Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2022
364.153 6 MEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Natalie Djuaher
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika pembentukan identitas seksual pada lesbian dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan itu. Hal ini menarik untuk diteliti, karena pembentukan identitas seksual merupakan bagian yang sangat penting dalam pembentukan identitas individu secara keseluruhan. Selain itu sedikit sekali literatur yang berbicara tentang lesbian dan permasalahannya. Kebanyakan penelitian dilakukan pada kaum gay karena kaum gay sudah lebih terbuka dibandingkan kaum lesbian, padahal jumlah kaum lesbian pun tidak sedikit. Adanya penelitian ini diharapkan dapat membuat masyarakat lebih memahami kaum lesbian, terutama mengenai perjuangannya untuk membentuk identitasnya.
Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif pada seorang lesbian yang berada pada usia dewasa muda. Penelitian ini bersifat eksploratif dan menggunakan teknik wawancara dengan bentuk pertanyaan open-ended question. Hasil penelitian dianalisis menggunakan teori-teori mengenai pembentukan identitas.
Ada enam tahap dalam pembentukan identitas seksual. Tahapan tersebut secara berurutan adalah: (1) identity confusion, (2) identity comparison, (3) identity tolerance, \4) ident'ty occrptunce, (5) idenlity pride, dan (6) uiantily synthesis. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek belum berhasil mencapai tahap akhir dari pembentukan identitas seksualnya. Saat ini subjek sedang berada pada tahap ketiga, yaitu identity tolerance. Status identitas subjek saat ini adalah identity moratorium karena subjek masih berada dalam krisis dan belum dapat membuat komitmen yang cukup kuat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas subjek antara lain: (1) lingkungan keluarga, yang terdiri dari pola asuh orang tua, individuality dan connectedness, dan interaksi keluarga, (2) gender, (3) reaksi dari significant others, (4) self-acceptance subjek itu sendiri, dan (5) kurangnya informasi mengenai homoseksualitas.
Untuk dapat memperkaya penelitian selanjutnya, peneliti dapat mewawancarai lebih banyak subjek sehingga dapat dilakukan perbandingan dinamika antara satu subjek dengan yang lainnya. Peneliti juga dapat lebih memfokuskan kepada konflik yang terjadi dalam diri individu, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih mendalam mengenai permasalahan dalam pembentukan identitas lesbian."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Mu'adz Basarkram
Bogor: IPB Press, 2024
340 FAR P
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hickey, Eric W.
"Sex Crimes and Paraphilia offers a comprehensive examination of sex crimes, sex offenders, victims of sex crimes as well as intervention and treatment strategies. Examining a wide range of sex crimes ranging from non-violent offenses such as exhibitionism, voyeurism and obscene telephone calls to serial rapes and lust murders, Sex Crimes and Paraphilia looks to uncover the roots and causes of these behaviors to aid in the understanding of sex offenders and their crimes."
New Jersey: Pearson - Prentice Hall, 2006
364.153 HIC s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Hariatmini
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Mengapa pemerintah, sebagai representasi negara, tampak tidak terlalu bertindak serius dalam persoalan kekerasan seksual? Mengapa negara lebih sering memilih diam atau memilih mengambil sikap “instan” dengan memberi tanggapan seadanya atau, jikapun ada upaya yang agak sistematis, semacam penghukuman kebiri bagi pelaku, upaya tersebut tidak menyentuh struktur dan ideologi patriarkisme sebagai akar persoalan kekerasan seksual? Tulisan ini mendiskusikan bagaimana politik seksualitas yang dipropagandakan negara semasa rezim Orde Baru memberi pengaruh pada sikap yang kurang respons oleh negara dan masyarakat terhadap kasus-kasus kekerasan seksual."
JP 21:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Istiana Hermawati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: karakteristik sosial ekonomi keluarga, pelaku, dan korban kekerasan seksual anak terhadap anak; faktor-faktor determinan yang mempengaruhi anak melakukan kekerasan seksual terhadap anak, upaya yang sudah ditempuh Panti Sosial Mardi Putra (PSMP) dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) dalam penanganan kasus kekerasan seksual oleh anak terhadap anak; dan merumuskan model perlindungan sosial bagi anak pelaku kekerasan seksual terhadap anak. Subyek penelitian sebanyak 49 anak pelaku kekerasan seksual anak yang ditangani oleh PSMP Handayani Jakarta, PSMP ANtasena Magelang, PSMP Paramita Mataram, PSMP Todupoli Makassar dan LPA Yogyakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, panduan wawancara, telaah dokumen dan focus group discussion. Data kuantitatif dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan data kualitatif dianalisis secara deskriptif interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa mayoritas responden (55%) berasal dari keluarga utuh, orang tua berpendidikan rendah, bekerja sebagai buruh dan berpenghasilan rendah.. Semua pelaku kekerasan seksual anak berjenis kelamin laki-laki, berusia antara 11-18 tahun tinggal bersama keluarga dan kekerasan terjadi di rumah teman dan rumah korban. Bentuk kekerasan yang dilakukan adalah menyentuh/meraba organ vital dan melakukan hubungan seksual. korban kekerasan semua berjenis kelamin laki-laki, mengenal pelaku (87%) berusia 5-17 tahun dan berkepribadian pendiam/pemalu, hiperaktif dan suka menggunakan pakaian seksi. Kekerasan yang terjadi 67% mengandung unsur paksaan. faktor utama yang memengaruhi anak menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap anak adalah paparan Pornografi (43%), pengaruh teman sebaya (33%) dan histori sebagai korban (11%). Belum ada intervensi khusus yang dilakukan oleh PSMP dan LPA dalam menangani anak-anak pelaku kekerasan seksual. Pelayanan yang dilakukan sebatas mengikuti standar umum pelayanan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) dan kreasi sosial/inisiasi dari pengelola PSMP/LPA yang dikemas sesuai dengan realita masing-masing kasus. Sinergitas yang sistemik dari berbagai pihak terkait dalam penanganan kasus kekerasan seksual di antara anak belum terbangun. Model perlindungan khusus yang ditawarkan adalah: (1) mengurang pelesiran internet pada anak, (2) mengembagkan therapi multi sistem pada pelaku kekerasan seksual anak, (3) meningkatkan kapasitas pekerja sosial, (4) memperkuat pembinaan anak pelaku kekerasan seksual berbasiskan komunitas (5) menciptakan sinergitas antara penegeak hukum dan institusi perlindungan sosial anak, dan (6) melakukan perubahan legislasi dalam penanganan pelaku kekerasan seksual anak."
Yogyakarta : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Yogyakarta, 2018
300 JPKS 17:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Asep N. Mulyana
Depok: Rajawali Pers, 2023
616.858 3 ASE e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Kekerasan seksual dapat meliputi upaya dan/atau pemerkosaan, pemaksaan hubungan seksual dan pelecehan, kontak seksual dengan paksaan atau ancaman menggunakan kekuatan, serta ancaman pemerkosaan. Sudah saatnya isu-isu terkait kekerasan dan kekerasan seksual ini dibicarakan dalam pelajaran di sekolah dan dianggap sebagai suatu hal yang serius, dengan keberpihakan terhadap korban dan bukan hanya dianggap sebagai isu milik perempuan yang hanya dibahas di antara perempuan. Jika kita ingin melihat perubahan, maka laki-laki harus dilibatkan secara lebih intensif sejak kecil dan diajak untuk melihat hal ini sebagai masalah bersama. Dengan memberikan pemahaman bagaimana seharusnya laki-laki bersikap kepada perempuan, dan ikut mendengarkan kesaksian perempuan penyintas kekerasan seksual tentang trauma dan dampaknya terhadap kehidupan perempuan, diharapkan semakin banyak laki-laki yang memiliki kepekaan dalam menyikapi hubungan antara laki-laki dan perempuan."
364 JP 21:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iqraa Runi Aprilia
"Lambatnya pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual menjadi bukti bahwa sistem politik di Indonesia tidak sensitif dalam menyikapi isu korban kekerasan seksual. Sementara itu, sistem peradilan yang ada belum mampu memberikan keadilan bagi korban kekerasan seksual. Itulah sebabnya kaum feminis merumuskan keadilan yang dapat memenuhi kebutuhan korban kekerasan seksual, yang disebut keadilan transformatif. Keadilan transformatif yang didukung oleh solidaritas masyarakat dapat membawa pemulihan bagi korban kekerasan seksual untuk memiliki keberanian untuk berbicara dan mendapatkan kembali harga diri mereka yang hancur."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2021
305 JP 26:3 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>