Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16912 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisrina Afifah Susiana
"Makalah non-seminar ini dibuat untuk membatu Ultra Violette menentukan negara yang tepat untuk melakukan ekspansi berikutnya. Ultra Violette adalah perusahaan asal Australia yang didirikan pada tahun 2019 oleh Ava Matthews dan Bec Jefferd yang bergerak dalam bidang skincare, dengan fokus kategori tabir surya. Selain beroperasi di Australia, Ultra Violette juga beroperasi di beberapa negara lain, seperti New Zealand, Hong Kong, dan Inggris. Ultra Violette berambisi untuk menjadi perusahaan skincare global yang aktif memberikan edukasi betapa pentingnya penggunaan tabir surya bagi kesehatan kulit. Oleh karena itu, Ultra Violette mempertimbangkan Amerika Serikat (AS) dan Cina sebagai negara tujuan ekspansi selanjutnya dikarenakan kedua negara tersebut memiliki jumlah populasi penduduk paling banyak di dunia. Penulis menggunakan secondary research methods sebagai sumber data utama dan SWOT and PESTLE analysis sebagai alat bantu pengambilan keputusan. Setelah melakukan perbandingan antara kedua negara, penulis menyarankan Ultra Violette untuk melakukan ekspansi ke Cina. Hal yang mendasari pengambilan keputusan ini adalah adanya restriksi dari Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat, dimana FDA melimitasi bahan baku yang diperbolehkan untuk produksi tabir surya yang layak diperjual belikan di Amerika Serikat. Selain itu, regulasi pajak ekspor di Amerika Serikat juga mempersulit Ultra Violette dalam memasuki pasar dikarenakan prosesnya yang panjang. Berbanding terbalik dengan Cina, Cina membuat perjanjian dengan Australia untuk mempermudah proses ekspor antara kedua negara. Agar lebih mudah memasuki pasar Cina, penulis menyarankan Ultra Violette untuk melakukan integrasi supply chain network dan personifikasi saluran komunikasi pemasaran yang sesuai dengan pasar.

This non-seminar paper was made to help Ultra Violette choose the most suitable country for the next expansion. Ultra Violette is an Australian skincare brand founded in 2019 by Ava Matthews and Bec Jefferd, focusing on the sunscreen category. Apart from operating in Australia, Ultra Violette operates in several other countries, such as New Zealand, Hong Kong, and England. Ultra Violette aims to become a global skincare brand that actively provides education on the importance of sunscreen for skin health. Hence, Ultra Violette considers either the United States (US) or China as the country's next expansion destination because these two countries have the largest populations in the world. The author used secondary research methods as the primary data source and SWOT and PESTLE analysis for the decision-making tools. After comparing the two countries, the author suggested Ultra Violette expand its business to China. The underlying reason for this decision was the restrictions applied by the United States Food and Drug Administration (FDA), where the FDA limits the raw materials allowed for sunscreen production that are appropriate for sale in the United States. Apart from that, the export tax regulations in the US also make it difficult for Ultra Violette to enter the market due to the lengthy process. In contrast to China, China agreed with Australia to simplify the export process between the two countries. To make it easier to enter the Chinese market, the author suggested Ultra Violette integrate supply chain networks and personify marketing communication channels according to the market."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Lidya Tabitha
"Dalam tesis non-seminar ini, dilakukan analisis mendalam untuk menilai faktor-faktor eksternal dan internal yang memengaruhi keputusan Ultra Violette mengenai ekspansi ke pasar Tiongkok atau Amerika. Faktor-faktor eksternal diidentifikasi melalui analisis PESTLE yang komprehensif terhadap pasar perawatan matahari di Tiongkok dan Amerika Serikat, sementara faktor-faktor internal ditentukan dengan menerapkan kerangka kerja VRIO untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan, bersama dengan melakukan penelitian sekunder yang mendalam terhadap citra merek dan strategi pemasaran perusahaan. Penelitian ini menyarankan bahwa di antara faktor-faktor tersebut, haruslah dipertimbangkan keyakinan bahwa Ultra Violette seharusnya melakukan ekspansi ke Tiongkok. Secara khusus, penelitian ini menemukan bahwa Ultra Violette seharusnya memberikan prioritas pada praktik pengiriman yang berkelanjutan dan menyempurnakan strategi pemasaran mereka dengan fokus yang kuat pada e-commerce ketika mempertimbangkan ekspansi ke pasar Tiongkok. Inisiatif-inisiatif terperinci yang ditujukan untuk mengurangi jejak karbon Ultra Violette dan mitra online yang paling sesuai di Tiongkok untuk perusahaan tersebut disediakan untuk membuat rekomendasi lebih layak.

In this non-seminar thesis, an in-depth analysis was conducted to assess the external and internal factors influencing Ultra Violette's decision regarding expansion into either the Chinese or American markets. External factors were identified through a comprehensive PESTLE analysis of the Suncare markets in both China and the USA, whereas internal factors were determined by applying the VRIO framework to assess the company's strengths and weaknesses, alongside conducting extensive secondary research into its brand image and marketing strategy. This research suggests that included among those factors should be the belief that Ultra Violette should expand to China. Notably, this research found that Ultra Violette should prioritize sustainable shipping practices and refine their marketing strategy to have a strong e-commerce focus when considering expansion into the Chinese market. Detailed initiatives aimed at reducing Ultra Violette's carbon footprint and the most suitable online retailer in China for the company to partner with are provided to make the recommendations more feasible."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Zulfadli
"Tesis ini dibuat untuk perencanaan pajak khususnya pemilihan bentuk hukum yang paling efisien menurut aspek perpajakan untuk Perusahaan X jika melakukan ekspansi bisnis. Negara yang digunakan sebagai contoh untuk tujuan ekspansi dalam penelitian ini adalah Singapura. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini Penulis menyimulasikan proyeksi laporan laba rugi Perusahaan X jika melakukan ekspansi dalam tiga bentuk hukum. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa bentuk hukum yang paling efisien menurut aspek perpajakan adalah ekspansi bisnis dalam bentuk kantor cabang.

This thesis is made for tax planning in particular the selection of the most efficient legal form according to the taxation aspects for Company X if it is doing business expansion. The country used as an example for expansion purposes in this study is Singapore. The method used is a case study with a qualitative approach. In this study the author simulates the projected income statement of Company X if it expands in three legal forms. The results of this study conclude that the most efficient legal form according to the taxation aspect is business expansion in the form of branch offices."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ng Adeline Tirtawaty
"Makalah Non-Seminar ini mengeksplorasi peluang ekspansi untuk Ultra Violette, sebuah merek perawatan matahari asal Australia yang inovatif, ke pasar Tiongkok atau Amerika Serikat. Dengan menggunakan pendekatan hypothesis-driven, makalah ini menyimpulkan bahwa pasar Tiongkok menawarkan peluang pertumbuhan yang lebih menjanjikan bagi Ultra Violette.
Ultra Violette, atau "Vi" singkatannya, muncul pada tahun 2018 dengan misi untuk mendidik generasi muda tentang pentingnya penggunaan sunscreen setiap hari. Keberhasilan merek ini di Australia dan ekspansinya ke berbagai negara telah menyiapkan panggung bagi kemungkinan masuk ke pasar Tiongkok atau Amerika Serikat.
Dilakukan analisis SWOT yang komprehensif untuk mengevaluasi strengths, weaknesses, opportunities, and threats Ultra Violette. Strengths meliputi penawaran produk inovatif, Brand Image yang kuat, dan Online Presence yang kuat. Weakness melibatkan relatifnya keberadaan baru di pasar dan perlunya upaya tambahan dalam menyampaikan misi dan nilai-nilai merek. Opportunities terletak dalam ekspansi global lebih lanjut, mengingat kehadiran online yang sudah mapan. Threats mencakup tantangan terkait perbedaan budaya dan hambatan regulasi di pasar baru.
Makalah ini menggunakan metodologi the Hypothesis-Driven Path untuk menilai keberlanjutan ekspansi Ultra Violette ke Tiongkok atau Amerika Serikat. Hipotesis utama menyarankan bahwa Tiongkok menawarkan prospek pertumbuhan yang lebih menguntungkan. Hipotesis kedua menganalisa daya tarik pasar dan peluang lingkungan eksternal.
Secara ringkas, pertumbuhan cepat Ultra Violette dan kesesuaiannya dengan kondisi pasar Tiongkok menjadikan Tiongkok sebagai tujuan ekspansi yang menguntungkan. Produk inovatif merek ini memenuhi permintaan Tiongkok untuk produk perawatan kulit premium, hingga menjadikannya berpotensis sukses. Dengan menjalankan strategi yang disesuaikan, Ultra Violette dapat membangun keunggulan kompetitif di industri perawatan kulit Tiongkok.

This academic paper explores the expansion opportunities for Ultra Violette, an innovative Australian suncare brand, into either the Chinese or United States market. Employing a structured hypothesis-driven approach, the essay concludes that the Chinese market offers more promising growth opportunities for the brand.
Ultra Violette, or "Vi" for short, emerged in 2018 with a mission to educate younger generations about the importance of daily sunscreen use. The brand's success in Australia and expansion to multiple countries has set the stage for its potential entry into either the Chinese or United States markets.
A comprehensive SWOT analysis is conducted to evaluate Ultra Violette's strengths, weaknesses, opportunities, and threats. Strengths include its innovative product offerings, strong brand image, and robust online presence. Weaknesses encompass its relative newness to the market and the need for additional effort in communicating its mission and values. Opportunities lie in further global expansion, given its established online presence. Threats include challenges related to cultural differences and regulatory constraints in new markets.
The paper employs the Hypothesis-Driven Path methodology to assess the viability of Ultra Violette's expansion into China or the United States. The leading hypothesis suggests that China presents more favorable growth prospects. Sub-hypotheses are formulated and analyzed, focusing on market attractiveness and external environmental opportunities.
In summary, Ultra Violette's rapid growth and alignment with Chinese market conditions make China a favorable expansion destination. The brand's innovative products cater to the Chinese demand for premium skincare, positioning it for success. By executing tailored strategies, Ultra Violette can establish a competitive advantage in the Chinese skincare industry. This analysis provides valuable insights for Vi's strategic decision-making process.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siska Trisia
"[Praperadilan merupakan sarana yang disediakan hukum acara pidana sebagai sarana pengawasan terhadap penyidik dan penuntut umum dalam menjalankan tugasnya khususnya pada tahap pra ajudikasi (pra persidangan). Adapun objek dari praperadilan tersebut menurut pasal 1 angka 10 Jo pasal 77 Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) adalah sah tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan dan penghentian penuntutan. Objek tersebut kemudian diperluas oleh Mahkamah Konstitusi (MK) dengan putusanya Nomor 21/PUU-XII/2014 dengan menambahkan penggeledahan, penyitaan dan penetapan tersangka. Namun sebelum putusan MK tersebut diterbitkan, hakim pengadilan negeri Jakarta selatan sudah terlebih dahulu memperluas objek praperadilan berupa sah atau tidaknya penetapan tersangka. Oleh sebab itu perlu untuk dikaji bagaimana hakim menafsirkan objek praperadilan yang telah diatur didalam KUHAP pada saat sebelum dan sesudah putusan MK Nomor 21/PUUXII/ 2014.;Pretrial is a forum that provided by criminal procedural law to oversee the
performance of investigators and prosecutor in carrying their function, primarily
in the pre-adjudication stage. Its object is governed by the Article 1 (10) Jo
Article 77 Criminal Procedural Law Code (KUHAP) includes the validity of
arrest, validity of detention, and prosecution dismissal. However, the
Constitutional Court has expanded the objects by issuing the Decision Number
21/PUU-XII/2014 which includes search, seizure, and suspect determination as
pretrial objects. Before the Constitutional Court Decision was issued, a Court of
Jakarta Selatan judge has previously ruled the validity of suspect determination as
one of pretrial object. Therefore, the research will focus on interpretation of
pretrial object governed by KUHAP Constitutional Court pre and post
Constitutional Court Decision Number 21/PUU-XII/2014., Pretrial is a forum that provided by criminal procedural law to oversee the
performance of investigators and prosecutor in carrying their function, primarily
in the pre-adjudication stage. Its object is governed by the Article 1 (10) Jo
Article 77 Criminal Procedural Law Code (KUHAP) includes the validity of
arrest, validity of detention, and prosecution dismissal. However, the
Constitutional Court has expanded the objects by issuing the Decision Number
21/PUU-XII/2014 which includes search, seizure, and suspect determination as
pretrial objects. Before the Constitutional Court Decision was issued, a Court of
Jakarta Selatan judge has previously ruled the validity of suspect determination as
one of pretrial object. Therefore, the research will focus on interpretation of
pretrial object governed by KUHAP Constitutional Court pre and post
Constitutional Court Decision Number 21/PUU-XII/2014.]"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S60528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fakhri Akbar
"Makalah ini secara kritis mengevaluasi pilihan-pilihan strategis untuk Mid-Day Squares mengenai ekspansi ke pasar internasional versus pengembangan produk di Kanada. Analisis komprehensif kami menunjukkan bahwa memasuki pasar Australia memberikan peluang yang lebih menguntungkan karena efisiensi biaya dan keahlian perusahaan dalam ekspansi internasional. Lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi pasar Australia menawarkan lingkungan yang menguntungkan, mengurangi potensi pengeluaran distribusi dan pemasaran. Selain itu, strategi ekspor diputuskan sebagai cara masuk terbaik, memfasilitasi masuknya pasar secara cepat tanpa memerlukan investasi produksi baru. Dengan memanfaatkan produk-produk terkini melalui kemitraan distributor, Mid-Day Squares dapat secara efektif mengejar pertumbuhan di Australia, selaras dengan tujuan strategis perusahaan. Rekomendasi ini menyoroti nilai strategis memasuki pasar internasional sebagai jalan menuju pengembangan bisnis.
This paper critically evaluates strategic options for Mid-Day Squares regarding expansion into international markets versus product development within Canada. Our comprehensive analysis indicates that entering the Australian market presents a more favourable opportunity due to its cost-efficiency and the company's existing expertise in international expansion. The Australian market's political, economic, social, and technological landscape offers an advantageous environment, reducing potential distribution and marketing expenditures. Additionally, an export strategy was decided as the best entry mode, facilitating rapid market entry without the need for new production investments. By utilising current products through distributor partnerships, Mid-Day Squares can effectively pursue growth in Australia, aligning with the company's strategic goals. This recommendation highlights the strategic value of international market entry as a pathway to business development."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahd. Fahmi Zendrato
"Tulisan ini menganalisis konsep pemekaran daerah otonomi baru berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan selanjutnya melakukan tinjauan terhadap keberlanjutan pembentukan daerah otonomi baru provinsi kepulauan nias. Penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian doktrinal. Daerah otonomi baru dapat lahir sebagai perwujudan terjadinya penggabungan hingga pemekaran suatu daerah. Esensi dilakukannya pemekaran daerah ialah untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pelayanan publik berdasarkan asas desentralisasi. UU No. 23 Tahun 2014 menjadi landasan yuridis pembentukan daerah otonomi baru dan selanjutnya diatur dalam PP No. 78 Tahun 2007. Persyaratan dalam pemekaran daerah diantaranya: 1) persyaratan dasar kewilayahan; 2) persyaratan dasar kapasitas daerah; dan 3) persyaratan administratif. Masyarakat Kepulauan Nias dan pemerintah Kepulauan Nias menyetujui pemekaran daerah mendorong BPP-PKN untuk mengupayakan terealisasinya pembentukan daerah otonomi baru Provinsi Kepulauan Nias. Kepulauan Nias telah memenuhi seluruh persyaratan untuk melakukan pemekaran. Proses rancangan pembentukan daerah otonomi baru Provinsi Kepulauan Nias telah sampai pada pembahasan di tingkat pusat antara pemerintah dan DPR. Adapun yang menjadi kendala terhambatnya pemekaran wilayah disebabkan oleh landasan teknis terkait pemekaran yang masih diuji relevansinya dengan UU No. 23 Tahun 2014 serta penundaan pemekaran wilayah yang dilakukan pemerintah saat ini dikarenakan bukanlah menjadi program kerja prioritas.

This paper analyzes the concept of the expansion of a new autonomous region based on applicable laws and regulations and then reviews the sustainability of the formation of a new autonomous region in the Nias Islands province. This thesis uses doctrinal research methods. New autonomous regions could be born as a manifestation of the merger or expansion of a region. The essence of regional expansion is to achieve effectiveness and efficiency of public services based on the principle of decentralization. Law No. 23 of 2014 became the juridical basis for the formation of new autonomous regions and was further regulated in the Government Regulation No. 78 of 2007. Requirements for regional expansion include: 1) basic regional requirements; 2) basic regional capacity requirements; and 3) administrative requirements. The people of the Nias Islands and the government of the Nias Islands agreed to regional expansion, encouraging BPP-PKN to strive for the realization of the creation of a new autonomous region for the Nias Islands Province. The Nias Islands have fulfilled all the requirements for expansion. The design process for the formation of a new autonomous region for the Nias Islands Province has reached discussions at the central level between the government and the House of Representatives. The obstacles to regional expansion are caused by the technical basis related to expansion which is still being tested for its relevance to Law No. 23 of 2014 and the current government's postponement of regional expansion because it is not a priority work program."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Azwar
"ABSTRAK
Dalam tesis ini Penulis akan menunjukkan bahwa Puritanisme berintikan nilai-nilai kebebasan individu dan nilai-nilai itu melahirkan pola-pola kehidupan yang mementingkan kehidupan dari individu-individu (Domestik) dan juga mementingkan kehidupan bersama yang harmonis (Publik). Nilai-nilai kebebasan individu yang melahirkan kehidupan bersama tersebut diwujudkan ke dalam ideologi Manifest Destiny merupakan dasar integrasi Texas ke dalam wilayah Amerika. Kemudian dalam tesis ini Penulis juga akan menunjukkan bahwa integrasi Texas ke dalam Amerika adalah langkah Amerika untuk menjadi negara kuat guna menjamin terlaksananya hak-hak individu seperti kebebasan, kemerdekaan, persamaan dan demokrasi dalam kehidupan pribadi individu dan dalam kehidupan bersama yang harmonis.
Dalam tesis ini penulis akan memperlihatkan bahwa Puritanisme membentuk nilai- nilai budaya Amerika. Nilai-nilai budaya Amerika merupakan pola bertindak (reference. of action) dari orang-orang Amerika baik dalam kehidupan pribadi individu-individu maupun dalam kehidupan bersama. Salah satu wujud dari kehidupan bersama orang - orang Amerika adalah kehidupan bernegara. Maka nilai-nilai Puritanisme memberikan pedoman dalam membuat kebijaksanaan - kebijaksanaan dalam memecahkan masalah-masalah kenegaraan. Hal ini dapat dilihat antara lain dalam kasus integrasi Texas ke dalam Amerika.
Boyd dan Worcester (1973:16-17) menyatakan kebudayaan adalah semua pola-pola berfikir dan pola-pola bertindak dari sekelompok manusia seperti bagaimana mengorganisasikan kehidupan keluarga, metode penyediaan makan dan tempat tinggal, bahasa, pemerintahan, moral, agama dan mengexpresikan seni. Kebudayaan bukan benda materi tapi adalah merupakan elemen-elemen abstrak seperti ide-ide, kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai, sikap-sikap serta polapola tingkah laku. Kebudayaan berada dalam pemikiran pada setiap individu sebagai pendukung kebudayaan dalam masyarakat. Hal yang hampir sama dikatakan oleh Suparlan (1988:2) yang mengatakan kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah perangkatperangkat model - model pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan oleh para pendukungnya/pelaku untuk menginterpretasi, atau memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai referensi atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda budaya) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Karena itu kebudayaan adalah cetak biru atau blueprint atau pedoman menyeluruh dari kehidupan manusia.


Berdasarkan pengertian kebudayaan seperti di atas, maka kehidupan pribadi individu dan kehidupan bersama yang berwujud negara adalah perwujudan dari nilai-nilai kebudayaan?"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kefa Tazkia
"Skripsi non seminar ini meneliti potensi masuk pasar untuk Ultra Violette, sebuah merek tabir surya asal Australia yang dikenal karena pendekatannya yang berorientasi pada pelanggan dan dengan branding "fun & friendly", di dua pasar utama: Amerika Serikat dan China. Melalui analisis komprehensif yang mencakup analisis SWOT, kerangka Porter's Five Forces, dan rekomendasi strategis, studi ini memberikan wawasan tentang kesesuaian setiap pasar untuk ekspansi Ultra Violette. Analisis SWOT mengungkapkan kekuatan Ultra Violette terletak pada posisi mereknya yang unik dan beragamnya jangkauan produk, sementara menghadapi kelemahan dalam periklanan dan ancaman dari pesaing. Peluang muncul dari meningkatnya pasar tabir surya global. Analisis Porter's Five Forces mengindikasikan bahwa sementara kedua negara menunjukkan kekuatan tawar yang moderat bagi pemasok dan pembeli, China muncul sebagai pasar yang lebih menguntungkan karena regulasi yang kurang ketat dan pertumbuhan pasar yang lebih tinggi. Rekomendasi mengusulkan pendekatan bertahap untuk masuk pasar, dengan fokus pada e-commerce sebagai saluran awal untuk masuk ke China, dengan memanfaatkan Model Internasionalisasi Uppsala. Selain itu, strategi glocalization disarankan untuk menyelaraskan penawaran produk Ultra Violette dengan preferensi pasar China, terutama menekankan pada fitur multifungsional seperti efek pemutihan. Sebagai kesimpulan, masuk ke pasar tabir surya China tampak lebih layak bagi Ultra Violette dibandingkan dengan AS, mengingat pertimbangan regulasi dan dinamika pasar. Dengan memanfaatkan strategi e-commerce secara strategis dan menyesuaikan fitur produk melalui glocalization, Ultra Violette dapat menempatkan dirinya untuk sukses dalam lanskap pasar China yang dinamis.

This non-seminar thesis examines the market entry potential for Ultra Violette, an Australian sunscreen brand known for its customer-centric approach and "fun & friendly" branding, in two major markets: the United States and China. Through a comprehensive analysis encompassing SWOT analysis, Porter's Five Forces framework, and strategic recommendations, this study provides insights into the suitability of each market for Ultra Violette's expansion. The SWOT analysis reveals Ultra Violette's strengths lie in its unique brand positioning and diverse product range, while facing weaknesses in advertising and threats from competitors. Opportunities arise from the growing global sunscreen market. Porter's Five Forces analysis indicates that while both countries present moderate bargaining power for suppliers and buyers, China emerges as a more favorable market due to its less stringent regulations and higher market growth. Recommendations propose a phased approach for market entry, focusing on e-commerce as the initial channel for entry into China, leveraging the Uppsala Internationalization Model. Additionally, glocalization strategies are suggested to align Ultra Violette's product offerings with the preferences of the Chinese market, particularly emphasizing multifunctional features such as whitening effects. In conclusion, entering the Chinese sunscreen market appears more viable for Ultra Violette compared to the US, given regulatory considerations and market dynamics. By strategically leveraging e-commerce and adapting product features through glocalization, Ultra Violette can position itself for success in the dynamic Chinese market landscape."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>