Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107423 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Della Aprilia
"Distributor farmasi harus memenuhi standar Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) yang tercantum dalam Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020. Berdasarkan CDOB bangunan dan fasilitas penyimpanan di gudang harus bersih dan bebas dari debu. Namun, berdasarkan pengamatan di gudang APL cabang Bandung dan Tangerang, masih banyak debu yang terdapat di lantai gudang. Hal ini dikarenakan gudang APL cabang Bandung dan Tangerang masih menggunakan lantai beton, sehingga tingginya lalu lalang mesin forklift dan hand pallet menyebabkan lantai dan sambungan lantai lebih mudah retak dan menimbulkan debu. Selain itu, timbulnya debu disebabkan karena sifat beton yang dapat mengendapkan debu dan tidak mampu mensirkulasi debu. Debu merupakan masalah serius yang perlu diatasi karena dapat mengkontaminasi produk, sehingga mutu produk menurun. Oleh karena itu, untuk mengurangi debu serta menciptakan permukaan lantai yang lebih tahan terhadap tekanan dan gesekan, perlu adanya pelapisan lantai atau coating lantai. Pelapisan lantai di gudang farmasi yang sering digunakan adalah pelapis epoxy. Namun, pelapis epoxy masih memiliki beberapa kekurangan, seperti tidak fleksibel dan ketahanan yang rendah. Oleh karena itu, tujuan dari project ini ada mencari alternatif pelapis lantai lain yang lebih efektif dan efisien dibanding epoxy agar dapat diaplikasikan di cabang yang belum dilakukan coating. Berdasarkan hasil analisa, polyurea 20 kali lebih kuat dibanding epoxy, ramah lingkungan, waktu pengeringan relatif lebih singkat. Poliurea bertahan lebih lama (10-15 tahun) dibanding epoxy, sehingga biaya Rp/tahun/m2 lebih rendah dibanding epoxy.

Pharmaceutical distributors must meet the standards for Good Drug Distribution Methods (CDOB) listed in the Regulation of the Drug and Food Control Agency Number 6 of 2020. Based on the CDOB, buildings and storage facilities in warehouses must be clean and free of dust. However, based on observations at APL's Bandung and Tangerang branch warehouses, there is still a lot of dust on the warehouse floor. This is because the APL Bandung and Tangerang branch warehouses still use concrete floors, so the high traffic of forklifts and hand pallets causes floors and floor joints to crack more easily and generate dust. In addition, the emergence of dust is due to the nature of concrete which can precipitate dust and is unable to circulate dust. Dust is a serious problem that needs to be addressed because it can cause the quality of the products decrease. Therefore, to reduce dust and create a floor surface that is more resistant to pressure and friction, it is necessary to have a floor coating or floor coating. The floor coating in pharmaceutical warehouses that is often used is epoxy coating. However, epoxy coatings still have some drawbacks, such as inflexibility and low resistance. Therefore, the goal of this project is to find alternative floor coatings that are more effective and efficient than epoxy. Based on the analysis results, polyurea is 20 times stronger than epoxy, environmentally friendly, relatively short drying time. Polyurea lasts longer (10-15 years) than epoxy, so the cost is lower than epoxy.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salikha Rizky Dirgantara
"Lantai dan peralatan merupakan komponen penting dalam pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) untuk Pedagang Besar Farmasi (PBF). Gudang obat PBF harus memenuhi syarat tertentu, termasuk memiliki lantai mudah dibersihkan, rata, dan bebas keretakan atau lubang untuk menjaga kebersihan dan keamanan penyimpanan obat. Dalam upaya memenuhi persyaratan CDOB dan menjaga kebersihan gudang, penggunaan pelapis lantai menjadi langkah yang bisa diimplementasikan. Pemilihan bahan pelapis lantai membutuhkan analisis spesifikasi dari masing-masing bahan. Jenis bahan lantai yang dapat digunakan adalah beton yang dilapisi epoksi atau poliurea. Meskipun memiliki banyak keunggulan, epoksi juga memiliki berbagai keterbatasan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis perbandingan poliurea dan epoksi sebagai bahan pelapis lantai. Kegiatan dimulai dengan terjun ke lapangan untuk melaksanakan kegiatan observasi dan wawancara. Aktivitas ini didokumentasikan dan data yang diperoleh berupa foto, laporan form checklist inspeksi, dan hasil wawancara. Hasil observasi menunjukkan bahwa lantai gudang APL saat ini hanya menggunakan beton, yang mudah rusak dan menghasilkan banyak debu. Adanya debu dapat menyebabkan kontaminasi produk dan melanggar persyaratan CDOB. Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan pelapisan lantai. Perbandingan antara bahan poliurea dan epoksi menunjukkan bahwa poliurea memiliki berbagai keunggulan. Poliurea lebih kuat, ramah lingkungan, waktu pengeringannya lebih singkat, dan memiliki umur pemakaian yang lebih lama dibandingkan epoksi. Penggunaan poliurea diharapkan dapat mengurangi biaya pemeliharaan gudang dan meningkatkan efisiensi operasional. Dengan demikian, penggunaan pelapis lantai poliurea menjadi alternatif yang lebih menguntungkan untuk menjaga kebersihan dan keamanan gudang PBF dalam memenuhi persyaratan CDOB.

Flooring and equipment play a crucial role in adhering to the Good Distribution Practice guidelines. Warehouses must meet specific requirements, including having easily cleanable, level floors without cracks or holes to ensure the cleanliness and safety of drug storage. To comply with GDP requirements and maintain warehouse hygiene, floor coatings are an effective solution. The selection of floor coating materials necessitates a detailed analysis of their specifications. Concrete coated with either epoxy or polyurea is a viable choice for floor coating. Despite epoxy's numerous advantages, it also comes with certain limitations. Therefore, conducting a comparative analysis between polyurea and epoxy as floor coatings is essential. The analysis process involves on-site observations and interviews, with the data documented through photographs, inspection checklists, and interview reports. It is observed that APL's warehouse currently uses concrete flooring, which is prone to damage and generates considerable dust. Dust accumulation can lead to product contamination, thus violating GDP requirements. A comparison of polyurea and epoxy reveals that polyurea possesses various advantages, including greater strength, environmental friendliness, shorter drying time, and an extended service life compared to epoxy. Utilizing polyurea as a floor coating is expected to reduce warehouse maintenance expenses and enhance operational efficiency. Consequently, opting for polyurea floor coatings offers a more cost-effective and efficient solution to maintain the cleanliness and safety of the PBF warehouse in alignment with GDP requirements. This step contributes to better drug storage practices, ensuring the integrity and quality of pharmaceutical products during distribution."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Shabira Anjani
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah suatu perusahaan yang memiliki izin untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat dalam kuantitas besar sesuai dengan peraturan perundan-undangan yang berlaku. Semua PBF harus memenuhi persyaratan dan menerapkan Cara Distribusi Obat Yang Baik (CDOB). Salah satu pedoman teknis CDOB adalah ketentuan khusus penanganan produk rantai dingin atau cold chain product (CCP). Cold chain product (CCP) adalah produk yang sensitif terhadap suhu, sehingga memerlukan pengontrol suhu khusus. Beberapa fasilitas penyimpanan CCP adalah freezer dan chiller/cold room. Untuk memastikan bahwa fasilitas CCP yang dipakai sudah sesuai standar, maka dilakukan proses kualifikasi, kalibrasi, dan validasi secara berkala. Kualifikasi adalah proses pengujian untuk menetapkan bahwa suatu proses instalasi dan kinerja suatu peralatan sesuai dengan tujuan dan fungsi operasionalnya. Tahapan kualifikasi terbagi menjadi Kualifikai Instalasi (IQ), Kualifikasi Operasi (OQ), dan Kualifikasi Performance (PQ). Pada tugas khusus ini, dilakukan pembuatan protokol kualifikasi instalasi mesin Stand Freezer (D’COOL). Pengumpulan informasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung mesin dan mengutip dari sumber literatur terpercaya. Protokol kualifikasi instalasi mesin stand freezer D'COOL terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu instalasi dan komponen, instalasi perangkat keras, instalasi perangkat elektrik, kalibrasi instrumen, dokumen layanan, prosedur khusus, dimensi dan daya, serta material. Tahapan kualifikasi harus dilakukan secara runut dan disertai dokumentasi yang lengkap.

A Pharmaceutical Distributor is a company that has a license to procure, store and distribute medicines in large quantities in accordance with applicable laws and regulations. All pharmaceutical distributor must meet the requirements of Good Medicine Distribution Practices (GMDP) and implement it as well. One of GMDP's technical guidelines is special provisions for handling cold chain products (CCP). Cold chain products (CCP) are products that are sensitive to temperature, so they require special temperature controllers. Some examples of CCP storage facilities are freezers and chillers/cold rooms. To ensure that the CCP facilities comply with standards, then periodic qualification, calibration and validation processes must be carried out. Qualification is a testing process to determine that an installation process and performance of equipment are in accordance with its operational objectives and functions. The qualification stages are divided into Installation Qualification (IQ), Operation Qualification (OQ), and Performance Qualification (PQ). In this paper, a Stand Freezer (D'COOL) machine installation qualification protocol was created. The information needed was collected by observing the machine directly and quoting from trusted literature sources. The D'COOL stand freezer machine installation qualification protocol is divided into several stages, namely installation and components, hardware installation, electrical device installation, instrument calibration, service documents, special procedures, dimensions and power, and materials. The qualification stages must be carried out sequentially and accompanied by complete documentation."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Ananta Amiruddin
"Penelitian yang dilakukan di gudang obat farmasi RSUD Kota Makassar ini membahas kegiatan proses penyimpanan barang, yang dinilai penulis masih terdapat permasalahan yang merupakan pemborosan atau waste. Penelitian ini diakukan dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui pendekatan action reseach dengan fokus pada proses penyimpanan dan pendistribusian barang dengan metodologi lean. Lingkup penelitian mencakup proses penerimaan barang, penyusunan dan penyimpanan, penerimaan permintaan (Ampra) dari depo farmasi dan penyerahan barang ke depo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyimpanan obat di gudang farmasi belum sesuai standar dan masih terdapat kegiatan yang tidak mendatangkan nilai tambah (non value added). Pada kegiatan penerimaan didapat komposisi value added di banding non value added sebesar 60% : 40%. Sedangkan pada proses penerimaan permintaan (Ampra) barang dari depo sampai penyerahan barang permintaan didapatkan komposisi value added disbanding non value added sebesar 30% : 70%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem penyimpanan gudang yang sekarang ini belum dalam kondisi lean. Pemborosan (waste) yang terjadi antara lain: overproduction / duplication (rework), delay / waiting (penundaan), transportation (transportasi yang berlebihan), processes, inventories (persediaan tidak tepat/ berlebihan), motions (gerakan tidak perlu), defect (cacat) / Error Transaction, dan Human Potential / Defective Design. Untuk mengurangi waste tersebut maka dilakukan implementasi dengan menggunakan lean tools, seperti 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke), visual management, kanban, dan kaizen. Setelah dilakukan implementasi tersebut didapatkan hasil future state mapping terjadi penurunan yang signifikan pada proses penerimaan barang sampai penyimpanan barang, yaitu hasil perhitungan VSM (Value Stream Map) komposisi value added dibanding non value added sebesar 73% : 27%. Sedangkan pada proses penerimaan permintaan barang dari depo sampai penyerahan barang permintaan didapatkan komposisi value added dibanding non value added sebesar 38% : 62%. Kesimpulan penelitian ini Lean Hospital merupakan metode atau tool yang tepat untuk menurunkan nilai non value added dengan mengurangi waste dan meningkatkan nilai tambah untuk pelanggan. Saran dari peneliti adalah mendorong rumah sakit untuk melanjutkan sebagai langkah awal dalam perbaikan berkelanjutan, yang harus disertai dengan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas pendukung

The research conducted in the pharmacy warehouse of the Regional General Hospital of Makassar City addresses the activities of the goods storage process, which the author considers to still have issues constituting waste. This qualitative research employs an action research approach with a focus on the storage and distribution processes using lean methodology. The scope of the study encompasses the receiving of goods, arranging and storing, receiving requests (Ampra) from the pharmacy depot, and delivering goods to the depot. The research findings indicate that the drug storage process in the pharmacy warehouse does not meet standards, and there are still activities that do not add value (non-value added). In the receiving activity, the composition of value-added compared to non-value-added is 60%:40%. Meanwhile, in the process of receiving requests (Ampra) from the depot to the delivery of requested goods, the composition of value-added compared to non-value-added is 30%:70%. This indicates that the current warehouse storage system is not in a lean condition. The waste that occurs includes overproduction/duplication (rework), delay/waiting, excessive transportation, inefficient processes, excessive inventories, unnecessary motions, defects/error transactions, and human potential/defective design. To reduce these wastes, implementation is carried out using lean tools such as 5S (sort, set in order, shine, standardize, sustain), visual management, kanban, error proofing, and kaizen. After the intervention, the future state mapping results showed a signifikan decrease in the process from receiving goods to storing them, with the Value Stream Map (VSM) calculation indicating a composition of value added compared to non-value added at 73%:27%. Meanwhile, in the process of receiving requested goods from the depot to delivering them, the composition of value added compared to non-value added was found to be 38%:62%. The conclusion of this study is that Lean Hospital is an appropriate method or tool to reduce non-value-added aspects by minimizing waste and enhancing value for patients. The researcher's recommendation is to encourage the hospital to continue as an initial step in continuous improvement, which should be accompanied by meeting the needs of human resources (HR) and supporting facilities"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hertyn Frianka
"ABSTRAK
Buah burahol bermanfaat untuk mengurangi halitosis (bau mulut) yang disebabkan oleh terbentuknya gas volatile sulfur di dalam rongga mulut. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan standardisasi ekstrak etanol buah burahol dan memformulasikan tablet hisap ekstrak etanol buah burahol. Tablet hisap ekstrak burahol ini dibuat dengan menggunakan perbedaan pemanis, yaitu sintetis (aspartame) dan alami (isomaltulosa dan manitol). Metode yang digunakan untuk mencetak tablet hisap adalah dengan metode kempa langsung. Hasil uji kadar abu, kadar abu tidak larut asam, serta kadar air ekstrak buah burahol masing-masing adalah 94,95±0,05; 0,97±0,40 ; dan 33,60±0,54%. Sementara itu, hasil uji kadar total fenol, total flavonoid, sisa logam (Pb dan Cd), dan uji sisa pelarut masing-masing adalah 7,85±0,04 gGAE/100 g sampel; 0,31±0,002%; dan tidak terdapatnya sisa logam berat maupun sisa pelarut pada ekstrak. Dari hasil uji waktu larut yang dilakukan oleh 30 orang panelis, diperoleh waktu larut paling cepat adalah 4,99±0,27 menit dengan menggunakan pemanis manitol. Hasil analisis program SPSS 17.0 dari data hasil uji kesukaan menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara keempat formulasi yang mengandung jenis pemanis dan konsentrasi yang berbeda dengan tingkat kesukaan panelis

ABSTRACT
The beneficial of Burahol fruit is to reduce halitosis (bad breath) caused by the formation of volatile sulfur gases in the oral cavity. The aim of these study was to standardize the ethanol extract from burahol fruit and formulated ethanol extract of fruit burahol. The troches containing standardized ethanol extract of Burahol Fruit was made using the difference of sweeteners, namely synthetic (aspartame) and natural sweeteners (isomalt and mannitol). The Method for making ethanol extract of fruit lozenges burahol is using direct compression method Determination result of ash content; the result of acid insoluble acid and the result of water of each is 94,95±0,05; 0,97±0,40; and 33,60±0,54%. Meanwhile, the result of total phenol content, total flavonoids, the rest of the metals ( Pb and Cd ), and the residual solvent testing of each is 7,85±0,04 g sample gGAE/100; 0.31±0.002%, and not presence of residual heavy metals and residual solvent in the extract. The results test of dissolving time by 30 panelists, obtained during the fastest dissolving time is 4,99±0,27 minutes using mannitol sweetener. The results of the analysis of the data SPSS 17.0 showing that there is significant difference between the four types of formulations containing different concentrations of sweeteners and the level of preference panelists."
2014
S54600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusni Elvira
"Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (Napza) merupakan sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan (adiksi) dan ketergantungan (dependensi). Penyalahgunaan Napza tidak hanya beraldbat buruk terhadap fisik, tetapi juga mental, perilaku dan ekonomi masyarakat. Target utama penyalahgunaan Napza adalah remaja, hal ini disebabkan karena remagia merupakan fase yang sangat rawan dengan kondisi kepribadian yang masih Sangat labil dan mudah terpengaruh lingkungan dan dalam banyak hal mereka biasa memuaskan keingintahuannya dengan coba-coba, termasuk Napza.
Pcnelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencegahan siswa tcrhadap pcnyalahglmaan Napza serta hubunganya dengan faktor sosio-psiko demografi (jenis kelamin, tingkat pengetahuan, konsep diri dan dukungan teman sebaya), faktor persepsi (kerentanan, keseriusan, manfaat dan rintangan) serta faktor dukungan (dari keluarga, sekolah dan media massa). Metode pcnelitian yang digunakan adalah observasional melalui pendekatan kuantitatif dengan disain potong lintang (cross sectional). Data yang digunakan adalah data primer, yang dikumpulkan rnclalui angket. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas satu dan dua di enam SMU di Kota Depok dengan jumlah sampel sebanyak 411 orang dan dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2008.
Hasil penelitian menunjukkan lebih separuh dari responden sudah memiliki perilaku pencegahan yang baik (54,5%). Variabel yang ditemukan berhubungan secara bcrmakna dcngan perilaku pencegahan adalah variabel jenis kelamin, konsep diri, tingkat pengetahuan, dukungan teman sebaya, persepsi manfaat, persepsi rintangan dan dukungan keluarga. Faktor yang dominan berhubungan adalah dukungan keluarga,jenis kelamin, dan dukungan teman sebaya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik, akan berpeluang melakukan pencegahan 2,2 kali dibandingkan responden yang rnemiliki dukungan keluarga kurang baik, responden perempuan memiliki peluang 2,0 kali untuk berperilaku pencegahan baik dibandingkan rcspondcn laki-Iaki dan responden dengan dukungan tcman sebaya yang baik berpeluang 1,9 kali untuk melakukan perilaku pencegahan dibandingkan responden yang memiliki dukungan teman sebaya kurang baik.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Narkotika Depok dan pihak lainnya seperti LSM, komite sekolah dan keluarga bekerjasama dalam meningkatkan perilaku pencegahan terhadap penyalahgmmaan Napza antara lain dengan peningkatan pemberian informasi tentang Napza yang tepat dan benar, melalui mata pelajaran, penyuluhan, konseling, seminar, pelatihan/training of trainers siswa untuk menjadi konselor bagi teman-temannya, serta meningkatkan pengawasan terhadap pergaulan dan perilaku siswa baik disekolah maupun di rumah.

Narcotics, Psychotropics and Others Additive?s Substances (drugs), are the groups of essences that generally have may cause addicted and depended. Drugs abuse not only make physic disorder, but also mental, behavior, and public economic, Main target of drugs abuses is adolescent, it is caused adolescent is a gristle period with personality condition is still really unstable and easy effected by their social life or environmental and In so many occasions, they are so eager to try new things, including drugs abuse.
This research is performed on student first and second class in senor high school at Depok City with the purpose to know behavior preventive student to drug's abuse and its relations to socio-psycho demogtaphy factors (sex, intelligence, self concept and peer group support), perception factors (perceived of susceptibility, and seriousness, perceived of benefits and barriers) and support factors (of family, school and mass media). Data which is utilized is primary data as questionnaire through quantitative observation approach, with design cross sectional. The research perforrned on February to March 2008.
The result show that more than half of respondent has had good prevention behavior (54, 5%). Found variable concerning with variable preventive is sex variable, self concept, intelligence, peer group support, perceived of benefit, and barrier and family support (p<0,05). The dominant factor which is related was family support, sex and peer group support.
The conclusion of this research are respondent who has good family support, will get opportunity to perfomr prevention 2,l time tl1an respondent who have poor family support, female have opportunity 2,0 time to get good prevention behavior than male, and respondent with good peer group support will gets opportunity 1,9 times to do prevention than who have poor peer group support.
Suggested to Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Narkotika Depok and another party as NGO, school committee and family collaborates to improves prevention behavior to drug?s abuse for example with increasing information distribution concerning about drugs clearly, through studies, counseling, seminar, training/training of trainers student to become counselor for its friend, and increases observation to their social life and behavior even at school and also at the house.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, 2008
T33627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2009
TA1364
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lisna Prihantini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh perilaku merokok terhadap penggunaan narkoba dan konsumsi minuman beralkohol pada remaja di Indonesia dengan menggunakan data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2007. Remaja pada penelitian ini adalah 18.396 remaja laki-laki dan perempuan yang belum menikah berusia 15-24 tahun saat survei. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner untuk model pertama yaitu penggunaan narkoba regresi logistik multinomial untuk model kedua, yaitu konsumsi minuman beralkohol. Variabel bebas yang digunakan untuk kedua model adalah perilaku merokok, perilaku seksual pranikah, kelompok umur, daerah tempat tinggal, tingkat pendidikan, status bekerja, tingkat kekayaan rumah tangga, pengetahuan tentang HIV/AIDS, dan pengetahuan tentang IMS. Jenis kelamin remaja disertakan hanya dalam model kedua.
Dari hasil model pertama ditemukan bahwa perilaku merokok, perilaku konsumsi minuman beralkohol dan perilaku seksual pranikah semua memiliki pengaruhsignifikan yang kuat dan positif terhadap penggunaan narkoba. Menurut karakteristik dari remaja, mereka yang memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk penyalahgunaan narkoba adalah yang saat ini merokok, pernah melakukan seksual pranikah, pernah mengkonsumsi alkohol, berusia 20-24 tahun, tinggal di perkotaan, tingkat pendidikan tinggi, bekerja, memiliki pengetahuan HIV/AIDS dan IMS, dan memiliki status ekonomi rendah. Untuk model konsumsi alkohol, ditemukan bahwa penyalahgunaan narkoba, perilaku merokok, dan perilaku seksual pranikah juga memiliki pengaruh yang signifikan positif pada yang tiga bulan terakhir mengkonsumsi minuman beralkohol dan yang pernah mengkonsumsi minuman beralkohol.

This study aims to examine the influence of smoking on drug use and alcohol consumption among adolescents in Indonesia using the 2007 Adolescent Reproductive Health Survey Indonesia (SKRRI) data of 18,396 youth in Indonesia is used. Adolescents in this study are unmarried males and females aged 15-24 years during the survey.The methods of analysis are binary logistic regression for the first model on drug use and multinomial logistic regression on the second model, which is the consumption of alcoholic beverages. Independent variables that are analyzed for both models are the smoking behavior, premarital sexual intercourse, age group, area of residence, education level, work status, household wealth index, knowledge about HIV/AIDS and knowledge about STIs. The sex of adolescents is included only in the second model.
The results of the first model show that smoking, alcoholic consumption and premarital sexual behavior all have strong positive significant effects on drug abuse. According to the characteristics of adolescents, those who have higher propensity for drug abuse are the ones who are currently smoking, ever had premarital sex, consumed alcoholic drinks, aged 20-24 years, living in urban areas, with high level of education, working, have knowledge of HIV/AIDS and STIs, and have low economic status. For drinking behavior, it is also found that drug abuse, smoking behavior, and premarital sexual behavior has a significant positive influence on consuming alcoholic beverages in the last three months and ever consumed alcoholic beverages.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29673
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Deviyana
"Sejak tahun 2006 terjadi penurunan angka kunjungan di RSKD Duren Sawit khususnya pasien narkoba, yang jika dilihat dari rata-rata kunjungan pasien per hari hanya 1-2 pasien napza. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi mendalam mengenai perilaku pengguna jasa dan penyelenggara jasa pelayanan dalam memanfaatkan pelayanan di poliklinik napza. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap lima orang pasien, dua orang mantan pasien, dan petugas rumah sakit yang terdiri atas wakil direktur pelayanan medis, kepala instalasi rawat jalan, kepala rehabilitasi dan dokter poliklnik napza serta melakukan diskusi kelompok terarah kepada lima orang perawat dan dua orang konselor.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa rendahnya pemanfaatan pelayanan di poliklinik napza disebabkan oleh faktor eksternal, yaitu keberadaan BNN (Badan Narkotika Nasional) yang memberikan pelayanan gratis kepada pasien napza dan faktor internal yaitu sarana dan prasarana yang kurang memadai bagi pasien dan faktor perilaku petugas yang kurang baik dalam memberikan pelayanan Penelitian ini menunjukkan bahwa sarana prasarana yang menunjang dan adanya perilaku petugas yang ramah dan terampil akan dapat meningkatkan kembali pemanfaatan pelayanan poliklinik napza di RSKD Duren Sawit.

Since 2006 there is a significant decline of patient visitations at Duren Sawit Mental and Drug Regional Special Hospital, especially the drug abuse patients, it is based on the average number of visitations that is only 1-2 patients per day. This research was done to find out information about the recipients and the care givers behaviour in using the services at the drug abuse policlinic. This qualitative research was done by deep interviews to five patients, two expatients, and hospital care givers that consist of vice director of medical services, head of drug abuse rehabilitation department, doctor from drug abuse policlinic, five nurses and two counselors.
The result of this research showed that the low service usage level was caused by external and internal factors. The external factor is, BNN (Badan Narkotika Nasional) that gives free care to drug abuse patients and the internal factors are, infrastructures that are not suitable for the patients need, and the care givers behaviour that are not friendly while performing their services. This research shown that suitable infrastructures, friendly and skillful care givers behaviour, might improve service usage level of the drug abuse policlinic at Duren Sawit Mental and Drug Regional Special Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31357
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Michicho Citra Zhangrila
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) berperan sebagai distributor serta penghubung antara pemasok bahan baku ke industri farmasi, maupun industri farmasi ke fasilitas kesehatan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai distributor obat dan/atau bahan obat, diperlukan standar untuk mengatur cara distribusi yang baik untuk memastikan terjaganya mutu selama proses distribusi. Salah satu hal penting dalam proses distribusi oleh PBF adalah penyimpanan yang memiliki ketentuan berbeda tergantung kategori atau jenis produknya. Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi kesesuaian penyimpanan obat reguler, cold-chain product, psikotropika, dan prekursor farmasi di salah satu PBF terbesar di Indonesia, yaitu PT Anugerah Pharmindo Lestari (PT APL) – Jakarta Distribution Center (JDC) terhadap CDOB 2020. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan di lapangan (observasi) dan melalui kegiatan tanya-jawab dengan narasumber (wawancara). Berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian menggunakan metode evaluasi deskriptif dan analisis campuran dengan skala Guttman, PT APL-JDC telah memenuhi 90,91% (10 dari total 11 poin) ketentuan penyimpanan obat reguler menurut CDOB 2020, 83,33% (5 dari total 6 poin) ketentuan penyimpanan cold-chain product menurut CDOB 2020, serta 100% (3 dari total 3 poin) ketentuan penyimpanan psikotropika dan prekursor farmasi menurut CDOB 2020.

Pharmaceutical Wholesalers (PBF) act as distributors and intermediaries between suppliers of raw materials to the pharmaceutical industry, as well as the pharmaceutical industry to healthcare facilities. In carrying out its role as a distributor of drugs and pharmaceutical materials, PBF requires a standard to regulate suitable distribution methods to ensure quality is maintained during the distribution process. One of the crucial things in the distribution process by PBF is storage which has different provisions depending on the category or type of product. This study evaluated the suitability of regular drug storage, cold-chain products, psychotropics, and pharmaceutical precursors at one of the largest PBFs in Indonesia, namely PT Anugerah Pharmindo Lestari (PT APL) – Jakarta Distribution Center (JDC) for CDOB 2020. Data was collected through field observations and question-and-answer activities with informants (interviews). Based on the results of the conformity evaluation using the descriptive evaluation method and mixed analysis with the Guttman scale, PT APL-JDC has complied with 90.91% (10 out of a total of 11 points) of the regular drug storage requirements according to CDOB 2020, 83.33% (5 out of a total of 6 points) provisions for storage of cold-chain products according to CDOB 2020, and 100% (3 out of a total of 3 points) provisions for storage of psychotropics and pharmaceutical precursors according to CDOB 2020."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>