Ditemukan 149091 dokumen yang sesuai dengan query
Lasino
"Penggunaan material ramah lingkungan yang selanjutnya disebut bahan bangunan hijau merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Hijau. Secara eksplisit persyaratan tersebut dituangkan dalam Bab II Subbab C bagian 3 yaitu rantai pasok hijau khususnya ketentuan mengenai penggunaan material konstruksi. Mengingat penggunaan bahan bangunan dalam industri konstruksi terus meningkat, sehingga berkorelasi terhadap eksploitasi bahan baku, kegiatan industri dan transportasi yang berpotensi meningkatnya penggunaan energi, emisi yang berdampak terhadap pemanasan global. Sedangkan pemanfaatan sumber daya alam tanpa kendali dapat merusak ekosistem yang ada dan menurunnya daya dukung lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan dengan melakukan penilaian dan memberikan label pada bahan yang telah memenuhi syarat serta kaidah ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bahan bangunan ramah lingkungan dan penerapan “green label” dalam penyediaan bahan bangunan sebagai implementasi dari Peraturan Menteri PUPR sebagai upaya pemenuhan syarat bangunan hijau. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan wawancara mendalam, observasi, focus group discussion (diskusi teknik), survei lapangan dan pengujian laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian produk hijau dan pemberian Label Green telah dilakukan oleh beberapa lembaga atau kementerian seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Green Building Council Indonesia (GBCI), dan beberapa SNI tentang kriteria ekolabel. Dari hasil kunjungan ke beberapa produsen bahan bangunan juga diperoleh data bahwa secara umum para produsen setuju dengan aspek penilaian terhadap industri hijau dan diharapkan dapat diterapkan dalam pengembangan penyediaan bahan bangunan ramah lingkungan guna mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya Peraturan Menteri PUPR tentang Bangunan Hijau."
Lengkap +
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2022
690 MBA 57:1 (2022)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Aurora Almarini Khairunisa
"Masalah lingkungan menjadi masalah utama yang banyak dibahas. Berbagai pihak seperti manajer pemasaran, peneliti, dan berbagai perusahaan riset telah mulai banyak memerhatikan dan mencari berbagai faktor yang mungkin akan mendorong dan mengarahkan pembeli untuk membeli produk-produk “hijau” atau ramah lingkungan. Berdasarkan statistik survei, antara 30 hingga 40 persen dari kerusakan lingkungan adalah akibat langsung dari konsumsi barang sekali pakai dari individu. Perang melawan polusi plastik sedang melanda dan diperparah dengan munculnya pandemi COVID-19, karena penggunaan masker sekali pakai, sarung tangan, dan peralatan pelindung sekali pakai lainnya melonjak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sosialisasi kesadaran tentang pencegahan COVID-19 sangat intensif di seluruh dunia, tetapi kesadaran untuk menjaga lingkungan melalui pengurangan, eliminasi dan pengelolaan yang tepat dari masker wajah sekali pakai pun harus cepat dilakukan. Kerangka berpikir penelitian ini adalah dari Teori Perilaku Terencana (TPB). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apa faktor yang berpengaruh positif terhadap intensi pembelian masker pakai ulang. Sampel dibagikan secara virtual kepada kerabat yang berdomisili di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Data dianalisis menggunakan metode SEM dengan PLS, menggunakan perangkat lunak WarpPLS 7.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap lingkungan dan iklan lingkungan berpengaruh positif terhadap intensi pembelian masker pakai ulang. Iklan lingkungan memiliki pengaruh paling besar terhadap intensi pembelian masker kain, dimana hal tersebut menjadi temuan utama dari penelitian ini. Analisis variable moderator, harga premium secara positif memiliki efek interaksi dengan iklan lingkungan. Tingkat pendidikan memiliki efek interaksi dengan risiko, tetapi risiko tidak memiliki pengaruh terhadap intensi pembelian masker kain sehingga tidak ada pengaruh moderasinya. Jenis kelamin sebagai moderator pun ditemukan sama sekali tidak mempengaruhi intensi pembelian masker kain.
Environmental problem become main issue that are widely discussed. Various parties such as marketing managers, researchers, and various research companies have started to pay more attention and look for various factors that might encourage and direct buyers to buy "green" or environmentally friendly products. Based on statistics survey, between 30 and 40 percent of environmental damage is a direct result of the consumption of single-use items from individuals. The fight against plastic pollution is brewing and is exacerbated by the emergence of the COVID-19 pandemic, as the use of disposable masks, gloves and other disposable protective equipment surges around the world, including Indonesia. Socialization of COVID-19 awareness is very intensive, but awareness to protect the environment through the reduction, elimination and proper management of disposable face masks must also be carried out quickly. The framework of this research is from the Theory of Planned Behavior (TPB). The purpose of this study was to identify what factors have a positive effect on the intention to purchase reusable masks. Samples were distributed virtually to relatives who live in DKI Jakarta and West Java. Data were analyzed using the SEM method with PLS, using the WarpPLS 7.0 software. The results showed that environmental attitude and environmental advertising had a positive effect on the intention to purchase reusable masks. Environmental advertising has the greatest influence on cloth masks purchase intention, which is the main finding of this study. As for moderator variable analysis, premium price positively has an interaction effect with environmental advertising. The level of education has an interaction effect with perceived risks, but risk does not have an influence on cloth masks purchase intention so there is no moderating effect. Gender as a moderator was found to have absolutely no influence on cloth masks purchase intention."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nurunissa Pratiwi Sekar Ayu
"Penyakit berbasis lingkungan adalah fenomena penyakit yang dikarenakan keterkaitan manusia dengan faktor lingkungan. 3 penyakit berbasis lingkungan yang diamati pada penelitian ini yaitu ISPA, diare dan penyakit kulit infeksi jamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan masalah kesehatan yang dialami oleh narapidana, kondisi lingkungan serta penerapan perilaku bersih dan sehat serta keterkaitan antar variable di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi potong lintang dengan jumlah responden 101 orang. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara kuesioner. Hasil uji statistic diperoleh hasil,terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian ISPA dengan lama menjalani masa tahanan (OR = 2.51 95% CI: 1.10 – 5.72) dan terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian penyakit kulit infeksi jamur dengan kepadatan hunian (OR = 4.33 95% CI: 1.73 – 10.87). Peningkatan akan kesadaran PHBS dan kualitas lingkungan perlu dilakukan.
Environmental based disease is a disease that occurs by the interaction of human body with environment factors. The 3 enviromental based diseases observed in this study are ARI, diarrhea and dermatophytosis on woman prisoners in Women Prison Jakarta. The purpose of thisstudy is to describing the health issue, application of clean and healthy living behavior and the environmental factors such as water quantity and quality, residential density and ventilation. This research is cross sectional study with 101 respondents. The data were collected by questionnary interview. The results of the statical analysis with significance alpha level=0.05 was obtained results, there is a significant association between ARI and detainee period (OR = 2.51 95% CI: 1.10 – 5.72) and there is a significant association between dermatophytosis and residential density (OR = 4.33 95% CI: 1.73 – 10.87). Improvement of application of clean and healthy living behavior and environment quality needs to be done."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dhieca Eka Pratiwi
"Artikel ini membahas mengenai kerugian bagi nelayan skala kecil di Muara Angke sebagai akibat dari reklamasi pulau G. Selain itu juga lebih jauh melihat bagaimana menganalisa korban lingkungan dalam pandangan keadilan lingkungan. Melalui metodologi kualitatif, peneliti berusaha memberikan gambaran mengenai kerugian yang dirasakan nelayan skala kecil di Muara Angke. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reklamasi pulau G telah menimbulkan terganggunya ekosistem perairan akibat dari proses konstruksi reklamasi yang kemudian berdampak pada nelayan skala kecil di Muara Angke menjadi korban lingkungan. Segala bentuk kerugian yang dirasakan nelayan skala kecil di Muara Angke merupakan wujud dari ketidak adilan dalam konteks keadilan lingkungan.
This thesis discusses about the harms for small scale fishermen in Muara Angke as a result of G islet reclamation. Furthermore, this thesis is also aimed to analyze environmental victim from environmental justice perspective. Through a qualitative methodology, the researcher tries to describe about harms for small scale fishermen in Muara Angke. The result of this thesis that G islet reclamation has caused disruption of aquatic ecosystems resulting from the reclamation construction process which then affects to small scale fishermen in Muara Angke become the environmental victim. Any harms for small scale fishermen in Muara Angke as environmental injustice in the context of environmental justice."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68808
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Samuel
"Resistance or drag is one of the most important factors in ship design, in particular in connection with the development of more efficient and environmentally friendly vessels. The shape of the hull under water will affect the fluid flow characteristics around the ship, hence causing the resistance to increase or decrease. If the resistance increases, the size of main engine and subsequently, the fuel consumption increases accordingly and this is not often anticipated by ship designers and operators. The use of a catamaran for passenger carriers is well known and its application for fishing vessels has received serious attention in the last few years, due to its advantages to produce wider deck area and smaller size of engine at the same displacement as the monohulls. The conversion of monohull fishing vessels in Cilacap the waters into a catamaran hull is an interesting topic in association with the development of better fishing vessels in this region. The resistance investigation of the conversion vessel was carried out by Computational Fluid Dynamics (CFD) approach and this is combined with classical slender body theory. In terms of mathematical calculation, the results between CFD and the combination of empirical formulas and slender body theory shows such a good agreement and the difference between the two is less than 5%. In terms of naval architecture, the results showed that the modification of a monohull vessel into a catamaran can increase the payload capacity up to two times. Conversely, this causes the resistance to increase about almost four times and this is certainly unpopular for the fishermen."
Lengkap +
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:3 (2015)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
London: Academic Press, 1980
616.071 CHA
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Kurstak, Edouard
New York: Academic Press, 1978
616.019 4 KUR v
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"The impact of the environment on human health is of growing concern to the public, politicians and public health practitioners. This book describes the methods available for public health practitioners to enable investigations to be carried out and how findings should be interpreted to ensure that the most appropriate policies are adopted."
New York: McGraw-Hill, 2006
614.599 07 ENV
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Haydira Prili Ananza
"Dibutuhkan strategi untuk menanggulangi krisis sampah plastik dari industri Fast-Moving Consumer Goods, salah satunya dengan membuat produk berbahan dasar plastik lebih ramah lingkungan. Metode penelitian menggunakan desain eksperimental two-factor within-subject. Pengukuran Perceived Value menggunakan alat ukur oleh Konuk (2018). Jumlah partisipan sebanyak 133, merupakan WNI usia 18-25 tahun. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada Perceived Value konsumen saat diberikan produk sikat gigi dengan logo ramah lingkungan dan yang tidak F(1, 132) = 44.382, p < 0,001, η²p = 0.252), dan dengan teks ramah lingkungan dan yang tidak F(1,132) = 67.171, p < 0,001, η²p = 0.337). Selain itu, terdapat interaksi yang signifikan antara logo dan juga teks ramah lingkungan terhadap Perceived Value F(1, 132) = 13.892, p < 0,001, η²p = 0.095). Kesimpulannya, penggunaan eco-label (logo dan teks ramah lingkungan) dapat mempengaruhi Perceived Value konsumen. Dengan begitu pihak produsen dapat mengaplikasikan penggunaan logo dan teks pada kemasan produk ramah lingkungan untuk memaksimalkan pemasaran.
A strategy is needed to overcome the plastic waste crisis from the Fast-Moving Consumer Goods industry, one of which is by making plastic-based products more environmentally friendly. The research method used a two-factor within-subject experimental design. Measurement of Perceived Value using measuring tools by Konuk (2018). The number of participants are 133 Indonesian citizens aged 18-25 years. The results showed that there was a significant difference in consumers' Perceived Value when given a toothbrush product with an environmentally friendly logo and one that was not F(1, 132) = 44,382, p < 0.001, ²p = 0.252), and with environmentally friendly text and those that were not F( 1.132) = 67171, p < 0.001, ²p = 0.337). In addition, there is a significant interaction between the logo and environmentally friendly text on the Perceived Value F(1, 132) = 13,892, p < 0.001, ²p = 0.095). In conclusion, the use of eco-labels (eco-friendly logos and texts) can affect consumers' Perceived Value. That way, producers can apply the use of logos and text on environmentally friendly product packaging to maximize marketing."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siti Amelia Khoironi Mustofa
"Bergesernya tren gaya hidup yang mengedepankan ramah lingkungan akibat permasalahan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, mulai marak digunakannya green advertisement dalam menarik konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh green advertisement terhadap green skepticism konsumen dewasa muda pada produk green skincare. Metode eksperimen pada penelitian ini menggunakan desain eksperimen randomized between-subjects two-group posttest only. Penelitian ini menggunakan poster iklan sebagai stimulus yang mewakili green advertisement. Green skepticism diukur menggunakan alat ukur dari Matthes dan Wonneberger (2014) dengan tiga item. Jumlah partisipan penelitian ini sebanyak 342 konsumen yang merupakan Warga Negara Indonesia dengan rentang usia 18—25 tahun. Peneliti memberikan perlakuan berupa dua stimulus poster green advertisement. Green skepticism konsumen diukur menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Matthes dan Wonneberger (2014). Data dianalisis menggunakan metode Independent Sample t-Test untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada green skepticism konsumen kelompok 1 (M=6.85, SD=2.473) berupa poster green advertisement dengan klaim ramah lingkungan (M=6.85, dan kelompok 2 (M=13.50, SD=3.808), t(340)= -19.205, p< 0.05 yang diberikan perlakuan poster green advertisement klaim ramah lingkungan yang menyesatkan (greenwashing).
The shift in lifestyle trends that prioritize environmentally friendly due to environmental problems that are increasingly worrying, the use of green advertisements is starting to be rife in attracting consumers. The purpose of this study was to see the effect of green advertisement on green skepticism of young adult consumers in green skincare products. The experimental method in this study used a randomized between-subjects two-group posttest experimental design only. This study uses advertisement posters as a stimulus that represents green advertisement. Green skepticism is measured using a measurement tool from Mathes and Wonneberger (2014) with three items. The number of participants in this study were 342 consumers who were Indonesian citizens with an age range of 18—25 years. The researcher gave treatment in the form of two stimulus green advertisement posters. Consumer green skepticism is measured using a measurement tool developed by Mathes and Wonneberger (2014). Data were analyzed using the Independent Sample t-Test method to test the hypothesis. The results showed that there was a significant effect on consumer green skepticism in group 1 (M=6.85, SD=2.473) in the form of green advertisement posters with green claims (M=6.85, and group 2 (M=13.50, SD=3.808), t (340) = -19.205, p < 0.05 which was given the green advertisement poster treatment of greenwashing claims."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library