Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176906 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmawati Dewi Handayani
"Pendahuluan: Pediatic Intensive Care Unit (PICU) merupakan ruang perawatan intensif anak di rumah sakit yang merawat pasien anak dengan gangguan kesehatan yang serius. Berbagai prosedur tindakan yang dilakukan di ruang perawatan intensif akan dapat menimbulkan pengalaman stress dan nyeri, salah satunya adalah tindakan Endotracheal Suction (ETS). Salah satu terapi non farmakologik yang dapat digunakan untuk menangani nyeri selama tindakan ETS adalah terapi musik.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap nyeri selama tindakan ETS di ruang PICU RSUP DR.Sardjito Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan posttest only with control group design. Subjek penelitian adalah pasien anak yang dirawat di ruang PICURSUP DR.Sardjito Yogyakarta yang mendapatkan tindakan ETS. Sampel dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan perlakuan berupa terapi musik selama 30 menit. Kelompok kontrol tidak diberikan terapi musik. Musik yang diberikan menggunakan musik Mozart jenis Piano Sonata No 17 in B-Flat Major Adagio.
Hasil: Uji hipotesis menggunakan Mann Whitney U-Test dengan taraf signifikansi 5% menghasilkan p=0,001 artinya ada perbedaan nyeri pada kelompok kontrol dengan nyeri pada kelompok intervensi.
Kesimpulan: Terapi musik berpengaruh terhadap nyeri selama tindakan ETS pada pasien anak di ruang PICU RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.

Introduction: The Pediatic Intensive Care Unit (PICU) is a pediatric intensive care unit in a hospital that treats pediatric patients with serious health problems. Various procedures performed in the intensive care unit can cause stress and pain, one of which is Endotracheal Suction (ETS). One of the non-pharmacological therapies that can be used to treat pain during ETS procedures is music therapy.
Purpose: This study aims to determine the effect of music therapy on pain during ETS procedures in the PICU of RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Methods: This research is a quasy-experimental study with a posttest only with control group design. The research subjects were pediatric patients who were treated at the PICU RSUP DR.Sardjito Yogyakarta room who received ETS procedures. The sample was divided into the intervention group and the control group. The intervention group received an intervention in the form of music therapy for 30 minutes. The control group was not given music therapy. The music provided uses Mozart's Piano Sonata No. 17 in B-Flat Major Adagio.
Results: Hypothesis testing using the Mann Whitney U-Test with a significance level of 5% resulted in p = 0.001, meaning that there was a difference in the mean pain in the control group and pain in the intervention group.
Conclusion: Music therapy has an effect on pain during ETS procedures in pediatric patients in the PICU of Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Arifin Kusuma Gani
"Hospitalisasi dapat menyebabkan kecemasan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap respon fisiologis dan perilaku kecemasan anak usia sekolah selama hospitalisasi di rumah sakit wilayah Cilacap. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasi Experimental, Pretest Posttest Non Equivalent Control Group Design, sampel berjumlah 36 anak dengan masingmasing 18 anak pada kelompok intervensi dan kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan secara bermakna pada rata-rata respon fisiologis kecemasan setelah dilakukan terapi musik (p value = 0,029). Pada rata-rata respon perilaku kecemasan juga terdapat penurunan yang bermakna setelah dilakukan terapi musik (p value = 0,000). Rekomendasi dari penelitian ini adalah supaya perawat dapat menerapkan intervensi terapi musik sebagai upaya untuk mengurangi kecemasan pada anak usia sekolah selama hospitalisasi.

Hospitalization can cause anxiety in children. This study aimed to determine the effect of music therapy on physiological responses and anxiety behavior during hospitalization for school-age children in Cilacap district hospitals. This study uses Quasi Experimental design, pretest posttest Non Equivalent Control Group Design, samples from 36 children with each of the 18 children in the intervention and the control groups.
The results showed there is significant fall in average physiological responses of anxiety after music therapy (p value = 0,029). On average there are also concerns the response behavior of a significant decrease after music therapy (p value = 0,000). Recomendations from this study is that nurses can apply music therapy intervention in an attempt to reduce anxiety in school-age children during hospitalization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadevita
"Salah satu upaya untuk meminimalkan penggunaan oksigen pada bayi adalah dengan pemberian terapi musik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi musik terhadap saturasi oksigen, frekuensi denyut jantung dan frekuensi pernafasan bayi yang menggunakan ventilasi mekanik. Jenis penelitian adalah quasi experiment dengan pretest-posttest without control design. Pemilihan sampel secara consecutive sampling dengan jumlah 13 orang bayi. Terdapat perbedaan bermakna rata-rata saturasi oksigen, frekuensi denyut jantung dan frekuensi pernafasan bayi yang menggunakan ventilasi mekanik sebelum dan setelah pemberian terapi musik (p value <0,05). Pemberian terapi musik dapat diberikan pada bayi yang menggunakan ventilasi mekanik untuk memperbaiki saturasi oksigen, frekuensi denyut jantung dan frekuensi pernafasan.

Music therapy can minimize oxygen consumption among infant with mechanical ventilation. This study aimed to identify the effect of music therapy to oxygen saturation, heart rate and respiratory rate of infants using mechanical ventilation. The research used a quasi experiment with a pretest-posttest design without control. Method of sample selection was consecutive sampling with 13 infants. There was a significant difference the average of oxygen saturation, heart rate and respiratory rate of infants using mechanical ventilation before and after music therapy (p value <0,05). Music therapy can be used for infants who use mechanical ventilation to improve oxygen saturation, heart rate and respiratory rate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuikita Wachid
"Laparatomi merupakan prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien anak. Nyeri menjadi salah satu manifestasi klinis yang sering ditimbulkan akibat insisi pembedahan. Masalah keperawatan nyeri akut pada umumnya terjadi pada anak pasca operasi laparatomi. Nyeri yang dirasakan bervariasi antara sedang hingga ke berat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir nyeri yang dirasakan adalah dengan melakukan manajemen nyeri non farmakologis distraksi. Pemberian intervensi manajemen non farmakologis distraksi berupa terapi musik audiovisual dapat menurunkan nyeri.
Hasil intervensi yang diberikan pada pasien kelolaan utama pasca operasi laparatomi dengan nyeri akut mampu menurunkan nyeri anak dari VAS 5/10 menjadi VAS 3/10. Pemberian terapi non farmakologis perlu diikuti dengan terapi farmakologis untuk meningkatkan efektifitas intervensi yang dilakukan. Penggunaan terapi non farmakologis distraksi terapi musik audiovisual disarankan untuk mengurangi nyeri pada anak pasca operasi laparatomi.

Laparatomy is a surgical procedure that is often performed on pediatric patients. Often pain becomes one of the clinical manifestations caused by a surgical incision. Nursing problems in acute pain generally occur in children post laparotomy. Pain that is felt varies between moderate to severe. One way that can be done to minimize the pain is to do non-pharmacological pain management. Non-pharmacological distraction management intervention by giving audiovisual music therapy can reduce the pain in pediatric patients.
The results of the intervention that has been given to patient after laparatomy surgery were resulted in acute pain decreased from VAS 5/10 to VAS 3/10. Non-harmacological therapy needs to be given together with pharmacological therapy to improve the effectiveness of the interventions. The use of non-pharmacological distraction therapy in audiovisual music is recommended to reduce pain in children after laparotomy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sila Dewi Anggreni
"Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung yang diakibatkan oleh menurunnya suplai darah ke otot jantung yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Penyakit ini akan mempengaruhi arteri koroner yang memberi suplai darah, oksigen dan nutrisi ke otot miokardium. Infark miokard merupakan nekrosis dari miokard yang terjadi akibat insufisiensi aliran darah lewat koroner tidak mampu mencukupi kebutuhan oksigen. Untuk mencapai proses penyembuhan dan pemulihan yang baik pada pasien infark miokard perlu adanya manajemen nyeri yang tepat. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh terapi musik terhadap tingkat persepsi nyeri pada pasien infark miokar di RS. Dr. M. Djamil Padang.
Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment, khususnya non-equivalent control group dengan pre dan post test. Sampel berjumlah 30 orang (15 orang kelompok intervensi yang diberikan terapi penurun nyeri ditambah terapi musik yang diberikan selama 3 hari dan 15 orang kelompok kontrol yang hanya diberikan terapi penurun nyeri, yang diambil dengan metode non probability sampling jenis consecutive sampling. Evaluasi tingkat nyeri dilakukan setiap hari baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol.
Hasil penelitian diperoleh adanya penurunan tingkat nyeri setiap harinya, baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Penurunan yang lebih besar terjadi pada kelompok intervensi (p=0,000), artinya terapi musik pada pasien infark miokard dapat berpengaruh terhadap penurunan tingkat nyeri. Pada penelitian ini karakteristik umur, jenis kelamin dan pengalaman nyeri tidak berpengaruh terhadap penurunan tingkat nyeri pasien infark miokard. Rekomendasi hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam menangani nyeri pada pasien infark miokardan perlu adanya penelitian lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan waktu penelitian yang lebih lama agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

Coroner heart diseases is a heart sickness which is caused by decreasing blood of supply to cardiac muscle that happening of imbalance between supplies and oxygen needs. This disease will effect the artery coronary which provide blood supply, oxygen and nutrition to myocardium muscle. Infark miokard is necrosis from miokard that happened because of insufficiency blood stream through coroner can not fulfill oxygen needs. To reach good curative process and curing at patient with infark miokard, it needs good pain management. The research a purpose is to identifying the effect of music therapy on the level of pain perception with infark miokard at Dr. M. Djamil Hospital in Padang.
This research used a quasi experiment design by control group approach with pre and post tested. Research has been done at Dr. M. Djamil Hospital Padang. 30 samples of patient with infark miokard divided into 2 groups, 15 people of intervention group which were given by pain degradation therapy and music therapy and 15 people of control group which were only given by pain degradation therapy, taking sample by non probability sampling type of consecutive sampling.
Statistic test result of dependent t-test indicated that there was meaning difference between pain degradation at group which was given by music therapy and pain degradation at group which was not given by music therapy before and after intervention. This research of age characteristic, gender and pain experience don't have an effect on pain level degradation of patient with infark miokard. The research concluded that degradation on pain perception level of patient with infark miokard was higher at group which was given by music therapy Recommendation of this research result, music therapy has to be applied as one of nursing intervention on handling pain of patient with infark miokard and it is important to be done a continue research which has more specific sample criterion and longer research to get better research result.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika
"Penanganan masalah nyeri secara non-farmakologi dengan terapi musik belum digunakan secara optimal di Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dari berbagai sumber literatur mengenai manfaat terapi musik dan untuk membuat rekomendasi penelitian terkait standar operasional prosedur terapi musik terhadap penurunan nyeri setelah tindakan pembedahan. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan mengumpulkan artikel penelitian eksperimental terkait terapi musik pada anak usia 0-18 tahun. Desain penelitian ini yaitu dengan melakukan pencarian artikel menggunakan Dalam penelitian ini didapatkan 8 artikel yang dianalisis sesuai dengan kriteria inklusi yaitu 1) artikel jurnal dengan penelitian eksperimental terkait terapi musik untuk penanganan nyeri setelah pembedahan pada anak, 2) literatur berbahasa Inggris, dan 3) literatur yang dipublikasikan dalam periode 10 tahun terakhir. Kriteria eksklusi yaitu jika literatur yang diterbitkan dalam tidak lengkap hanya berupa abstrak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa terapi musik efektif sebagai penatalaksanaan nyeri setelah tindakan pembedahan serta telah dibuat rekomendasi standar operasional prosedur terkait terapi musik pada anak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk perawat dalam penanganan nyeri secara non-farmakologi pada anak setelah pembedahan dengan penerapan terapi musik.

Non-pharmacological therapy for pain with music has not been used optimally in Indonesia. The aim of this study was to analyze from various sources of literature on the benefits of music therapy and to make research recommendations related to the operational standard of music therapy procedures for pain after surgery. The method used in this study was literature review by collected experimental research related to music therapy in children aged 0-18 years. The design of this study was to collect article using the ProQuest, Scopus, ScienceDirect, and Sage Journal databases. In this study, 2917 research articles were obtained with the keywords "children", "music therapy", "pain", "pediatrics", "post-surgery", "post-surgery". Then 8 articles were analyzed with inclusion criteria 1) articles with experimental research related to music therapy for reduce pain after surgery in children, 2) English-language literature, and 3) literature that can be used in the last 10 years. The exclusion criteria in this study is that if the literature published in the database is incomplete it only contains abstracts. Based on studies conducted, that music therapy is effective as pain management after surgery and standard operating procedure recommendation has been made for children in this study. The results is expected to be useful for nurses to application of music therapy for pain management after surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Widiastuty Anggerainy
"Selama menjalani perawatan di rumah sakit, anak dapat mengalami masalah gangguan istirahat tidur. Tujuan studi kasus ini adalah untuk memberikan gambaran pemenuhan kebutuhan istirahat/tidur pada anak dengan penyakit akut melalui penerapan intervensi terapi musik menggunakan pendekatan model adaptasi Roy. Pengkajian perilaku dan stimulus dilakukan pada keempat mode adaptasi terhadap kelima kasus terpilih yang menunjukkan gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat/tidur. Penetapan tujuan dan implementasi ditujukan untuk mempromosikan adaptasi, memanajemen stimulus, dan meningkatkan koping agar klien berada pada respon adaptif. Intervensi terapi musik terbukti efektif meningkatkan kualitas tidur anak dan dapat diaplikasikan pada anak dengan penyakit akut yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat/tidur.

During hospitalization, the child may experience sleep disorder problems. The purpose of this case study is to provide an overview of the need for rest/sleep in children with acute illness through the application of music therapy interventions using Roy's adaptation model approach. Behavioral and stimulus assesstmen were conducted in all four modes of adaptation to the five selected cases showing impaired fulfillment of rest/sleep needs. Goals setting and implementations aimed at promoting adaptation, managing stimuli, and increasing coping so that clients are in an adaptive response. Interventions of music therapy have proven to be effective in improving child's sleep quality and can be applied to children with acute illness who experience impaired fulfillment of rest/sleep needs. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Choirul Hadi
"Latar Belakang : Nyeri seringkali tidak dikelola dengan adekuat pada lebih kurang separo dari semua kasus bedah. 1 Sebuah konsep baru untuk mengurangi rasa nyeri dengan pemberian analgetik sebelum munculnya stimulus nyeri , lebih efektif dibandingkan pemberian analgetik setelah munculnya stimulus nyeri. Inilah prinsip dari preemptive analgesia.1 Nyeri pasca operasi dapat diatasi dengan penggunaan blok anestesi lokal, Opioid, obat anti inflamasi non steroid, atau kombinasi dari ketiganya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Ketorolak pra operasi pada nyeri Pasca Operasi pada pasien yang dilakukan operasi prostatektomi transuretral, di RSUP dr Sardjito Yogyakarta. Manfaat bagi pasien adalah meningkatnya kenyamanan dengan menurunnya sensasi nyeri pasca operasi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang, analitik, dan prospektif. Kami mengelompokkan pasien pembesaran prostat jinak (PPJ) dari bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012 di RSUP dr Sardjito Yogyakarta menjadi dua. Kelompok I diberikan Ketorolak 30 mg intravena dua kali sehari , sehari sebelum operasi dan pagi hari sebelum operasi . Kelompok II tidak diberikan Ketorolak preoperatif. Pasien dilakukan operasi prostatektomi transuretral dengan anastesi spinal. Setelah 24 jam pasca operasi, kami melakukan wawancara tentang sensasi nyeri dengan menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) . Kemudian dibandingkan antar kelompok I dan II.
Hasil: Duapuluh empat pasien termasuk dalam penelitian ini dengan rerata umur 66 tahun dengan usia paling muda 45 tahun dan tertua 80 tahun (sd 8,77744). Kelompok I ( 17 pasien ) , Skor VAS 1 hingga 7 dengan median 3 dan rerata 3,4118 ( sd 1,66053 ) . Kelompok II ( 7 pasien ) Skor VAS 1 hingga 8 dengan median 3 dan rerata 3,8571 ( sd 2,8357 ). Kami menghitung secara statistik menggunakan tes Mann-Witney U dengan p 0,951.
Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan nyeri pasca operasi yang bermakna antara pasien yang dilakukan operasi prostatektomi transuretral yang diberikan Ketorolak praoperasi dan yang tidak diberikan Ketorolak pra operasi.

Background : Pain is often not assesed adequately in about half of all surgical case. 1 There is a new concept to relief pain by administering analgesics before pain stimulus, which is more effective than when administered after pain stimulus. This is the principle of preemptive analgesia.1 Postoperative pain maybe controlled by the use of local anaesthetic block, opioids, non steroidal anti inflamatory drugs or combination of these. The aim of this study is to know the effect of preoperative Ketorolak on postoperative Transurethral Prostatectomy pain in Sardjito Hospital Yogyakarta. We expected to increase patients comfort by decreasing postoperative pain sensation.
Methods: This is a cross sectional, analitic, prospective study. We devide BPH patients - from October 2011 until February 2012 in Sardjito Hospital Yogyakarta - into two groups. Group I given Ketorolak 30 mg intravenously twice a day one day before operation day and in the morning before operation. Group II without Ketorolak preoperatively. Patient undergo Transurethral operation with spinal anaesthesia. After 24 hours ,postoperatively, we asses pain using Visual Analogue Scale (VAS) . And then we compare between Group I and Group II
Result: Twenty four patients were included in this study with mean of the age is 66 years old with the youngest 45 years old and the oldest 80 years old (sd 8,77744). Group I ( 17 patients) , VAS score 1 until 7 with median 3 and mean 3,4118 ( sd 1,66053 ) . Group II ( 7 patients ) VAS score 1 until 8 with median 3 and mean 3,8571 ( sd 2,8357 ). We count it using Mann-Witney U with p 0,951.
Conclusion: There is no significance difference of postoperative pain between Transurethral prostatectomy patients which administered and without Ketorolak preoperatively."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Yuniar Cahyanti
"Orang tua adalah orang yang bertifungsi sebagai guru pertama bagi anak-anaknya dan mempunyai peran yang signifikan \mtuk pembentukan sikap, keyakinan, nilai-nilai dan tingkah laku pada anak. Bagaimana anak bermasyarakat (bersosialisasi) tergantung pada bagaimana cara orang tua mengajarkan pada anak tentang sosialisasi, apa yang dianggap orang tua sebagai hal penjng yang harus dipahami anak dan apa yang dianggap orang tua sebagai cara terbaik untuk mengarahkan perkembangan anak. Orangtua yang mengasuh secara tidak konsisten bisa menyebabkan anak mengalami temper tonirum. Anak yang terlalu dimanjakan dan selalu mendapatkan apa yang bisa tanirum ketika suatu kali permintaannya ditolak. Bagi anak yang terlalu dilindungi dan didominasi oleh orangtuanya sekali waktu anak bisa jadi bereaksi menentang dominasi orangtua dengan perilaku tonirum. Keadaan lain yang juga meningkatkan frekuensi temper tantrum adalah sikap orangtua yang cendenmg mengkritik dan terlalu cerewet Temper tantrum terbentuk secara kondisional Anak yang mengalami masalah dalam hubungan dengan orangtuanya, adakalanya tidak dapat menyalurkan emosinya dengan tepat, Salah satu benmknya adalah tantrum. Ia membutuhl-can waktu yang cenderung lama untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, dan mengalami kesulitan dalam mengeksprosikan Menghadapi masalah seperti ini, salah satu media yang dapat dignmakan untuk mengekspresikan diri pada anak-anak adalah musik_ Secara umum, penelitian telah membuktikan bahwa musik memiliki pengaruh kuat tidak hanya pada suasana kuat tetapi juga pada persepsi dan sikap. Kata-kata lebih mudah diingat sebagai sesuatu yang positif apabila ada musik ringan dan ceria yang sedang dimainkan, sebaliknya akan dianggap negatif apabila diiringi dengan musik yang lamban dan berat. Terapi musik 'menawarkan konteks untuk membangun perasaan sense-in-relationship pada anak. Tujuau utama dari terapi musik adalah menciptakan pengalaman dalam berinteraksi, mengembangkan ekspresi self-orher melalui keterlibatan emosional, dan meningkatkan kornunikasi. Terapi musik memberikan dasar mengenai apa yang harus dilakukan manusia dalam bcrinteraksi dengan orang lain, selain ilu juga menawarkan konteks di mana motivasi dari diri dapat dikembangkau, luapan emosi dapat dialami, diekspresikan dan dibawa dalam komunikasi. Dalam penelitian kali ini, metode terapi musik yang akan diterapkan adalah Improvisarional Music Therapy menggunakan metode Orhl Terapi musik dengan metode Orff adaiah suatu multi sensoris tcrapi. Terapi musik dcngan metode Orff dapat diberikan pada berbagai kasus terutama pada anak-anak yang mcngalami gangguan Esik, mental maupmm emosional. Tcrapi musik dcngan menggunakan metode OrH` tidak hanya menekankan pada permainan alat, namun juga divariasikan dengan bermain irama, gerak, dan juga tepukan sehingga sesuai untuk anak-anak. Melihat beberapa perubahan yang terjadi pada R selama rcntang pelaksanaan terapi, dapat diprediksikan bahwa terapi musik cukup dapat membawa pembahan perilaku pada R, terutama dalah hal menurunkan kebiasaan ranirumnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pendekatan dengan menggmakan terapi musik metode Orff ini dapat disarankan untuk menangani individu dengan kasus temper tamtur. Pcndekatan ini akan sangat membantu orangtua dalam menangani anaknya selain dibutuhkan dukungan dan kerjasama antara orangtua, psikolog dan terapis sehingga efek terapi dapat dicapai secara optimal. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika
"Penanganan masalah nyeri secara non-farmakologi dengan terapi musik belum digunakan secara optimal di Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dari berbagai sumber literatur mengenai manfaat terapi musik dan untuk membuat rekomendasi penelitian terkait standar operasional prosedur terapi musik terhadap penurunan nyeri setelah tindakan pembedahan. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan mengumpulkan artikel penelitian eksperimental terkait terapi musik pada anak usia 0-18 tahun. Desain penelitian ini yaitu dengan melakukan pencarian artikel menggunakan database ProQuest, Scopus, ScienceDirect, dan Sage Journal. Pada penelitian ini didapatkan 2917 artikel penelitian dengan kata kunci children, music therapy, pain, pediatric, post operative, dan post surgery. Dalam penelitian ini didapatkan 8 artikel yang dianalisis sesuai dengan kriteria inklusi yaitu 1) artikel jurnal dengan penelitian eksperimental terkait terapi musik untuk penanganan nyeri setelah pembedahan pada anak, 2) literatur berbahasa Inggris, dan 3) literatur yang dipublikasikan dalam periode 10 tahun terakhir. Kriteria eksklusi yaitu jika literatur yang diterbitkan dalam database tidak lengkap hanya berupa abstrak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa terapi musik efektif sebagai penatalaksanaan nyeri setelah tindakan pembedahan serta telah dibuat rekomendasi standar operasional prosedur terkait terapi musik pada anak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk perawat dalam penanganan nyeri secara non-farmakologi pada anak setelah pembedahan dengan penerapan terapi musik.

Non-pharmacological therapy for pain with music has not been used optimally in Indonesia. The aim of this study was to analyze from various sources of literature on the benefits of music therapy and to make research recommendations related to the operational standard of music therapy procedures for pain after surgery. The method used in this study was literature review by collected experimental research related to music therapy in children aged 0-18 years. The design of this study was to collect article using the ProQuest, Scopus, ScienceDirect, and Sage Journal databases. In this study, 2917 research articles were obtained with the keywords children, music therapy, pain, pediatrics, post-surgery, post-surgery. Then 8 articles were analyzed with inclusion criteria 1) articles with experimental research related to music therapy for reduce pain after surgery in children, 2) English-language literature, and 3) literature that can be used in the last 10 years. The exclusion criteria in this study is that if the literature published in the database is incomplete it only contains abstracts. Based on studies conducted, that music therapy is effective as pain management after surgery and standard operating procedure recommendation has been made for children in this study. The results is expected to be useful for nurses to application of music therapy for pain management after surgery.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>