Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131951 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isti Fina
"Di Indonesia, sekitar 64,25% perempuan mengalami rasa nyeri menstruasi pada abdomen bagian bawah, atau dysmenorrhea, dengan kasus terbanyak ditemukan pada perempuan berusia 17 – 24 tahun. Banyak upaya dilakukan agar perempuan dapat beraktivitas tanpa gangguan dysmenorrhea secara terus-menerus, salah satunya adalah dengan menggunakan terapi panas. Namun, metode konvensional, pemberian panas seperti menggunakan botol air panas, handuk hangat, atau heating pad sekali pakai memiliki keterbatasan utama yaitu sulitnya untuk mengatur suhu panas, serta tidak terbatasnya durasi terapi panas yang dapat menyebabkan kulit menjadi perih. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan kenyamanan terapi panas untuk mengurangi dysmenorrhea, penelitian ini merancang sebuah perancangan alat terapi panas yang dirancang secara khusus untuk penggunaan pada area abdomen bawah. Elemen pemanas pada alat terapi ini dibuat dengan memanfaatkan teori Hukum Ohm dalam menghasilkan energi panas pada kawat Nichrome berukuran 0,404 mm. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Arduino Uno R3 sebagai mikrokontroler utama yang terhubung dengan modul wifi ESP-01. Motor driver BTS7960 juga digunakan sebagai pengatur tegangan yang mengalir pada elemen pemanas sehingga, panas yang dihasilkan dapat dikontrol sesuai dengan tegangan output melalui motor driver. Sebuah prototipe alat terapi panas untuk dismenore berhasil dirancang dengan fitur timer 20 menit dan tingkat panas yang dapat diatur mulai dari 0% hingga 100% dengan rentang suhu rata-rata 0% pada 28,21°C dan 53,58°C pada tingkat 100%. Sebuah uji efektivitas juga dilakukan terhadap 32 partisipan berusia 17 – 24 tahun. Hasilnya, terdapat perbedaan signifikan pada tingkat rasa nyeri dysmenorrhea sebelum dan sesudah terapi panas dengan nilai p-value uji Wilcoxon sebesar < 0.001.

In Indonesia, around 64,25% of women experience menstrual pain in the lower abdomen, or dysmenorrhea, with most cases found in women aged 17-24 years. Many efforts have been made so that women can move around without being disturbed by persistent dysmenorrhea, one of which is by using heat therapy. However, conventional methods, applying heat such as using a hot water bottle, warm towel, or disposable heating pads have major limitations, namely the difficulty of adjusting the heat temperature, and the unlimited duration of heat therapy which can cause the skin to become sore. In order to increase the effectiveness and comfort of heat therapy to reduce dysmenorrhea, this study designed a heat therapy device specifically designed for use in the lower abdominal area. The heating element in this therapy device is made by utilizing Ohm's Law theory to produce heat energy on a 0,404 mm Nichrome wire. In this study, the authors used Arduino Uno R3 as the main microcontroller connected to the ESP-01 wifi module. The BTS7960 motor driver is also used as a voltage regulator that flows to the heating element so that the heat generated can be controlled according to the output voltage through the motor driver. A prototype of a heat therapy device for dysmenorrhea was successfully designed with a 20 minutes timer feature and adjustable heat levels from 0% to 100% with an average temperature range of 0% at 28,21°C and 53,58°C at 100% level. An effectiveness test was also conducted on 32 participants aged 17-24 years. As a result, there is a significant difference in the level of pain in dysmenorrhea before and after heat therapy with a Wilcoxon test p-value of <0.001."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Al Huriyah
"Dysmenorrhea primer didefiinisikan sebagai nyeri menstruasi tanpa adanya kelainan ginekologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara menarche, laju menstruasi, lama menstruasi, PMS (Pramenstrual Syndrome), riwayat keluarga, persen lemak tubuh, keterpaparan rokok, aktivitas fisik, konsumsi omega 3 dan konsumsi omega 6 dengan dysmenorrhea primer dan faktor dominan pada siswi SMA Labschool Kebayoran Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode acak sistematik. Sampel yang diteliti adalah kelas X dan XI dengan total sampel 124 siswi. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner mandiri, wawancara food recall 2x24 jam dan FFQ, pengukuran antropometri untuk berat dan tinggi badan dan pengukuran persen lemak tubuh menggunakan BIA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara laju menstruasi, PMS, riwayat keluarga, dan konsumsi omega 3 dengan dysmenorrhea primer (p-value <0.05) dan faktor dominannya adalah laju menstruasi.

Primary dysmenorrhea can be defined as painful menstruation that occurs without gynecology abnormalities. This study aimed to identify the association between menarche, menstrual flow, menstrual long, PMS (Pra menstrual syndrome), family history, body fat percentage, smoking exposure, physical activities, omega 3 and omega 6 consumption with primary dysmenorrhea and the dominant factor on female student of SMA Labschool Kebayoran Jakarta. This study used the cross sectional design by using systematic random sampling method. The observed sample in this study was the 10th and the 11th grader consisting 124 students. These data were collected by using self administered questionnaire, 2x24 hours food recall and FFQ interview, anthropometric measurement for weight and height, and body fat measurement using BIA. The result of this study showed that there was a significant correlation between menstrual flow, PMS, family history, and omega 3 consumption with primary dysmenorrhea (p-value <0.05) and the dominant factor is menstrual flow."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feristia Audia Putri
"Keluhan yang biasa dialami oleh para remaja putri yang mengalami haid ialah rasa nyeri atau keram pada bagian pinggang dan abdomen. Nyeri ini merupakan peristiwa normal dalam kejadian haid dan dikenal dengan nama dismenore. Perilaku dalam menghadapi dismenore sangat bervariasi dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan dengan perilaku mengatasi dismenore (nyeri haid) pada mahasiswi fakultas kedokteran dan keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling dan didapatkan sampel berjumlah 87 mahasiswi. Perolehan data dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner terkait pengetahuan dan perilaku mahasiswi terhadap dismenore. Pengetahuan mahasiswi fakultas kedokteran dan keperawatan cenderung baik dengan jumlah 48 mahasiswi (55,2%). Terkait perilaku dalam mengatasi dismenore, ditemukan 41 mahasiswi (47,1%) yang memiliki perilaku negatif dan 46 mahasiswi (52,9%) yang memiliki perilaku positif. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dengan perolehan nilai p = 0,551. Hasil analisis menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku mengatasi dismenore (nyeri haid) pada mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Keperawatan di Universitas Indonesia.

A common complaint experienced by adolescent girls who experience menstruation is pain or cramping in the abdomen or waist area. This pain is a normal occurrence in menstrual events and is known as dysmenorrhea. The behavior in dealing with dysmenorrhea varies greatly and can be influenced by many factors. Therefore, this study aims to see the relationship between knowledge and behavior of dealing with dysmenorrhea (menstrual pain) in female students of the Faculty of Medicine and Nursing. The research is a descriptive analytics study. Sampling was done by consecutive sampling and obtained a sample of 87 female students. Data acquisition was carried out by distributing questionnaires related to the knowledge and behavior of female students towards dysmenorrhea. Knowledge of medical and nursing students tend to be in a good category with a total of 48 students (55,2%). Regarding the behavior in overcoming dysmenorrhea, it was found that 41 female students (47,1%) had a negative behavior and 46 students (52,9%) had a positive behavior. Data were analyzed using the chi-square test with a p-values = 0,551. The result of the analysis showed there is no relationship between knowledge and behavior of dealing with dysmenorrhea (menstrual pain) in female students of the Faculty of Medicine and Nursing at the University of Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Dwi Ananda
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya penanganan nyeri haid primer pada remaja putri kelas VIII di SMP X dan SMP Y. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah sampel 159 orang. Hasil penelitian menunjukkan di SMP X (54,9%) dan SMP Y (52,3%) memiliki upaya penanganan nyeri haid yang baik. Uji bivariat menyatakan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan (p-value 0,011) dan keterpaparan sumber informasi (p-value 0,037) dengan upaya penanganan nyeri haid primer. Diperlukan upaya promosi kesehatan dengan menggunakan berbagai media yang komprehensif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterpaparan informasi.

The purpose of this study was to find out the related factors of primary dysmenorrhea handling on adolescent girls class VIII in X and Y Junior High School. This study used cross sectional approach with 159 people as a sample. The results of this study showed in X Junior High School (54,9%) and Y (52,3%) had a good dysmenorrhea handling. Bivariate test showed that there was a significant association between knowledge (p-value 0.011) and exposure resources (p-value 0.037) with primary dysmenorrhea handling. Health promotion using various comprehensive media is needed to improve knowledge and exposure of information."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihani Ramadhan
"Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prevalensi serta perbedaan proporsi dismenore primer berdasarkan durasi perdarahan saat menstruasi, riwayat keluarga, aktivitas fisik, stres, kebiasaan sarapan, frekuensi konsumsi lemak jenuh, konsumsi omega-3, konsumsi zat besi, frekuensi konsumsi produk susu, konsumsi kafein, dan frekuensi konsumsi gula tambahan pada mahasiswa S1 FKM UI Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan dilakukan pada 150 mahasiswa S1 Reguler angkatan 2019-2022 S1 FKM UI yang terpilih melalui teknik sampling systematic random sampling di bulan Mei 2023. Pengisian kuesioner dilakukan secara daring melalui google form dan spreadsheet. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa 61,3% mahasiswi mengalami dismenore primer. Hasil analisis bivariat juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi dismenore primer yang signifikan berdasarkan riwayat keluarga, konsumsi kafein, dan frekuensi konsumsi gula tambahan. Analisis multivariat menunjukkan bahwa frekuensi konsumsi gula tambahan merupakan faktor dominan terhadap kejadian dismenore primer pada mahasiswi S1 FKM UI tahun 2023.

The focus of this study is to determine the prevalence and differences in the proportion of primary dysmenorrhea based on bleeding duration during menstruation, family history, physical activity, stress, breakfast habits, frequency of saturated fat intake, omega-3 intake, iron intake, frequency of dairy products intake, caffeine intake, and frequency of added sugars intake in undergraduate students at Faculty of Public Health, Universitas Indonesia in 2023. This cross-sectional study was conducted on 150 female students in class 2019-2022 from the Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, who were chosen by using a systematic random sampling approach in May 2023. The data was collected online by filling out the Google form and spreadsheet. The obtained data were then analyzed using chi-square and multiple logistic regression tests. The univariate analysis resulted in 61,3% of female students experiencing primary dysmenorrhea. The bivariate analysis also shows significant differences in the proportion of primary dysmenorrhea based on family history, caffeine, and frequency of added sugars intake. According to the multivariate analysis, the frequency of added sugars intake is the dominant factor influencing primary dysmenorrhea among Undergraduate Students at the Faculty of Public Health, Universitas Indonesia in 2023."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharmanto
"Tesis ini membahas efektifitas terapi musik dalam menurunkan dismenore pada siswi SMK Putra Bangsa Depok tahun 2013, menggunakan desain eksperimen pretest-posttest dengan grup kontrol. Sampel berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 orang kelompok kontrol yang mendapat terapi musik pop dan 30 orang kelompok intervensi yang mendapat terapi musik Mozart. Penurunan dismenore diukur menggunakan metode self-reported, wawancara dan observasi dan dilakukan sebanyak dua kali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat konsistensi dalam pengukuran dan tidak ada perbedaan penurunan dismenore pada setiap pengukuran. Terdapat perbedaan rata-rata dismenore sebelum dan sesudah terapi musik, baik musik Mozart maupun musik pop. Terapi musik pop lebih baik dalam menurunkan dismenore pada remaja. Sehingga dapat disarankan bahwa penggunaan terapi musik pilihan oleh responden (musik pop) pada remaja sangat efektif dalam menurunkan dismenore pada remaja dibandingkan dengan musik Mozart.

This thesis discusses the effectiveness of music therapy in reducing the dysmenorrhea at female student in SMK Putra Bangsa Depok 2013, use experimental pretest-posttest with a control group’s design. Total sample of this study is 60 people consisting of 30 control group that received pop's music therapy and 30 intervention group that received Mozart’s music therapy. Reduction in dysmenorrhea measured twice.
The results showed that there are consistency in measurement and no difference in every measurement. There are a differences in the average dysmenorrhea before and after music therapy, both Mozart's music and pop's music. Pop's music therapy better in reducing dysmenorrhea in adolescents. So it can be suggested that the use of music therapy is preferred by respondents (pop music) more effective in reducing the dysmenorrhea in adolescents than Mozart's music
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Kurniawati
"Dismenorea adalah nyeri yang dirasakan sebelum atau selama menstruasi. Dismenorea dapat mengganggu aktivitas harian dan akademis remaja putri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dismenorea terhadap aktivitas mahasiswi yang belum terpapar mata kuliah keperawatan maternitas (mahasiswi tingkat 1 dan 2). Desain penelitian ini adalah deskriptif. Sampel dikumpulkan secara purposive sampling dan dilakukan kepada 159 responden yang mengalami dismenorea, analisis data yang digunakan yaitu uji chi-square. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 33 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara dismenorea dengan aktivitas mahasiswi (p value <0,05). Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada remaja putri.

Dysmenorrhea is pain that felt before or during menstruation. Dysmenorhea can interfere with daily activities and academics of teenager girls. The purpose of this research was to determine the relationship between dysmenorrhea and nursing students activities that have not been exposed to the maternity nursing (1st and 2nd year students). This researched was cross-sectional study. Samples of this research ware collected by purposive sampling with 159 respondens as samples that have been experienced dysmenorhea. This research use chi-square test as data analysis. This research collected the data by using a questionnaire consisting of 33 questions. The result of this study showed an association between dysmenorrhea with students activity (p value < 0,05). Therefore, it is important for nurses to provide health education to teenager girls."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resmiati
"Dismenore merupakan gejala utama yang dikeluhkan wanita usia subur ketika
mengalami menstruasi. Mahasiswi merupakan kelompok yang rentan menderita
dismenore karena prevalensi tertinggi kejadian dismenore ditemukan pada usia
20-24 tahun. Dismenore akan berdampak pada performa akademik mahasiswa dan
rutinitas hariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan
dismenore. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional dengan jumlah
sampel 148 orang dengan metode sistematik random sampling pada mahasisiwi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas usia 17-25 tahun. Hasil analisis
memperlihatkan ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik, status gizi,
asupan magnesium, dan riwayat alergi dengan dismenore pada derajat kemaknaan
5%. Terjadi interaksi antara asupan magnesium dan B6. Aktivitas fisik merupakan
faktor dominan yang mempengaruhi dismenore setelah dikontrol variabel asupan
omega 3, asupan B6, asupan vitamin E, asupan Zn, asupan Cu, stress, riwayat
dismenore ibu, siklus menstruasi, lama menstruasi, dan laju menstruasi.
Mahasiswi yang beraktivitas fisik rendah berisiko mengalami dismenore 8,8 kali
dibanding yang beraktivitas fisik sedang atau tinggi (95% CI : 2,0-38,4). Aktivitas
fisik khususnya olahraga merupakan salah satu alternatif yang direkomendasikan
dalam mengurangi nyeri haid.

Dysmenorrhea is the most common complained of women in reproductive age
when menstruation. Female college students are vulnerable of dysmenorrhea as
the highest prevalence of dysmenorrhea is found at the age of 20-24 years.
Dysmenorrhea will have an impact on their academic performance and daily
activities. The aim of this study was to examine determinant factors of
dysmenorrhea.This study used cross-sectional design, was conducted in medical
students Andalas University, with a sample of 148 female used systematic random
sampling, aged between 17 and 25 years. The results showed that physical
activities, body mass index, magnesium intake, and allergy was significantly
associated with dysmenorrhea at significance level of 5%. There is an interaction
between magnesium and vitamin B6 intake. Physical activity is a dominant factor
of dysmenorrhea after controlled by intake of micronutrient (omega 3, vitamin
B6, vitamin E, Zn, Cu), stress, maternal dysmenorrhea, menstrual cycle,
menstrual duration and menstrual flow. Female college students who did not
exercise or have lower physical activity have the risk of dysmenorrhea 8.8 times
higher than who have moderate or high (95% CI : 2.0-38.4). Physical activity
especially exercise is the one alternative recommended to prevent dysmenorrhea."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T53654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Derdameisya Soedibjo
"Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi terjadinya dismenorea pada remaja perempuan usia sekolah menengah umum (SMU) di indonesia serta hubungannya dengan karakteristik menstruasi dan pengaruhnya terhadap proses belajar.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang, dilaksanakan pada bulan November 2013, bertempat di tiga sekolah menengah atas di Jakarta, yaitu SMU 6, SMU 68, dan SMU 70. Remaja perempuan di ketiga sekolah tersebut diminta mengisi kuesioner yang dibagikan terkait dengan nyeri haid. Data dari kuesioner tersebut kemudian dianalisis dengan uji statistik.
Hasil: Dari ketiga sekolah tersebut didapatkan 110 kuesioner yang terisi dengan lengkap. Subjek memiliki median usia 15 tahun dan sebagian besar berada di kelas 1 SMA. Proporsi dismenorea didapatkan sebesar 65,5%. Usia menarche didapatkan lebih tinggi pada subjek yang tidak menderita dismenorea (p = 0,039). Dismenorea tampak mengganggu proses belajar secara bermakna, terutama terkait kehadiran (p = 0,026), aktivitas (p = 0,049), dan konsentrasi (p < 0,001). Nilai rapor terakhir sebagai faktor keluaran tidak dipengaruhi oleh kejadian dismenorea primer pada remaja perempuan.
Kesimpulan: Dismenorea mengganggu proses belajar secara bermakna sehingga diperlukan edukasi dan tatalaksana farmakologis sedini mungkin agar tidak menurunkan kualitas hidup pelajar remaja wanita.

Objective: This study was aimed to assess the prevalence of dysmenorrhea in female teenagers of high school age in Indonesia and its relation with menstrual characteristic as well as study process.
Methods: This study used cross sectional design, were conducted on November 2013 in three different high schools: SMU 6, SMU 68, and SMU 70. Female students were asked to answer given questionnaires about menstrual pain. Data were collected and further analyzed using statistical analysis.
Results: Out of the three high schools, there were 110 questionnaires which were fully answered. Subjects had median age of 15 years old and most of them were in the first grade. Dismnenorrhea proportion were found 65.5%. Menarche age was found higher in subjects who didn’t suffer from dysmenorrheae (p = 0.039). Study process was disturbed by dysmenorrheae significantly, especially associated with absence (p = 0.026), activity (p = 0,049), and concentration (p < 0.001). Final report score was not affected by primary dismenorrehae in the female students.
Conclusion: Dysmenorrheae disturbed study process significantly so that education and pharmacology treatment are to be given as soon as possible in order to prevent decreased quality of life of female students.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Nurul Khalisha
"Menstruasi merupakan proses alami yang terjadi pada tubuh perempuan yaitu saat lapisan rahim terlepas melalui vagina. Menstruasi merupakan bagian normal dari kesehatan reproduksi dan menandakan bahwa tubuh perempuan mampu bereproduksi. Dismenore adalah sensasi nyeri pada perut bagian bawah yang kadang dapat merambat ke pinggul, punggung bagian bawah, dan paha. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang tidak didasari kondisi patologis, sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri haid yang didasari dengan kondisi patologis. Dismenore primer dapat dikurangi dengan terapi, salah satunya dengan metode TENS. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) adalah metode pereda nyeri yang melibatkan penggunaan arus listrik ringan. Metode ini menggunakan konsep Gate Control Theory yang memberi sensasi baru untuk mengalihkan perhatian dari nyeri yang lain. Alat yang diusulkan menggunakan metode TENS yang dapat dibuat dengan menggunakan motor driver yang mendapatkan tegangan tinggi dari baterai yang dihubungkan ke boost converter (XL6009). Output tegangan yang dihasilkan diolah oleh mikrokontroler (Arduino Nano) sebelum disalurkan ke pad elektroda yang menempel di kulit relawan. Sistem ini diuji pada lima subjek yang sedang mengalami dismenore primer. Keefektifan alat ini diuji secara kualitatif dengan metode kaji nyeri PQRST. Rangkaian pembatas arus didesain untuk keamanan. Setiap subjek menggunakan tegangan yang berbeda-beda. Tegangan yang digunakan sebesar 10-30V. Pulsa listrik yang dihasilkan berbentuk biphasic square wave dengan frekuensi 120Hz dan duty cycle 30% sesuai yang diharapkan. Dari 5 orang subjek memberi nilai 4,4 poin untuk kenyamanan, 4,8 poin untuk kemudahan, 3,2 poin untuk portabilitas, dan 2 poin untuk estetika. Poin yang rendah untuk portabilitas dan estetika disebabkan alat diuji coba ketika belum menggunakan casing.

Menstruation is a natural process that occurs in a woman's body, namely when the uterine lining is shed through the vagina. Menstruation is a normal part of reproductive health and indicates that a woman's body is capable of reproduction. Dysmenorrhea is a painful sensation in the lower abdomen that can sometimes spread to the hips, lower back and thighs. Primary dysmenorrhea is menstrual pain that is not based on a pathological condition, while secondary dysmenorrhea is menstrual pain that is based on a pathological condition. Primary dysmenorrhea can be reduced with therapy, one of which is the TENS method. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) is a pain relief method that involves the use of a mild electric current. This method uses the concept of Gate Control Theory which provides new sensations to divert attention from other pain. The proposed device uses the TENS method which can be made using a motor driver that gets high voltage from a battery connected to a boost converter (XL6009). The resulting voltage output is processed by a microcontroller (Arduino Nano) before being distributed to the electrode pad attached to the volunteer's skin. This system was tested on five subjects who were experiencing primary dysmenorrhea. The effectiveness of this device was tested qualitatively with the PQRST pain assessment method. The current limiting circuit is designed for safety. Each subject uses different voltages. The voltage used is 10-30V. The electrical pulses produced are in the form of a biphasic square wave with a frequency of 120Hz and a duty cycle of 30% as expected. From the 5 subjects, they rated 4.4 points for comfort, 4.8 points for convenience, 3.2 points for portability, and 2 points for aesthetics. Low points for portability and aesthetics are due to the device being tested before having a casing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>