitas akan terpetakan dan risiko tinggi sehingga dapat dianalisis dan dilakukan Tindakan preventif untuk mencegah kecelakaan konstruksi. Penelitian ini terdari beberapa tahap dengan metode validasi dengan pakar dan analisa risiko kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara risiko yang diidentifikasi dari WBS dengan kinerja keselamatan konstruksi. Pengembangan standar WBS dengan 5 (lima) kategori tambahan persyaratan dapat mempengaruhi peningkatan kinerja keselamatan konstruksi melalui pengelolaan risiko sejak awal.

The development of infrastructure development in Indonesia is considered quite rapid but is still covered by a high number of work accidents. It is recorded that every year the number of work accidents in the Indonesian construction industry sector has increased, one of which is in architectural work that aims to beautify the appearance of the building. Workers falling from a height is the highest risk that often occurs so that special attention is needed. One of them is preventive action through design which considers the risk of accidents and worker safety since the project initiation stage through hazard and risk analysis of each activity that refers to a work breakdown structure (WBS). But in practice, project risk management activities still focus on the construction implementation stage and focus only from the contractor's point of view as a service provider. Coupled with the absence of a standardized WBS for projects with design-build contracts that are characterized by uncertainty and frequent changes in the scope of work, causing hazard and risk analysis to be less than optimal. Therefore, in improving construction work safety performance, it is necessary to carry out work safety planning starting from the planning stage, one of them is with the help of a work breakdown structure (WBS). This research aims to develop a risk-based WBS standard for the planning and construction stages of an integrated high-rise building design contract, where with the WBS every detail of the activity will be mapped and high risk so that it can be analyzed and preventive action can be taken to prevent construction accidents. This research consists of several stages with validation methods with experts and qualitative risk analysis. The results showed a significant relationship between the risks identified from the WBS and construction safety performance. The development of WBS standards with 5 (five) additional categories of requirements can influence the improvement of construction safety performance through early risk management."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilla Christina
"Obesitas telah menjadi suatu epidemi kesehatan masyarakat global selama hampir satu dekade yang mulai menjadi perhatian publik karena hubungannya dengan berbagai kondisi kesehatan kronis. Epidemi tersebut terjadi akibat dari perubahan yang sangat cepat akan gaya hidup dan perilaku di negara berkembang, antara lain adanya perubahan aktifitas fisik dan diet serta meningkatnya status social ekonomi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian obesitas yang dilihat dari pengukuran indeks massa tubuh (IMT) yang dihubungkan dengan karakteristik individu (umur, pendidikan, status pegawai, dan pengetahuan gizi dan kesehatan) dan perilaku individu (kebiasaan olahraga, merokok, dan pola konsumsi) dengan penggunaan data sekunder pada pekerja onshore pria perusahaan migas X di Kalimantan Timur tahun 2008.
Analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square dilakukan pada 378 responden pekerja pria di perusahaan migas kemudian dilakukan pendataan mengenai karakteristik dan perilaku responden. Dimana recall 24 jam dilakukan untuk melihat konsumsi makanan responden.
Sebanyak 49,5% responden mengalami obesitas (IMT _25 kg/m2) dengan kisaran umur 26-56 tahun. Sebagian besar responden (91,0%) berpendidikan tinggi (_SMA), proporsi pegawai staf (63,2%) lebih tinggi dibandingkan non staf dan sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang gizi dan kesehatan yang cukup baik (61,4%). Sebanyak 74,6% responden tidak rutin berolahraga dan 61,1% tidak merokok. Asupan lemak total dan lemak jenuh dalam penelitian ini tergolong tinggi dengan proporsi masing-masing 81,5% dan 87,0%. Sedangkan asupan serat dan vitamin E responden tergolong ?kurang? dengan proporsi 87,6% dan 96,8%. Bila dibandingkan dengan angka kecukupan gizi maka asupan energi total, karbohidrat dan protein, asupan lemak tidak jenuh tunggal, lemak tidak jenuh ganda, kolesterol dan vitamin C responden dikategorikan memiliki asupan yang cukup.
Karakteristik umur, tingkat pendidikan, status pegawai, asupan energi total, karbohidrat dan serat memiliki hubungan dengan kejadian obesitas. Kebiasaan olahraga, merokok, asupan protein, lemak total, asupan lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, lemak tidak jenuh ganda, kolesterol serta asupan vitamin C dan E tidak berhubungan dengan kejadian obesitas.
Perlunya pembatasan asupan lemak total dan asupan lemak jenuh untuk menghindari risiko kesehatan kronis, peningkatkan asupan serat minimal 20 gram perhari dari konsumsi sayur dan buah serta peningkatkan aktifitas fisik dengan berolahraga. Konsumsi energi dan makanan yang mengandung karbohidrat dalam keseharian sebaiknya mengikuti anjuran kecukupan gizi karena hubungannya dengan obesitas.

Obesity has become a global public health epidemic over the last decade. It become public attention because its association with various condition of chronic diseases. This epidemic happened because of the rapid changing in public life style and behaviour at developing countries, such as the change of physical activity pattern, diet and the increasing of social economic status.
The aim of this study is to know the relationship between obesity with the Body Mass Index (BMI) measurement attributed to individual characteristic (age, level of education, employee status, and knowledge about nutrition and health) and individual behaviour (exercise habit, smoking habit and diet pattern) with usage of secondary data at worker onshore oil company at East Kalimantan in 2008.
The total target sample size was 378 participants from men worker onshore oil company. Univariate and bivariate analysis by using chi square test done by 378 men worker in oil company to collect data about their characteristic and behaviour, where food recall 24 hours method done to see about food intake of the participant.
Among those 26-56 years old men, about 49,5% participant were obesity (BMI_25 kg/m2) and 91,0% participant in high level of education. The proportion of staff worker (63,2%) is higher than non staff worker and most of them (61,4%) has good enough knowledge about nutrition and health. About 74,6% participant didn?t exercise regularly and 61,1% didn't smoke. Total fat and saturated fat intake in this study quiet high with each proportion are 81,5% and 87,0% with less dietary fibre (87,6%) and vitamin E intake (96,8%). Compared with Recommended Dietary Allowance (RDA), total energy intake, carbohydrate, protein, monounsaturated fats, polyunsaturated fats, cholesterol and vitamin C intake in enough intake.
In this study, obesity was associated with age, level of education, employee status, total energy intake, carbohydrate and dietary fibre. There is no significant relationship between obesity compared with exercise habit, smoking, protein intake, total fat, saturated fats, monounsaturated fats, polyunsaturated fats, cholesterol and intake of vitamin C and E.
The limitation of total fat intake and saturated fats in diet need to prevent the risk factor of chronic diseases. Increasing dietary fibre minimum 20 grams each day from consumption of vegetables and fruits, increasing physical activities with regular exercise maximizes the chances of having a normal weight. Total energy intake especially from food that containing carbohydrate in daily diet need to follow the recommendation because of the relationship with obesity."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Anindita
"

ABSTRAK

Nama : Savira Anindita
Program Studi : Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Judul Tesis : Kajian Faktor Risiko yang Mempengaruhi
Kelelahan Pada Pekerja Kantoran di Institusi X
Tahun 2018
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kelelahan
pada pekerja kantoran di institusi X. Penelitian ini dilakukan di Institusi X dengan objek
penelitian yaitu seluruh pegawai institusi X yang bekerja pada bidang Penyelenggara,
bidang Program dan Evaluasi, bagian Tata Usaha, dan bagian Widyaiswara. Penelitian
ini dilakukan melalui pengamatan, wawancara, dan pengisian kuesioner oleh responden
sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan oleh responden terkait kelelahan dan
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kelelahan, serta dilakukan pengukuran
langsung lingkungan kerja, meliputi pencahayaan dan temperatur ruangan. 44,6% pekerja
mengalami kelelahan dan 55,4% pekerja tidak mengalami kelelahan. Terdapat 3 buah
faktor terkait pekerjaan yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap terjadinya
kelelahan yaitu faktor jam kerja per hari, tuntutan pekerjaan, dan job control. Sedangkan
pada faktor tidak terkait pekerjaan terdapat 1 buah faktor yang memiliki hubungan yang
signifikan terhadap terjadinya kelelahan yaitu faktor kualitas tidur. Namun setelah
melalui analisis multivariat didapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap
kelelahan yaitu kualitas tidur. Variabel kualitas tidur memiliki nilai Odds Ratio sebesar
14,409, yang artinya pekerja dengan kualitas tidur yang buruk akan berisiko 14,409 kali
mengalami kelelahan dibandingkan dengan pekerja dengan kualitas tidur yang baik
setelah dikontrol oleh variabel jam kerja / hari, tuntutan pekerjaan, job control, dukungan
sosial, dan status kesehatan.
Keyword : Kelelahan Kerja, jam kerja per hari, tuntutan pekerjaan, job control, kualitas
tidur


ABSTRACT

Name : Savira Anindita
Study Program : Master of Occupational Safety and Health
Judul Tesis : Study of Risk Factors Affecting Fatigue on
Office Workers at Institution X in 2018
This study analyzes the factors that influence the occurrence of fatigue on office
workers in institution X. This research was conducted at Institution X with the object of
research were all employee of institution X who worked at Organizers Division, Program
and Evaluation Division, Administration Division and Lecturers. The research was
conducted through observation, interviews, and filling out questionnaires by respondents
according to what was experienced and felt by respondents related to fatigue and the
factors which caused fatigue, as well as direct measurement of the work environment,
including lighting and room temperature. 44,6% of workers experienced fatigue and
55,4% didn’t experience fatigue. There are 3 work-related factors that have a significant
relationship to the occurrence of fatigue, such as working hours per day, job demands,
and job control. While for non-works related factors, there is a factor that has a significant
relationship to the occurrence of fatigue, such as sleep quality factor. But after
multivariate analysis found that the most influential factor on fatigue is sleep quality.
Sleep quality variables have an Odds Ratio of 14,409, which means workers with poor
sleep quality will risk 14,409 times fatigue compared to workers with good sleep quality
after being controlled by variable working hours per day, job demands, job control, social
support, and health status.
Keyword : Work fatigue, working hours per day, job demands, job control, sleep quality

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliawati Kusumaningrum
"Latar belakang: Kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan setiap orang dapat mengalaminya. Menurut International Labour Organization (ILO) tahun 2005, di perkirakan bahwa setiap tahun sebanyak 270 juta orang mengalami kecelakaan kerja dan 160 juta orang mengalami pcnyakit akibat kexja. Di Jepang, pada tahun 1998 jumlah kasus kecelakaan kerja di sektor jasa konstruksi sebesar 28%, diantaranya mengalami kematian sebesar 40%. Sedangkan di USA pada tahun 2005, kasus kecelakaan kerja di sektor jasa konsuuksi karena tidak menggunakan APD sebesar 56%. Di Indonesia, PT X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi yang memiliki kecelakaan kerja cukup tinggi dan belum pernah dilakukan analisisnya.
Metode: Penelitian menggunakan metode cross sectional. Dilakukan di PT X yang melaksanakan proyek konstruksi. Sampel sebanyak 461 responden diambil dari 1100 pekelja konslruksi.
Hasil dan kesimpulan penelitian: Diperoleh bahwa insiden kecelakaan kerja sebesar 34.7%, dengan frekuensi kecelakaan rata-rata 2.4 kali selama 1 tahun bekerja. Adapun karakteristik umur 21-30 tahun sebesar 44.5%, menikah sebesar 58.4% , pendidikan SMP sebesar 38%, pengetahuan tentang K3 yang kurang sebesar 45.3%, sikap baik sebesar 79%, pcrilaku kurang sebesar 46% dan tidak menggunakan alat pelindung diri sebesar 56.8%. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh terhadap kecelakaan kerja adalah jenis pekerjaan pembesian (OR =l.490, CI 95%= 1.006-2.207; p=0.047).

Background: Anyone could be subject to occupational accidents, regardless of time and place. According to ILO on 2005, an estimated that, 270 million occupational accidents and 160 million work-related diseases each year. In Japan (1998), especially in construction industries areas, found that 28% for occupational accidents which 40% of them causes fatality. Therefore, in USA (2005) the number of occupational accident due to the unused PPE found 56%. ln Indonesia, PT X is one of relatively high for occupational accident construction company, that has not been researched yet.
Methods: The study used the cross-sectional method, sample was gathered 461 of 1100 workers, subjects from PT X in construction project.
Results and Conclusion: The study show that occupational accidents are 34.7% with frequency rate was 2.4 times for one working years. The group of age for 21-30 years old are 44.5%, married found 58.4%, Junior High School found 38%, lack of K3 knowledge found 45.3%, good attitude found 79%, lack of behavior found 46% and unused PPE found 56.8%. The iron related work acts as the highest risk of occupational accident (0R=l.490; CI95%=1.006-2.207; p=0,047).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T32339
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Spadini Putri
"Pendahuluan Industri hulu minyak dan gas bumi adalah industri yang esensial dimana proses aktivitas di industri ini tidak dapat berhenti. Langkah-langkah pengaturan tanpa mengurangi target produksi dan pencegahan penyebaran infeksi Covid-19 di tempat kerja sudah dilakukan, namun kasus Covid-19 pada pekerja terus bertambah.
Objektif Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Covid-19 bergejala pada pekerja industri hulu minyak dan gas bumi di Indonesia.
Metode Studi cross sectional dengan pengumpulan data sekunder dari hasil pencatatan di tempat kerja. Data dari responden yang berhasil menyelesaikan prosedur penelitian dengan mengisi kuesioner secara lengkap sejumlah 616 termasuk didalamnya adalah data demografi pekerja, area kerja, paparan Covid-19, jenis pemeriksaan dan upaya pencegahan. Uji statistik yang digunakan dalam analisis univariat dan multivariat adalah uji regresi logistik. Uji statistik yang digunakan dalam korelasi antar variabel adalah dengan menggunakan chi-square. Hasil total data responden yang didapat sebanyak 616 pekerja. 65.3 % pekerja tidak mengalami gejala dan 34.7% pekerja mengalami gejala ringan sampai berat. Didapatkan bahwa sumber penularan di tempat kerja berhubungan signifikan dengan kejadian infeksi COVID-19 yang bergejala pada pekerja KKKS (p<0,001) dengan risiko bergejala 3,4 kali lebih tinggi, sedangkan antara usia dan karakteristik infeksi bergejala (p=0,019), dimana pekerja dengan usia diatas 39 tahun memiliki 1.5 kali risiko lebih besar untuk mengalami infeksi yang bergejala dibandingkan dengan pekerja usia ≤39 tahun dan pada pekerja laki-laki didapatkan 2 kali lebih tidak beresiko untuk bergejala jika terinfeksi COVID-19 (p=0,027) dibanding perempuan.
Kesimpulan faktor- faktor yang dapat meningkatkan risiko Covid-19 bergejala pada pekerja KKKS adalah sumber penularan di tempat kerja, usia pekerja yang lebih tua dan pekerja dengan jenis kelamin perempuan. Didapatkan risiko penularan tertinggi di tempat kerja adalah pada saat melakukan pekerjaan bersama, menggunakan fasilitas umum bersama dan makan bersama.

BACKGROUND. The upstream oil and gas industry was essential to operating continuously during the covid-19 pandemic. Preventive and management guidelines had been implemented, but cases were increasing.
OBJECTIVES. To find the factors affecting symptomatic Covid-19 in Special Task Force for Upstream Oil and Gas Industry - KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) workers in Indonesia.
METHODS A cross-sectional study was done using secondary data about covid-19 infection in SKK MIGAS and KKKS environment. Six hundred sixteen respondents were included in this study. Data about demographic characteristics, working area, covid-19 status and exposure, and examination and management before were also recorded. Univariate analysis and Multivariate analysis were done using a logistic regression test. Correlation between variables was found using chi-square.RESULTS From 616 eligible respondents 65.3% were asymptomatic, and 34.7% were symptomatic infections ranging from mild to severe symptoms. Working sites possessed a higher transmission risk as workers did the activity together. We found a correlation between a working site as a source of infection with symptomatic covid-19 (p<0.001) with a risk 3.4 times higher, age and symptomatic covid-19 (p=0.019) and female workers with symptomatic covid-19 disease (p=0.027).
CONCLUSION Some factors that increased the risk of covid-19 in KKKS workers were working site transmission, older age, and female workers. Other factors found influenced symptomatic covid-19 infection were doing the activity together, public facility usage, and eating together.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sulistiyo
"Bekisting merupakan suatu pekerjaan konstruksi yang dapat menyebabkan kelelahan kerja. Kelelahan adalah keadaan penurunan kinerja mental dan fisik yang dapat mengakibatkan potensi kecelakaan dan cedera di tempat kerja. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif analitik yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kelelahan pekerja beskisting di proyek pembangunan Tower X pada tahun 2017 dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang dengan objek penelitian pekerja bekisting di tower X. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan kuesioner yang terdiri dari variabel dependen (kelelahan kerja) dan independen (usia, masa kerja, durasi kerja, beban kerja, waktu istirahat, kuantitas tidur, dan kualitas tidur).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan 53 responden (53%) mengalami kelelahan ringan, 47 responden mengalami kelelahan sedang (47%) dan tidak ada pekerja yang mengalami kelelahan berat. Responden lebih dominan mengalami tingkat kelelahan berlebih terlihat berdasarkan durasi kerja > 60 jam, beban kerja berat, waktu istirahat ≤ 30 menit, kuantitas tidur ≤ 6 jam, dan kulitas tidur buruk.

Formwork is a construction work that can lead to work fatigue. Fatigue is a state of decline in mental and physical performance that can lead to potential accidents and injuries in the workplace. This study uses descriptive analytic study which aims to find out the description of fatigue of beskisting workers in Tower X building project in 2017 with cross sectional approach. The sample used in this research is 100 people with research object of formwork worker in tower X. Data collection is done by observation, interview and questionnaire consisting of dependent variable (work fatigue) and independent (age, working period, work duration, work load, rest periods, sleep quantity, and sleep quality).
Based on the results of the study showed 53 respondents (53%) suffered from mild fatigue, 47 respondents had moderate fatigue (47%) and no workers had severe fatigue. The more dominant respondents experienced excessive fatigue rate was seen based on work duration> 60 hours, heavy workload, rest time ≤ 30 minutes, sleep quantity ≤ 6 hours, and poor sleep quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Christian
"Tekanan panas merupakan salah satu bahaya keselamatan di tempat kerja yang semakin parah seiring tren pemanasan global. Sektor konstruksi adalah salah satu sektor usaha yang terancam karena karakterstiknya yang melibatkan aktivitas fisik berat, jadwal padat dan area terbuka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor – faktor risiko tekanan panas terhadap kejadian kecelakaan kerja di Proyek Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta – Bawen Seksi 1. Identifikasi terhadap faktor risiko yang berhubungan akan memudahkan pihak pemberi kerja untuk melakukan upaya pencegahan yang berguna melindungi pekerja dari risiko tekanan panas. Desain penelitian ini adalah studi potong – lintang dan pengumpulan data faktor risiko dan kecelakaan kerja dilakukan menggunakan kuesioner dan instrumen. Penelitian ini menemukan bahwa iklim kerja (OR =7,431), beban kerja (OR = 3,140), konsumsi air putih (OR = 0,505) dan Shift kerja (OR = 3,652) memiliki hubungan terhadap kecelakaan kerja yang terjadi saat cuaca panas. Berdasarkan hasil studi, peneliti menyarankan pemeberi kerja untuk menyusun rencana aklimatasasi pekerja dan jadwal Shift serta menyediakan akses terhadap air putih kepada semua pekerja.

Heat stress is a safety hazard in the workplace that is getting worse with the global warming trend. The construction sector is one of the business sectors that is threatened because of its characteristics which involve heavy physical activity, busy schedules and open areas. The purpose of this study was to analyze the relationship between heat stress risk factors and workplace accidents in the Yogyakarta – Bawen Toll Road Section 1 Development Project.The research design was a cross-sectional study and data collection on risk factors and occupational accidents was carried out using a questionnaire and instruments. This study found that work climate (OR = 7.431), workload (OR = 3.140), water consumption (OR = 0.505) and work shifts (OR = 3.652) have a relationship to work accidents that occur during hot weather. Based on the study results, the researchers suggest employers to develop a worker acclimation plan and shift schedule, and also provide access to drinking water for all workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>