Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149459 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silvia Mayasari Riu
Jakarta: Trans Info Media, 2021
610.73 SIL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Isna
"Skizofrenia merupakan penyakit neurobiologis berat dan beragam, meliputi aspek kognitif, afektif, perilaku, terjadi secara terus-menerus akibatnya bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk lingkungan disekitarnya. Klasifikasi skizofrenia dibuat berdasarkan tanda gejala yang muncul yaitu gejala positif, gejala negatif, gejala kognitif dan gejala depresif. Pada tulisan ini mengupas skizofrenia dengan gejala positif yaitu gangguan orientasi realita halusinasi dan waham. Tentang halusinasi dan waham yang ada pada pasien, terapi generalis (ners), ners spesialis serta program Discharge Planning yang dilakukan oleh perawat. Setelah dilakukan semua tindakan tersebut tergambar perubahan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan Discharge Planning berupa penurunan tanda dan gejala serta peningkatan kemampuan pasien dan keluarga dalam melakukan terapi ners generalis halusinasi antara lain melawan, mengabaikan dan mengalihkan halusinasi serta pemberian obat dengan cara 8 benar minum obat. Terapi generalis waham antara lain mengidentifikasi isi waham dan mengorientasi realita pengenalan orang, waktu dan tempat, mengidentifikasi keutuhan yang tidak terpenuhi dan mengembangkan aspek positif pasien serta terapi obat. Kita juga dapat melihat perubahan kemampuan perawat dalam melakukan Discharge Planning pre dan post dilaksanakan pelatihan Discharge Planning, Maka penulis merekomendasikan dilakukan Discharge Planning pada ruangan lain di RSMM (Rumah Sakit Marzoeki Mahdi) maupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya.

Schizophrenia is severe and diverse neurobiological disease, including cognitive, afective, and behavioral aspects that occur continuously, the consequences are not only for himself but also for the environtment around them. The clasification of schizophrenia is base on the symptom that appear, namely positive symptom, negative, cognitive and depressive symptom. This paper examine schizopheria with possitive symptom is Reality Orientation Disorder ; hallucinations and delusions. About the sign and symptom of hallucinations and delusion that exist in patient generalst therapy carry out by nurse on patients and families, the abilities of patient and families, to carry generalis therapy, specialist therapy and the Discharge Planning Program carry out by nurse. After all these action are carry out, the changes before and after Discharge Planning are carry out in the form of decreasing symptomatic sign and increasing the ability of patient and families to perform generalys therapy of hallucinations, among other by fighting, ignoring and diverting hallucinations and administering drugs with 8 corrects to drink medicine, general terapy of delucion among; identify content of delucions, orientation of reality of recognizing people, place and time, identifying needs and developing possitive aspects of patients and drugs therapy. also we can see changes nursing ability to carry out Discharge Planning pre and post Discharge Planning training, so the author recommended that Discharge Planning carry out in another room in RSMM (Marzoeki Mahdi Mental Hospital) and at other service place."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ondeng Sani
"Discharge planning yang dilakukan secara optimal telah diteliti dapat meminimalisir readmisi, memperpendek waktu rawat inap dan meningkatkan kepuasan pasien dan profesional kesehatan. Metode penulisan yang digunakan yaitu Case Report, dengan tahap pertama mengidentifikasi masalah dengan observasi dan wawancara langsung. Kedua, mengidentifikasi tingkat kepuasan dan pemahaman pasien. Ketiga, menganalisis penerapan dengan studi kepustakaan. Keempat, menyusun pembahasan dan rekomendasi ke pihak ruangan. Hasil laporan kasus ini mengidentifikasi masih kurang optimalnya penerapan discharge planning sehingga perlunya penerapan strategi IDEAL untuk mendapatkan intervensi perawatan yang paripurna seperti pada visi rumah sakit.

Discharge planning carried out optimally has been researched to minimize readmissions, shorten hospitalization time and increase patient and health professional satisfaction. The writing method used is a Case Report, with the first stage identifying problems through direct observation and interviews. Second, identify the level of patient satisfaction and understanding. Third, analyze the application using literature study. Fourth, prepare discussions and recommendations to the room. The results of this case report identify that the implementation of discharge planning is still less than optimal, so it is necessary to implement the IDEAL strategy to obtain complete care interventions as in the hospital vision.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sulistyo Cahyaningsih
"Perawat dapat membantu pasien pneumonia dan keluarganya melalui perencanaan pulang yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perencanaan pulang terhadap kepatuhan minum obat dan pemahaman tanda bahaya pneumonia pada anak balita pneumonia di RSUD Karawang. Desain penelitian quasi experimental post test only control group design dengan 58 responden yang dipilih dengan tehnik consecutive sampling.
Hasil penelitian dengan uji Chi square menunjukkan adanya perbedaaan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol dalam kepatuhan minum obat dan pemahaman tanda bahaya pneumonia (p < 0,001). Jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, pendapatan, pengalaman merawat anak pneumonia dan dukungan sosial tidak berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat dan pemahaman tanda bahaya pneumonia. Rekomendasi dalam penelitian ini sebaiknya perawat memiliki pemahaman yang sama akan pentingnya perencanaan pulang, dan perlu dibuat Standar Operating Procedur beserta alurnya.

Nurses can help patients pneumonia and his family through appropriate discharge planning. This study aimed to determine the effect of discharge planning on medication adherence and understanding of the danger signs of pneumonia in children under five pneumonia in hospitals Karawang. Quasi-experimental research post test only control group design with 58 respondents were selected by consecutive sampling technique. The study by using Chi square test.
The study found a significant difference in the intervention group and control group about medication adherence and understanding of the danger signs of pneumonia (p < 0.001). Gender, education, occupation, number of children, income, experience to care pneumonia, and social support has no effect on medication adherence and understanding of the danger signs of pneumonia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T43120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Handari
"ABSTRAK
Hospitalisasi anak dengan atresia ani memberikan dampak kecemasan orangtua. Faktor yang berkontribusi pada kecemasan orangtua diantaranya ketidakadekuatan informasi terkait persiapan operasi maupun perawatan post-operasi. Kecemasan orangtua berdampak terhadap cara merawat anak dan pencapaian status kesehatan anak sehingga perlu ditangani. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program edukasi dalam menurunkan kecemasan orangtua dengan anak atresia ani post PSARP. Hasil dari implementasi edukasi selama program perencanaan pulang terbukti efektif dalam menurunkan kecemasan orangtua. Faktor lain yang diketahui berpengaruh terhadap kecemasan orangtua mencakup keparahan masalah anak dan kurangnya dukungan sosial. Penulis menyarankan diperlukan program edukasi melalui media tertulis/bergambar serta dukungan sosial dari grup orangtua dengan anak atresia ani guna meningkatkan efektivitas manajemen kecemasan.Kata kunci: Informasi, kecemasan, perencanaan pulang

ABSTRACT
Hospitalization on imperforate anal child effects on parent anxiety. Factors such as inadequate information about surgical preparation and post surgical care give contribution on parent anxiety. Parent anxiety effects how to care their child and health status of their child so need immediately handled. The purpose of this final scientific work is to evaluate the effect of education program for decreasing anxiety of parent with imperforate anal child. The result of education implementation on parent had significantly decreased parent anxiety. The other factors effect on parent anxiety are severity problem on child and lack of social support. The researcher suggests that education program through written picture media and social support form parents group are needed for increasing the effectivity of anxiety management.Key words information, anxiety, discharge planning "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Bawaeda
"Kanker merupakan salah satu penyakit kronik yang menjadi penyebab kematian terbesar pada anak. Kemoterapi merupakan salah satu terapi modalitas kanker pada anak namun sifat sitostatik pada regimen kemoterapi memberi efek samping yang menyebabkan masalah kesehatan pada anak. Sehingga diperlukan optimalisasi discharge planning untuk meningkatkan pengetahuan dan efikasi diri caregiver dalam melakukan tugas perawatan dan pengobatan dirumah. Tujuan karya tulis ini adalah untuk mengetahui efektifitas discharge planning terhadap tingkat pengetahuan dan efikasi diri caregiver. Penelitian ini menggunakan design pre-eksperimental dengan pendekatan one group pre-posttest design yang melibatkan 35 responden caregiver anak dengan kanker yang menjalani kemoterapi. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Tingkat pengetahuan dan efikasi diri diukur menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas reliabilitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa optimalisasi discharge planning efektif meningkatkan pengetahuan p value 0,007 dan efikasi diri p value 0,000 (α<0,05). Dengan demikian discharge planning dapat direkomendasikan untuk dilaksanakan dengan optimal oleh perawat di ruang rawat inap anak untuk meningkatkan kualitas dan mutu asuhan keperawatan.

Cancer is a chronic disease that is the biggest cause of death in children. Chemotherapy is one of the modalities of cancer therapy in children, but the cytostatic properties of chemotherapy regimens cause side effects that cause health problems in children. So it is necessary to optimize discharge planning to increase caregiver knowledge and self-efficacy in carrying out care and treatment tasks at home. The purpose of this paper is to determine the effectiveness of discharge planning based on the level of knowledge and self-efficacy of caregivers. This study used a pre-experimental design with a one-group pre-posttest design approach involving 35 caregiver respondents of children with cancer undergoing chemotherapy. The sample was selected using a purposive sampling technique. The level of knowledge and self-efficacy is measured using a questionnaire that has been tested for validity and reliability. The results showed that the optimization of discharge planning was effective in increasing knowledge (p value 0.007) and self-efficacy (p value 0.000) (0.05). Thus, discharge planning can be recommended to be carried out optimally by nurses in pediatric inpatient rooms to improve the quality of nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Chika Dwipawindya
"Penerapan discharge planning yang efektif terbukti dapat memberikan manfaat, baik pada pasien maupun rumah sakit seperti dapat mengurangi risiko readmisi. Discharge planning merupakan bagian dari proses keperawatan. Peran perawat dalam pelaksanaan discharge planning ini sangat penting. Pada ibu postpartum, penerapan discharge planning sangat perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan pada ibu postpartum mengalami perubahan peran sehingga pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam perawatan di rumah perlu dimiliki. Namun, beberapa penelitian menyatakan bahwa masih banyak perawat yang tidak menerapkan discharge planning. Selain tidak menerapkan, perawat juga seringkali tidak melakukan proses discharge planning secara menyeluruh dan kontinu. Metode penulisan yang digunakan yaitu case report¸dimana pada tahap awal penulis mengidentifikasi masalah dengan observasi dan wawancara langsung. Kemudian, penulis mencari evidence based practice berupa model IDEAL dalam discharge planning untuk diterapkan dan menganalisis evaluasi setelah model ini diterapkan. Lalu, penulis menyusun pembahasan dan rekomendasi ke pihak ruangan berdasarkan hasil studi kepustakaan. Hasil laporan pada kasus ini mengidentifikasi bahwa penerapan discharge planning pada ibu postpartum di ruangan masih belum optimal. Beberapa perawat masih belum memahami terkait proses discharge planning. Salah satu hal yang menyebabkan masalah ini yaitu belum adanya aturan yang mengatur tentang discharge planning di ruangan sehingga diperlukan penerapan model IDEAL sebagai acuan untuk discharge planning di rumah sakit.

Implementing effective discharge planning has been proven to provide benefits, both for patients and hospitals. Discharge planning is part of the nursing process and the role of nurses in discharge planning is significant. In postpartum mothers, the implementation of discharge planning is essential because postpartum mothers experience a change in their role so knowledge, skills, and behavior in-home care need to be possessed. However, several studies state that there are still nurses who do not implement discharge planning. In addition to not implementing it, nurses also often do not carry out the discharge planning process comprehensively and continuously. The writing method used is a case report, where in the initial stage the author identifies problems through direct observation and interviews. Then, the author looks for evidence-based practice in the form of an IDEAL model in discharge planning to be applied and analyzes the evaluation after this model is applied. Then, the author compiles a discussion and recommendations to the ward based on the results of a literature study. The results of the report in this case identify that the implementation of discharge planning in postpartum mothers in the ward is still not optimal. Some nurses still do not understand the discharge planning process. One of the things that causes this problem is the absence of regulations governing discharge planning in the room, so it is necessary to apply the IDEAL model as a reference for discharge planning in hospitals. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Upik Rahmi
"Stroke menimbulkan gangguan neurologic sehingga menyebabkan perubahan kualitas hidup. Kualitas hidup adalah sehat fisik, mental, social dan terlepas dari penyakit. Pemulihan stroke agar tercapainya kualitas hidup yang baik dibutuhkan peran serta tenaga kesehatan. Discharge planning adalah mempersiapkan pasien untuk mendapatkan kontinuitas perawatan dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatan. Desain penelitian Quasy Experimental. Bertujuan membandingkan pengaruh pemberian discharge planning terstruktur di RS Al-Islam dengan discharge planning rutin di RS Al-Ihsan Bandung terhadap kualitas hidup pasien stroke iskemik. Populasi adalah pasien stroke iskemik. Sampel secara consecutive admission berdasarkan estimasi proporsi sebanyak 44 orang. Instrument untuk kualitas hidup The MOS (SF-36). Berisi 36 pertanyaan; Fungsi fisik, peranan fisik, rasa nyeri, kesehatan umum, fungsi social, vitalitas, kesehatan mental, peranan emosi, ringkasan fisik dan mental. Skor 0-100. Hasil uji statistic discharge planning terstruktur berpengaruh secara bermakna terhadap kualitas hidup pasien stroke iskemik setelah mempertimbangkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan pada nilai p<0,001 nilai koefisien beta 3,008 dengan nilai Relatif Risk (RR) 20,25 yang menunjukkan pasien stroke iskemik yang dilakukan discharge planning terstruktur memiliki peluang 20 kali lebih besar untuk memiliki perubahan kearah kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan tanpa dilakukan discharge planning.

Stroke cause neurologic disorders that cause changes in quality of life. Quality of life is a healthy physical, mental, social, and regardless of the disease. Stroke recovery in order to achieve good quality of life required the participation of health personnel. Discharge planning is to prepare patients for continuity of care in a healing process and in maintaining health. Quasy Experimental research design. Aiming to compare the effect of discharge planning is structured in RS Al-Islam with the routine discharge planning in hospitals of Al-Ihsan Bandung to quality of life of patients with ischemic stroke. The population was patients with ischemic stroke. Samples are based on estimates of the proportion of consecutive admissions of 44 people. Instrument for quality of life of the MOS (SF-36). Contains 36 questions; physical function, physical role, pain, general health, social functioning, vitality, mental health, role emotional, physical and mental summary. Score 0-100. The results of statistical tests structured discharge planning significantly affects the quality of life of ischemic stroke patients after considering age, sex, educational level on the p-value <0.001 3.008 beta coefficient value with the value Relative Risk (RR) 20.25 indicating ischemic stroke patients who do structured discharge planning to have 20 times greater chance to have a better quality of life compared with no discharge planning done."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Nariswari Harumansyah
"Penelitian ini menganalisis pemulangan pasien rawat inap. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui lama waktu yang dibutuhkan dalam rangkaian proses pemulangan pasien serta mengidentifikasi kendala dan hambatan yang terjadi pada tiap tahapannya. Penelitian ini dilihat dari aspek input, proses, output. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Seluruh data yang ada dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi secara langsung, wawancara mendalam serta telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama waktu yang dibutuhkan dalam proses pemulangan pasien rawat inap adalah 159 menit (>2jam). hal ini melebihi standar waktu yang ditetapkan yaitu 120 menit. Proses terlama terdapat pada tahapan penerbitan slip tagihan oleh penata rekening kepada keluarga pasien. Proses penyelesaian administrasi pasien rawat inap dipengaruhi oleh SDM, SOP, sarana, kebijakan yang berlaku di rumah sakit. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses pemulangan pasien rawat inap masih termasuk kategori lama yaitu > 2 jam.

This study analyzed about discharge process for home-hospitalized patient. This study is conducted to find the time rates of discharge process cycle and obstacles in every step. This study also describe the process from different perspective such as input, process and output. Type of the study is qualitative study. Data of the study were collected from direct observation, in-depth interview, document analysis.
The result of this study shows that the average time rate of discharge process of homehospitalized patient was 159 minutes (>2 hours). This result is longer than the standard discharge time (120 minutes). This result was influenced by many factors, such as human resources, standard operational procedure, infrastructure, policy of the hospital. In inclusion, time rate for discharge process of home-hospitalized patient is still categorized as long-awaited time which is more than 2 hours.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friska
"Discharge planning atau Perencanaan Pemulangan Pasien (P3) telah menjadi masalah penting dalam reformasi sistem perawatan kesehatan secara global. Perencanaan pemulangan pasien masih menjadi tantangan tersendiri dalam pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu, penyedia layanan kesehatan sangat berperan dalam meningkatkan asuhan keperawatan yang berkelanjutan yaitu proses perencanaan pemulangan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi mendalam tentang pengalaman perawat dalam pelaksanaan Perencanaan Pemulangan Pasien. Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini terdapat 12 partisipan yang bekerja diruangan instalasi rawat inap dengan melakukan rekrutmen partisipan dan menggunakan key informan untuk mendapatkan calon partisipan dengan variasi maksimal. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis tematik metode Collaizi. Pengambilan data dilakukan selama satu bulan dengan menggunakan wawancara semi terstruktur secara online melalui aplikasi zoom. Penelitian ini didapatkan 10 (sepuluh) tema yaitu: 1) Rencana tindakan pemulangan pasien yang bertujuan untuk mencegah kekambuhan dan meminimalkan cost; 2) Pelaksanaan perencanaan pulang di RS sangat penting, sudah baik, cukup baik dan tidak penting; 3) SOP pelaksanaan perencanaan pulang dilakukan sejak awal pasien dirawat dengan melakukan asuhan keperawatan dan penetapan estimasi pemulangan pasien; 4) Faktor-faktor yang memengaruhi perencanaan pulang adalah faktor personil dengan melakukan kolaborasi antar tenaga kesehatan dan faktor perjanjian dengan membuat rujukan dan penggunaan fasilitas kesehatan; 5) Peran dan tanggung jawab perencanaan pulang adalah tugas kepala ruangan dan katim; 6) Hal yang menyenangkan bagi perawat adalah reward dan pasien pulang sesuai target, yang kurang menyenangkan adalah keluarga tidak kooperatif dan pasien sering ditinggal sendiri; 7) Untuk mengedukasi keluarga butuh keyakinan perawat terhadap kompetensinya; 8) Motivasi Perawat dalam pelaksanaan perencanaan pulang agar bisa menjadi role model bagi teman sejawat dan meningkatkan mutu serta kualitas pelayanan asuhan keperawatan; 9) Hambatan perawat terkait perencanaan pulang yang sering terlewatkan karena tingginya mobilitas perawat dan tidak sempat menulis; dan 10) Kebutuhan perawat dalam meningkatkan pelayanan di RS terkait pelaksanaan perencanaan pulang yaitu manajemen melakukan monitoring evaluasi langsung, menjadikan sebagai salah satu indikator kinerja dan mengadakan pelatihan sesuai kebutuhan.

Discharge planning has become an important issue in the reform of the global health care system. Discharge planning is still a challenge in itself in health services. Therefore, health care providers play a very important role in improving sustainable nursing care, namely the process of planning for discharge planning. The purpose of this study is to explore in-depth about the experiences of nurses in implementing discharge planning. The design of this study uses qualitative research with a phenomenological approach. This study consisted of 12 participants who worked in inpatient installation rooms by recruiting participants and using key informants to obtain potential participants with maximum variation. Data analysis was performed using the Collaizi thematic analysis method. Data collection is carried out for one month using online semi-structured interviews through the zoom application. This study found 10 (ten) themes, namely: 1) discharge planning have a purpose to prevent recurrence and minimize costs; 2) Implementation of discharge planning at the hospital is very important and not important; 3) SOP for discharge planning implementation is carried out from the beginning of the patient being treated by providing nursing care and determining the patient's discharge estimate; 4) Factors affecting discharge planning are personnel factors by collaborating among health workers and agreement factors by making referrals and using health facilities; 5) The roles and responsibilities for return planning are the duties of the head of the room and the orphans; 6) something fun for nurses in carrying out discharge planning is the reward and the patient going home according to the target, what is less fun is that the family is not cooperative and the patient is often left alone; 7) To educate families, nurses need confidence in their competence; 8) Motivation of nurses in implementing discharge planning so that they can become role models for colleagues and improve the quality and quality of nursing care services; 9) Nurses' obstacles related to discharge planning which are often overlooked due to the high mobility of nurses and not having time to write; and 10) The need for nurses to improve services in hospitals related to the implementation of discharge planning, namely management to monitor direct evaluations, make it one of the performance indicators and provide training as needed."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>