Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117748 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadhif Putra Widiansah
"Penelitian ini membahas tentang pengukuran dan perancangan strategi peningkatan kinerja Green Supply Chain Management yang meliputi keseluruhan proses supply chain pada Perusahaan yang bergerak di industri pakan akuakultur. Penelitian ini menggunakan pendekatan utama, yaitu Green Supply Chain Operations Reference (GSCOR) untuk membuat model kerangka pengukuran kinerja yang terbagi ke dalam tiga level hirarki, dengan metode pendukung berupa Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk pembuatan struktur hirarki serta pembobotan indikator kinerja dan metode Objective Matrix (OMAX) untuk menentukan indikator kinerja yang menjadi prioritas utama perbaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perusahaan yang bergerak di Industri Pakan Akuakultur ini perlu melakukan perbaikan terhadap tujuh indikator kinerja untuk meningkatkan kinerja Green Supply Chain Management yang meliputi Number of Meeting with Suppliers About Environmental Metrics/Criteria (P.2.1), Supplier with an EMS or ISO 14001 Certification (S.1.1), Water Usage (M.3.3), Greenhouse Gas Emission (M.4.1), Broken Product During Storage (D.1.1), Distribution or Material/Product Handling Vehicle Using Alternative Fuels (D.1.2), dan Number of Trained Workers on Environmental Requirements (E.1.1).

This research discusses about the measurement and design of performance improvement strategies for Green Supply Chain Management, which encompasses the entire supply chain process of a company operating in the aquaculture feed industry. The research utilizes the main approach, namely Green Supply Chain Operations Reference (G SCOR), to create a performance mesurement framework divided into three hierarchical levels. The supporting methods employed include Analytical Hierarchy Process (AHP) for hierarchy structur creation and performance indicator weighting, as well as Objective Matrix (OMAX) for determining priority performance indicators for improvement. The research findings indicate that the company operating in the aquaculture feed industry needs to improve seven performance indicators to enhance Green Supply Chain Management performance. These indicators include the Number of Meeting with Suppliers About Environmental Metrics/Criteria (P.2.1), Supplier with an EMS or ISO 14001 Certification (S.1.1), Water Usage (M.3.3), Greenhouse Gas Emission (M.4.1), Broken Product During Storage (D.1.1), Distribution or Material/Product Handling Vehicle Using Alternative Fuels (D.1.2), dan Number of Trained Workers on Environmental Requirements (E.1.1)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan
"

Penelitian ini dilakukan untuk merancang strategi peningkatan kinerja rantai pasok pada perusahaan manufaktur peralatan listrik di Indonesia, sebelum menyusun rancangan strategi diperlukan pengukuran kinerja rantai pasok untuk mengetahui kondisi rantai pasok dari suatu perusahaan. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai kerangka pengukuran kinerja rantai pasok perusahaan. Terdapat 30 indikator kinerja yang diukur dan terbagi ke dalam model SCOR untuk tiap level. Tingkat kepentingan indikator kinerja diukur berdasar pembobotan dengan kuesioner oleh beberapa expert yang dibantu dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Dari hasil pengukuran didapatkan kinerja rantai pasok perusahaan pada tahun 2021 sebesar 71,47% yang menunjukkan kinerja perusahaan berada pada kategori ‘Good’. Setelah itu, setiap indikator dipetakan ke dalam kuadran Importance Performance Analysis (IPA), untuk mendapatkan indikator yang memiliki performance yang belum baik dan memiliki importance yang cukup besar untuk diperbaiki atau di tingkatkan kinerjanya. Berdasarkan kuadran IPA didapatkan 6 indikator pada rantai pasok perusahaan yang kinerjanya perlu ditingkatkan, maka dari itu diperlukan strategi untuk dapat memperbaiki kinerja tersebut. Diusulkan sembilan rancangan strategi yang dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok mereka.


This research was conducted to design a strategy to improve supply chain performance in electrical equipment manufacturing companies in Indonesia. The method used is the Supply Chain Operations Reference (SCOR) framework for measuring the company's supply chain performance. Thirty performance indicators are measured and divided into a SCOR model for each level. The importance of the performance indicators is measured by weighting with a questionnaire by several experts assisted by the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. From the measurement results, the company's supply chain performance in 2021 is 71.47% which shows the company's performance is in the 'Good' category. After that, each indicator is mapped into the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to get indicators that have not performed well and have a large enough importance to improve or improve their performance. Based on the IPA quadrant, there are six indicators in the company's supply chain whose performance needs to be improved. Therefore, a strategy is needed to improve this performance. Nine draft strategies are proposed to help companies improve their supply chain performance.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Ian Martin
"Pengukuran kinerja rantai pasok perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi rantai pasok dari suatu perusahaan, yang akan menjadi titik awal dilakukannya perbaikan. Penelitian ini dilakukan pada PT. Surya Pelangi Nusantara Sejahtera sebagai perusahaan manufaktur plastik. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference SCOR sebagai kerangka pengukuran kinerja, metode Analytical Hierarchy Process AHP untuk melakukan pembobotan pada setiap indikator, serta sistem pengelompokkan Traffic Light System untuk mengelompokkan kinerja dengan warna.
Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengukur kinerja rantai pasok dari internal PT. SPNS pada tahun 2017 dengan perspektif pelanggan sebagai fokus utama. Terdapat 29 indikator kinerja KPI yang akan diukur dan terbagi ke dalam perspektif model SCOR untuk tiap levelnya. Dari hasil pengukuran didapatkan kinerja rantai pasok PT. SPNS pada tahun 2017 sebesar 69,31 yang menunjukkan kinerja perusahaan hanya berada pada kategori rata ndash; rata dengan warna kuning. Lalu, setiap KPI akan dipetakan ke dalam kuadran Importance Performance Analysis IPA untuk mendapatkan KPI menyebabkan kinerja rantai pasok perusahaan rendah.
Dengan menggunakan kuadran IPA didapatkan 6 KPI pada rantai pasok perusahaan yang kinerjanya kurang baik, maka dari itu diperlukan strategi untuk dapat memperbaiki kinerja tersebut. Usulan strategi yang diberikan dianalisis menggunakan metode House of Quality HOQ dan diagram pareto, didapatkan 6 usulan strategi yang diharapkan dapat memberikan dampak besar bagi perusahaan yaitu memberikan reward, punishment, dan motivasi kepada pekerja; mengadakan training untuk pekerja secara berkala; melakukan pengawasan pada masing-masing departemen; memberikan APD Alat Pelindung Diri kepada para pekerja; memperbaiki mesin-mesin yang rusak; serta mengurangi tingkat terjadinya changeover warna/mold pada produksi.

Supply chain performance measurement need to be done to determine the supply chain condition of one company, which will become the starting point of improvement. This research was conducted at PT. Surya Pelangi Nusantara Sejahtera PT. SPNS as a plastic manufacturing company. The method used in this research are Supply Chain Operations Reference SCOR as a performance measurement framework, Analytical Hierarchy Process AHP method to determine the weight for each performance indicators, as well as Traffic Light System to classify performance with colors.
The purpose of this measurement is to measure the supply chain performance of PT. SPNS in 2017 from customer perspective as the main focus. There are 29 performance indicators KPIs that are going to measured and divided into SCOR model's perspectives for each level. The result of the measurement is the performance of PT. SPNS'supply chain in 2017 is 69.31 which shows the company 39 s performance is only in the average category with yellow category color. Then, each KPI will be mapped to the Importance Performance Analysis IPA quadrant to get which indicators that causing the company's supply chain performance to be not good.
From IPA's quadrant, there are 6 KPIs in the supply chain that have poor performance. Hence, the strategies to improve the performance are needed. The proposed strategy is analyzed using House of Quality HOQ method and pareto diagram. From the diagram, there are 6 six proposed strategies chosen, which expected to give big impact to the company's supply chain performance. The strategies are giving reward, punishment, and motivation to the employees holding training for employees regularly supervise each department provide PPE Personal Protective Equipment to the employees repairing damaged machines and reduce the rate of changeover color mold on production.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhafin Naufal Salam
"

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur efisiensi rantai pasok industri suku cadang otomotif. Pengukuran kinerja rantai pasok ini dilakukan untuk memahami kondisi perusahaan dalam hal rantai pasok. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR), yang digunakan sebagai kerangka pengukuran kinerja rantai pasok perusahaan. Penelitian ini fokus pada perbaikan masalah yang terjadi dalam rantai pasok. Untuk menentukan tingkat kepentingan atribut kinerja, para ahli menggunakan kuesioner perbandingan berpasangan dan pembobotan. Terdapat 27 indikator kinerja yang diukur, yang terbagi menjadi atribut dalam model SCOR. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kinerja rantai pasok perusahaan pada tahun 2022 mencapai 60,07%, berada dalam kategori rata-rata dengan warna kuning dalam Traffic Light System Monitoring. Selanjutnya, setiap indikator dipetakan dalam kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mengidentifikasi indikator dengan kinerja yang belum baik namun memiliki tingkat kepentingan yang cukup besar untuk diperbaiki atau ditingkatkan. Berdasarkan analisis IPA, terdapat 6 indikator dalam rantai pasok perusahaan yang perlu ditingkatkan kinerjanya. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk meningkatkan kinerja ini.


This research was conducted to measure the performance of the supply chain network of a spareparts automotive industry. Performance measurement of the supply chain is necessary to assess the condition of a company's supply chain. The method used is the Supply Chain Operations Reference (SCOR), which serves as a framework for measuring the performance of the company's supply chain. The improvement carried out in this research is related to the issues that occur within the supply chain network. The importance level of performance attributes is measured based on weighting using a pairwise comparison questionnaire by several experts. There are 27 performance indicators measured, divided into SCOR model attributes. From the measurement results, the company's supply chain performance in 2021 was found to be 60.07%, indicating an average performance categorized by a yellow color in the Traffic Light System Monitoring. Subsequently, each indicator is mapped into the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to identify indicators that have a performance that needs improvement and have a significant importance level to be enhanced. By using the IPA quadrant, six indicators in the company's supply chain were identified as needing improvement in their performance. Therefore, a strategy is needed to improve these performance areas.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Samuel Tagan Rodhyanto
"Perkembangan dan persaingan dalam industri otomotif menjadi salah satu penyumbang terbesar berbagai pencemaran lingkungan dan limbah yang diakibatkan oleh pergerakan rantai pasok industri di Indonesia. Perusahaan di industri otomotif dituntut untuk menerapkan green supply chain management. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis penerapan green supply chain management pada perusahaan di industri otomotif. Penelitian dilakukan pada sebuah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Cikarang yang bergerak di bidang perakitan mobil yang merupakan perusahaan dengan produksi mobil yang cukup besar di industri otomotif Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah green procurement, green manufacturing dan green logistics (inbound). Alur penelitian dilakukan dengan langkah awal pengumpulan data primer dan sekunder, kemudian desain KPI yang nantinya akan divalidasi oleh ahli. Setelah itu dilakukan pembobotan AHP kemudian dihitung kinerjanya menggunakan metode Green SCOR. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 22 KPI yang menjadi dasar penghitungan Green SCOR. Hasil Green SCOR untuk GSCM diperoleh sebesar 65.819 dimana menurut tabel sistem monitoring indikator kerja termasuk dalam kategori “Average”. Oleh karena itu, masih ada banyak ruang untuk perbaikan. Meningkatkan kinerja manajemen rantai pasokan hijau dengan menerapkan perbaikan yang diusulkan akan berdampak baik pada penerapan green supply chain management secara keseluruhan.

The development and competition in the automotive industry have become one of the biggest contributors to various pollution and waste caused by the movement of the industrial supply chain in Indonesia. Companies in the automotive industry are required to implement green supply chain management. Therefore, it is necessary to analyse the application of green supply chain management in companies in the automotive industry. The study was conducted at a manufacturing company located in Cikarang, Jawa Barat, which is engaged in the field of car assembly, which is a company with fairly large car production in the Indonesian automotive industry. The population in this study are green procurement, green manufacturing and green logistics (inbound). The flow of the research was carried out with the initial steps of primary and secondary data collection, then the KPI design which would later be validated by an expert. After that, the AHP is weighted and then the performance is calculated using the Green SCOR method. The results showed there were 22 KPIs which became the basis for calculating Green SCOR. The results of the Green SCOR for GSCM obtained amounted to 65,819 where according to the monitoring system table the work indicators are included in the "Average" category. Therefore, there are still lot of room for improvement. Improving the performance of green supply chain management by implementing proposed improvements will have a good impact on green supply chain management as a whole."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoshi Monica Perwitasari Budiyasa
"Operasi pada sektor Hulu Migas banyak memberi dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan. Meningkatnya pengawasan terhadap lingkungan secara global membuat ?Green? menjadi sebuah inovasi yang diadopsi oleh berbagai perusahaan di dunia. Green Supply Chain Management (GSCM) merupakan inovasi dengan menaikan efisiensi pada ekologi. Penelitian dilakukan pada satu perusahaan hulu migas dimana difokuskan pada faktor-faktor yang terdapat dalam proses SCM perusahaan tersebut.
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan hasil identifikasi proses mana saja pada SCM Hulu Migas yang dapat diaplikasikan dengan pendekatan ramah lingkungan, mendapatkan strategi dalam penerapan GSCM pada Industri Hulu Migas serta menggambarkan urutan prioritas penerapannya berdasarkan variabel yang dominan.
Penelitian dilakukan dengan melakukan studi literatur dan survey pakar untuk mendapatkan variabel yang signifikan. Pengolahan data dilakukan dengan metode Interpretive Structural Modeling (ISM) dimana hubungan antara variabel diuraikan secara spesifik.ISM merupakan suatu teknik permodelan yang memberikan gambaran tentang hubungan antar elemen dan struktur hierarki guna menyusun suatu perencanaan strategis.
Hasil pengolahan data dianalisa dengan metode MICMAC dengan menepatkan variabel pada empat kuadran sesuai nilai driver power dan dependence. Hasil identifikasi proses GSCM pada hulu migas yang dapat diaplikasikan dengan pendekatan lingkungan adalah Procurement, Inventory, Logistic/ Warehouse, dan Complience&Strategic.
Terdapat 13 variabel untuk perumusan strategi GSCM berdasarkan urutan driver power paling tinggi. Variabel yang menjadi elemen kunci adalah peraturan atau regulasi terkait ramah lingkungan yang berada pada kuadran IV.

Upstream operation give impact to social, economy & environment. Increment of environment controlling in global makes ?green? as a new trend which is currently being adopted by several companies in the world. Green supply management is one of innovation that increase the efficiency of ecology. The research carried on upstream oil and gas industry according to factors in their SCM process.
Research objective is to get indentification of wich function in SCM oil and gas industri can be applied with enviromentall friendly, get the strategy to implementing GSCM, and describe the number of priority based on dominant variable.
Research is done with literature review and survey from expert to identify variable in GSCM strategy. Data processing to be done with intrepretative Structural Modelling (ISM) where relation between variables outlines specificcaly. ISM is modelling technique that give descriptions of relationship between variables and structure hierarchy planning to drow up the strategy.
The result of data processing analysis by MICMAC that places the variables into four sector base on their driver power and dependence. The Result of identification on SCM process that will be approached with environment aspect are procurement, inventory, logistic/ warehouse and compliance & strategic.
There are 13 variables to formulated the GSCM stategic in upstrem oil and gas industry and the priority that shown base on their driver power. The key variablein system is ?Regulation related to environment friendly? wich available at quadrant IV
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Intan Putri Maharani
"Seiring dengan perkembangan dalam industri transportasi dan pergudangan, perusahaan harus terus meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan dan memiliki daya saing. Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengukur kinerja rantai pasok dari gudang spare-part perusahaan kontainer terminal agar dapat dirancangkan strategi perbaikan dan peningkatan performanya untuk mempertahankan daya saing. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operation Reference (SCOR) yang dikembangkan secara khusus untuk gudang sebagai kerangka untuk pengukuran kinerja rantai pasok dan dibuatkan perancangan strategi. Pemilihan indikator prioritas yang bermasalah diukur berdasarkan pembobotan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Terdapat 28 indikator kinerja yang diukur dan terbagi sesuai dengan atribut pengukuran model SCOR. Dari pengukuran yang dilakukan pada performa setahun terakhir, didapatkan hasil sebesar 55.49% yang menandakan kinerja perusahaan berada pada kategori average dengan warna kuning. Kemudian dilakukan pemetaan ke dalam kuadran Importance-Performance Analysis (IPA) untuk menemukan pilihan indikator prioritas, performa kurang baik namun kepentingan tinggi, agar dapat diberikan strategi perbaikan. Didapatkan 5 indikator yang menjadi prioritas dari pemetaan ini. Strategi kemudian disusun dan dirancang berdasarkan best practices dari SCOR dan diskusi dengan Perusahaan. Didapatkan 5 strategi yang kemudian dibobotkan prioritas implementasinya menggunakan relationship matrix. Kelima strategi ini disarankan ke pihak Perusahaan agar dapat ditindak lanjuti dan Perusahaan dapat memperbaiki kinerja rantai pasoknya.

Along with developments in the transportation and warehousing industry, companies must continue to improve their performance to survive and have a competitive edge. This research is conducted to measure the supply chain performance of terminal container company spare-part warehouses so that improvement strategies and performance enhancement can be design to maintain competitiveness. The method used is the Supply Chain Operation Reference (SCOR) developed specifically for warehouses to measure supply chain performance and design strategies. The selection of high priority indicators is measure based on weighting using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. There are 28 performance indicators measured and divided according to the SCOR model measurement attributes. From measurements carried out on performance in the past year, a result of 55.49% is obtained, which indicates that the company's performance is in the average category with the colour yellow. Then, mapping is carried out into the Importance-Performance Analysis (IPA) quadrant to find top priority indicators, low performance but have high importance, to develop improvement strategies. There were five priority indicators obtained from this mapping. The strategy is then prepared and designed based on best practices from SCOR and discussions with the Company. Five strategies were obtained, weighted for implementation priorities using a relationship matrix. These five strategies were recommended to the Company so that it could implement them and the Company could improve it’s supply chain performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Hernanda
"Untuk melakukan perbaikan yang berdampak pada rantai pasok, diperlukan pengukuran kinerja untuk mengetahui kondisi rantai pasok suatu perusahaan, yang akan menjadi titik awal upaya perbaikan. Penelitian ini dilakukan di gudang PT X Indonesia yang bergerak di bidang industri otomotif. Sebelumnya, belum ada model atau pendekatan sistematis yang digunakan untuk mengukur kinerja gudang di divisi logistik PT X Indonesia. Jika ukuran kinerja yang relevan dan standar dapat diterapkan, divisi logistik PT X dapat menjadi lebih efisien, memberikan dukungan yang lebih baik ke lokasi produksi dan secara tidak langsung menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai kerangka pengukuran kinerja, metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan bobot untuk setiap indikator kinerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengukur kinerja dalam kegiatan gudang; sistem pengukuran harus didasarkan pada model Supply Chain Operations Reference (SCOR). Ada 29 indikator kinerja (KPI) yang akan digunakan untuk mengukur dalam perspektif model SCOR untuk setiap level. Hasil pengukuran kinerja rantai pasok gudang PT. X Indonesia tahun 2019 Januari-September sebesar 78,55% yang menunjukkan kinerja perusahaan saat ini dalam kategori baik. Meskipun kinerja rantai pasok di gudang secara keseluruhan dapat dikatakan baik, namun masih ada beberapa metrik kinerja gudang (KPI) yang tergolong kurang. Setiap KPI kemudian akan dipetakan ke kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mendapatkan indikator mana saja yang menyebabkan kinerja supply chain perusahaan menurun. Dari kuadran IPA, terdapat 6 KPI dalam rantai pasokan gudang yang membutuhkan perbaikan segera. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk meningkatkan kinerja. Strategi yang diusulkan dianalisis menggunakan matriks prioritas dan diagram Pareto. Dari 9 strategi peningkatan kinerja yang diusulkan untuk memperbaiki 6 KPI yang kinerjanya kurang baik, 6 usulan strategi yang paling efektif yang sesuai dengan keadaan dan kemampuan perusahaan untuk diterapkan adalah memberikan reminder untuk membuat saran sistem, melakukan briefing operator setiap pagi sebelum jam kerja dimulai, memberikan penghargaan, hukuman, dan motivasi kepada karyawan, menerapkan 5S prinsip lean, dan merekrut lebih banyak pekerja yang berkualitas

To make improvements that have an impact on the supply chain, performance measurement is needed to determine the condition of a company's supply chain, which will be the starting point for improvement efforts. This research was conducted in the warehouse of PT X Indonesia which is engaged in the automotive industry. Previously, there was no model or systematic approach used to measure warehouse performance in the logistics division of PT X Indonesia. If relevant performance measures and standards can be applied, PT X's logistics division can become more efficient, provide better support to production sites and indirectly lead to greater customer satisfaction. The method used in this study is the Supply Chain Operations Reference (SCOR) as a performance measurement framework, the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to determine the weights for each performance indicator. The purpose of this research is to develop and measure performance in warehouse activities; the measurement system should be based on the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model. There are 29 performance indicators (KPI) that will be used to measure in the perspective of the SCOR model for each level. The results of measuring the performance of the warehouse supply chain of PT. X Indonesia in 2019 January-September of 78.55% which shows the company's current performance is in the good category. Although the overall supply chain performance in the warehouse can be said to be good, there are still some warehouse performance metrics (KPI) that are classified as lacking. Each KPI will then be mapped to the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to get which indicators cause the company's supply chain performance to decline. From the IPA quadrant, there are 6 KPIs in the warehouse supply chain that require immediate improvement. Therefore, a strategy is needed to improve performance. The proposed strategy is analyzed using a priority matrix and Pareto diagram. Of the 9 performance improvement strategies proposed to improve the 6 KPIs whose performance is not good, the 6 most effective strategy proposals that are in accordance with the circumstances and the company's ability to be implemented are to provide reminders to make system suggestions, conduct operator briefings every morning before working hours start, provide reward, punishment, and motivation to employees, apply the 5S lean principles, and recruit more qualified workers"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafira Rahmayanti
"Model Supply Chain Operation Reference (SCOR) banyak digunakan untuk menilai kondisi rantai pasok suatu perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada PT. X yang merupakan salah satu industri pengemasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SCOR sebagai kerangka penilaian, Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode pendukung untuk memberikan bobot penilaian, dan metode analisis Importance Performance Analysis (IPA) untuk menganalisis hasil penilaian. Dalam menganalisis hasil penilaian kinerja, penelitian ini dibantu oleh sistem pengelompokkan Traffic Light System dan Prioritization Matrix untuk merancang usulan strategi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja rantai pasok dan memberikan usulan strategi perbaikan untuk indikator-indikator yang kurang baik. Terdapat 29 indikator kinerja yang tervalidasi untuk diukur dalam model. Dari hasil pengukuran kinerja rantai pasok pada PT. X tahun 2019, nilai yang didapatkan perusahaan yaitu sebesar 66,92% yang menunjukkan kinerja perusahaan hanya berada pada kategori rata – rata dengan warna kuning. Dengan menggunakan kuadran IPA, didapatkan 4 indikator kinerja rantai pasok yang kurang baik dan memerlukan perbaikan segera. Setelah dianalisis lebih lanjut, terdapat 10 usulan strategi untuk memperbaiki keempat indikator kinerja rantai pasok yang kurang baik. Usulan tersebut kemudian dihitung korelasi dan prioritasnya menggunakan prioritization matrix. Usulan strategi yang berada di peringkat pertama yaitu meningkatkan koordinasi antardepartemen, dan strategi di peringkat akhir yaitu meningkatkan proses quality control terhadap mesin dan bahan baku produksi.

Supply Chain Operation Reference (SCOR) model is widely used to determine the condition of a company's supply chain. This research was conducted at PT. X which is one of the packaging industry. The method used in this research is SCOR as the measurement framework, Analytical Hierarchy Process (AHP) as a supporting method for weighting indicators, and Importance Performance Analysis (IPA) as a method to analyze the calculated results. In analyzing the results, this study was assisted by a Traffic Light System grouping system and Prioritization Matrix to design a proposed strategy. The purpose of this study is to determine the performance of the supply chain and provide a proposed improvement strategy for indicators that are not good. There are 29 validated performance indicators to be measured in the model. The measurement results of the supply chain performance at PT. X in 2019, the company’s score was 66.92% which shows the company's performance is only in the average category with a yellow color. y using the IPA quadrant, there are 4 indicators of supply chain performance that are not good and require immediate improvement. After further analysis, there are 10 proposed strategies to improve the four indicators of supply chain performance that are not good. The proposed strategy is then calculated by its correlations and priorities using a prioritization matrix. The first rank strategy from the matrix is to improve interdepartmental coordination, and the final rank strategy is to improve the process of quality control of production machinery and raw materials."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathaniel Dave Angginta Lumban Batu
"Sejalan dengan evolusi pada industri elektronik dan transportasi, penting bagi perusahaan untuk terus memperbaiki kinerjanya guna mempertahankan daya saing. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja rantai pasok dari perusahaan industri perakitan barang dan merancang strategi perbaikan untuk meningkatkan performa, sehingga didapatkan hasil yang optimal dan daya saing perusahaan tetap terjaga. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operation Reference (SCOR), yang disesuaikan khusus untuk perusahaan sebagai kerangka kerja dalam pengukuran dan perancangan strategi rantai pasok. Indikator kinerja yang bermasalah dipilih berdasarkan pembobotan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Ada 27 indikator kinerja yang diukur dan dikategorikan berdasarkan atribut pengukuran model SCOR. Berdasarkan pengukuran performa tahun terakhir, diperoleh nilai 48.24%, yang menempatkan kinerja perusahaan dalam kategori marginal dengan indikasi warna jingga. Importance Performance Analysis (IPA) kemudian digunakan untuk mengidentifikasi indikator prioritas yang performanya kurang baik namun penting, sehingga strategi perbaikan dapat dirumuskan. Dari analisis tersebut, terpilih enam indikator sebagai prioritas dan dua indikator prioritas perbaikan yang telah divalidasi perusahaan. Strategi perbaikan yang dirancang berdasarkan tinjauan pustaka dan diskusi dengan perusahaan. Dua strategi ini direkomendasikan kepada perusahaan untuk diimplementasikan agar dapat memperbaiki kinerja rantai pasoknya.

In line with the evolution in the electronics and transportation industries, it is crucial for companies to continuously improve their performance to maintain competitiveness. This study aims to measure the supply chain performance of an assembly goods industry company and to design improvement strategies to enhance performance, thereby achieving optimal results and maintaining the company's competitiveness. The method used is the Supply Chain Operation Reference (SCOR), which is specifically tailored for the company as a framework for measuring and designing supply chain strategies. Performance indicators with issues were selected based on weighting using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. There are 27 performance indicators that were measured and categorized based on the attributes of the SCOR model. Based on the performance measurement of the last year, a score of 48.24% was obtained, placing the company's performance in the marginal category with an orange indication. Importance Performance Analysis (IPA) was then used to identify priority indicators whose performance is poor yet crucial, thus formulating improvement strategies. From this analysis, six indicators were selected as priorities and two as focal points for improvement, validated by the company. The improvement strategies were designed based on literature review and discussions with the company. These two strategies are recommended to the company for implementation to enhance its supply chain performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>