Ditemukan 133264 dokumen yang sesuai dengan query
Hardy Dewanto
"Lonjakan jumlah kota-kota besar secara global telah mendorong penerapan Transit-Oriented Development (TOD) sebagai paradigma perencanaan kota yang penting. Menanggapi tren ini, Indonesia, khususnya Jakarta, telah memulai strategi TOD. Penelitian ini memperkenalkan TOD.id, sebuah aplikasi seluler konseptual yang dirancang untuk memfasilitasi TOD di Indonesia. Salah satu fitur penting adalah usulan pajak Land Value Capture (LVC), yang mengatasi tantangan pendanaan yang berkontribusi hingga 53,8% dari permasalahan ini. Namun fitur-fitur Aplikasi Seluler TOD.id masih dalam tahap konseptual sehingga memerlukan pengembangan lebih lanjut sebelum diluncurkan ke pasar. Selain itu, Aplikasi Seluler TOD.id juga masih belum memiliki sebuah model komersialisasi yang pasti untuk tujuan pemasaran. Penelitian ini memiliki dua tujuan: pertama, menyempurnakan Aplikasi Seluler TOD.id dengan mengembangkan fitur-fitur yang ada, dan kedua, membangun model komersialisasi yang disesuaikan untuk Aplikasi Seluler TOD.id. Dengan menggunakan metode studi literatur dan studi benchmark kualitatif, serta pengumpulan data kualitatif, hasilnya memberikan wawasan dan umpan balik yang berharga dari para praktisi pasar. Temuan penelitian ini telah menunjukkan bahwa dari 28 fitur yang telah teridentifikasi, 18 fitur diantaranya secara kritis memerlukan pengembangan, sementara 10 fitur lainnya telah dianggap cukup. Selain itu, dengan menggunakan Model Komersialisasi Goldsmith sebagai landasan, sebuah model komersialisasi baru telah dikembangkan yang terdiri dari 12 langkah kritis yang akan memiliki pengaruh dan dampak signifikan terhadap proses pemasaran Aplikasi Seluler TOD.id dengan kelayakan bisnis yang baik. Penemuan tersebut diharapkan dapat mewujudkan Aplikasi Seluler TOD.id secara optimal.
The global surge in the number of major cities has propelled the adoption of Transit-Oriented Development (TOD) as a crucial urban planning paradigm. Responding to this trend, Indonesia, particularly Jakarta, has initiated TOD strategies. This research introduces TOD.id, a conceptual mobile application designed to facilitate TOD in Indonesia. One significant feature is the proposal of Land Value Capture (LVC) taxes, addressing funding challenges contributing to 53.8% of this issue. However, TOD.id's mobile application features are still in the conceptual stage, requiring further refinement before market launch. Additionally, TOD.id lacks a definite commercialization model for marketing purposes. This study has two objectives: first, to enhance TOD.id by refining existing features, and second, to develop a tailored commercialization model for TOD.id. Utilizing literature and qualitative benchmark studies, along with qualitative data collection, the results provide valuable insights and feedback from market practitioners. The research findings indicate that out of 28 identified features, 18 critically require improvement, while 10 others are deemed sufficient. Furthermore, using the Goldsmith Commercialization Model as a foundation, a new commercialization model comprising 12 critical steps has been developed, expected to have a significant impact on the marketing process of TOD.id with good business feasibility. Both findings can help optimize TOD.id in the Indonesian market, aligning with the projections of several previous studies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ferizka Padmashinta
"PT. MITJ (Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek) ingin menciptakan sebuah kawasan TOD (Transit Oriented Development) yang mengintegrasikan berbagai moda transportasi publik sebagai pemicu tranformasi ruang kota. Pada pembangunan MRT fase 2, kawasan Mangga Besar menjadi salah satu area yang akan dilalui oleh jalur MRT. Place making, sebagai salah satu prinsip perancangan TOD, diterapkan pada desain masterplan kawasan Mangga Besar yang dimaksudkan untuk menambah tujuan destinasi dari pengembangan MRT fase 2. Dari masa ke masa, kawasan Mangga Besar, khusunya area THR Lokasari, merupakan area pusat kuliner dan hiburan malam yang berkontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat di kawasan tersebut. Melalui hasil pengolahan masterplan kelompok UNO, House of Scent dengan fungsi retail & inkubator terbentuk sebagai salah satu konsep socio-cultural shift untuk mengaburkan stigma ‘red district’ pada kawasan Mangga Besar sekaligus mengangkat pemasukan ekonomi kawasan dengan memberikan pilihan lain kepada masyarakat setempat untuk sumber mata pencaharian.
PT. MITJ (Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek) wants to create TOD (Transit Oriented Development) area that integrates various mode of public transformation as a trigger for urban spatial transformation. In phase 2 of the MRT construction, the Mangga Besar area is one of the areas that will be passed by the MRT line. Place making, as one of the TOD design principles, is applied to the master plan design for Mangga Besar area which is intended to add as a destination objectives area of the MRT phase 2 development. From time to time, the Mangga Besar area, especially the THR Lokasari area, has been a culinary and nightlife center that has contributed greatly to the economy of the community in the area. Through the processing of UNO group's master plan, the House of Scent with a retail & incubator function was formed as one of the concepts of a socio-cultural shift to blur the 'red district' stigma in the Mangga Besar area while at the same time uplifting regional economic income by providing other options to the local community livelihood resources. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Bernard Elpetino Ibrahim
"
ABSTRAKKontrantor konstruksi proyek pengadaan LRT Jabodebek selain berfungsisebagai pelaksana juga merupakan investor proyek. Untuk menjamin terlaksanyaproyek pengadaan ini, maka kontraktor berinvestasi dalam pengembangan wilayahsekitar stasiun untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai kontraktor. Pengembanganwilayah dilakukan dengan pendekatan transit oriented development TOD yangmengintegrasikan pengembangan wilayah dan sistim transit LRT. TOD yangsuskses memiliki karakteristik ndash; karakteristik TOD yang memungkinkan tercapainyakeuntungan keuntungan seperti pemasukan tambahan dari pengembangan propertidan meningkatnya penngunaan sistim transit . Derdasarkan temuan awal, ditemukangap pada desain TOD eksiting. Studi Value Engineering dilakukan untukmemetakan fungsi objek penelitian. Dengan melakukan studi kasus terhadapbenchmark, dilakukan pengembangan terhadap desain TOD eksisting. Hasilnya,diajukan desain pengembangan konseptual TOD untuk LRT Jabodebek sebagaialternatif pengembangan properti konvensional agar proyek pengembangkan bisamenikmati manfaat dari penerapan TOD.
ABSTRACTIn the case of Jabodebek LRT Construction Project, the contractor aside fromconducting construction also invest as an investor. To increase its capacity, thecontractor develops transit oreinted developments TOD properties around thetransit stations. Successful TOD developments around the world exhibitscharacteristic that leads to potential revenue increase from property developmentand increasing transit use. With gaps diecovered in current TOD designs, Valueengineering study is conducted to develop design beterment. Utilising benchmarkcase studies, TOD conceptual designs are produced and proposed as an alternativeto the conventional development for the case of TOD developments for JabodebekLRT."
2018
T51104
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dimas Bagus Prawiratama
"Aktivitas urbanisasi merupakan salah satu penyebab perkotaan menjadi padat yang mengakibatkkan terjadinya perkembangan kawasan di perkotaan sehingga terciptanya urban sprawl. Konsep TOD merupakan konsep yang sesuai untuk mengatasi urban sprawl. Halte Integrasi CSW ASEAN, sebagai bagian dari konsep TOD, menjadi pusat perhatian yang dianggap berperan penting dalam meningkatkan aksesibilitas dan mendukung pengembangan kawasan di sekitarnya. Meskipun telah ada peraturan dan panduan terkait pengembangan TOD, belum ada pembahasan mendalam mengenai prinsip transit di Halte Integrasi CSW ASEAN dan kawasan sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan prinsip transit dalam perencanaan dan pengembangan kawasan berbasis TOD pada Halte Integrasi CSW ASEAN dan kawasan di sekitarnya serta mengevaluasi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan prinsip transit di Halte Integrasi CSW ASEAN dan kawasan di sekitarnya. Metode analisis data yang dilakukan adalah pendekatan penelitian deskriptif dengan metode survei menggunakan kuisioner yang disebarkan secara online dan studi penelitian komparatif dengan memilih kawasan lain sebagai perbandingan studi kasus serta penelitian kebijakan yang mempelajari penerapan kebijakan prinsip transit di Halte Integrasi CSW ASEAN. Adapun hasil dan saran dari penelitian ini adalah evaluasi kinerja halte integrasi CSW menunjukkan perkembangan prinsip transit telah diterapkan, penelitian membuktikan bahwa keberadaan halte integrasi CSW ASEAN berdampak pada pengembangan TOD di sekitarnya, kontribusi halte integrasi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan dukungan terhadap infrastruktur di sekitarnya menjadi faktor penting dalam menilai dampak positif pada lingkungan sekitar dan tingkat partisipasi masyarakat dalam penggunaan transportasi umum dan persepsi terhadap fasilitas halte integrasi menjadi tolok ukur penting untuk mengukur penerimaan dan keberlanjutan penerapan prinsip transit.
Urbanization activities are one of the causes of cities becoming congested, which results in the development of urban areas, resulting in the creation of urban sprawl. The TOD concept is a suitabel concept to overcome urban sprawl. The ASEAN CSW Integration Stop, as part of the TOD concept, is a center of attention which is considered to play an important role in increasing accessibility and supporting the development of the surrounding area. Even though there are regulations and guidelines regarding TOD development, there has been no in-depth discussion regarding transit principles at the ASEAN CSW Integration Stop and the surrounding area. The aim of this research is to analyze the application of transit principles in TOD-based regional planning and development at the ASEAN CSW Integration Bus Stop and the surrounding area as well as evaluating supporting and inhibiting factors in the application of transit principles at the ASEAN CSW Integration Bus Stop and the surrounding area. The data analysis method used is a descriptive research approach with a survey method using questionnaires distributed online and comparative research studies by selecting other regions as case study comparisons as well as policy research studying the implementation of transit principle policies at ASEAN CSW Integration Bus Stops. The results and suggestions from this research are that the performance evaluation of the CSW integration bus stop shows that the development of transit principles has been implemented. The research proves that the existence of the ASEAN CSW integration bus stop has an impact on the development of TOD in the surrounding area, the contribution of the integration bus stop to local economic growth and support for the surrounding infrastructure are factors important in assessing the positive impact on the surrounding environment and the level of community participation in the use of publik transportation and perceptions of integrated bus stop facilities are important benchmarks for measuring the acceptance and sustainability of the implementation of transit principles."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Aisyah Tri Handayani
"Penetapan Wilayah Provinsi DKI Jakarta sebagai kota jasa dan pusat kegiatan ekonomi nasional mendorong lahirnya perkembangan wilayah secara masif dalam berbagai aspek yang mampu berdampak terhadap peningkatan intensitas kepadatan penduduk hingga arus lalu lintas. Sebagai langkah mengantisipasi permasalahan masifnya peningkatan penduduk serta arus lalu lintas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengembangkan Kawasan TOD dalam bentuk kolaborasi. MRT Jakarta merupakan wujud kolaborasi dalam merealisasikan Kawasan TOD. Kawasan TOD mengedepankan konsep aksesibilitas mobilisasi masyarakat menuju stasiun terdekat dengan berjalan kaki ataupun dengan moda transportasi non-bermotor. Untuk mengetahui perkembangan nilai tanah pada Kawasan TOD, dilakukan peninjauan melalui perbandingan antara aspek nilai tanah kawasan sebelum proses pembangunan MRT Jakarta dilakukan, dengan kondisi eksisting dimana MRT Jakarta telah dioperasikan. Parameter dalam menentukan perkembangan nilai tanah pada Kawasan TOD MRT Jakarta mengacu pada teori Kapitalisasi Nilai Tanah Pada Kawasan Transit yang meninjau perbandingan nilai tanah berdasarkan persentase kawasan komersial, tingkat potensi banjir serta kenaikan harga tanah diatas 5% per-tahun. Penelitian ini dilakukan di sepanjang Stasiun MRT Jakarta yang dimulai dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Lebak Bulus Grab. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data secara spasial, empat Kawasan TOD MRT Jakarta yang berada di dekat kawasan pusat bisnis merupakan Kawasan TOD MRT Jakarta dengan nilai tanah yang berkembang dari tahun 2012 hingga tahun 2023. Kawasan TOD MRT Jakarta lainnya tidak mengalami peningkatan nilai tanah. Karakteristik utama Kawasan TOD ini adalah berada dekat dengan kawasan pusat bisnis serta memiliki intensitas jaringan jalan utama dan keberadaan Objek POI dalam jumlah yang besar.
DKI Jakarta Province determined as a city of central service and economic activity, was one of the driving factors that created massive development of DKI Jakarta’s region in many aspects impacting the enhancement of residency density and the traffic flow intensity. As an anticipated action from the massive enhancement of the residency problem and intensity traffic flow. DKI Jakarta’s Government action to develop Transit Oriented Development realization that involves many collaborations. MRT Jakarta was one of the representative's collaborations in creating Transit Oriented Development realization. Transit Oriented Development put forward the concept of provisioning public accessibility to nearby stations that can be accessed by walking or using transportation non-motorcycle modes. Knowing the land value development in Transit Oriented Development, by using comparison analysis of land value aspects between before the MRT Jakarta Project was being held and the existing conditions of MRT Jakarta, was the method that was used to find how the development concept of Transit Oriented Development land value was being released in MRT Jakarta. Parameters that were used in determining the development of Transit Oriented Development land value in MRT Jakarta, refers to Land Value Capitalization of Transit Region theory that considers the land value comparison based on commercial percentage, flood potential level, and land prices enhancement above 5% in a year. This research was conducted in MRT Jakarta Stations starting from Bundaran HI Station until Lebak Bulus Grab Station. Refers to the results from processing and analyzing data process, four out of eight stations of MRT Jakarta that are located near the central business district area are the Transit Oriented Development area which was the land value being developed through the increasing land value index from 2012 until 2023. The main characteristic of Transit Oriented Development that the land value has been developed, are located near the central business district area and having much higher intensity of the main network road and the distribution of Point of Interest objects."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jonathan Hans Ellert
"
ABSTRAKPenelitian ini membahas tentang penerapan transit oriented development TOD yang ada di Jakarta. Pembahasan dimulai dari pengembang dan pemerintah yang mengklaim telah menerapkan konsep TOD pada kawasan mereka. Tulisan ini mencari konteks dan dampak pada kawasan di Jakarta yang telah menerapkan TOD pada pengembangannya. Saya membahas Terminal Pulo Gebang dan CBD Sudirman sebagai objek penelitian di kawasan Jakarta. Selain itu, saya juga memilih Koridor Rosslyn-Ballston sebagai pembanding studi kasus dalam penelitian ini. Pembanding diperlukan untuk melihat perbedaan konteks yang ada, dan bagaimana TOD diimplementasikan pada perencanaan di setiap kawasan. Penerapan TOD pada kedua daerah memiliki perbedaan konteks berupa regulasi, latar belakang pembangunan, dan struktur pengembangan kawasan. Diperlukan kerja sama pemerintah dan pengembang untuk mengatur zonasi dan fasilitas yang ada dalam kawasan untuk memastikan kawasan TOD berjalan dengan baik.
ABSTRACTThis research discuss about the implementation of TOD in Jakarta. This study starts from developers and governments claim have implemented this development concept in their project. This writing seeks the context and impact in Jakarta which have implemented TOD to its building development. This study uses Terminal Pulo Gebang and CBD Sudirman as the object of research in Jakarta. Moreover, I use Rosslyn Ballston Corridor as a comparison of case studies in this study. Comparison is required to know the context difference, and how it is implemented in planning in each region. TOD implementation in these two have some context difference such as regulation, development background, and regional development structures. Cooperation between government and developer is needed to organize zoning and facilities within the TOD rsquo s area to ensure the implementation works based on its context."
2017
S67343
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nabila Syafitri
"Skripsi ini membahas bagaimana sense of community warga kampung kota di kawasan Transit Oriented Development (TOD). Sense of community dapat dipahami sebagai pengalaman seseorang dalam komunitas yang melibatkan rasa kepemilikan dalam pemukiman. Komunitas yang dibahas berbentuk kampung kota, pemukiman perkotaan utama di Indonesia. Dalam skripsi ini, penerapan TOD di Indonesia yang diiringi pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dibahas dari segi komunitas. Hal ini dilakukan karena konsep awal TOD adalah mengenai komunitas berkelanjutan yang tersedia melalui integrasi penggunaan lahan dengan transportasi. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif, yaitu kajian literatur dan studi kasus berupa observasi dan wawancara. Studi kasus dilakukan terhadap dua kampung kota di Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang berada dalam kawasan perencanaan TOD di sekitar MRT Jakarta. Tulisan ini menghasilkan pemahaman bahwa dalam membentuk sense of community warga Kampung Kota di kawasan TOD, daerah hunian yang memiliki peran yang paling penting, diikuti dengan daerah ruang publik, pemberhentian transit, dan perkantoran.
This thesis discusses the sense of community among kampung kota dwellers in the Transit-Oriented Development (TOD) area. Sense of community can be understood as an someone's experience within a community that involves a sense of belonging in the settlement. The community discussed here takes the form of kampung kota, the primary urban settlement in Indonesia. In this thesis, the implementation of TOD in Indonesia, that is accompanied by the development of Mass Rapid Transit (MRT), is discussed in the context of community. It is because the original concept of TOD revolves around sustainable communities created through the integration of land use and transportation. The methods used in this research are literature review and case study that involves observation and interview. The case study is conducted in two kampung kota locations in the Tanah Abang, Central Jakarta, which are within the TOD planning zone of the Jakarta MRT. The findings provide the understanding that in the TOD zone, residential areas play the most significant role in forming a sense of community of kampung kota dwellers, followed by public spaces, transit stops, and offices."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Khansa Raihana Salsabila Khalawi
"Urban sprawl atau meluasnya kawasan perkotaan memaksa masarakat mencari hunian di pinggiran kota yang meningkatkan mobilitas dan kemacetan lalu lintas akibat kendaraan pribadi menjadi moda transportasi utama. Konsep Transit Oriented Development (TOD) hadir untuk mengatasi masalah ini dengan memaksimalkan penggunaan angkatan umum massal yang terbukti efektif mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas hidup di berbagai negara seperti Eropa, Amerika, Hongkong, Jepang, dan lainnya. Indonesia mulai menerapkan konsep TOD dengan adanya Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 44 Tahun 2017 tentang Pengembangan Kawasan Transit Oriented Development. Akan tetapi, implementasi TOD di Indonesia belum maksimal dikarenakan konsep TOD kurang proporsional karena pemikirannya terbatas dari aspek komersial terutama difokuskan pada tujuan perumahan mengakibatkan penggunaan kendaraan pribadi masih tinggi dan tidak mengatasi kemacetan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perencanaan TOD di Stasiun KRL Rawa Buntu dengan menggunakan variabel-variabel yang didapatkan dari beberapa referensi. Analisis dilakukan menggunakan variabel tersedia datanya di kawasan rencana TOD Stasiun Rawa Buntu. Setelah dilakukan analisis, didapatkan hasil bahwa kawasan rencana TOD Stasiun Rawa Buntu belum memenuhi standar dan prinsip yang ada. Maka dari itu, diperlukan perbaikan pada beberapa variabel untuk memaksimalkan kawasan TOD Stasiun Rawa Buntu.
Urban sprawl or the expansion of urban areas forces people to look for housing on the outskirts of the city which increases mobility and traffic jams due to private vehicles becoming the main mode of transportation. The Transit Oriented Development (TOD) concept is here to overcome this problem by maximizing the use of mass public transportation which has been proven to be effective in reducing congestion and improving the quality of life in various countries such as Europe, America, Hong Kong, Japan and others. Indonesia began implementing the TOD concept with the DKI Jakarta Governor's Regulation No. 44 of 2017 concerning the Development of Transit Oriented Development Areas. However, the implementation of TOD in Indonesia has not been optimal because the TOD concept is not proportional because the thinking is limited from a commercial aspect, especially focused on residential purposes, resulting in the use of private vehicles still being high and not solving traffic jams. This research was conducted to analyze TOD planning at Rawa Buntu KRL Station using variables obtained from several references. The analysis was carried out using variables available for data in the TOD planned area of Rawa Buntu Station. After carrying out the analysis, the results were obtained that the TOD planned area for Rawa Buntu Station did not meet existing standards and principles. Therefore, improvements are needed in several variables to maximize the TOD area of Rawa Buntu Station."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tathya Inggita Putri
"Urban sprawl adalah sebuah masalah umum yang dihadapi oleh kota kota modern. Kemajuan teknologi dan sumber daya memungkinkan kota modern untuk berkembang secara menyebar dengan perhatian yang minimum terhadap perencanaan kota. Keadaan ini menyebabkan masalah masalah kompleks mengenai lingkungan hidup, kesehatan, kesejahteraan sosial, dan infrastruktur. Beberapa konsep telah dicetuskan sebagai solusi untuk masalah ini, salah satunya adalah Transit Oriented Development. Transit Oriented Development adalah sebuah konsep berkelanjutan yang berfokus pada perencanaan yang padat dengan pengembangan mix-use, yang terletak dalam area yang berjarak tempuh dengan berjalan kaki dari sebuah fasilitas transit. Pengembangan ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan bermotor, dengan mempromosikan lingungan yang ramah terhadap pejalan kaki. Terdapat beberapa prinsip yang sangat penting dalam mencapai konsep ini, seperti walk, cycle, connect, transit, mix, densify, compact, dan shift. Skripsi ini akan membahas tentang pendekatan prinsip prinsip tersebut dalam sebuah studi kasus, yaitu Duren Kalibata.
Urban sprawl is a common problem that is faced by modern cities. The advancement of technology and resources has allowed cities to be developed in a spread out manner with minimum regard towards urban planning. This occurrence causes complex problems concerning environment, health, social welfare, and infrastructure. Several concepts have been established as a solution to this problem, one of them is Transit Oriented Development. Transit Oriented Development is a sustainable concept that focuses on the planning of compact, mix-use development that lies within a walking distance from a transit facility. This development is expected to decrease the motorized vehicle dependency, by promoting a pedestrian friendly neighborhood. There are several principles that are crucial in achieving this concept, which are walk, cycle, connect, transit, mix, densify, compact, and shift. This thesis will examine the approach of the principles in a case study, which is Duren Kalibata."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Malik Fahad
"Jakarta dikenal akan jumlah pusat perbelanjaan yang banyak dan terus bertambah. Pertumbuhan ini perlu disikapi dengan dukungan sarana mobilitas yang memudahkan masyarakat dalam mengunjungi pusat perbelanjaan. MRT Jakarta menjadi moda transportasi publik yang potensial dalam mendukung kemudahan masyarakat dalam bermobilitas dari dan ke pusat perbelanjaan. Penelitian ini kemudian membawa konsep Transit-oriented Development (TOD) berbasis pusat perbelanjaan untuk melihat faktor yang berdampak terhadap keputusan pengunjung pusat perbelanjaan untuk menggunakan MRT Jakarta melalui stasiun terdekat. Konsep TOD berbasis pusat perbelanjaan terdiri atas faktor daya tarik pusat perbelanjaan dan faktor rancangan TOD (TOD Built-form Indicators). Survei terhadap 307 responden dilakukan dan diuji dengan menggunakan metode Partial Least Squares-Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor daya tarik pusat perbelanjaan dan faktor rancangan TOD berpengaruh terhadap keputusan pengunjung pusat perbelanjaan untuk menggunakan MRT melalui stasiun terdekat. Adapun preferensi antara penduduk Jakarta dan pengunjung dari luar Jakarta menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan di antara kedua kelompok.
Jakarta is well-known for its large and growing number of shopping centers. This growth needs to be addressed with the support of mobility facilities that make it easier for people to visit shopping centers. MRT Jakarta is a potential public transportation mode in supporting the convenience of the community in moving from and to shopping centers. This research then brings the concept of Transit-oriented Development (TOD) with shopping center as a basis to see the factors that have an impact on the decision of shopping center visitors to use the Jakarta MRT via the nearest station. The TOD concept based on the shopping center consists of the attractiveness factor of the development center and the TOD design factor (TOD Built-form Indicators). A survey of 307 respondents was conducted and tested using the Partial Least Squares – Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. The results showed that the shopping center attractiveness factor and the TOD design factor influenced the shopping center visitor's decision to use the MRT via the nearest station. Meanwhile, the preferences between Jakarta residents and visitors from outside Jakarta showed no significant difference between the two groups."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library