Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201789 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Della Ayu Siti Fathimah
"Tesis ini membahas hubungan persepsi pekerja work-from-home pada tempat kerjanya di rumah terhadap kinerja kerja individu ketika bekerja di rumah. Pendekatan kuantitatif akan digunakan untuk melihat hubungan variabel-variabel kondisi tempat kerja dan persepsi pada tempat kerja dengan kinerja kerja individu. Pada penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pelaksanaan semi-structured interview dengan participatory floor plan mapping . Pengisian kuesioner dilakukan untuk mengumpulkan data demografi partisipan, data kondisi tempat kerja, data persepsi partisipan terhadap tempat kerjanya, dan data penilaian kinerja kerja individu pekerja work-from-home . Pelaksanaan semi-structured interview dengan participatory floor plan mapping dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi tempat kerja dan interaksi pekerja terhadap tempat kerjanya. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan metode analisis statistik dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan korelasi positif antara Persepsi pada Tempat Kerja dan Kinerja Kerja Individu. Selain itu, penelitian ini menemukan adanya pengaruh dari elemen-elemen tertentu, seperti Elemen Suasana Kerja, dan persepsi-persepsi tertentu, seperti fleksibel, fokus, dan teritorial, terhadap Kinerja Kerja Individu.

This thesis examines the relationship between perceptions of work-from-home workers at their workplace on individual work performance when working at home. A quantitative approach will be used to see the relationship between the variables of home workplace conditions and perceptions of the workplace at home with individual work performance. In this study, data collection was carried out by filling out questionnaires and conducting semi-structured interviews with participatory floor plan mapping. Filling in the questionnaire was carried out to collect participant demographic data, data on home workplace conditions, data on participants' perceptions of their workplace, and data on assessment of individual work performance of the work-from-home workers. Implementation of semi-structured interviews with participatory floor plan mapping was carried out to collect data on workplace conditions and worker interaction with the workplace. The collected data will be analyzed using statistical analysis and qualitative analysis methods. The results showed that there was a correlation between conditions at work at home, perceptions at work at home, and individual work performance. Furthermore, the results also found that certain elements of the workplace conditions and certain perceptions have their own impacts on Individual Work Performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Jaya Permana
"Tujuan penelilian ini adalah untuk mengetahui pcngaruh lingkungan kerja, motivasi keija, ability perawat terhadap kinerja pcrawat. Dirnana kinerja perawal merupakan variabel terikat dan Iingkungan kerja, motivasi kerja serta ability perawat menjadi variabel bebas. Dalam penelitian ini digunakan studi korelasi dengan pendekatan analisis korelasi, regresi Iiniar sederhana dan regresi liniar ganda sei-ta analisis jalur, mcnggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian.
Pada penelitian ini didapat hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signiiikan terhadap motivasi kerja (17%) yang tercapai pada tingkat signifikansi 0. = 0,000 Lingkungan kexja berpengaruh secara signiiikan terhadap kinerja perawat (29,69%), yang tercapai pada tingkat signifikansi or. = 0,000. Motivasi kerja berpengaruh secara signiiikan terhadap kincrja perawat (69,39%), yang tercapai pada tingkat signinkansi <1 = 6,000 Abilinf pezawat berpengar'.:h seem. signitiknn ierhadap kinezja perawat(53,73%), yang tercapai pada tingkat signifikansi 0. = 0,000. Ability perawat berpengaruh secar signitikan terhadap motivasi kezja (56,l%), yang tercapai pada tingkat signitikansi on == 0,000. Lingkungan kerja, motivasi kerja, dan ability perawat secara simultan berpengaruh terhadap kinerja perawat (76,2%), yang secara sthtislik kebermaknaannya terjadi pada tingkat 0. = 0,001 untuk Iingkungan kerja, a= 0,000 untuk motivasi kerja , dan or. = 0,02I untuk ability perawat.
Pada penelitian ini didapatkan kcsimpulan bahwa seluruh hipotesis yang dirancang tclah terbukti secara signifikan dan model yang diajukan penulis sebagai kerangka konsep dapat dipergunakan untuk model analisisjalur pengaruh lingkungan kerja, motivasi kerja, dan abiliry perawat terhadap kinerja perawat di Rumah Sakil Umum Kota Bekasi.

The aims of this research were to investigate the effects of Work Environment, Work Motivation, and Nurse Ability to Nurse Perfonnance. Wheter Nurse Perfomance such as dependent variable and Work Environment, Work Motivation, Nurse Ability as independent variables. 4 Four methods were used in this research, i.e. Correlation analysis, Simple regression, Multiple regression, and Path Analysis approaches, with questionare as a research instrument.
The results of this research _indicated that work environment gave significant effect to work motivation (17%) in level of o. = 0,000. Work environment gave significant effect to nurse performance (29,69%) in level of or = 0,000. Work motivation gave significant effect to nurse performance (69,39%) in level of a = 0,000. Nurse ability gave significant effect to nurse performance (53,73%) in level of ot = 0,000. Nurse ability gave significant effect to work motivation (56,l%) in level of or = 0,000.Work environment, work motivation, and nurse ability gave significant simultaneous effects to nurse performance (76,2%) in differences level of ot, wheter work environment in ot = 0,00l, work motivation in o. = 0,000, and nurse ability in <1 =o,o21.
The conclusion of this research that all of hypothesis design were accepted, and path analysis model can be used as a path analysis model of effects of work environment, work motivation, and nurse ability to nurse performance in Bekasi District General Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Shafira Salsabila
"Kota Jakarta Timur merupakan kota yang memiliki jumlah penduduk bekerja tertinggi di Provinsi DKI Jakarta. Adanya pemberlakuan bekerja di rumah (work from home) atau bekerja jarak jauh (telecommuting) saat adanya pandemi COVID-19 membuat perbedaan lingkungan fisik kerja karyawan saat bekerja di rumah dan di kantor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan lingkungan fisik yang bekerja di rumah dan di kantor, serta mengetahui hubungan lingkungan fisik terhadap kinerja karyawan yang bekerja jarak jauh. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lingkungan fisik kerja karyawan dan kinerja kerja karyawan. Metode yang digunakan adalah analisis keruangan dan analisis statistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan lingkungan fisik sebesar 63% yang terdiri dari perbedaan tingkat 1 sebesar 61% dan perbedaan tingkat 2 sebesar 2%. Hasil uji statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa adanya hubungan antara lingkungan fisik kerja dengan kinerja kerja karyawan signifikan pada taraf nyata 5%. Lingkungan fisik karyawan yang bekerja di rumah dan di kantor yang tidak memiliki perbedaan rata-rata berada tepat di dekat jaringan jalan. Sedangkan untuk kinerja kerja karyawan yang bekerja di rumah dan di kantor yang tidak memiliki perbedaan kebanyakan berada tidak tepat di jaringan jalan.

East Jakarta City is a city with the highest number of working populations in DKI Jakarta Province. The implementation of working at home or working remotely (telecommuting) during the COVID-19 pandemic has made a difference to the physical work environment of employees while working at home and at the office. This study aims to determine the differences in the physical environment at home and in the office, as well as to determine the effect of the physical environment on the performance of employees who work remotely. The variables used in this study are the employee's physical work environment and employee work performance. The method used is spatial analysis and Chi-Square statistical analysis. The results showed that there was a difference in the physical environment of 63% consisting of a difference in level 1 of 61% and a difference in level 2 of 2%. The results of statistical tests conducted indicate that there is a significant relationship between the physical work environment and employee work performance at the 5% level of significance. These employees whose physical work environments are in their homes and in the office that does not differ is on average are near main road networks. As for the work performance of employees who work at home and in the office, which have no difference, most of them are not near main road networks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldus Satrio Laksono
"Dalam menghadapi perubahan organisasi, perusahaan membutuhkan dukungan dari karyawan baik dalam bentuk perilaku kerja inovatif maupun keinginan karyawan untuk mempertahankan keanggotaannya di dalam perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan komitmen perubahan dengan perilaku kerja inovatif dan keinginan untuk berhenti pada karyawan yang bekerja pada perusahaan yang mengalami perubahan organisasi. Perilaku kerja inovatif diukur dengan The Innovative Work Behavior Scale, keinginan untuk berhenti diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Peterson dan Samad (2006), dan Komitmen Perubahan diukur dengan menggunakan Commitment to Change Inventory (CCI). Penelitian dilakukan pada 158 karyawan dari tiga perusahaan yang merupakan bagian dari sebuah grup perusahaan media televisi di Indonesia. Penelitian ini menemukkan pengaruh yang positif dari komitmen perubahan dengan perilaku kerja inovatif, namun tidak signifikan (β=0,114, p<0,01). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan negatif antara komitmen perubahan terhadap keinginan untuk berhenti (β=-0,213, p<0,01). Dari penelitian ini, dapat diketahui bahwa komitmen perubahan memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap turnover intention pada karyawan dibandingkan terhadap perilaku kerja inovatif.

While facing organizational change, companies need the supports of their employees in the form of innovative work behavior and their willingness to retain their membership in the company. This study was aimed to examine the relationship of commitment changes with innovative work behavior and turnover intention of employees who work in companies experiencing organizational change. Innovative work behavior was measured by the Innovative Work Behavior Scale, while Turnover Intention was measured by using a questionnaire developed by Peterson and Samad (2006), and Commitment to Change was measured using the Commitment to Change Inventory (CCI). The study was conducted on 158 employees from the three companies that are part of a group of television media companies in Indonesia. The results showed that there is no significant impact of Commitment to Change to Innovative Work Behavior (β=0,114, p<0,01) but there?s a significant negative impact of Commitment to Change to Turnover Intention (β=-0,213, p<0,01). From this study, it found that the commitment to change provide a more powerful influence on employee turnover intention compared to innovative work behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jana Eugenia D.
"Faktor yang menjadi awal suatu perubahan dalam organisasi adalah kesiapan individu dalam menghadapi perubahan organisasi. Hubungan interpersonal dalam lingkungan kerja yang terdapat dalam suatu organisasi akan mempengaruhi bagaimana individu dalam perusahaan akan menyesuaikan dirinya untuk menghadapi situasi yang sulit, termasuk perubahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur kesiapan individu terhadap perubahan organisasi dan alat ukur hubungan interpersonal dalam lingkungan kerja yang merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, dengan bentuk skala sikap yang disebarkan pada responden melalui organsasi masing-masing. Responden penelitian berjumlah 138 orang, yang merupakan karyawan tetap PT. A, PT. B, dan PT. C, dimana ketiga perusahaan tersebut merupakan badan usaha milik negara atau BUMN. Partisipan telah bekerja selama minimal selama 2 tahun, berpendidikan minimal SMA, serta memiliki atasan, rekan kerja, dan bawahan.
Hasil analisis korelasi menggunakan metode statistik Pearson Correlation menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara kesiapan untuk berubah dengan nilai hubungan interpersonal dalam lingkungan kerja dengan nilai p sebesar 0,000. Lebih lanjut, ditemukan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada karakteristik demografis. Pada nilai kesiapan individu terhadap perubahan organisasi ditemukan adanya perbedaan yang signifikan pada nilai kesiapan individu terhadap perubahan dengan jumlah atasan.

The first factor that begins change process in an organization is individual readiness for change in organizations. Interpersonal Relationship at Work that exist in each organization may also influence how individual adapt themselves in difficult situation in which change is included. This research utilizes qualitative approach with two instruments, individual readiness for change and interpersonal relationship at work, which was developed from previous research. Respondents for this research are 138 individuals from three different government companies. Respondents has a minimum education of high school, has been working in the company for minimum 2 years and has a superoordinate, suboordinate, and peers.
Results from Pearson Correlation analysis indicates that there is significant positive relation between Interpersinal Relationship at Work and Individual Readiness for Organizational Change with significance level at 0.000. In addition, it is found that there is no significant difference between interpersonal relationship at work based on demographic characteristics. On individual readiness for change however, it is found that there is a significant difference based on the amount of superordinates.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afriyani
"Lingkungan kerja sebagai salah satu atribut organisasi mempengaruhi perilaku kerja perawat pelaksana. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara lingkungan kerja yang dikarakteristikan dengan beban kerja, kepemimpinan keperawatan, kontrol terhadap praktik, dukungan organisasi, pengembangan profesional, dan kompensasi dengan keterikatan kerja perawat pelaksana. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampel yang digunakan berjumlah 110 perawat pelaksana. Sampel diambil secara total sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner Utrech Work Engagement Scale dan lingkungan kerja yang dimodifikasi. Data dianalisis dengan uji Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara beban kerja, dukungan organisasi dan pengembangan profesional dengan keterikatan kerja perawat pelaksana (p<0.05). Tidak terdapat hubungan antara kepemimpinan keperawatan, kontrol terhadap praktik, dan kompensasi dengan keterikatan kerja perawat pelaksana. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan melalui optimalisasi lingkungan kerja positif dan peningkatan keterikatan kerja perawat pelaksana.

Work environment as one of the attributes of the organization affects the working behavior of nurses. This study was to determine the relationship between work environment which is characterized by workload, nursing leadership, control over practice, organizational support, professional development, and compensation with nursing work engagement. This study used cross sectional design. The sample was 110 nurses with total sampling. This study used a questionnaire that modified from Utrecht Work Engagement and work environment scale. Data were analyzed by Chi-Square test.
The results showed a relationship between workload, organizational support and professional development of nurses working with engagement (p<0.05) and there was no correlation between nursing leadership, control over practice, and compensation for nurses working with engagement. The results can be used to improve the quality of nursing services through the optimization of a positive work environment and increased nurses work engagement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rinto Abimanyu
"Dalam menghadapi era persaingan ini dibutuhkan jajaran manajemen yang mampu membuat suatu kondisi dimana para karyawan dapat meningkatkan kinerja dari waktu kc waklu schingga ugiuan yang tclah ditctapkan dapat tcrcapai. Kineqia karyawan yang mcningkal dulam hal ini pcrawat dapat membcrikau kontribusi yang positif pada kineqia rumzih snkil danjuga pelayanan kcpada pasicn dapat terlaksana lebih optimal.
Penelitian ini di latarbelakangi pentingnya meningkatkan kinelja perawat agar rumah sakit mampu bcrsaing di wilayah cakupannya. Tujuan penelitizm ini untuk mcngelahui pengaruh Iingkungan keqia, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kincrja pcmwnl. Pcnclitiun dilakukun di RSIA I-lcrmina Bugor dcngan menggunakan kuesioner scbagai instrumen pengumpul data dan jumlah sampel sebanyak 45 orang dari jumlah populasi 80 orang. Analisa data dilakukan dcngan menggunakan metode analisis jaluf.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh lingkungan kerja, motivasi kexja dan kepuasan kerja tcrhadap kinerja pérawat sebesar 83 % dan signiiikan. Juga terdapat korelasi yang kuat antara variabcl-varibel tersebut.

Nowadays in globalisation an organization must have a skillfull management to raise employes job performance, therefor they can reach a goal. This raising job perfonnance give a positive contribution to the hospital performance and to the customer services.
The background of this studies are important to raise the employes performance especially nurse so the hospital can compete in the area. The goal of this studies are finding the influence of work environment, work motivation and job satisfaction on nurse job performance in RSIA Hermina Bogor. As a data collector the author use an questionare and 45 person for sample fiom 80 person in population. Path analysis is use for analyse data.
The result shows that there is an influence of work environment, work motivation and job satisfaction on nurse job performance in RSIA Hermina Bogor. The percentage is 83 % and its significant, also ther is strong correlation among those variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumewu, Dicky A.
"Suhu panas di lingkungan kerja akan mempengamhi tubuh tenaga kerja sehingga akan mengganggu produktivitas kerja mereka. Rancangan penelitian berupa studi intervensi di mana identifikasi masalah dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara dan diperoleh hasil yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yaitu berupa faktor panas, debu, penerangan, bahan kimia, dan Esiologi kerja. Dengan cara menggunakan kriteria matriks, maka faktor cuaca panas mendapat prioritas pertama untuk diamati.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pengukuran lingkungan kerja dan penghitungan terhadap berbagai variabel dari reaksi tubuh terhadap panas lingkungan tersebut di atas. Dari hasil pemeriksaan terhadap 10 orang tenaga kerja maka yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 6 orang tenaga kerja.
Dilakukan intervensi berupa penyuluhan tentang lingkungan kerja panas dan pencegahannya, memasang penyekat pada sumber panas, perbaikan ventilasi. Setelah dilakukan intervensi maka ke tiga variabel menurun rata-rata menjadi ISBB 27,9 °C 1 0,07 °C, HSI 388,33% ± 6,35% dan A (akumulasi panas tubuh) - 199,31 Kcal/jam ± 2,9 Kcal/jam. Hasil uji statistik untuk ke tiga variabel di atas menutun secara bermakna.

Hot temperature in the workplace would influenced the body of workers, and will reduce work productivity. This study was intervention method study. Problem were identified through observation, questioners, and the results showed that heat, dust, lighting, chemicals, and work physiology had influenced the worker's health Using matrix criteria, heat was first priority to be studied.
Data collection study completed by personal interview, physical examination, laboratorium examination, measurement of workplace and calculation to various variables from the body reaction toward hot environment. Based on the criteria, finally 6 workers was selected as sample of study from 10 workers. The intervention were education about hot in workplace and prevention, to install aluminium shielding, and improvement ventilation.
Atter intervention WBGT Index decrease became 27,9 °C _+ 0,07 °C, body heat accumulation (A) decrease became - 199,31 Kcal/hour ± 2,9 Kcal/hour, and HSI decrease became 38,33% ± 6,35%. Statistically test showed that WBGT Index, A, and HSI decrease significantly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nindya Ayu NB
"Karyawan merupakan aset bagi suatu perusahaan, maka mereka harus sehat. Tidak hanya fisik namun juga mental dan sosial, sehingga dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengctahui hubungan antara stres kerja dengan gangguan mental emosional.
Metode :
Penelitian ini menggunakan disain kros-seksional terhadap 189 subjek penelitian yang terdiri dari karyawan administrasi dan karyawan lapangan. Data yang dikumpulkan meliputi data umum sosiodemografi, pengukuran stres kerja dengan menggunakan kuesioner Survai Diagnostik Stres, penilaian gangguan mental emosional dipergunakan kuesioner Symptom Check List 90 (SCL-90), dan penilaian stres yang ada pada kehidupan seseorang menggunakan kuesioner Skala Holmes Rahe.
Hasil :
Karyawan yang diduga mengalami gangguan mental emosional, ditemukan sebesar 49,2%. Prevalensi karyawan administrasi lebih rendah dari karyawan lapangan (47,4% : 51,1%). Gejala gangguan mental emosional yang paling banyak adalah psikotisme (48,38%) dan somatisasi (46,24%).
Karyawan administrasi mengalami stres kerja Iebih besar dibandingkan dengan karyawan lapangan. Karyawan dengan stres sedang mempunyai risiko 3,51 - 7,52 kali lebih besar, dan stres tinggi mempunyai risiko 5,69 - 97,50 kali lebih besar untuk mengalami gangguan mental emosional dibanding dengan stres rendah.
Semua stresor kerja mempunyai hubungan bermakna dengan gangguan mental emosional namun yang paling dominan adalah stresor pengembangan karier. Untuk faktor karakteristik tidak mempunyai hubungan bermakna dengan gangguan mental emosional namun faktor umur, pendidikan dan jenis pekerjaan, mempunyai hubungan bermakna dengan stres kerja, dan yang mempunyai hubungan bermakna paling dominan dengan stres, kerja adalah pendidikan.
Kesimpulan :
Stresor kerja berpengaruh terhadap timbulnya gangguan mental emosional. Beberapa faktor karakteristik (umur, pendidikan, jenis pekerjaan) berpengaruh terhadap timbulnya stres kerja namun tidak sampai menimbulkan gangguan mental emosional.

Analysis of the influence of work stressor to mental emotional disorders among the agency and terminal company PT "S" Jakarta, 2001.Background and objective :
As an asset to a company, employees must stay healthy. Not only physically but also mentally and socially, to be productive in term of social and economical aspects. The aim of this research is to study the relationship of work stress and mental emotional disorders.
This study was using cross sectional design with a sample of 189 subjects. The data collected were data of socio-demography, measurement of work stress using "Survai Diagnoslik Srres" questionnaire, measurement of mental emotional disorders using Symptom Check List 90 (SCL-90) questionnaire, measurement of stress to the life of a person using Holmes Rohe Scale questionnaire.
The employees who assumption had mental emotional disorders in this population was 49,2%. Administrative employees were less than field employees (47,4%: 51,1%). The dominant symptoms of mental emotional disorders were psycotism (48,38%) and soniatisation (46,24%).
The administration employees had more work stressed than fields employees. Employees with moderate stress have a risk 3,51 -- 7,52 times more and high stress have a risk 5,69 - 97,50 times more for mental emotional disorder than those having low stress.
All the work stressor had significant relationship to mental emotional disorders but the most was career development. Characteristic factor has no significant relationship with mental emotional disorders. On the other side age, education and type of work were significant with work stress and the most was education.
Conclusion :
Work stressor influenced the occurrence of mental emotional disorders. Some characteristic factors (age, education, type of work) would be able to influence the occurrence of work stress, but they did not create mental emotional disorders."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T242
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>