Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64249 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sava Ainaya Madjid
"Tugas akhir ini membahas mengenai representasi subkultur menhera yang terlihat dalam budaya populer berupa karya musik. Dalam penelitian ini, digunakan metode analisis data deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyarankan bahwa sebagai subkultur, menhera memungkinkan individu untuk mengekspresikan emosi dan rasa yamu (病む; sakit), mengkomunikasikan pengalaman mereka dengan self-injury, ikizurasa (生きづらさ; pain of living) dan gangguan mental, serta membentuk komunitas yang saling mendukung. Karya musik Takayan merepresentasikan menhera secara keseluruhan, mencakup mereka yang mencari kesehatan mental dan mereka yang menunjukkan manifestasi subkultur menhera. Proses representasi dilakukan melalui penggunaan bahasa yang berkaitan dengan menhera, baik berupa kata maupun tanda visual. Dengan karya musiknya, selain mewakili menhera, Takayan memberikan afirmasi, pengakuan, pemberdayaan, dan dukungan bagi pendengarnya.

This final project discusses the representation of the menhera subculture in music as a product of popular culture. The research utilizes qualitative descriptive data analysis method. The findings suggest that as a subculture, menhera enables individuals to express emotions and feelings of yamu (病む; suffering), communicate their experiences with self-injury, ikizurasa (生きづらさ; pain of living), and mental disorders, as well as form supportive communities. Takayan's music represents menhera as a whole, encompassing those seeking mental health and those exhibiting manifestations of the menhera subculture. The process of representation is achieved through the use of language related to menhera, with words and visual symbols. Through their music, Takayan not only represents menhera but also provides affirmation, acknowledgement, empowerment, and support to their listeners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahsani Taqwiem
"Artikel ini mengangkat topik mengenai representasi dalam musik, terutama dalam contoh fenomena rastafari dan musik reggae. Dalam pandangan Stuart Hall, representasi terbagi menjadi tiga cara, yaitu reflective, intentional, dan constructionist. Pembeda dari ketiga pendekatan ini adalah proses representasinya, yang mana nantinya di akhir akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Secara khusus, permasalah representasi musik dalam artikel ini berfokus pada pendekatan constructionist. Data dalam artikel ini dikumpulkan melalui metode penelusuran data pustaka dan dianalisis dengan pendekatan teori representasi dari Stuart Hall. Beberapa teori representasi dalam musik pun digunakan untuk memperkuat argumentasi penulisan. Hasil analisis menunjukkan bahwa musik mampu menghadirkan satu representasi seperti yang digambarkan dalam musik reggae, yang menghadirkan representasi rastafari.

This article raises the topic of representation in music, especially in the examples of Rastafari phenomena and reggae music. In Stuart Hall's view, representation is divided into three ways, namely reflective, intentional, and constructionist. The differentiator of the three approaches is the process of representation, which in the end will produce different conclusions. Specifically, the problem of music representation in this article focuses on the constructionist approach. The data in this article was collected through a library data search method and analyzed with the representation theory approach from Stuart Hall. Some representation theories in music are also used to strengthen the argumentation of writing. The analysis shows that music is able to present one representation as depicted in reggae music, which presents Rastafari representation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Aufar Razan
"Hard bass merupakan sub-genre dari musik elektronik yang lahir di Rusia dengan ciri khas ketukan tempo yang cepat. Seiring dengan perkembangan internet yang pesat di era globa1isasi, musik hard bass mulai dikenal luas di seluruh dunia melalui situs berbagi video Youtube. Semenjak dikenal secara luas, musik hard bass sering dikaitkan dengan kelompok subkultur gopnik yaitu kelompok subkultur masyarakat kelas bawah yang tinggal di kota-kota Rusia, salah satunya di Saint-Petersburg. Artikel ini akan membahas bagaimana musik hard bass berperan sebagai identitas dan bagian dari subkultur gopnik yang ada di kota Saint-Petersburg. Artikel ini menggunakan teori subkultur dengan metode deskriptif analitis untuk menganalisa beberapa video hard bass yang terdapat di YouTube. Di akhir artikel ini dapat disimpulkan bahwa musik hard bass merupakan bagian dari subkultur gopnik di kota Saint-Petersburg, sehingga dapat dikategorikan sebagai salah satu identitas subkultur mereka.

Hard bass is a sub-genre from electronic music which was born in Russia and has a fast tempo as it`s characteristic. As the internet grows in this globalization era, hard bass starts to raise it`s popularity in the world through Youtube video sharing site. Since the hard bass popularity raised, hard bass is often linked with gopnik subculture which is identic with a low class society in Russia who lives in the cities, one of the city is Saint-Petersburg. This article will discuss how hard bass music acts as a part of the gopnik subculture in the city of Saint-Petersburg. This article uses subculture theories and descriptive analytical methods as a tools to analyze a few hard bass videos on YouTube. At the end of this article it can be concluded that hard bass music is a part of the gopnik subculture in the city of Saint-Petersburg, so it can be categorized as one of their subculture identity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Arman Linuwih
"Skripsi ini membahas tentang musik populer sebagai dampak dari keterbukan Federasi Rusia terhadap budaya Barat yang menggunakan metode deskriptif-analitis yang dianalisis menggunakan tiga teori, globalisasi, conscious ideologies, dan adaptasi.Skripsi ini bertujuan untuk membuktikan argumen utama bahwa musik populer masuk sebagai representasi dari keterbukaan Federasi Rusia terhadap budaya Barat. Hasil penelitian menujukkan bahwa globalisasi mempengaruhi masuknya musik populer dengan penerapan proses adaptasi yang membentuk ideologi masyarakat Rusia yang secara sadar menerima musik populer sebagai gaya hidup baru.

This thesis discusses popular music as a result of the openness of the Russian Federation to the Western culture that uses descriptive-analytical methods were analyzed using three theories, globalization, conscious ideologies, and adaptations. This thesis aims to prove the main argument that popular music in as a representative of the Russian Federation openness to Western culture. The results showed that the inclusion of popular music globalization affect the application of the adaptation process to form the ideology of Russian society that consciously accept popular music as a new lifestyle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirul Khair
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa dampak dari teknologi digital dan kemajuan teknologi informasi terhadap keseluruhan operasi industri musik independen, khususnya efektivitas strategi pemasaran. Hasil analisis dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa dengan cara mengeksploitasi teknologi digital dan teknologi informasi, industri musik independen mampu meningkatkan efektivitas strategi pemasaran. Dengan demikian, biaya layanan streaming dimasukkan sebagai salah satu komponen dari model produk dan promosi. Selain itu, strategi penetapan harga alternatif diperlukan untuk memberikan insentif yang signifikan dalam menarik minat konsumen. Peentingnya format digital menyoroti distribusi musik ke depannya.

The purpose of this study is to analyse the implication of digital technology and advanced information technology in regards to the overall operation of independent music industry, particularly in terms of marketing effectiveness. The analysis revealed that through such exploitation of digital and information technology, independent music industry is able to enhance marketing strategies more effectively. In doing so, the inclusion of streaming services is used as part of product and promotion model. Furthermore, alternative pricing strategy is necessary to provide necessary incentivesin enticing music consumer. The importance of digital format highlights the future of distribution through music. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
P. Tommy Pamungkas
"Penelitian ini ingin mengkaji konsep representasi identitas budaya Jawa di dalam media dengan pendekatan kajian budaya kritis untuk membongkar ideologi anggota Jogja Hip-hop Foundation (JHF), sebagai bentuk representasi mental dalam pikiran dan kemudian diproyeksikan dalam representasi bahasa sebagai bentuk artefak budaya. Pertanyaan penelitian berfokus pada bagaimana hegemoni budaya Jawa terepresentasi dalam pesan lirik lagu JHF dan mengapa hegemoni budaya Jawa tersebut yang terbentuk dalam pesan lirik lagu. Data yang didapat dari analisa framing lirik lagu JHF, wawancara mendalam dan studi pustaka, diolah dengan teknik analisa ilustratif dan tipos ideal. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam menyikapi isu-isu negatif yang yang dekat dengan anak muda dalam masyarakat modern, orang-orang harus kembali ke seperangkat nilai dan perilaku yang sesuai dengan kaidah dasar kehidupan masyarakat Jawa agar tidak terjadi kehancuran. Representasi tersebut muncul karena pemahaman anggota JHF mengenai kaidah dasar tersebut sejalan dengan uraian konsep idealnya, terinspirasi dari isu-isu yang mereka hadapi setiap hari, dan didukung dengan motivasi mereka yang memang ingin menanamkan kembali budaya Jawa dengan cara baru. Dialektika dalam hegemoni muncul dalam representasi budaya Jawa di pesan lirik lagu mereka di mana satu sisi mereka terbawa arus untuk tidak mau memperhatikan praktek kaidah dasar kehidupan masyarakat Jawa sebagai bentuk budaya tinggi yang susah dan rumit akan tetapi masih terinspirasi akan pandangan dan nilai kaidah tersebut. Sedang di sisi lain bentuk keterusterangan, spontanitas, dan ekspresi bebas yang modern dalam lagu mereka sebagai bentuk budaya populer juga melancarkan kritik terhadap kehidupan masyarakat kontemporer yang terlalu terpengaruh dari luar masyarakat Jawa sehingga meninggalkan rasa solidaritas, kerukunan, dan ikatan masyarakat dalam tatanan sosial yang bertujuan damai dan tentram yang menjadi cita-cita kaidah dasar kehidupan masyarakat tersebut.

This research analyzed representation concept of Javanese cultural identity found in media by critical cultural studies approach to dismantle the ideology of members of Jogja Hip-Hop Foundation (JHF), inside their mental representation and then was manifested through language representation as cultural artefact. The research question focused on how the Javanese cultural hegemony represented in the lyrics messagesof JHF songs and why Javanese cultural hegemony was formed in the lyrics messages of the songs. Collected data from frame analysis on the lyrics, in-depth interview and literature studies were put into specific analytical process to answer the questions. Research found when facing negatives issues which close related with youth in modern society, people should comprehend the set of values and attitudes which suitting basic standard of Javanese living society in order to avoid disintegration and abruption.That representation was formed because of several reasons; there was similar understanding between JHF and ideal concepts of basic standard of Javanese living society, the songs were inspired by reality engagements which JHF had been through, and it also supported by the JHF’s motivation to redistribute Javanese culture among the youths with different approaches.Dialectics of hegemony emerged in the representation of Javanese culture in their lyrics message which in one side they drifted to not want to pay attention to the practice of the basic rules of Javanese living society as a form of high culture that is difficult and complicated but still inspired by such view, norms and values. While in the another side, JHFembracedpopular culture by having candor, spontaneity and free expression as a form of modernityto criticizecontemporary society which were affected from outside the Java community, leaving a sense of solidarity, harmony and community ties in the social order that aimed."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Anindita
"ABSTRAK
Lagu merupakan cerminan suatu kehidupan sosial atau media untuk mengekspresikan pandangan pengarang mengenai suatu hal. Oleh karena itu, dalam sebuah karya terdapat subjektivitas pengarang, tak terkecuali dengan lagu karya Serge Gainsbourg yang menjadikan perempuan sebagai subjeknya, yaitu Poup e de Cire Poup e de Son dan Les Sucettes. Keterlibatan perempuan dalam sebuah karya sastra dapat mengukuhkan dominasi laki-laki di lingkungan masyarakat atau bahkan sebaliknya. Menggunakan pendekatan struktural dan semiotik, penulis berusaha menelusuri bagaimana perempuan direpresentasikan melalui larik lagu. Artikel ini memperlihatkan bahwa perempuan dalam dua lagu tersebut direpresentasikan secara berbeda. Dalam lagu Poup e de Cire Poup e de Son, perempuan direpresentasikan sebagai kaum yang pasif karena masih didominasi oleh laki-laki, sedangkan dalam lagu Les Sucettes perempuan direpresentasikan sebagai kaum yang bebas karena sudah lepas dari dominasi laki-laki.

ABSTRACT
Song is a reflection of a social life or a media to express song writer rsquo s point of view. Therefore, in a song there is the subjectivity of the song writer, including songs by Serge Gainsbourg. In which he oftenly bring up women as the subject, such as Poup e de Cire Poup e de Son and Les Sucettes. The involvement of women in various arts may reinforce male dominance in the community or vice versa. Using a structural and semiotic theory, the author tries to analyze how women are represented through the lyrics. This article shows that women in these two songs are represented differently. In Poup e de Cire Poup e de Son, women are represented as a passive subject because they are still dominated by men. On the other hand, Les Sucettes represented women as an active subject because they are separated from male domination."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Princeton Architectural Press, 1994
720.104 ARC (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>