Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qinthara Alifya Pramatiara
"Pelayanan dan pengkajian resep merupakan salah satu pelayanan farmasi klinik di apotek. Resep harus selalu ditulis dengan benar karena resep memiliki peran yang besar dalam terapi pengobatan dan kesehatan pasien. Sebagai penyakit yang termasuk ke dalam lima besar penyebab kematian di dunia dengan prevalensi 17,4%, obat asma banyak diresepkan kepada pasien sehingga dalam penulisan resepnya perlu diperhatikan untuk menghindari pemberian obat yang tidak rasional akibat dari kesalahan penulisan resep. Oleh karena itu, tugas khusus ini bertujuan untuk melakukan pengkajian resep obat pada pasien asma agar dapat mengetahui kesesuaian dan kelengkapan resep serta mendeteksi adanya kesalahan pada peresepan seperti adanya interaksi obat. Tugas khusus ini disusun melalui pengkajian resep untuk pasien asma yang menggunakan layanan BPJS. Setiap resep yang diterima akan dilakukan skrining resep terkait dengan kelengkapan administrasinya. Setelahnya resep diserahkan kepada tim penyiapan resep untuk pengambilan obatnya dari rak, kemudian penulisan etiket, dan terakhir penulisan kelengkapan lainnya seperti copy resep (jika ada) dan Kartu Kendali untuk pasien BPJS. Setelahnya akan dilakukan pengkajian bagi resep yang mengandung obat-obatan asma sesuai persyaratan farmasetik dan klinisnya. Dua buah resep yang dikaji pada tugas khusus ini belum memenuhi seluruh aspek administrasi, farmasetik, dan klinis.

Prescription services and reviews are one of the clinical pharmacy services at the pharmacy. Recipes must always be written correctly because recipes play a big role in medical therapy and patient health. As a disease that is included in the top five causes of death in the world with a prevalence of 17.4%, asthma medication is widely prescribed to patients, so care needs to be taken when writing prescriptions to avoid irrational medication administration due to prescription errors. Therefore, this special task aims to assess drug prescriptions for asthma patients to determine the suitability and completeness of the prescription and detect errors in prescribing such as drug interactions. This special task is prepared by reviewing prescriptions for asthma patients who use BPJS services. Every prescription received will be screened regarding the completeness of its administration. After that, the prescription is handed over to the prescription preparation team to take the medicine from the shelf, then write the label, and finally write other equipment such as a copy of the prescription (if any) and a Control Card for BPJS patients. After that, a review will be carried out for prescriptions containing asthma medicines according to pharmaceutical and clinical requirements. The two prescriptions studied in this special assignment did not meet all administrative, pharmaceutical, and clinical aspects."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Mulzimatus Syarifah
"Apotek merupakan salah satu sarana atau fasilitas pelayanan kesehatan. Pelayanan kefarmasian di apotek merupakan suatu layanan yang dilakukan secara langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Setiap kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan farmasi di apotek perlu dilakukan dokumetasi yang baik. Hal ini berguna untuk evaluasi kegiatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan. Dalam pelaksanaan evaluasi tersebut, terdapat beberapa indikator evaluasi mutu pelayanan yang dapat digunakan salah satunya ialah lama waktu tunggu pelayanan resep. Evaluasi waktu tunggu pelayanan obat tersebut dilakukan di KFA THI pada periode Januari 2023 sesuai dengan standar yang berlaku. Waktu tunggu pelayanan yang dilakukan KFA THI telah memenuhi standar Kemenkes RI dalam pelayanan kefarmasian di apotek. Namun tidak memenuhi standar yang ditetapkan KFA, yaitu untuk resep racikan maksimal 30 menit dan resep nonracikan maksimal 15 menit.

Pharmacy is one of the facilities or facilities of health services. Pharmaceutical services in pharmacies are services that are carried out directly and responsibly to patients related to pharmaceutical preparations with the intention of improving the quality of life of patients. Every activity carried out in pharmacy services in pharmacies needs to be done good documentation. This is useful for evaluating activities in an effort to improve service quality. In the implementation of the evaluation, there are several indicators of service quality evaluation that can be used, one of which is the length of waiting time for prescription services. The evaluation of the waiting time for drug services will be carried out at KFA THI in the January 2023 period in accordance with applicable standards. The waiting time for services carried out by KFA THI has met the standards of the Indonesian Ministry of Health in pharmaceutical services at pharmacies. However, it does not meet the standards set by the KFA, namely for concoction recipes for a maximum of 30 minutes and non-concocted recipes for a maximum of 15 minutes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shellinna Kurniawati
"Asma merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada pada masyarakat hampir di dunia. Menurut data yang didapatkan dari World Health Organization (WHO), pada tahun 2019 terdapat 262 juta pasien di seluruh dunia yang menderita asma, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Menurut perkiraan WHO, terdapat 455.500 orang meninggal akibat asma pada tahun 2019. Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kefarmasian dimana diselenggarakannya praktik kefarmasian oleh apoteker guna memberikan pelayanan kesehatan, termasuk penyediaan obat yang aman, bermutu, bermanfaat dan terjangkau. Apoteker harus dapat memahami dan menganalisa pengobatan yang diterima oleh pasien akan kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan, masalah terkait obat, masalah farmakoekonomi, dan memberikan edukasi kepada pasien mengenai tahapan terapi farmakologi dan non-farmakologi asma agar kualitas hidup dari pasien pengidap asma dapat meningkat dan menurunkan morbiditasnya. Metode pengkajian resep dilakukan dengan studi literatur dari ketentuan perundang- undangan dan monografi obat. Pengkajian resep dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan, meliputi telaah administrasi, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis. Pencatatan informasi penting harus diberikan kepada pasien selama Pemberian Informasi Obat (PIO) atau konseling. Selama bulan Januari 2023, resep untuk indikasi penyakit asma masih belum memenuhi aspek pengkajian resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis sesuai yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan terutama dalam aspek kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis sehingga informasi dalam resep dinyatakan belum lengkap dan pengobatan yang diberikan belum terjamin keefektifan dan rasionalitasnya. Edukasi yang diberikan untuk pasien asma dapat diberikan berdasarkan terapi farmakologi dan terapi non-farmakologi. Selain itu, juga diperlukan kerjasama yang baik dengan pasien maupun keluarga agar pengobatan dapat tercapai dengan optimal.

Asthma is one of the health problems that exist in the world. According to data obtained from the World Health Organization (WHO), in 2019 there were 262 million patients worldwide who suffer from asthma, especially in low- and middle-income countries. According to WHO, there are apporximately 455,500 people died from asthma in 2019. Pharmacy provides pharmaceutical service facility where pharmacists provide health services, including the provision of safe, quality, useful and affordable medicines. Pharmacists must be able to understand and analyze the treatment received by patients about the possibility of medication errors, drug-related problems, pharmacoeconomic problems, and provide education to patients regarding the stages of pharmacological and non- pharmacological therapy for asthma so that the quality of life can increase and reduce morbidity. The prescription review method is carried out by literature study of statutory provisions and drug monographs. Prescription review is carried out based on statutory provisions, including administrative review, pharmaceutical suitability, and clinical considerations. A record of important information should be provided to the patient during the Drug Information Administration or counselling. During January 2023, prescriptions for asthma did not meet the aspects of prescription review including administration, pharmaceutical suitability, and clinical considerations as stipulated in laws and regulations, especially in pharmaceutical suitability and clinical considerations because the prescription was declared incomplete and treatment effectiveness and rationality have not been guaranteed. Education for asthma patients can be given based on pharmacological therapy and non-pharmacological therapy. In addition, good cooperation with patients and families is needed for an optimized treatment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gayatri Indah Pramesti
"Penggunaan obat yang rasional adalah faktor penting dalam keberhasilan pelayanan kefarmasian. Pengkajian resep obat asma di Apotek Kimia Farma 202 Kejayaan Depok dilakukan untuk menilai kesesuaian resep dengan standar yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji resep obat asma dari segi administrasi, farmasetik, dan klinis serta memahami permasalahan yang muncul dari pengkajian resep tersebut. Pengkajian dilakukan terhadap resep asma yang diterima di Apotek Kimia Farma 202 selama bulan Juli 2023. Data dikumpulkan melalui observasi langsung dan wawancara dengan apoteker. Analisis dilakukan berdasarkan aspek administrasi, farmasetik, dan klinis sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar resep sudah memenuhi standar administrasi, namun terdapat beberapa kekurangan dalam aspek farmasetik dan klinis, seperti ketidaktepatan dosis dan bentuk sediaan obat yang tidak tercantum dengan lengkap. Peningkatan kualitas pelayanan resep di Apotek Kimia Farma 202 dapat dicapai melalui peningkatan pengawasan dan edukasi kepada tenaga kesehatan mengenai penulisan resep yang lengkap dan jelas.

Rational drug use is a critical factor in the success of pharmaceutical services. The evaluation of asthma medication prescriptions at Apotek Kimia Farma 202 Kejayaan Depok was conducted to assess the conformity of prescriptions with applicable standards. This study aims to review asthma drug prescriptions in terms of administration, pharmaceutics, and clinical aspects, as well as to understand the issues arising from this evaluation. The review was carried out on asthma prescriptions received at Apotek Kimia Farma 202 during July 2023. Data were collected through direct observation and interviews with pharmacists. Analysis was conducted based on administrative, pharmaceutical, and clinical aspects in accordance with Minister of Health Regulation No. 73 of 2016. The results of the analysis indicated that most prescriptions met administrative standards; however, there were some deficiencies in pharmaceutical and clinical aspects, such as inaccurate dosages and incomplete drug formulations. Improving the quality of prescription services at Apotek Kimia Farma 202 can be achieved through enhanced supervision and education for healthcare professionals regarding the writing of complete and clear prescriptions.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Hafisa Nur Islamiyah
"Pengkajian resep obat merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian di apotek. Laporan praktik kerja profesi apoteker ini bertujuan untuk melakukan proses pengkajian resep dari salah satu resep pasien penyakit kronis hipertensi di Apotek. Aspek yang dikaji meliputi kelengkapan aspek administratif, farmasetik, dan klinik dari resep. Pengkajian dan analisis resep pasien penyakit kronis hipertensi dilakukan dengan pengambilan data dari salah satu resep penyakit kronis periode Mei 2023 di Apotek Kimia Farma 202 Kejayaan Depok. Resep ini ditujukkan untuk pasien atas nama Ny. Z yang menerima resep enam item obat dari dr. X, Sp.PD, yaitu Amlodipin 10 mg, Atorvastatin 20 mg, Bisoprolol 5 mg, Candesartan 16 mg, Hidroklorotiazid, dan Spironolakton 25 mg. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa aspek administratif dan farmasetik resep tidak lengkap karena ada beberapa aspek yang tidak diisi dan tercantum pada resep. Hasil pengkajian resep berdasarkan aspek klinis menunjukkan telah memenuhi ketepatan indikasi, dosis, aturan, cara dan lama penggunaan obat, namun terdapat potensi interaksi antar obat. Resep tidak memenuhi seluruh aspek administratif, farmasetik, dan klinis secara lengkap. Masih terdapat beberapa aspek yang belum lengkap diantaranya informasi administratif kekuatan sediaan pada aspek farmasetik.

Prescription assessment is a crucial component of pharmaceutical services in pharmacies. This professional pharmacist internship report aims to evaluate the prescription review process for a patient with chronic hypertension at a pharmacy. The assessment covers the completeness of administrative, pharmaceutical, and clinical aspects of the prescription. The review and analysis of the chronic hypertension patient's prescription were conducted using data from a chronic disease prescription in May 2023 at Kimia Farma 202 Pharmacy in Kejayaan, Depok. The prescription was issued to a patient named Mrs. Z, who received a six-item prescription from dr. X, Sp.PD, including Amlodipine 10 mg, Atorvastatin 20 mg, Bisoprolol 5 mg, Candesartan 16 mg, Hydrochlorothiazide, and Spironolactone 25 mg. The assessment results revealed that the administrative and pharmaceutical aspects of the prescription were incomplete due to several missing or unspecified elements. The clinical assessment indicated that the prescription met the criteria for appropriate indications, dosage, administration method, and duration of use, but potential drug interactions were identified. Overall, the prescription did not fully meet all administrative, pharmaceutical, and clinical aspects. Some aspects, such as the strength of the preparation in the pharmaceutical section, were incomplete.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alvian Nathanael
"Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengkaji pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma Utama Raya 563 berdasarkan kelengkapan dan kerasionalan resep yang diterima serta kebutuhan pasien terhadap produk farmasi melalui analisis hasil kegiatan konseling, swamedikasi, dan telefarmasi, serta mengkaji kebutuhan perbekalan farmasi di apotek dengan metode Pareto ABC dalam kegiatan perencanaan sediaan farmasi. Pada tugas khusus ini, dalam mengkaji pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma Utama Raya 563 dilakukan pengkajian administratif, farmasetika, dan klinis terhadap 32 resep, konseling terhadap 71 pasien, pelayanan swamedikasi terhadap 90 pasien, dan pelayanan telefarmasi terhadap 43 pasien. Dalam mengkaji kebutuhan perbekalan farmasi, jumlah dan harga seluruh sediaan obat dianalisis dengan menghitung nilai investasi masing-masing sediaan dan diurutkan dari yang terbesar, kemudian dijumlahkan secara kumulatif baik harga maupun persentase untuk dikelompokkan menjadi Grade A (80%), B (15%), dan C (5%). Dari analisis Pareto ABC, diperoleh jumlah investasi kelompok A sebesar Rp719.953.455,00 dengan 3 item tertinggi, yaitu Rhinos SR Capsules, Forxiga Tablets 10 mg, dan Cataflam Tablets 50 mg. Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kesesuaian farmasetik dan klinis dari 32 resep sudah cukup baik, namun tidak dengan kesesuaian administratif. Pasien yang mendapatkan pelayanan konseling dan telefarmasi didominasi oleh pasien geriatrik dengan jenis pelayanan BPJS, sehingga membutuhkan pemantauan berkala dan konseling. Pada kegiatan konseling dan swamedikasi, ditemukan bahwa hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, batuk, flu, dan sakit tenggorokan adalah penyakit dengan prevalensi tinggi di area sekitar apotek.

The special assignment at Apotek Kimia Farma Utama Raya 563 aims to evaluate pharmaceutical services by assessing prescription completeness, rationality, and patient pharmaceutical needs through counseling, self-medication, and telepharmacy analysis. The evaluation also includes an assessment of pharmaceutical supply needs using the Pareto ABC method. Administrative, pharmaceutical, and clinical evaluations were conducted on 32 prescriptions, counseling for 71 patients, self-medication for 90 patients, and telepharmacy for 43 patients. The Pareto ABC analysis revealed a total investment of Rp719,953,455.00 for Group A, highlighting the top three items: Rhinos SR Capsules, Forxiga Tablets 10 mg, and Cataflam Tablets 50 mg. While the pharmaceutical and clinical appropriateness of prescriptions was deemed satisfactory, administrative aspects fell short. Patients benefiting from counseling and telepharmacy services were mainly geriatric with BPJS coverage, necessitating regular monitoring and counseling. Counseling and self-medication activities identified high prevalences of hypertension, diabetes mellitus, heart disease, cough, flu, and sore throat in the pharmacy's vicinity. Overall, the assessment provides insights into improving administrative aspects and tailoring pharmaceutical services to address prevalent health issues in the community."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ariena Mekhanindya
"Kesehatan adalah hak asasi manusia yang harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang menyeluruh secara terarah, terpadu, berkesinambungan, adil dan merata, serta aman, berkualitas, dan terjangkau oleh masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan tersebut dibutuhkan tenaga kesehatan yang berkompeten dan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai. Salah satu fasilitas kesehatan tersebut adalah apotek. Sehingga seorang tenaga kesehatan khususnya apoteker yang bekerja di apotek harus memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan pengalaman dan pemberian informasi obat untuk melakukan praktek kefarmasian di Apotek. Oleh karena itu perlu dilaksanakan praktek kerja profesi apoteker di apotek yang dalam hal ini dilaksanakan pada bulan Januarii tahun 2016.

Health is a human right that must be realized in health services to the entire community through the comprehensive implementation of health development with focused, integrated, sustainable, fair and equitable, and safe, quality and affordable by the community. Health workers who are competent and adequate health care facilities are needed to improve the quality of health care. One of a health facilities is pharmacy. So that health workers especially pharmacists working in a pharmacy must have the insight, knowledge, skills and experience of drug information an others to do pharmaceutical practice in the pharmacy. Therefore,professional internship in pharmacy is needed for this purpose which in this case held in January 2016.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novia
"Apotek Kimia Farma Unit 389 merupakan salah satu apotek yang melayani resep pasien BPJS di Depok. Laporan ini disusun untuk mengkaji dan menganalisis resep di Apotek Kimia Farma Unit 389 Depok sehingga dapat memberikan informasi mengenai kelengkapan resep dan kejadian 'drug related problems' (DRPs) pada resep. Sampel yang digunakan berjumlah lima resep pasien BPJS kronis poli penyakit dalam di Apotek Kimia Farma Unit 389 periode April 2023. Hasil pengkajian dan analisis resep menunjukkan bahwa semua resep tidak lengkap ditinjau dari aspek administratif, aspek farmasetik, dan aspek klinis berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Kejadian DRPs terjadi pada semua resep. DRPs yang berkaitan dengan masalah efektivitas terapi terjadi pada resep 1 dan 3, sedangkan yang berkaitan dengan masalah keamanan terapi terjadi pada resep 1, 2, 4, dan 5.

Kimia Farma Pharmacy Unit 389 is one of the pharmacies that serve prescriptions for BPJS patients in Depok. This report was prepared to assess and analyze prescriptions at the Kimia Farma Pharmacy Unit 389 Depok so that it can provide information about the completeness of prescriptions and the incidence of drug related problems (DRPs) in prescriptions. The sample used consisted of five prescriptions for chronic BPJS patients of internal medicine poly at Kimia Farma Pharmacy Unit 389 for the period of April 2023. The results of the assessment and analysis of prescriptions showed that all prescriptions were incomplete in terms of administrative aspects, pharmaceutical aspects, and clinical aspects based on the Regulation of the Minister of Health Number 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacies. DRPs occurred in all prescriptions. DRPs related to therapeutic effectiveness issues occurred in prescriptions 1 and 3, while those related to therapeutic safety issues occurred in prescriptions 1, 2, 4, and 5.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Lestari Negari
"Apotek merupakan salah satu sarana kegiatan pelayanan kefarmasian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan farmasi klinik di apotek mencakup pengkajian resep, dispensing, Pelayanan Informasi Obat (PIO), konseling, pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care), Pemantauan Terapi Obat (PTO), dan Monitoring Efek Samping Obat (MESO). Program Rujuk Balik (PRB) merupakan pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh apotek Kimia Farma 007 Djuanda, dimana pemberian obat-obatan kepada pasien penyakit kronis dengan kondisi stabil. Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah melebihi normal, menjadi salah satu jenis penyakit kronik yang dilayani pada PRB. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui kesesuaian pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma 007 Djuanda Bogor dengan standar pelayanan kefarmasian di Apotek, serta melakukan pengkajian resep pasien diabetes melitus Apotek Kimia Farma 007 Djuanda. Pengkajian resep dilakukan berdasarkan kelengkapan pada aspek administratif, farmasetik dan klinis, kemudian ditentukan apakah pemberian resep tersebut telah memenuhi persyaratan aspek atau belum. Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa pelayanan kefarmasian yang diterapkan di Apotek Kimia Farma 007 Djuanda meliputi pengkajian resep, dispensing obat, PIO, konseling, pelayanan apotek digital sebagai pelayanan home pharmacy care, PTO, dan MESO serta hasil pengkajian resep terdapat belum memenuhi kelengkapan pada aspek administrasi dan aspek klinis berupa data diri pasien, alergi pasien, cara pemberian obat, duplikasi obat, dan interaksi obat.

Pharmacy is one of the pharmaceutical service activities that aim to improve the quality of life of patients. Clinical pharmacy services at pharmacies include prescription review, dispensing, Drug Information Services (PIO), counseling, home pharmacy care, Drug Therapy Monitoring (PTO), and Monitoring Drug Side Effects (MESO). The Reverse Referral Program (PRB) is a pharmaceutical service provided by Kimia Farma 007 Djuanda pharmacy, which provides medicines to patients with chronic diseases with stable conditions. Diabetes Mellitus is a metabolic disorder characterized by an increase in blood glucose levels beyond normal, being one type of chronic disease served in PRB. The purpose of this observation is to determine the suitability of pharmaceutical services at the Kimia Farma 007 Djuanda Pharmacy in Bogor with the pharmaceutical service standards at the Pharmacy, and to assess the prescriptions of patients with diabetes mellitus at the Kimia Farma 007 Djuanda Pharmacy. Prescription review is carried out based on completeness in administrative, pharmaceutical and clinical aspects, then it is determined whether the prescription has fulfilled the required aspects or not. Based on the results of observations, it can be concluded that the pharmaceutical services applied at the Kimia Farma 007 Djuanda Pharmacy include prescription review, drug dispensing, PIO, counseling, digital pharmacy services as home pharmacy care services, PTO, and MESO and the results of the prescription review do not yet complete of the administration and clinical aspects in the form of patient personal data, patient allergies, how to administer drugs, drug duplication, and drug interactions.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meika Putri Hidayati
"Standar pelayanan kefarmasian yang diatur dalam PMK No. 73 Tahun 2016 merupakan pedoman yang harus diimplementasikan di apotek untuk mengoptimalkan kesehatan di komunitas. Laporan ini mendeskripsikan implementasi pelayanan kefarmasian dan pengkajian resep pasien diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi di apotek kimia farma 002 periode november 2022. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada petugas apotek dapat disimpulkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP di Apotek Kimia Farma 002 sudah cukup baik dan sesuai dengan PMK No. 73 Tahun 2016. Pengkajian yang dilakukan pada satu resep belum memenuhi aspek kelengkapan resep, yaitu aspek administratif dan pertimbangan klinis. Petugas apotek perlu menghubungi pihak dokter atau rumah sakit untuk mengkonfirmasi resep. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada petugas apotek dapat disimpulkan pelaksanaan kegiatan pelayanan swamedikasi di Apotek Kimia Farma 002 sudah cukup baik. Penggalian informasi pasien yang dilakukan sudah sesuai dengan literatur. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada petugas apotek dapat disimpulkan pelaksanaan kegiatan PIO sudah cukup baik dan sesuai dengan PMK No. 73 Tahun 2016, namun tidak didokumentasikan dengan baik.

The standard of pharmaceutical services regulated in Ministerial Decree No. 73 of 2016 is a guideline that must be implemented in pharmacies to optimize community health. This report describes the implementation of pharmaceutical services and the assessment of prescriptions for patients with type 2 diabetes mellitus and hypertension at Chemist Pharmacy 002 during the period of November 2022. Based on the results of observations and interviews with pharmacy staff, it can be concluded that the implementation of the management of pharmaceutical preparations, medical devices, and health supplies at Chemist Pharmacy 002 is already quite good and in accordance with Ministerial Decree No. 73 of 2016. The assessment conducted on a prescription did not meet the completeness aspects of a prescription, namely administrative aspects and clinical considerations. Pharmacy staff need to contact doctors or hospitals to confirm the prescription. Based on the results of observations and interviews with pharmacy staff, it can be concluded that the implementation of self-medication services at Chemist Pharmacy 002 is already quite good. Patient information gathering is in accordance with the literature. Based on the results of observations and interviews with pharmacy staff, it can be concluded that the implementation of Pharmaceutical Care Program activities is already quite good and in accordance with Ministerial Decree No. 73 of 2016, but it is not well documented."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>