Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120688 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauzia
"Manusia memiliki kebutuhan untuk menghuni. Namun, dalam menghuni suatu hunian di kota besar yang padat penduduk, beberapa masyarakat terutama yang memiliki penghasilan rendah memilih untuk menghuni di rumah susun yang seringkali memiliki unit dengan ukuran kecil. Dalam kegiatan menghuni, furnitur hadir sebagai objek yang dibutuhkan manusia untuk dapat digunakan dalam beraktivitas. Furnitur dalam menempati ruang, terutama pada kondisi besaran ruang hunian rumah susun yang terbatas, memiliki peran terhadap pencahayaan yang terjadi pada suatu ruang. Dengan adanya kajian teori dan analisis studi kasus terhadap unit rumah susun, penulisan ini akan melihat bagaimana karakteristik dari furnitur dalam menempati ruang dan bagaimana ia digunakan manusia dalam beraktivitas pada ruang hunian. Studi dilakukan pada hunian rumah susun di daerah DKI Jakarta dan ditemukan bahwa furnitur pada unit memiliki peran dalam seberapa besar ia dapat meneruskan pencahayaan pada ruangan.

Humans have a need to inhabit. However, when living in a large densely populated city, some people, especially those with low incomes, choose to live in flats which often have small units. In dwelling activities, furniture is present as an object that humans need to be able to use it in their activities. Furniture in occupying space, especially in conditions of limited residential space, has a role in the lighting that occurs in a room. With the theoretical study and case study analysis of apartment units, writing this will look at how the characteristics of furniture occupy space and how it is used by humans in their activities in residential spaces. The study was conducted on residential flats in the DKI Jakarta area and it was found that the furniture in the unit has a role in how much it can transmit lighting to the room."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhesa Almerzada Shah Putera
"Pada era globalisasi yang sangat pesat berkembang, terdapat sebuah cetusan dalam bidang teknologi informasi yaitu media sosial. Dewasa ini, media sosial memiliki peran penting untuk membangun citra manusia sebagai penggunanya, khususnya melalui media visual berupa foto. Latar dari setiap foto yang diunggah adalah faktor yang sangat mendukung untuk pembangunan citra, sehingga bertambahnya angka penciptaan ruang berfoto yang biasa dikenal dengan istilah photogenic space. Salah satu yang menunjang segi estetika dari sebuah photogenic space adalah cahaya.
Peran cahaya untuk menciptakan pengalaman dan persepsi visual pada ruang akan sangat mempengaruhi suasana dan kualitas pada foto. Pada penulisan ini, diharapkan akan mendapatkan indikator yang jelas terkait pencahayaan dalam foto sehingga apa yang membentuk sebuah photogenic space bisa lebih jelas terukur. Perbedaan kontras antara subjek dengan latarnya akan menjadi penilaian objektif yang akan diukur pada penulisan ini.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur dengan mempelajari teori dari jurnal dan buku tentang pencahayaan, ruang komersil, dan pembangunan citra di media sosial. Sintesis teori yang didapatkan akan ditinjau melalui studi kasus untuk membuktikannya. Studi kasus akan dilakukan menggunakan simulasi dan kuesioner untuk memperkuat argumen.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa penciptaan photogenic space di era ini akan memiliki pengaruh yang besar di media sosial. Dan untuk menciptakan sebuah photogenic space dibutuhkan peran pencahayaan yang bisa menghasilkan kontras antara subjek foto dengan latarnya. Kondisi ini bisa didapatkan dengan mengatur intensitas paparan cahaya serta temperatur warna pada subjek dan latarnya.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinny Dyah Puspita
"ABSTRAK
Fasad bangunan atau muka bangunan adalah hal pertama yang dilihat oleh calon pengunjung. Dalam hal restoran, fasad bangunan akan memberikan impresi terhadap servis, kualitas dan atmosfer restoran di dalamnya sehingga suatu restoran membutuhkan sesuatu yang merepresentasikan konsep restoran yang ingin ditampilkan, (Bitner, 1992). Bagi restoran yang memakai bangunan cagar budaya, umumnya restoran tersebut mempunyai konsep yang berhubungan dengan kultur dan kreatifitas (Heritage Lottery Fund, 2013). Namun untuk restoran yang memakai bangunan cagar budaya (BCB), peraturan mengenai adaptasi fungsi bangunan tetap berlaku contohnya adalah larangan dalam merubah fisik bangunan. Hal ini berlaku juga dalam penerapan desain pencahayan fasad. Pencahayaan buatan pada BCB memerlukan perlakuan khusus karena harus mengikuti kaidah pelestarian. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui prinsip dan teknik pencahayaan pada fasad restoran dengan BCB yang dapat sekaligus mengakomodasi elemen fasad yang bersifat komersial. Adapun bangunan restoran yang dijadikan studi adalah Café Batavia yang berada di kawasan Kota Tua dan Tugu Kuntskring Paleis yang berada di Menteng, Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei berupa observasi dan wawancara dengan calon pengunjung.

ABSTRACT
The facade of the building is the first thing that is seen by potential visitors. In the case of restaurants, the facade of the building will give an impression of service, quality, and atmosphere of the restaurant in it so that a restaurant needs something could represent the concept of the restaurant that is wanted to be displayed (Bitner, 1992). Restaurants that use heritage buildings as their trading places can be very commercially unique. Generally, they already have concepts that are related to culture and creativity (Heritage Lottery Fund, 2013). But for them, the regulations regarding the adaptation of building functions will still apply. For example, the prohibitions in changing the physical structure of buildings which affect the applications of the facade lighting designs, so that artificial lighting in commercial heritage buildings requires special treatment because it must follow the preservation rules.
This study aims to analyze the principles and techniques of lighting in restaurant facades with heritage buildings which also accommodate the commercial facade elements. effects on the facades of commercial buildings as well as on cultural heritage buildings. This is a qualitative study based on the survey, and interviews with the potential customers. This study uses Café Batavia in the Kota Tua area and Tugu Kuntskring Paleis located in Menteng as case studies."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Rahmadhani Hidayat
"Dalam ruang publik terbuka di Indonesia masih banyak terdapat furnitur yang tidak mendukung pengguna untuk berinteraksi sosial dengan nyaman di dalamnya. Di sisi lain, interaksi sosial di dalam ruang publik terbuka merupakan kunci dari hidupnya ruang tersebut. Untuk dapat memahami bagaimana furnitur berperan terhadap terbentuknya interaksi sosial di dalam ruang publik, dilakukan pembahasan mencakup furnitur ruang publik terbuka, perilaku pengguna di dalamnya serta studi kasus pada Taman Film Bandung. Temuan pada skripsi ini memperlihatkan bahwa furnitur ruang publik terbuka melalui desain, penyusunan dan penempatannya berperan besar menciptakan keadaan sehingga interaksi sosial yang nyaman dapat berlangsung. Interaksi yang nyaman tersebut dapat disimpulkan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu ruang publik terbuka.

In Indonesia's open public spaces, there are furnitures that lack in supported users to have a pleasant social interaction in it. At the same time, social interaction was the key to generate lively open public spaces. To comprehend how furniture support social interaction in open public space, this study discussed about open public space furnitures, users behaviour in it and case study at Taman Film Bandung. This study showed that furniture in open public spaces through its design, arrangement and layout had huge impact in providing suitable enviroment that acomodate a comfort social interaction. A good social interaction then can could be parameter to a successfull open public spaces.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Aliqa Utamidewi
"Window display pada sebuah toko di dalam pusat perbelanjaan merupakan elemen toko yang pertama kali dilihat oleh pengunjung. Window display merupakan tempat memajang beberaoa barang yang dijual di toko tersebut. Window display merupakan penggambaran kecil dari keseluruhan toko. Dengan penataan yang apik, sebuah window display diharapkan dapat menarik perhatian pengunjung sehingga dapat memutuskan untuk mengunjungi toko tersebut dan berbelanja di sana. Pencahayaan buatan merupakan salah satu elemen pada window display yang memiliki peran penting salah satunya mempertegas bentuk desain dari window display dan menarik perhatian pengunjung. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menganalisa dan memahami peran pencahayaan buatan pada window display di sebuah muka toko dan pengaruhnya terhadap penggambaran citra toko dan penarikan minat pelanggan. Metode yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini adalah studi teori pada literatur dan studi kasus lapangan. Untuk analisis dilakukan pula penyebaran kuesioner kepada pelanggan secara online. Pencahayaan melalui teknik pencahayaan dan tingkat terang gelap dapat menarik rasa penasaran pengunjung untuk memasuki toko dan menaikkan penjualan.

Window display of the store in a shopping mall is a part of a store that first seen by visitors. Window display is a place to show some goods that sold in the store. Window display is a small depiction of the entire store. With a neat arrangement, a window display is expected to attract the attention of visitors so that they can decide to visit the store and shop there. Artificial lighting is one of the elements on the window display that has an important role, one of them reinforce the shape and design of the window display and caught the attention of visitors. This thesis aims to analyze and understand the role of artificial lighting on the window display at a shop front and its influence on the depictions of store image and customer interest withdrawal. The methods used for this thesis are the literature review for theories study and field observation on study cases. For the analysis, questionnaires for the customers also conducted online. Lighting through lighting techniques and light level can attract the curiosity of the visitors to enter the store and increase sales."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Silvia
"Berlimpahnya cahaya matahari juga dapat membantu penghematan energi untuk pencahayaan pada bangunan kantor. Namun, cahaya matahari yang berlebih menimbulkan silau dan panas terutama pada area di dekat jendela. Fasad kaca pada bangunan kantor mempengaruhi intensitas pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan sehingga digunakan shading untuk mengatur pencahayaan. Namun, shading yang digunakan saat ini bersifat statis dalam bentuk horizontal, vertikal, maupun egg crate sehingga distribusi cahaya tidak merata. Dengan demikian, penggunaan dynamic shading perlu dieksplorasi karena kemampuannya dalam mengontrol cahaya dan mengurangi konsumsi energi pencahayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan jenis shading melalui konfigurasi dynamic shading untuk meningkatkan kualitas pencahayaan alami sehingga menurunkan konsumsi energi untuk pencahayaan. Penelitian terdiri atas lima tahap yang diawali dengan observasi lapangan pada tujuh bangunan kantor yang dipilih. Kemudian dilanjutkan dengan pra simulasi dan perhitungan OTTV untuk memilih satu bangunan kantor yang paling tepat untuk dipasang dynamic shading. Tahap berikutnya adalah simulasi eksisting dan modifikasi shading horizontal, vertikal, dan egg crate yang masing – masing memiliki konfigurasi fasad berbeda karena jenis rotasi yang berbeda pada fasad. Tahap selanjutnya yaitu pengukuran pencahayaan alami di bangunan terpilih dan tahap terakhir yaitu eksperimen. Lebar kisi – kisi dynamic shading, jarak dynamic shading ke kaca serta ukuran perforated aluminium adalah parameter penelitian. Hasil yang paling optimal untuk mencapai uniformity minimal 0,5 adalah dynamic shading egg crate dengan model 2 untuk pagi hari, model 1 untuk siang hari, dan model 3 untuk digunakan pada sore hari.

The quantity of sunlight can also assist save electricity for office lighting. Excessive sunshine, on the other hand, generates glare and heat, particularly in places near windows. Because glass facades in office buildings modify the intensity of natural light entering the space, shading is used to control illumination. However, the shading currently used is static in the form of horizontal, vertical, or egg crates so that the light distribution is uneven. Thus, the use of dynamic shading needs to be explored because of its ability to control light and reduce lighting energy consumption. This study aims to develop types of shading through dynamic shading configurations to improve the quality of natural lighting thereby reducing energy consumption for lighting. The research consisted of five stages beginning with field observations in the seven selected office buildings. Then proceed with the pre-simulation and OTTV calculations to choose the most appropriate office building to install dynamic shading. The following stage involves the existing simulation and modification of the horizontal, vertical, and egg crate shading, each of which has a different facade configuration due to a different sort of facade rotation. The following stage is to measure natural illumination in selected buildings, followed by experiment of the best dynamic shading configuration. The research parameters are the width of the dynamic shading grating, the distance between the dynamic shading and the glass, and the size of the perforated aluminum. The dynamic shading of egg crate with model 2 for the morning, model 1 for the afternoon, and model 3 for use in the afternoon produces the best results for achieving uniformity of at least 0.5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Yuni Astari
"Rumah sakit, sebagai institusi perawatan kesehatan, telah mengalami perkembangan dari pusat penyembuhan berbasis agama menjadi pusat perawatan medis dan penelitian. Dalam desain rumah sakit modern, faktor alam terutama ruang hijau dan cahaya alami telah diakui sebagai salah satu elemen penting dalam menciptakan lingkungan penyembuhan yang mendukung pemulihan fisik dan emosional pasien. Desain interior rumah sakit memainkan peran krusial dalam kesehatan psikologis pasien dan pengalaman perawatan mereka. Faktor-faktor seperti cahaya alami, pemandangan alam, ruang hijau, dan bukaan, memiliki pengaruh besar terhadap atmosfer ruang interior rumah sakit. Dengan menciptakan lingkungan yang baik, rumah sakit mampu meningkatkan proses pemulihan pasien dan memberikan dampak positif pada kesehatan fisik dan emosional pasien.

Hospitals, as health care institutions, have evolved from faith-based healing centers to medical care and research centers. In modern hospital design, natural factors, especially green spaces and natural light have been recognized as one of the important elements in creating a healing environment that supports the physical and emotional recovery of patients. Hospital interior design plays a crucial role in the psychological health of patients and their treatment experience. Factors such as natural light, natural scenery, green spaces, and openings, have a great influence on the atmosphere of hospital interior spaces. By creating a good environment, hospitals are able to improve the recovery process of patients and have a positive impact on the physical and emotional health of patients"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Bela Haryati
"Relokasi adalah bentuk tanggungjawab Pemerintah DKI Jakarta dalam menyediakan tempat yang layak bagi warga DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan memahami peran aktor dalam pelaksanaan relokasi warga Waduk Ria-Rio ke Rumah Susun Pinus Elok dan Rumah Susun Cakung Barat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui pengumpulan data primer dan sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran aktor dalam pelaksanaan relokasi warga Waduk Ria-Rio terdiri dari state actor, political economic structure, business actor dan public. Pelaksanaan relokasi ditemukan kendala oleh adanya aktor political economic structures dan public yang mengarah kepada business actor. Kondisi tersebut berdampak terhadap proses relokasi warga dengan munculnya warga gelap dan warga tidak tertampung di unit rumah susun. Selain itu, terdapat state actor yang berasal dari militer terlibat dalam proses relokasi.

Relocation is a responsibility of DKI Jakarta Government to provide a decent place for the citizens of Jakarta. This research aims to understand the role of actors in the implementation of relocation of Ria-Rio Reservoir's Residents into Pinus Elok and Cakung Barat Flats. The research has been done in qualitative approach through primary and secondary data collections. The result shows that the role of actors in the implementation of relocation of Ria-Rio Reservoir's Residents consists of state actors, political economic structure, business and public actors. In the implementation of relocation, constraints have been found by the presence of political actors and public economic structures that lead to business actors. These conditions affect the relocation process with the emergence of dark citizens and the citizens who are not accommodated in the flats. In addition, there are state actors from the military involved in the relocation process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyan Ratna Nabila
"Ketika manusia mendengar kata “Klub Malam” manusia membayangkan tempat hiburan bagi orang dewasa. Banyaknya peminat klub malam menjadikan klub malam sebagai tempat bersaing dalam komersil. Sehingga setiap klub malam akan berusaha memberikan kualitas yang terbaik.
Pada skripsi ini saya mencoba mencari tahu bagaimana suatu klub malam mengkomunikasikan branding. Apakah pencahayaan dan warna pencahayaan dapat mengidentifikasikan konsep branding klub malam sehingga memberikan pengunjung klub pengalaman ruang yang berbeda dari yang lain?
Skripsi ini membahas dua jenis klub yang berbeda yaitu dance club dan live music dance club. Dari dua jenis klub malam yang berbeda. penulis dapat menganalisis persamaaan dan perbedaan ruang yang diciptakan pada klub malam.

When we hear the term ‘nightclub’, we automatically assume an entertainment venue for adults. The high number of nightclub’s enthusiasts makes it a very competitive commercial zone, where every nightclub would put a huge effort in giving the best quality of services.
In this thesis, author would like to determine how a nightclub communicate its branding, and whether lighting and lighting colors could identify this concept of branding that would create a different and unique experience for customers while at the same time distinguishing it from its competitors. This thesis examines two different types of nightclubs: dance club and live music dance club. From these two types of nightclubs, author would like to analyze the similarity and differences that are created by the two nightclubs. ;When we hear the term ‘nightclub’, we automatically assume an entertainment venue for adults. The high number of nightclub’s enthusiasts makes it a very competitive commercial zone, where every nightclub would put a huge effort in giving the best quality of services.
In this thesis, author would like to determine how a nightclub communicate its branding, and whether lighting and lighting colors could identify this concept of branding that would create a different and unique experience for customers while at the same time distinguishing it from its competitors. This thesis examines two different types of nightclubs: dance club and live music dance club. From these two types of nightclubs, author would like to analyze the similarity and differences that are created by the two nightclubs. ;When we hear the term ‘nightclub’, we automatically assume an entertainment venue for adults. The high number of nightclub’s enthusiasts makes it a very competitive commercial zone, where every nightclub would put a huge effort in giving the best quality of services.
In this thesis, author would like to determine how a nightclub communicate its branding, and whether lighting and lighting colors could identify this concept of branding that would create a different and unique experience for customers while at the same time distinguishing it from its competitors. This thesis examines two different types of nightclubs: dance club and live music dance club. From these two types of nightclubs, author would like to analyze the similarity and differences that are created by the two nightclubs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Mahara Adhistiyo
"Artificial lighting is one of the elements in architecture that is able to deliver the meaning, so that lighting has an important role for humans to recognize the space. The identity of place will be formed based on each user's perception of space, and this element of light become one of the forming quality space. The need of lighting space will be affected by human activities that occur in it, but on the other side, the artificial lighting system is formed based on architectural significance to be conveyed.
In this paper, the authors take a case study on the South Alun-alun of Yogyakarta, where there is a modern intervention of secondary artificial lighting that has very different characteristics to the primary artificial lighting. The authors will analyze the role of artificial lighting based on the South Alun-alun ​​Yogyakarta’s space function. The result performed by calculating the amount of light luminance and literature review on the lighting theory that supports findings in the field that the identity of the place has changed between then and now.

Tata cahaya buatan merupakan salah satu elemen dalam arsitektur yang mampu menyampaikan makna di dalamnya, sehingga tata cahaya berperan penting bagi manusia untuk mengenali ruangnya. Identitas sebuah tempat akan terbentuk berdasarkan pada persepsi masing-masing pengguna ruang, dan elemen cahaya pada ruang ini lah yang menjadi salah satu pembentuk kualitas ruang. Kebutuhan ruang akan tata cahaya dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang terjadi di dalamnya, namun di sisi lain, tata cahaya buatan dibentuk berdasar pada makna arsitektur yang ingin disampaikan.
Dalam tulisan ini penulis mengambil sebuah studi kasus yang terjadi pada Alun-alun Selatan Yogyakarta, di mana terdapat terjadi sebuah intervensi modern dari pencahayaan buatan sekunder yang memiliki karakteristik sangat berbeda dengan pencahayaan buatan primernya. Penulis akan menganalisa peran pencahayaan buatan terkait fungsi ruang Alun-alun Selatan Yogyakarta. Hasil yang didapat dilakukan dengan menghitung besar luminansi cahaya dan tinjauan pustaka mengenai teori tata cahaya yang mendukung hasil temuan di lapangan bahwa tempat tersebut telah mengalami perubahan bentuk antara dulu dan sekarang.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>