Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89957 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widi Rahayu
"Anak-anak harus tumbuh tidak hanya tubuhnya, melainkan jiwanya. Anak perlu didorong secara aktif untuk mengobservasi dan mengeksplorasi. Untuk itu, kualitas pendidikan anak usia dini harus mendapatkan perhatian serius, karena di usia ini seorang anak sangat peka terhadap berbagai stimulasi dan rangsangan dari lingkungannya, akan tetapi realitas dunia pendidikan anak usia dini saat ini masih mengikuti tradisi klasik dengan menjadikan pendidik sebagai subject centered (teacher centered). Teacher centered memfokuskan seluruh proses pembelajaran kepada guru sehingga model pendidikan seperti ini membuat anak didik sulit mengembangkan proses kreativitas dan kemandiriannya. Dengan menggunakan metode refleksi kritis, artikel ini berusaha merefleksikan fungsi pendidikan anak bagi perkembangan anak usia dini secara filosofis. Artikel ini juga memberikan pemahaman pada pentingnya model pendidikan progresif yang menekankan pada kebebasan peserta didik dan mengenalkan tahapan-tahapan pendidikan berdasarkan perkembangan usia anak dan kebebasan anak. Sehingga harapannya model pendidikan yang memberikan kebebasan kepada anak dapat membentuk pribadi anak yang siap mengarungi kehidupan pada masa dewasa nanti sebagaimana yang digagas oleh Maria Montessori.

Children must grow not only in body but in spirit. Children need to be actively encouraged to observe and explore. For this reason, the quality of early childhood education must receive serious attention, because at this age a child is very sensitive to various stimulations and stimuli from his environment, but the reality of the world of early childhood education today still follows the classical tradition by making educators as subject-centered ( teacher-centered). Teacher centered focuses the entire learning process on the teacher so an educational model like this makes it difficult for students to develop their creativity and independence processes. By using the critical reflection method, this article tries to reflect philosophically on the function of children's education for early childhood development. This article also provides an understanding of the importance of a progressive education model that emphasizes the freedom of students and introduces the stages of education based on the child's age development and child's freedom. So it is hoped that an educational model that gives freedom to children can form a child's personality that is ready to navigate life in adulthood, as initiated by Maria Montessori."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mahliani Devinta Saputri
"Keterlibatan aktif seorang anak didik terwujud dalam proses pendidikan anak usia dini (PAUD). Latar belakang pemikiran pendidikan anak baik secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis menjadi penerapan terhadap filsafat pendidikan pragmatisme John Dewey yang menjadi dasar dalam penulisan skripsi ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dalam menganalisa pendidikan anak usia dini dengan konsep pengalaman aktif anak didik. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan pendidikan anak yang memprioritaskan pengembangan individu, hal tersebut memberikan relevansi terhadap proses pendidikan manusia yang menghargai faktor internal individu seperti bakat dan potensi anak dan juga faktor sosial. Hasil dari penelitian ini adalah pemahaman terhadap proses pendidikan yang memperhatikan nilai-nilai individu dan nilai sosial di dalamnya sehingga tidak ada dominasi antara pendidik dan anak didik. Hal ini dapat dipahami melalui keterlibatan aktif anak didik dalam proses pengajarannya yang akan membentuk pengalaman-pengalaman berdasarkan konsep pendidikan John Dewey. John Dewey melihat kondisi pendidikan melalui bentuk pengalaman yang bersifat kontinue.

The active involvement of the individual embodied in the process of early childhood education (PAUD). The basic reason of this view as well as ontological, epistemological and axiological into the application of the education philosophy of John Dewey’s pragmatism become a basic in this research. This research uses the descriptive analysis for analyzing early childhood education with the concept of active experience of the student. The purpose of this study is to explain the education of children who prioritize individual development; it gives relevance to the educational process which is respects of human internal factors such as the individual talents and potential of children and social factor too. The results of this research is an understanding of the educational process who takes into account individual values and social values in them, so there is no dominance between educators and students. This can be understood through the active involvement of student in the process of study that will shape the experiences based on the concept of education John Dewey. John Dewey’s view is the condition of education through continuous experience."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Achmad Damayanto
"Tingkat partisipasi anak prasekolah pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) masih terbilang rendah, di mana lebih dari 70% anak Indonesia belum berpartisipasi. Padahal, perkembangan psikososial anak pada tahap prasekolah akan menjadi dasar kondisi psikososial seseorang ketika dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keikutsertaan anak dalam PAUD dengan perkembangan psikososial anak prasekolah.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Jatirahayu, Bekasi dengan jumalh responden 130 orang anak prasekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66,7% anak yang mengikuti PAUD memiliki perkembangan psikososial yang baik. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keikutsertaan anak dalam PAUD dan perkembangan psikososial anak prasekolah (p= 0.014, α= 0.05).

Pre-school aged children participation in Early Childhood Education (ECE) is still relatively low in Indonesia, in which more than 70% of them have not yet participated. Whereas, psychosocial development during the preschool aged will be the foundation of their psychosocial condition in adulthood. The aim of this research is to discover the corelationship between the participation of preschool aged children in ECE and their psychosocial development.
The descriptivecorrelative method was used in this research, with the cross sectional approach. This research was conducted in Jatirahayu, Bekasi, with 130 preschool aged children respondents.
The result shows that 66.7% of them who participated in ECE have good psychosocial development. The result of Chi Square shows that there is a significant correlation between the participation of preschool aged children in ECE and their psychosocial development (p= 0.014, α= 0.05).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Fitri Ibbibah
"ABSTRAK
Latar belakang. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah program yang bertujuan membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang optimal sesuai tingkat peerkembangannya, dengan sasaran anak usia 0-6 tahun. Data pemerintah tahun 2012 menunjukkan keikutsertaan pada PAUD baru mencapai 54%, dan setengahnya merupakan jalur non formal. Salah satu PAUD non formal yang populer adalah di Pos PAUD.
Tujuan. Mengetahui perbandingan perkembangan anak usia 2-6 tahun antara kelompok yang mengikuti PAUD pada Pos PAUD dan yang tidak mengikuti PAUD.
Metode. Studi potong lintang dilakukan selama 01 Oktober 2015 sampai 31 Januari 2016. Subyek dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok PAUD adalah anak usia 2-6 tahun yang mengikuti PAUD di Pos PAUD dan kelompok non-PAUD adalah anak usia 2-6 tahun yang tidak mengikuti PAUD jalur formal dan nonformal di wilayah kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Data diambil dari anamnesis terhadap orangtua, pemeriksaan fisis, penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, serta dilakukan uji tapis perkembangan Denver II.
Hasil penelitian. Didapatkan total subyek sebesar 134 subyek dengan 67 anak pada tiap kelompok. Pada kelompok PAUD didapatkan 66 anak normal dan 1 anak suspek mengalami keterlambatan, sedangkan pada kelompok anak non PAUD didapatkan 49 anak memiliki perkembangan normal dan 18 anak suspek. Perbedaan jumlah suspek pada kedua kelompok bermakna secara statistik dengan nilai p < 0,001 (dengan PR 0,056; IK 95% 0,014-0,622). Dalam hal ranah perkembangan yang gagal dicapai berdasarkan Denver II, didapatkan perbedaan bermakna secara statistik pada 2 ranah perkembangan yang gagal dicapai oleh subyek, yaitu bahasa (p=0,04) dan motor halus (p= 0,01). Faktor keikutsertaan pada PAUD dan pendidikan ibu memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan perkembangan anak.
Simpulan. Terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada kedua kelompok anak yang mengikuti PAUD dan yang tidak mengikuti PAUD. Keterlambatan perkembangan terutama pada ranah bahasa dan motorik halus.

ABSTRACT
Background. Early Cgildhood Education (ECE) program is held to optimize child potential and development, for 0-6 years old children. In Indonesia, participation in ECE only reach 54%, which consist mostly of nonformally form. One that is most popular is called Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) community center.
Objective. To compare child development between October 2015 to January 2016. Subjects divided into 2 groups, those who attend PAUD an not, from Tanah Abang District in Central Jakarta. Data were taken based on parents interview, basic physical examination and developmental screening based on Denver II.
Results. A total of 134 subjects participated, 67 children in each group. In PAUD group there is one child with suspected developmental delay, and there are 9 child with suspected developmental delay in non-PAUD group. This is statistically significant with p < 0,001 (PR 0,056; CI 95% 0,014-0,622). Delay is mostly in language development (p=0,04) and fine motor skills (p=0,01).
Conclusion. There is statistically significant difference of suspected developmental delay in children who attend early childhood education and those who not attend any early childhood education. The delay mostly on language development and fine motor skills domain.
"
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nandya Zulfa Iswantoko
"Guru di satuan pendidikan anak usia dini inklusif dihadapi oleh berbagai tuntutan untuk mampu memenuhi kebutuhan siswa yang beragam. Mindfulness, dikarakterisasi oleh peningkatan kesadaran di masa kini, dapat meningkatkan kepercayaan diri guru dalam mengajar di kelas inklusif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara mindfulness guru dan self-efficacy guru dalam praktik pendidikan inklusif. Partisipan pada penelitian ini adalah 149 guru di satuan pendidikan anak usia dini inklusif yang didapatkan melalui teknik purposive sampling. Pengukuran mindfulness guru menggunakan Mindfulness in Teaching Scale (MTS). Pengukuran self-efficacy guru dalam praktik pendidikan inklusif menggunakan Teacher Efficacy for Inclusive Practice (TEIP). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara mindfulness dan self-efficacy guru dalam praktik pendidikan inklusif (rs= 0.456, p<0.01, two-tailed). Masing-masing dimensi mindfulness menunjukkan adanya korelasi yang signifikan, yaitu intrapersonal mindfulness dengan self-efficacy guru dalam praktik pendidikan inklusif (rs= 0.44, p<0.01, two- tailed) dan interpersonal mindfulness dengan self-efficacy guru dalam praktik pendidikan inklusif (rs= 0.33, p<0.01, two-tailed). Implikasi dari penelitian ini menekankan pada pentingnya mengintegrasikan strategi mindfulness untuk mendukung guru dalam mengembangkan kepercayaan dirinya yang diperlukan untuk keberhasilan praktik pendidikan inklusif di kelasnya.

Teachers in inclusive early childhood education settings face various demands to ensure the diverse needs of all students are met. Mindfulness, characterized by enhanced present-moment awareness, can boost teachers' confidence in implementing inclusive practices in their classroom. This study aims to examine the relationship between teachers' mindfulness and their self-efficacy in inclusive educational practices. Using purposive sampling, the research involved 149 teachers in inclusive early childhood education. Teachers' mindfulness was measured using the Mindfulness in Teaching Scale (MTS). Teachers' self-efficacy in inclusive educational practices was assessed using the Teacher Efficacy for Inclusive Practice (TEIP). Correlation test results showed a significant relationship between teachers' mindfulness and their self-efficacy in inclusive educational practices (rs= 0.456, p<0.01, two-tailed). Each dimension also showed a significant correlation: intrapersonal mindfulness with teachers' self-efficacy in inclusive educational practices (rs= 0.33, p<0.01, two-tailed) and interpersonal mindfulness relationship with teachers' self- efficacy in inclusive educational practices (rs= 0.44, p<0.01, two-tailed). The implications of this study highlight the importance of integrating mindfulness strategies to support teachers in developing the confidence for successful inclusive educational practices in their classroom."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Tania Mardianti
"Mengajarkan guratan bahasa Mandarin kepada anak usia dini membutuhkan suatu metode pengajaran yang tepat untuk mereka. Salah satu metode yang memperhatikan pengajaran untuk anak usia dini adalah metode Montessori. Penelitian ini mencoba melihat pengaruh dan efektivitas pengajaran guratan bahasa Mandarin untuk anak usia dini. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dan observasi kelas.
Penulis mengobservasi salah satu media pembelajaran metode Montessori, yaitu ldquo;sandpaper rdquo; yang digunakan untuk mengajarkan guratan dasar bahasa Mandarin. Pada penelitian ini, penulis mengambil subyek 5 anak usia dini dengan rentang usia 3 sampai 6 tahun, dan mengobservasi kegiatan selama enam kali tatap muka di dalam kelas Montessori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh dan efektivitas media pembelajaran metode Montessori terhadap kemampuan anak usia dini.

Teaching Mandarin language basic strokes for early childhood needs the suitable teaching method for them. One of the method that pays attention to early childhood teaching is the Montessori method. This study tries to see the infulence and the effectiveness of teaching Mandarin language basic strokes for early childhood. In this study, the writer uses qualitative method and class observation.
Writer observes one of the Montessori learning material, ldquo;sandpaper rdquo; that is used for teaching Mandarin language basic strokes. The writer took 5 early childhood students as the subject with the age range between 3 to 6 years old. The study result indicates that there are influence and effectiveness between Montessori learning materials in the early childhood student skills.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Novita Dewi
"Kualitas pendidikan menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia. Pendidikan anak usia dini yang berkualitas bagi seluruh masyarakat menjadi salah satu agenda pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Salah satu kebijakan pemerintah adalah penyaluran DAK Nonfisik BOP PAUD untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini. Indikator kualitas pendidikan anak usia dini dapat diketahui melalui proses akreditasi satuan pendidikan PAUD yang dilaksanakan oleh BAN PAUD dan PNF. Penelitian yang banyak dilakukan di negara lain adalah mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap keluaran kualitas anak yang pernah mendapatkan pendidikan anak usia dini namun belum mempertimbangkan kualitas dari layanan pendidikan yang mereka akses. Dalam penelitian ini akan ditunjukkan pengaruh kebijakan DAK Non Fisik BOP PAUD terhadap akreditasi PAUD untuk mendekati variabel kualitas layanan pendidikan anak usia dini pada 481 kabupaten/kota selama tahun 2018-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyaluran DAK Nonfisik BOP PAUD memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan persentase PAUD terakreditasi terutama akreditasi A dan B, serta berpengaruh signifikan dalam menurunkan persentase PAUD yang Tidak Terakreditasi.

The quality of education is the main concern of the Indonesian government. Quality early childhood education for all communities is one of the government's agendas in an effort to improve the quality of education. One of the government policies is the distribution of Non-Physical DAK BOP PAUD to support the improvement of the quality of early childhood education. Early childhood education quality indicators can be identified through the accreditation process for PAUD implemented by BAN PAUD and PNF. Research that is mostly done in other countries is to find out the factors that influence the quality outcome of children who have received early childhood education but have not considered the quality of the education services they access. This research will show the influence of the BOP PAUD Non-Physical DAK policy on PAUD accreditation to approach the variabel quality of early childhood education services in 481 districts / cities during 2018-2019. The results showed that the distribution of Non-Physical DAK BOP PAUD had a significant effect in increasing the percentage of accredited PAUD, especially accredited A and B, and had a significant effect in reducing the percentage of PAUD that were not accredited."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riah Sunayah
"Pemerintah Indonesia mulai memperhatikan Pendidikan Anak Usia Dini secara serius sejak tahun 2003. Hal ini menyebabkan semakin menjamurnya lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Masyarakat Indonesia khususnya keluarga muslim menyekolahkan anak-anak mereka ke lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD yang berciri keagamaan Islam. Skripsi ini memberikan gambaran mengenai pendidikan karakter bagi anak usia dini. Studi ini melihat adanya agen sosial yang berperan penting, yaitu guru dan orangtua. Penelitian ini berlokasi di sebuah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Darul Himmah, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Pemilihan informan dilakukan secara purposif sampel. Penelitian ini dilakukan terhadap individu-individu yang terdapat di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Darul Himmah diantaranya kepala sekolah, guru, dan orangtua anak didik lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Darul Himmah.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat macam-macam nilai karakter yang ditanamkan kepada anak usia dini di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Darul Himmah. Namun, lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Darul Himmah lebih memfokuskan pada 3 nilai karakter diantaranya karakter religius, nasionalisme, dan hormat. Cara penanaman nilai-nilai karakter yaitu dengan modelling atau peneladanan kepada anak usia dini yang dilakukan oleh guru baik didalam kelas maupun diluar kelas. Kelemahan atau hambatan yang dialami yaitu penanaman nilai-nilai karakter telah baik dalam tahap perencanaan dan implementasi, namun kurang baik dalam tahap evaluasi. Upaya yang dilakukan oleh lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Darul Himmah adalah guru menanamkan nilai-nilai karakter menggunakan panduan tambahan yang dibuat oleh kepala sekolah.

The Government of Indonesia has begun to pay attention to Early Childhood Education seriously since 2003. This has led to the proliferation of Early Childhood Education. Indonesian people, especially Muslim families, send their children to Early Childhood Education, which is characterized by Islamic religion. This thesis provides an overview of character education for early childhood. This study sees the presence of important social agents, teachers and parents. This research is located in an institution of Early Childhood Education Darul Himmah, District Bojongsari, Depok City. This research uses qualitative method with case study approach. Data collection is done through in depth intervews, observation, and documentation. The selection of informants was done puposively. This study was conducted on individuals in the Early Childhood Education Darul Himmah, including the headmaster, teachers, and parents of children of Early Childhood Education Darul Himmah.
The results of this study indicate there are various character values implanted to early childhood in Early Childhood Education PAUD Darul Himmah. However, the institution of Early Childhood Education PAUD Darul Himmah focuses more on 3 values of character such as religious character, nationalism, and respect. How to cultivate the character values that is by modeling or peneladanan to early childhood conducted by teachers both in the classroom and outside the classroom. The weaknesses or obstacles that are experienced are the planting of character values has been well in the planning and implementation phase, but less good in the evaluation phase. The effort undertaken by Darul Himmah 39 s Early Childhood Education PAUD institution is that teachers instill character values using additional guidance made by the principal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Dhini Jayanty
"ABSTRAK
Pendidikan seksualitas masih menjadi masalah yang belum dibahas secara terbuka, sehingga pendidikan seksualitas di Indonesia masih sulit diterima karena masih dianggap hal yang tabu. Pendidikan seksualitas anak usia dini mempunyai peran yang penting dalam kesehatan seksual anak di masa depan. Orangtua mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan pendidikan seksualitas, namun memerlukan bantuan dalam memberikan pendidikan seksualitas agar kompeten sebagai pendidik seksualitas kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas psikoedukasi dalam meningkatkan pengetahuan orangtua tentang seksualitas anak usia dini dan sikap orangtua terhadap pendidikan seksualitas anak usia dini. Pengetahuan dan sikap orangtua diukur menggunakan kuesioner pre-test dan post-test, dengan desain penelitian eksperimen pre-test post-test control group. Hasil penelitian menunjukkan psikoedukasi efektif meningkatan pengetahuan orangtua tentang seksualitas anak usia dini dan sikap orangtua terhadap pendidikan seksualitas anak usia dini dengan nilai p < 0.05.

ABSTRACT
Sexuality education is an issue which still not openly discussed, hence sexuality education in Indonesia is not well accepted since it is considered taboo. Sexuality education for children plays an important role in their sexual health and general well being. Parents have the responsibility of providing sexuality education but still need aid to become a competence sexuality educator for children. This study reviews the evidence regarding the effectiveness of psychoeducation to improve parent rsquo s knowledge on early child sexuality and attitude toward early childhood sexuality education. Parent rsquo s knowledge and attitude are measured with pre test and post test questionnaire. Experiment pre test post test control group is used for the research design. The result showed psychoeducation is effective to increase parent rsquo s knowledge on early child sexuality and attitude toward early child sexuality education with p 0.05."
2018
T51027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>