Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rusma Tia Wardani
"

Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya terus meningkat setiap tahunnya. Prevalensi stroke di DKI Jakarta meningkat dari 9,7‰ pada tahun 2013 menjadi 12,2‰ pada tahun 2018. Berdasarkan penelitian–penelitian terdahulu, faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stroke dapat berbeda satu sama lain. Selain itu penelitian terkait faktor risiko stroke pada penduduk usia ≥15 tahun masih sedikit di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 tahun di DKI Jakarta menurut data Riskesdas 2018. Sampel penelitian ini adalah penduduk usia ≥15 tahun sebanyak 7.552 di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian yang didapatkan adalah terdapat hubungan yang signifikan antara usia ≥55 tahun (POR=5,50; 95% CI= 3,84 – 7,88), jenis kelamin laki-laki (POR= 1,56; 95% CI= 1,09 – 2,21), merokok (POR= 1,90; 95% CI= 1,34 – 2,7), kurang aktivitas fisik (POR= 2,07; 95% CI= 1,46 – 2,94), hipertensi (POR= 11,19; 95% CI= 7,70 – 16,24), dan diabetes melitus (POR=4,97; 95% CI= 3,23 – 7,65) terhadap kejadian stroke. Optimalisasi program pengendalian penyakit tidak menular, edukasi dan promosi terkait risiko kejadian stroke, pemanfaatan media sosial untuk memperluas penyebaran informasi, mendorong pola hidup sehat, dan mengikuti program rehabilitasi dan pemulihan pasca-stroke dapat membantu untuk mencegah terjadinya stroke dan efek yang ditimbulkan pasca stroke.


Stroke is considered as one of the non-communicable diseases with a consistently increasing prevalence annually. The prevalence of stroke in DKI Jakarta escalated from 9.7‰ in 2013 to 12.2‰ in 2018. Previous studies have revealed that the factors influencing stroke occurrence may vary. Furthermore, limited research has been conducted regarding the risk factors of stroke among individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta. This study aims to describe the factors contributing to stroke incidence among individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta based on the Riskesdas 2018 data. The study sample consisted of 7,552 individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta. This study used a cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. The study findings revealed significant associations between age ≥55 years (POR=5.50; 95% CI=3.84-7.88), male gender (POR= 1,56; 95% CI= 1,09 – 2,21), smoking (POR=1.90; 95% CI=1.34-2.7), low physical activity (POR=2.07; 95% CI=1.46-2.94), hypertension (POR=11.19; 95% CI=7.70-16.24), and diabetes mellitus (POR=4.97; 95% CI=3.23-7.65) in relation to stroke incidence.. Optimizing non-communicable disease control programs, education and promotion regarding stroke risk, utilizing social media for widespread information dissemination, promoting healthy lifestyles, and participating in post-stroke rehabilitation and recovery programs can help prevent stroke occurrence and mitigate its post-stroke effects.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ashari
"Latar belakang: Secara global stroke merupakan penyebab tertinggi kematian akibat PTM dan menyumbang disability adjusted life years (DALYs) yang tinggi. Stroke menyebabkan kematian dini penduduk usia produktif. Jawa Barat merupakan provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia dan sebagian besar didominasi oleh kelompok usia produktif. Tujuan: Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke pada populasi usia produktif (15-64 tahun) di Jawa Barat. Metode: Desain studi potong lintang (cross-sectional) dengan analisis univariat dan bivariat digunakan dalam penelitian ini. Sampel penelitan ini ialah 46.440 penduduk berusia 15-64 tahun di Jawa Barat berdasarkan data Riskesdas 2018 sebagai data sekunder. Hasil: prevalensi kejadian stroke pada usia produktif di Jawa Barat sebesar 0,8%. Hasil analisis terhadap variabel dependen dan independen menunjukkan adanya hubungan antara usia (POR=6,48 95%CI;5,31 – 7,91), hipertensi (POR=5,93 95%CI;4,84 – 7,27), diabetes mellitus berdasarkan diagnosis dokter (POR=8,81 95%CI;6,53 – 11,89), indeks massa tubuh (POR=1,52 95%CI;1,25 – 1,85), obesitas sentral (POR=2,24 95%CI;1,84 – 2,73), mantan perokok (POR=3,28 95%CI;2,46 – 4,37) dan perilaku merokok (POR=0,73 95%CI;0,57 – 0,92) dengan kejadian stroke dan seluruhnya memiliki nilai p >0,05. Kesimpulan: Ditemukan adanya hubungan yang dignifikan antara usia, hipertensi, diabetes milletus, indeks massa tubuh, obesitas sentral dan mantan merokok dengan kejadian stroke. Sedangkan perilaku merokok memiliki hubungan protektif terhadap kejadian stroke.

Background: Globally, stroke is the highest cause of death due to NCD and a high cause of life-adjusted disability (DALYs). Stroke causes premature death of productive age. The largest population in Indonesia is in the west java province and is mainly dominated by the productive age group. Objective: This study aims to determine the risk factors associated with the incidence of stroke in the population of productive age (15-64 years) in West Java. Methods: This study used a cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. The sample of this research was 46,440 residents aged 15-64 years in West Java based on Riskesdas 2018 data as secondary data. Results: The prevalence of stroke at productive age in West Java is 0.8%. The results of the analysis of the dependent and independent variables show a relationship between age (POR=6.48 95%CI; 5.31 – 7.91), hypertension (POR=5.93 95%CI; 4.84 – 7.27), diabetes mellitus based on doctor's diagnosis (POR=8.81 95%CI;6.53 – 11.89), body mass index (POR=1.52 95%CI;1.25 – 1.85), abdominal obesity (POR= 2.24 95%CI;1.84 – 2.73), former smoker (POR=3.28 95%CI;2.46 – 4.37) and smoking behaviour (POR=0.73 95%CI;0 .57 – 0.92) with the incidence of stroke and each has a p-value> 0.05. Conclusions: There is a significant relationship between age, hypertension, diabetes mellitus, body mass index, central obesity, and former smoking with the incidence of stroke. While smoking behaviour has a protective relationship to the incidence of stroke."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyanti Septiana Putri
"Stroke merupakan penyebab utama kematian di daerah perkotaan. Salah satu gejala umum pada pasien stroke adalah hemiparesis. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan kekuatan otot yang dapat mengakibatkan ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Karya ilmiah ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke iskemik dengan pengkhususan intervensi kepada latihan ROM. ROM atau Range of Motion merupakan salah satu intervensi yang dapat meningkatkan kekuatan otot dan menghindari komplikasi imobilisasi. Hasil yang didapat menunjukan adanya peningkatan kekuatan otot setelah dilakukan latihan ROM. Untuk itu diperlukan penyusunan program ROM agar ROM dapat dilaksanakan secara rutin dan sedini mungkin.

Stroke is the leading cause of mortality in urban area. One of the most frequent symptoms in stroke patient is hemiparese. This condition could lead to decreasing muscle's strength which could cause disability in doing activity of daily living. This scientific paper is aim to implementing nursing intervention on ischemic stroke patient which is specializing to ROM exercise. ROM or Range of Motion is one of nursing intervention which has ability to increase the strength of muscle and prevent from immobilization complications. The result shows that there's an increasing muscle's strength on the patient. It is suggested that there should be a a composed program so that ROM chould be done routinely and as early as possible.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chandri Bunga Wijayanti
"Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang terjadi akibat terganggunya aliran darah otak secara tiba-tiba yang mengakibatkan kematian sel saraf otak sehingga terjadi disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya kecacatan ataupun kematian. Latihan Range of Motion adalah suatu latihan yang dilakukan untuk menilai dan meningkatkan fungsi sistem muskuloskeletal dan juga merupakan salah satu terapi lanjutan pada pasien stroke yang bertujuan untuk meningkatkan aliran darah otak, dan meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan, sehingga dapat memperbaiki fungsi sensorimotorik.
Tujuan penulisan ini adalah untuk melakukan analisis evidence based mengenai Range of motio dalam mengatasi masalah gangguan motorik untuk meningkatkan fungsi sistem muskuloskeletasl pada pasien post stroke.
Hasil dari latihan ROM pada pasien ini terbukti efektif dalam mengembalikan fungsi muskuloskeletal klien dalam kekuatan otot dan meningkatkan aliran darah otak serta meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Rekomendasi penulisan ini ialah agar perawat perlu mengajarkan latihan ROM kepada pasien pasca stroke.

Stroke is an emergency neurological illness caused by sudden obstruction of bloof flow to the brain that can lead to brain cell death motoric and sensoric dysfunction, and lead to morbidity or mortality. Range of Motion is an exercise done to value and improve of stroke patient's musculoskeletal system and is one of the follow-up therapy given to improve brain blood flow, hopefully maximize sensoric-motoric function.
This article is aimed to analyze evidence based about range of motion therapy to figure out all musculoskeletal problem that accompany post stroke patient.
The result of range of motion therapy proof that it is effective for the stroke patient. The result of range of motion therapy proof that it is effective for the stroke patient to have this exercise which is able to increase musculoskeletal system especially muscle strength, brain flood flow and minimize deformity. It is recommended for the nurses to educate post stroke patient to have this Range of Motion exercise.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adolfina R. Amahorseja
"Selama kurun waktu 3 tahun antara 1988 sampai 1990 nampak jumlah penderita. "stroke" di RS. PGI. Cikini Jakarta cendrung meningkat, 149 penderita (1988), 237 penderita (1989), dan 241 penderita (1990). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor risiko yang dapat menimbulkan "stroke", dalam penelitian ini faktor risiko yang diteliti yaitu hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterolerni, dan merokok.
Penelitian ini merupakan studi kasus-kontrol (case-control study), dengan menggunakan data sekunder yang didapat dari catatan medik RS.PGI. Cikini Jakarta dari penderitapenderita rawat mondok bulan April sampai Desember 1991, dimana diperoleh jumlah kasus 124. orang dan kontrol 124 orang. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah analisa terhadap distribusi frekuensi, tabulasi silang, dan multiple logistic regression.
Hasil penelitian merunjukkarn bahwa faktor risiko hipertensi, dan hiperglikemi secara statistik mempunyai hubungan. yang bermakna dengan kejadian "stroke", dimana individu dengan hipertensi mempurnyai risiko 11.021 kali untuk menjadi "stroke" dibandingkan dengan yang tidak menderita hipertensi. Individu dengan hiperglikemi mempunyai risiko 4, 325 kali untuk menjadi "stroke" dibandingkan dengan yang tidak hiperglikemi. Sedangkan faktor hiperkolesterolemi dan merokok menunjukkan hubungan yang tidak bermakna dengan kejadian "stroke". Dari analisa dengan multiple logistic regression yang paling besar pengaruhnya adalah faktor hipertensi.
Berdasarkan informasi yang didapat, maka saran-saran yang dikemukakan adalah pemeriksaan laboratorium klinik tidak hanya kolesterol total, tetapi perlu pula diperiksa HDLC (high density lipoprotein cholesterol) dan LDLC (Low density lipoprotein cholesterol}, agar hasilnya dapat lebih memuaskan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Mulyatsih
"Stroke adalah suatu keadaan terputusnya atau terhentinya aliran darah ke otak secara tiba-tiba yang mengakibatkan kerusakan dan gangguan fungsi pergerakan, perasaan, memori, perabaan, dan bicara yang bersifat sementara atau menetap. Masalah kesehatan yang timbul akibat stroke sangat bervariasi, tergantung luasnya daerah yang mengalami nekrose atau kematian jaringan dan Iokasi otak yang A mengalami keIainan.Sebagian besar pasien pasca stroke mengalami gangguan mobilisasi, mesldpun tidak semua pasien mengalami hal ini. Akibat mengalami gangguan mobilisasi atau pergerakan pasien mengalami ketergantungan dalam aktifitas sehari-hari atau Activity Daily Livings ( "ADL's" ). Tingkat ketergantungan dalam melakukan aktiiitas sehari-hari ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal, faktor eksternal, usia, kelemahan atau ketidakmampuan akibat stroke, dan penganmm posisi serta moilisasi dini yang dilakukan oleh perawat atau terapis fisik. Pada penelitian ini didapatkan hasil yang menunjukkan, bahwa tingkat ketergantungan pasien pasca stroke lebih tinggi bila dibandingkan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya Tingkat ketergantungan pasien pasca stroke yang mengalami ketergantungan total mencapai 50%, dan rata-rata nilai Barrel Index adalah 54,2. Berdasarkan hal ini, diharapkan perawat membuat perencanaan pulang bagi pasien paaca stroke secara tepat, termasuk pemberian pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga, sebelum pasien pulang ke rumah. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5062
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Titia Paramadina
"Urbanisasi di daerah perkotaan adalah masalah kesehatan. Perilaku kesehatan masyarakat perkotaan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempatnya tinggal dan bekerja. Kepadatan penduduk, polusi udara, persaingan, pekerjaan adalah faktor-faktor yang dapat menimbulkan stress bagi masyarakat kota. Stress menyebabkan resiko hipertensi dan dapat mengarah pada terjadinya penyakit stroke hemoragik. Tingkat morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh stroke hemoragik tinggi. Oleh karena itu, diperlukan adanya asuhan keperawatan yang komprehensif dari perawat untuk melakukan rehabilitasi, terutama perlunya mobilisasi bertahap pada pasien dengan stroke hemoragik.

Urbanization in many urban is a health issue. Behavior of urban public health is strongly influenced by environmental conditions where he lived and worked. Population density, air pollution, competition, jobs are the factors that can cause stress for the urban society. If the stress is prolonged the risk of hypertension to happen bigger and can lead to the occurrence of hemorrhage stroke. The morbidity and mortality caused by hemorrhage stroke is high. Therefore, it is necessary to have a comprehensive nursing care from nurses to undertake rehabilitation, especially the need for gradual mobilization in patients with hemorrhage stroke.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Stroke dapat terjadi pada setiap usia, dari bayi baru lahir sampai dengan usia yang sangat Ianjut. Dalam dasawarsa terakhir ini terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang stroke di Indonesia. Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih produktif yang salah satu rentang usianya adalah usia dewasa awal (18-24 tahun). Faktor-faktor yang dapat meningkatkan potensi serangan stroke di usia dewasa awal berhubungan dengan gaya hidup tidak sehat yang banyak dilakukan seiring dengan perkembangan Zaman. Gaya hidup tidak sehat tersebut anlara Iain: merokok, obesilas, penyalahgunaan obat, alkohol berlebihan, stres dan kepribadian temperamen. Penelitian ini merupakan penelitian korelatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Depok terhadap potensi peningkatan serangan stroke pada usia dewasa awal (I 8-24 tahun) dengan gaya hidup dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 96 mahasiswa S-1 regular Universitas Indonesia (UI) Depok. Teknik sampling yang di gunakan adalah proporsional. 31 (52%) mahasiswa dengan tingkat pengetahuan rendah memiliki gaya hidup sehat sedangkan 28 (47,5%) mahasiswa dengan tingkat pengetahuan memilki gaya hidup tidak sehat, dan sebanyak 16 (43,2 %) mahasiswa dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki gaya hidup sehat dan 21 (56.8%)
mahasiswa dengan tingkat pengetahuan tinggi memilki gaya hidup tidak sehat. Nilai p sebesar 0,498 sehingga Ho gagal ditolak (tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Depok terhadap potensi peningkalan serangan stroke di usia dewasa awal (18-24) tahun dengan gaya hidup). Penelitian ini merekomendasikan agar dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang Iebih banyak, di wilayah yang Iebih Iuas dan dengan instumen yang lebih baku "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5889
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahn, Jung
New York: HarperPaperback, 1992
616.81 AHN r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nahla Jovial Nisa
"Kepercayaan kesehatan merupakan salah satu yang mempengaruhi untuk mempertahankan atau memulai perilaku pencegahan stroke. Penelitian ini bertujuan membahas perbedaan kepercayaan kesehatan olahraga pada orang berisiko stroke yang berolahraga dan tidak berolahraga. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian perbandingan tidak berpasangan. Jumlah responden 98 orang berisiko stroke di wilayah Beji, Depok. Hasil penelitian menunjukan pada alfa <0,001 menunjukan bahwa ada perbedaan kepercayaan kesehatan antara yang berolahraga dan tidak berolahraga. Perbedaan ini terdapat pada dimensi kerentanan merasakan stroke, manfaat dan hambatan olahraga, serta self efficacy dan subjective norm. Namun, tidak ada perbedaan antar kelompok dalam kepercayaan mengenai keseriusan stroke. Hasil penelitian menyarankan bahwa tenaga kesehatan perlu meningkatkan edukasi dan program dengan berfokus meningkatkan kepercayaan kesehatan terhadap olahraga.

Health belief is one that affects the behavior to maintain or initiate stroke prevention. The aim of this study is to explore the differences in health beliefs among people with high risk of stroke who exercise and non exercise. This research is quantitative research design with unpaired comparisons. 98 people at higt risk of stroke in the territory of Beji, Depok were involved in this study. There is differences in health beliefs between the people at high risk stroke who exercise and non exercise. The differences are in the sense of vulnerability stroke dimensions, benefits and barriers to exercise, self-efficacy, and cues to action. However, there was no difference between groups in beliefs about the seriousness of stroke. The results suggest that health professionals need to increase education and programs focused on increasing health belief exercise.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>