Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202615 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Macika Aradinsya Patty
"Anak yang Berhadapan dengan Hukum ditempatkan pada Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) untuk menjalani rehabilitasi sosial dan menyandang status sebagai ABH. Kasus yang melibatkan ABH mengakibatkan munculnya stigma negatif dari lingkungan sekitar anak, ABH seringkali dianggap sebagai anak nakal terutama pada ABH yang berstatus sebagai pelaku. Stigma negatif berpengaruh pada kurangnya rasa percaya diri anak. Kurangnya rasa percaya diri pada ABH memungkinkan terlibatnya kembali anak dalam tindakan hukum setelah masa rehabilitasi, khususnya jika anak merasa kurang percaya diri dan tidak yakin dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki. Sedangkan semestinya, anak memiliki rasa percaya diri sehingga dapat mengembangkan kemampuan maupun keterampilan yang dimiliki untuk hal positif seperti melanjutkan pendidikan dan menghindari kembali terjadinya keterlibatan dengan hukum. Untuk dapat meningkatkan maupun menumbuhkan rasa percaya diri pada ABH, Pekerja Sosial dalam LPKS memiliki peran penting. Salah satu peran Pekerja Sosial dalam rehabilitasi sosial adalah untuk mengembalikan kepercayaan diri anak untuk menumbuhkan rasa optimis pada anak terhadap masa depannya setelah rehabilitasi. ABH saat awal masuk lembaga tergolong kurang percaya diri berdasarkan perilaku ABH yang cenderung menarik diri, kurang mampu mengungkapkan perasaan dan keluhan yang dirasakan, serta kurang aktif dalam berpendapat di kegiatan berkelompok. Maka dari itu, terdapat urgensi untuk dapat meneliti bagaimana pekerja sosial berperan dan berupaya untuk meningkatkan rasa percaya diri pada ABH. Penelitian ini membahas tentang upaya Pekerja Sosial dalam meningkatkan kepercayaan diri anak berhadapan dengan hukum selama masa rehabilitasi sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan selama 16 bulan sejak September 2022 s/d Desember 2023, dimulai dari proses perizinan, pengambilan data hingga penulisan laporan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui kondisi kepercayaan diri ABH di Sentra Handayani dan mengetahui bagaimana pekerja sosial berupaya untuk meningkatkan kepercayaan diri ABH selama rehabilitasi. Untuk dapat memenuhi tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan tiga cara yaitu, wawancara, observasi dan studi literatur. Penelitian ini melibatkan setidaknya empat belas informan yang diwawancarai yang terdiri dari lima orang Pekerja Sosial, enam orang Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), Psikolog Lembaga, Koordinator Residensial, dan Penanggungjawab Residen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial dalam meningkatkan kepercayaan diri ABH melalui pemberian konseling individu, bimbingan sosial dan kegiatan vokasional. Dalam meningkatkan kepercayaan diri ABH, Pekerja Sosial berperan sebagai konselor, edukator, fasilitator dan broker. Dalam ketiga kegiatan tersebut, Pekerja Sosial memberikan motivasi, apresiasi dan membuat ABH mampu mengemukakan pendapat, perasaan serta kesulitan yang dialami selama masa rehabilitasi serta mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan selama rehabilitasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Setelah mendapatkan dukungan dari Pekerja Sosial, kepercayaan diri ABH diperlihatkan melalui ABH yang lebih mudah terbuka dalam konseling individu, mampu mengungkapkan perasaan dan kesulitannya serta aktif berpartisipasi dalam diskusi kelompok saat bimbingan sosial.

Children in Conflict with the Law (CICL) are placed in the Social Welfare Institution to undergo social rehabilitation and have the status of CICL. Cases involving CICL result in the emergence of negative stigma from the environment around children, CICL are often considered as delinquents, especially for ABH who are offenders. Negative stigma affects children's lack of self-confidence. Lack of self-confidence in CICL allows them to be re-involved in legal action after the rehabilitation period, especially if the child lacks self-confidence and is not sure of their abilities or potential. Children should have self-confidence so that they can develop their abilities and skills for positive things such as continuing their education and avoiding re-involvement with the law. To be able to increase or foster CICL’s self-confidence, Social Workers in Social Welfare Institution have an important role. One of the roles of Social Workers in social rehabilitation is to restore children's confidence to create a sense of optimism in children about their future after rehabilitation. CICL when they first entered the institution were classified as lacking confidence based on their behavior, which tended to be withdrawn, less able to express their feelings and complaints, and less active in expressing their opinions in group activities. Therefore, there is an urgency to be able to examine how social workers play a role and try to increase CICL’s self-confidence during rehabilitation. This research discusses the efforts of Social Workers in increasing self-confidence of Children in Conflict with the Law during rehabilitation period. This research uses a qualitative approach with descriptive type of research. This research was conducted for 16 months from September 2022 to December 2023, starting from the licensing process, data collection to writing research reports. This research objective is to identify self-confidence of CICL in Sentra Handayani and to identify Social Worker’s role in increasing CICL’s self-confidence during rehabilitation. To be able to fulfill the research objectives, this research uses three ways, which are interviews, observations and literature studies. This research uses a qualitative approach with descriptive research type. At least fourteen informants were involved in this research to be interviewed, including five Social Workers, six Children in Conflict with the Law, Institution Psychologist, Residential Coordinators, and Resident in Charge. Results showed that Social Workers efforts in increasing CICL self-confidence provided through individual counselling, social guidance and vocational activities. In increasing self-confidence of CICL, Social Workers acts as counsellors, educators, facilitators and brokers. In these three activities, Social Workers provide motivation, appreciation, and make CICL able to express their opinions, feelings and difficulties experienced during the rehabilitation period also encourage children to actively participate in activities during rehabilitation to grow children’s self-confidence. After receiving support from Social Workers, CICL's confidence is shown through ABH who are more open in individual counseling, able to express their feelings and difficulties and actively participate in group discussions during social guidance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Ivan Martin
"Penelitian ini membahas tentang dukungan psikososial yang diberikan oleh Pekerja Sosial kepada anak berhadapan dengan hukum selama masa rehabilitasi. Hal ini menjadi upaya Pekerja Sosial untuk memulihkan keberfungsian sosial anak agar dapat berperan kembali dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam secara semi terstruktur, studi literatur tersistematis, diskusi kelompok terpumpun, dan observasi. Penelitian ini melibatkan setidaknya 13 informan, yang terdiri dari 6 Pekerja Sosial, 6 anak berhadapan dengan hukum (ABH), dan Kepala Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial. Sebagai pendukung, peneliti turut melibatkan Psikolog dalam penggalian data. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat ragam bentuk dukungan psikososial yang diberikan oleh Pekerja Sosial kepada ABH selama masa rehabilitasi sosial. Bentuk dukungan psikososial dapat diberikan melalui kegiatan bermain bersama, pelantunan musik, dan kegiatan kesenian yang diperuntukkan bagi ABH berusia di bawah 15 tahun. Selain itu, layanan dukungan psikososial juga dapat diberikan melalui kegiatan terapi psikososial. Kegiatan vokasional dan konseling juga menjadi alternatif dukungan bagi ABH. Dari berbagai bentuk dukungan psikososial yang diberikan, diketahui berdampak positif terhadap perkembangan anak secara psikologis dan sosial selama masa rehabilitasi di Sentra Handayani. Mulai dari ABH memiliki keterampilan vokasional, manajemen emosi yang baik, kemampuan adaptasi dan sosialisasi yang optimal, hingga pulihnya dari rasa trauma dan stres yang dialami. Oleh sebab itu, ABH menjadi berfungsi kembali secara sosial dan dapat berperan dalam lingkungan masyarakat.

This study discusses at the type of psychosocial support that Social Workers typically provide to children who have run afoul of the law during their rehabilitation period. This is one of the Social Worker's efforts to restore their social functioning so that they can play a role in society once the process of social reintegration has begun. This study employs a qualitative approach with descriptive research. In-depth semi-structured interviews, systematic literature studies, focus group discussion, and observation are also used in this study to collect data. At least there 13 informants were involved in this study, including 6 Social Workers, 6 children in conflict with the law (CICL), and the Head of Social Rehabilitation Services. In addition to research data, researchers involve Psychologists in interview process. The study's findings concluded that various forms of psychosocial support were provided by Social Workers to CICL during the social rehabilitation period. For CICL under the age of 15, psychosocial support can be provided through activities such as playing together, singing music, and performing arts. Furthermore, psychosocial support can be provided through psychosocial therapy activities such as cognitive behavioral therapy, emotional freedom techniques, empty chair therapy, reality therapy, and meditation relaxation therapy. Counseling and vocational activities can also provide psychosocial support. It is known that the various types of psychosocial support provided have a positive impact on children's psychological and social development during their rehabilitation at the Sentra Handayani. From CICL to having vocational skills, good emotional management, optimal adaptability, and socialization, to recovering from trauma and stress. As a result, CICL is socially functional again and can contribute to the community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Fatmah Nurusshobah
"Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani Sosial melibatkan pekerja sosial PKSA untuk berperan dalam penanganan ABH yang berada di lingkungan keluarga pasca reintegrasi sosial. Dengan pendekatan kualitatif, tesis ini menggambarkan peran pekerja sosial terhadap ABH di lingkungan keluarga pasca reintegrasi sosial. Adapun peran tersebut antara lain melakukan verifikasi, membantu pembukaan dan pencairan rekening tabungan, pemenuhan kebutuhan, pendampingan, penguatan keluarga dan laporan. Hambatan dalam pelaksanaannya antara lain lemahnya kualitas SDM, kurangnya pengawasan pihak PSMP Handayani, lokasi tempat tinggal ABH yang jauh, dan ketentuan/ kondisi dalam PKSA yang dirasa kurang efektif bagi pekerja sosial PKSA.

Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani involving social workers to role in handling of children in conflict with the law (ABH). With a qualitative approach, this thesis describes the role of social workers within the ABH in the family after social reintegration. The roles include verification, making of savings, meet the needs, strengthening family, and reports. Barriers to implementation include lack quality of social worker, lack monitoring from PSMP Handayani, residence location of ABH far, and terms/ conditions in Child Welfare Program (PKSA) were deemed less effective for social workers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T32925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Juliansyah
"Penelitian ini menjelaskan mengenai tahapan proses rehabilitasi sosial AN/ABH. Rehabilitasi sosial AN/ABH dilaksanakan untuk merubah perilaku klien AN/ABH agar dapat kembali berfungsi sosial. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan studi deksriptif di PSMP Handayani. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses rehabilitasi sosial AN/ABH di Panti sosial rehabilitasi, dilaksanankan dalam delapan tahapan proses rehabilitasi, yaitu tahap pendekatanan awal, penerimaan, assesmen, perencanaan intervensi, pelaksanaan intervensi, resosialisasi, bimbingan lanjut, dan terminasi. Dalam pelaksanannya terdapat faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam proses rehabilitasi sosial AB/ABH yang dilakukan oleh PSMP Handayani.

This study describes the stages of the implementation process of social rehabilitation of juvenile delinquents and children in conflict with the law. Social rehabilitation carried out to change the behavior of the client. The method used was qualitative research methods with descriptive studies in PSMP Handyani. The results showed that social rehabilitation at the center of social rehabilitation, divided into eight phases of the rehabilitation process, the initial approach phase, admission, assessment, planning, intervention, implementation of interventions, resocialization, further guidance, and termination. In its implementation there are factors inhibiting and supporting the social rehabilitation process conducted.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Dwi Aprilianti
"Skripsi ini dilatarbelakangi pandemi Covid-19 yang berdampak menimbulkan kendala pemberian pelayanan rehabilitasi sosial pada remaja korban penyalahgunaan Napza berupa adanya peran pekerja sosial yang tidak dapat dilakukan secara langsung. Urgensi dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengungkapkan solusi yang dilakukan terkait peran pekerja sosial dalam melakukan rehabilitasi sosial kepada remaja korban penyalahgunaan Napza pada masa pandemi Covid-19 di BRSKPN Bambu Apus, yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilaksanakan pada rentang waktu Desember 2021 - November 2022, menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui studi dokumentasi dan wawancara dengan sembilan informan. Informan dipilih secara purposive sampling berdasarkan kriteria kebutuhan penelitian ini. Analisa data dilakukan dengan open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pandemi Covid-19 kegiatan rehabilitasi sosial remaja korban penyalahgunaan Napza yang terpaksa diberhentikan sementara adalah bimbingan fisik, visit keluarga, konseling terapi kelompok, kegiatan vokasional dan kegiatan di luar balai. Kegiatan tersebut diganti dengan alternatif berupa kegiatan secara daring/online, dinamika kelompok dan kegiatan di luar ruangan. Terdapat pula pembatasan waktu pada setiap kegiatan, dari biasanya 1 jam menjadi hanya 30 menit. Dengan adanya penyesuaian terhadap kegiatan yang dilakukan, maka hal ini berdampak pada perubahan penerapan peran pekerja sosial dalam melakukan manajemen kasus, sebagai edukator, enabler, fasilitator dan expert. Pekerja sosial memperhatikan perspektif person-in-environment tentang bagaimana menilai situasi klien dan mengidentifikasi alternatif solusi bagi mereka. Dalam memberikan pelayanan rehabilitasi sosial di masa pandemi Covid-19, pekerja sosial menghadapi kendala eksternal maupun internal. Kendala tersebut diantaranya kegiatan assessment menjadi terbatas, kegiatan pelayanan secara daring, dilema perasaan, penggunaan teknologi masih sulit. Agar pelayanan rehabilitasi sosial remaja korban penyalahgunaan Napza tetap berjalan dengan baik sesuai standar operasional, maka pekerja sosial melakukan solusi berupa menjaga kesehatan fisik dan mental, saling sharing pengalaman dan memotivasi, mengikuti pelatihan atau workshop, rekomendasi rawat jalan dan lain sebagainya, Kesimpulan penelitian ini adalah kegiatan rehabilitasi sosial pada masa pandemi Covid-19 mengalami beberapa penyesuaian dan peran pekerja sosial pun mengalami beberapa penyesuaian dalam melakukan proses rehabilitasi sosial pada remaja korban penyalahgunaan Napza. Kontribusi skripsi ini pada pengembangan ilmu kesejahteraan sosial adalah untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan bagaimana peran pekerja sosial dan bagaimana cara menghadapi situasi tak terduga sebagaimana pandemi Covid-19.

This study is motivated by the Covid-19 pandemic which has had an impact on the provision of social rehabilitation services for adolescent victims of drug abuse in the form of the role of social workers who cannot be carried out directly. The urgency of conducting this research is to reveal the solutions made regarding the role of social workers in carrying out social rehabilitation for adolescent victims of drug abuse during the Covid-19 pandemic at BRSKPN Bambu Apus, which are discussed from the Social Welfare discipline. This research was carried out in the period December 2021 - November 2022, using a descriptive qualitative approach. Data collection was carried out through documentation studies and interviews with nine informants. Informants are selected by purposive sampling based on the criteria of the needs of this research. Data analysis is done by open coding, axial coding, and selective coding. The results of the research show that during the Covid-19 pandemic the social rehabilitation activities for adolescent victims of drug abuse who had to be temporarily suspended were physical tutoring,visit family, group therapy counseling, vocational activities and activities outside the hall.These activities were replaced with alternatives in the form of online activities/online, group dynamics and outdoor activities. There is also a time limit on each activity, from the usual 1 hour to only 30 minutes. With adjustments to the activities carried out, this has an impact on changes in the implementation of the role of social workers in carrying out case management, as educators, enabler, facilitator andexpert. Social workers pay attention to perspective person-in-environment about how to assess client situations and identify alternative solutions for them. In providing social rehabilitation services during the Covid-19 pandemic, social workers faced external and internal constraints. These obstacles include activities assessment become limited, online service activities, feeling dilemmas, the use of technology is still difficult. In order for social rehabilitation services for adolescent victims of drug abuse to continue to run well according to operational standards, the social worker provides a solution in the form of maintaining physical and mental health, sharing experiences and motivating each other, attend training or workshop, recommendations for outpatient care and so on. The conclusion of this study is that social rehabilitation activities during the Covid-19 pandemic underwent several adjustments and the role of social workers also experienced several adjustments in carrying out the social rehabilitation process for adolescent victims of drug abuse. The contribution of this study to the development of social welfare science is to reveal and describe the role of social workers and how to deal with unexpected situations such as the Covid-19 pandemic."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Argaputri
"Self-confidence adalah keyakinan terhadap diri serta kemampuan yang dimiliki (Webster's Dictionary, 1996). Gejala tidak percaya diri pada anak erat kaitannya dengan persepsi anak terhadap konsep dirinya (Surya. 2007). Orangtua yang mempersepsikan anaknya sebagai 'segalanya buruk'dapat menciptakan konsep diri yang menekankan pada anak bahwa anak kurang diterima, buruk, den tindakannya tidak disetujui oleh orangtuanya (Frenkei-Bronswilk, dalam Burns, 1993) Cognitille-llehavior Therapy (CB1) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan bentuk intervensi yang bersifat psikoterapeutik den bertujuan untuk mengurangi distress paikologis dan perilaku mal adaptif dengan cara mengganti proses kognitif (Kaplan et al., dalam Stallard, 2002). Program CBT pada dasamya didasari oleh pemyataan bahwa keyakinan negatif mengenai hidup dan seseorang adalah hasil dari self-talk negatif yang berujung pada perasaan negatif mengenai diri sendiri, selfesteem rendah, dan kepada perilaku yang bersifat menghambat individu mencapai basil yang diinginkan (Burnett, 1996). lntervensi cognitive behavioral dinilai paling snkses meningkatkan harga diri dan konsep diri.Program diososiasikan dengan peningkatan positive self talk dan CBT dihuhungken dengan penganangan negative self-talk (Burnett, Craven, den Marnh, 1999). Program CBT dalam tugas akhir ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri seorang anak berusia 9 tahun dengan tingkat kecerdasan rata-rata. Ia merasa kurang pereaya diri menjawab pertanyaan guru atau orangtua saat belajar. Ia takut menjawab dengan sa1ah. Setelah intervensit anak mampu menyadari kesalahan berpikirnya, menjadi lebih percaya diri di sekolah. Di sisi lain, sikap ayah yang marab saat anak melakukan kesalahan membuat anak sulit menunjukkan perubahan positif di rumah.

Self-confidence is faith about oneself and one's own ability (Webster's Dictionary, 1996). Lack of confidence of symptom in a child is tight with the child's perception of bislber self-concept (Surya, 2007). Parents, who perceive their child as "all bad1create a self-concept that emphasize the child that be/she is less accepted, bad, and does not hove any approval of his action from the parent (Frenkel-Brunswilk, in Bums, 1993). Cognitive-Behavior Therapy (CBI) is an intervention that aims to psychological distress and Maladaptive behavior by altering cognitive processes (Kaplan et al., in Stallard, 2002). CBT program is baaod on the notion that negative beliefs about life and oneself is the result of negative self-talk which lands to negative feelings about oneself; low self-esteem, and self-defeating behavior {Burnett, 1996). Cognitive behavioral based interventions were the most successful enhancers of self-esteem and self-concepts.The program was associated with an increase in positive self-talk a.nd CBT was linked to a decrease in negative self-talk (Burnett, Cmven, and Marsh, 1999). CBT's program on this final assignment was aimed to improve the self­ confidence of a nine year old girl with an average intelligence. She feels little of confidence in answering the teacher's or parent's questions. She was afraid that she might give a wrong answer. As the result of the intervention, the child now is aware of her faulty Chink and become more confident In school. On the other side, - her father's attitude that always become angry whenever she gives a wrong' answer make her more difficult to show some improvement at home setting."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T32434
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Demira Kodratiah
"Latar Belakang: Kepercayaan diri merupakan aspek yang penting dan harus dimiliki oleh mahasiswa profesi dalam melakukan suatu prosedur, terutama dalam bidang kedokteran gigi anak yang mencakup banyak prosedur khusus dan dibutuhkan banyak pengalaman. Adanya perubahan metode pembelajaran menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada masa pandemi COVID-19 di akademik dapat berdampak pada tingkat kepercayaan diri mahasiswa profesi dalam pembelajaran klinis di unit kedokteran gigi anak. Tujuan: Mengetahui persepsi kepercayaan diri mahasiswa profesi tahun pertama dalam pembelajaran klinis di unit kedokteran gigi anak pada masa pandemi
COVID-19. Metode: Penelitian ini menggunakan studi analisis cross sectional dan dilakukan kepada 63 orang mahasiswa profesi kedokteran gigi tahun pertama yang telah melewati stase Ilmu Kedokteran Gigi Anak (IKGA) dengan menggunakan kuesioner melalui Google Form yang terbagi menjadi tiga domain pertanyaan, yaitu keterampilan klinis, manajemen pasien, dan
pengembangan profesional dan pengelolaan klinis. Pengukuran kepercayaan diri menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) diwakili dari poin '0' tidak percaya diri sama sekali dan '10' penuh percaya diri. Hasil Penelitian: Dari total 63 responden, keseluruhan analisis kepercayaan diri yang
dinilai positif dengan median VAS ≥ 5. Rata-rata median VAS pada keterampilan klinis 7.83±0.83 (range=2–10; n=63; 100%) manajemen pasien 7.83±0.83 (range=2–10; n=63; 100%), dan pengembangan profesional serta pengelolaan klinis 8,37±0.51 (range=2–10; n=63; 100%). Kesimpulan: Secara keseluruhan, mahasiswa profesi tahun pertama kedokteran gigi Universitas
Indonesia memiliki kepercayaan diri dalam pembelajaran klinis di unit kedokteran gigi anak pada masa pandemi COVID-19.

Background: Self-confidence is an important aspect and must be owned by professional students
in carrying out a procedure, especially in the field of pediatric dentistry which includes many
special procedures and requires a lot of experience. The change in learning methods to Distance
Learning during the COVID-19 pandemic in academics can have an impact on the level of
professional student confidence in clinical learning in the pediatric dentistry unit. Objective: To
find out the perception of self-confidence of first-year professional students in clinical learning in
the pediatric dentistry unit during the COVID-19 pandemic. Methods: This study used a crosssectional
analysis study and was conducted on 63 first-year dental professional students who had
passed the Pediatric Dentistry stage by using a questionnaire via Google Form which was divided
into three domain questions, namely clinical skills, patient management , and professional
development and clinical governance. Self-confidence is measured by Visual Analog Scale (VAS)
which is represented from the point '0' is not confident at all and '10' is full of confidence. Results:
From a total of 63 respondents, the overall confidence analysis was assessed as positive with
median VAS ≥ 5. Median VAS mean in clinical skills 7.83 ± 0.83 (range = 2–10; n = 63; 100%)
patient management 7.83 ± 0.83 (range=2–10; n=63; 100%), and professional development and
clinical management 8.37±0.51 (range=2–10; n=63; 100%). Conclusions: Overall, first year
professional students of dentistry at the University of Indonesia have confidence in clinical
learning in the pediatric dentistry unit during the COVID-19 pandemic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivany Triany Dewi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri dan kecanduan smartphone dengan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif korelatif dengan pendekatan secara cross-sectional. Responden yang digunakan adalah 445 mahasiswa reguler di DKI Jakarta yang sedang menyusun skripsi dan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data diambil dengan menggunakan empat bentuk kuesioner, yaitu kuesioner data demografi, Self-Confidence Test, Smartphone Addiction Scale (SAS), dan Tuckman Procrastination Scale (TPS). Hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi Spearman didapatkan bahwa terdapat hubungan dengan tingkat keeratan sedang dan bersifat negatif antara kepercayaan diri dengan prokrastinasi akademik (P-value=0,000; r=0,471) serta terdapat hubungan dengan tingkat keeratan sedang dan bersifat positif antara kecanduan smartphone dengan prokrastinasi akademik (P-value=0,000; r=0,426). Penelitian ini merekomendasikan untuk menjadi salah satu pertimbangan intervensi kepada mahasiswa untuk meningkatkan kepercayaan dirinya, serta meningkatkan wawasan bagi mahasiswa dan dosen terkait dengan faktor protektif munculnya perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa.

The purpose of this study was to determine the relationship between self-confidence and smartphone addiction with academic procrastination behavior in students who are preparing their thesis. This study uses a correlative descriptive quantitative research method with a cross-sectional approach. The respondents used were 445 regular students in DKI Jakarta who were preparing their thesis and were selected using a purposive sampling technique. Data were collected using four forms of questionnaires, namely the demographic data questionnaire, the Self-Confidence Test, the Smartphone Addiction Scale (SAS), and the Tuckman Procrastination Scale (TPS). The results of the study, using the Spearman correlation test, shows that there was a moderate and negative relationship between self-confidence and academic procrastination (P-value = 0.000; r = 0.471) and there was a moderate and positive relationship between smartphone addiction and academic procrastination (P-value = 0.000; r = 0.426). This study is recommended as one of the intervention considerations for students to increase their self-confidence, as well as to increase insight for students and lecturers related to protective factors for the emergence of academic procrastination behavior in students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Safitri
"Skripsi ini membahas tentang pendampingan yang dilakukan pekerja sosial dalam proses adaptasi Calon Orang Tua Angkat (COTA) dan Calon Anak Angkat (CAA). Penelitian ini penting untuk dikaji karena pekerja sosial anak yang bernaung di bawah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) mendampingi keluarga angkat untuk memperkuat hubungan antara COTA dan CAA. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan pendampingan pekerja sosial dalam proses adaptasi Calon Orang Tua Angkat (COTA) dan Calon Anak Angkat (CAA). Skripsi ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif yang dilakukan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara daring semi terstuktur dengan 6 (enam) orang informan yaitu ketua pelaksana, 2 (dua) pekerja sosial, dan 3 (tiga) Orang Tua Angkat. Seluruh proses penelitian dilakukan sejak Oktober 2020 sampai dengan September 2021 selama pandemi COVID-19. Lokasi pengambilan data dilakukan di Yayasan Sayap Ibu Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja sosial memiliki tugas memberikan pendampingan dalam proses adopsi yaitu home visit 2 untuk mengetahui perkembangan anak angkat dan kendala COTA maupun CAA selama masa asuhan dengan menuliskan laporan sosial untuk menilai kelayakan COTA dan CAA dalam melanjutkan proses adopsi. Pekerja sosial melakukan pendampingan psikososial terhadap COTA untuk menghadapi perubahan dan penyesuaian yang terjadi pada anak. Selama kunjungan rumah pekerja sosial mengajarkan keterampilan mengasuh anak kepada COTA dan membantu berinteraksi dengan CAA. Dapat disimpulkan bahwa pendampingan yang dilakukan pekerja sosial terhadap proses adaptasi yaitu home visit 2 dan pendampingan psikososial.

This thesis discusses the assistance provided by social workers in the adaptation process of Prospective Adoptive Parents (COTA) and Prospective Adopted Children (CAA). This research is important to study because child social workers under the Child Welfare Institution (LKSA) assist the adoptive families to strengthen the relationship between COTA and CAA. The purpose of this study is to describe the assistance of social workers in the adaptation process of Prospective Adoptive Parents (COTA) and Prospective Adopted Children (CAA). This thesis is a qualitative research with a descriptive design which was carried out using data collection techniques through semi-structured online interviews with 6 (six) informants, namely the chief executive, 2 (two) social workers, and 3 (three) adoptive parents. The entire research process was carried out from October 2020 to September 2021 during the COVID-19 pandemic. The location of data collection was carried out at Yayasan Sayap Ibu Jakarta. The results of this study indicate that social workers have the task of providing assistance in the adoption process, namely home visit 2 to find out the development of adopted children and the constraints of COTA and CAA during the care period by writing social reports to assess the feasibility of COTA and CAA in continuing the adoption process. Social workers provide psychosocial assistance to COTA to deal with changes and adjustments that occur in children. During home visits social workers teach COTA parenting skills and help interact with CAA. It can be concluded that the assistance provided by social workers to the adaptation process is home visit 2 and psychosocial assistance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Lorraine
"Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia menetapkan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dengan pendekatan student-centered learning di mana partisipasi mahasiswa merupakan hal yang penting agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Partisipasi mahasiswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pola komunikasi orang tua-anak, persepsi mengenai sikap pengajar, dan kepercayaan diri mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pola komunikasi orang tua-anak dan persepsi mengenai sikap pengajar terhadap partisipasi mahasiswa di Indonesia yang dimediasi oleh kepercayaan diri. Kuesioner penelitian disebarkan pada mahasiswa S1 yang mengikuti pendidikan di universitas di Indonesia (N = 126) dengan metode convenience dan snowball sampling. Empat alat ukur yang dipakai adalah Oral Participation Scale, RFCP-child version, 24-item Classroom Experience Questionnaire dimensi faculty behavior, dan ABC Scale. Hasil analisis mediasi menggunakan PROCESS menemukan bahwa persepsi mengenai sikap pengajar memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kepercayaan diri dan partisipasi mahasiswa (IE = 0,3306) dibandingkan dengan pola komunikasi orang tua-anak (IE = 0,1662). Sikap pengajar yang dipersepsikan positif dapat meningkatkan kepercayaan diri dan partisipasi di kelas. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menganalisis masing-masing dimensi, yaitu conversation orientation dan conformity orientation pada RFCP terhadap kepercayaan diri dan partisipasi mahasiswa pada mahasiswa yang merepresentasikan perguruan tinggi di Indonesia.

The Ministry of Education, Culture, Research, and Technology Indonesia established program called Merdeka Belajar-Kampus Merdeka using student-centered learning approach where student participation has important role for effective learning. Student participation can be influenced by parent-child communication pattern, students’ perception towards lecturers’ attitudes, and self-confidence. This research aims to investigate the effect of parent-child communication pattern and students’ perception towards lecturers’ attitudes on undergraduate student participation in Indonesia mediated by self-confidence. Questionnaire was shared to undergraduate students who study in university in Indonesia (N = 126) through convenience and snowball sampling. Four instruments used in this research are Oral Participation Scale, child version, 24-item Classroom Experience Questionnaire dimension of faculty behavior, and ABC Scale. Based on analysis results using PROCESS, it was found that perception towards lecturers’ attitudes has bigger effect on self-confidence and classroom participation (IE = 0,3306) than parent-child communication pattern (IE = 0,1662). Lecturers’ attitudes that perceived positive could increase self-confidence and classroom participation. Further study is suggested to analyze each dimension of RFCP, which is conversation orientation and conformity orientation with self- confidence and classroom participation in undergraduate students that represent higher education in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>