Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162575 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riastuti Handayani
"Manajemen kaki diabetik sangat penting bagi orang yang mengalami diabetes melitus. Lansia dengan proses penuaan akan mengalami berbagai penurunan fungsi organ termasuk pembuluh darah, saraf, dan ketahanan terhadap infeksi. Kondisi tersebut menyebabkan lansia memiliki resiko lebih tinggi untuk  mengalami masalah kaki diabetik. Perilaku perawatan kaki merupakan bagian dari manajemen kaki diabetik. Pengetahuan perawatan kaki yang tepat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku perawatan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana pengetahuan lansia tentang perawatan kaki diabetik dan bagaimana perilaku perawatan kaki pada lansia. Penelitian ini merupakan peneltiian kuatitatif dengan desain cross sectional yang menggunakan teknik probability sampling dengan teknik simple random sampling pada 82 lansia dengan diabetes melitus tipe 2. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Diabetic Foot Care Knowledge Scale merupakan kueisioner yang sering dipakai dalam mengukur pengetahuan seseorang penderita diabetes tentang perawatan kaki, dan The Nottingham Assessment of Functional Foot Care untuk mengukur perilaku perawatan kaki. Hasil penelitian ini menunjukan 52,4 % responden berpengetahuan baik, 47,6 % responden berpengetahuan cukup dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang. Perilaku perawatan kaki pada responden menunjukan 61 % berperilaku positif dan 39% berperilaku negatif. Hasil Analisa korelasi chi-square antara pengetahuan tentang perawatan kaki dengan perilaku perawatan kaki diperoleh nilai r-Value (0,000) < a (0,05), sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang perawatan kaki dengan perilaku perawatan kaki pada lansia dengan diabetes melitus tipe 2.

Diabetes foot care is crucial for individuals with diabetes mellitus. Elderly individuals undergoing the aging process experience various declines in organ functions, including blood vessels, nerves, and resistance to infections. This condition predisposes the elderly to a higher risk of developing diabetic foot problems. Foot care behavior is an integral component of diabetic foot management. Adequate knowledge of foot care is one of the factors influencing foot care behavior. This research aims to identify the extent of elderly individuals' knowledge regarding diabetic foot care and assess their foot care behavior. The study employs a quantitative approach with a cross-sectional design, utilizing probability sampling techniques through simple random sampling on 82 elderly individuals with type 2 diabetes mellitus. The instruments  used including the Diabetic Foot Care Knowledge Scale questionnaire, frequently used to assess a diabetic patient's knowledge of foot care, and The Nottingham Assessment of Functional Foot Care to evaluate foot care behavior. The research findings reveal that 52.4% of respondents have good knowledge, 47.6% have sufficient knowledge, and no respondents have inadequate knowledge. Regarding foot care behavior, 61% of respondents exhibit positive behavior, while 39% exhibit negative behavior. The chi-square correlation analysis between knowledge of foot care and foot care behavior yields a ρ-Value (0.000) < α (0.05), indicating a significant relationship between the level of knowledge of foot care and foot care behavior in elderly individuals with type 2 diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katuuk, Mario Esau
"Komplikasi kronis pada diabetes melitus berupa ulkus kaki diabetik dapat dicegah dengan melakukan perawatan kaki mandiri. Salah satu faktor yang berperan dalam perilaku perawatan kaki adalah efikasi diri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan perilaku perawatan kaki pada individu dengan diabetes melitus tipe 2 (DMT2).
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan crossectional, melibatkan 74 individu dengan DMT2. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner karakteristik demografi, Foot Care Confidence Scale, Nottingham Assessment of Functional Footcare, dan pengetahuan perawatan kaki.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang bermakna antara efikasi diri dengan perilaku perawatan kaki (r = 0.303; p = 0.009). Hasil analisis multivariat didapatkan efikasi diri menjadi prediktor terhadap perilaku perawatan kaki setelah dikontrol oleh pengetahuan dan tingkat pendidikan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlunya upaya untuk memperbaiki perilaku perawatan kaki pada individu dengan DMT2 dengan meningkatkan efikasi diri menggunakan sumber-sumber efikasi diri yang ada.

Chronic complications of type 2 diabetes mellitus such as diabetes foot ulcer could be prevented by performing foot self care. Self efficacy is the most important role in foot care.
This study aims to investigate the relationship between self efficacy and foot care behavior.
This study was observational analytic with cross-sectional approach, recruited 74 people with type 2 diabetes mellitus using consecutive sampling method. Data collection was done using demographic questionnaire, Foot Care Confidence Scale, Nottingham Assessment of Functional Foot-care and diabetic foot self care knowledge.
The result showed that there was a positive relationship between self efficacy and foot care behavior (r = 0.303; p = 0.009). Multivariate analysis showed that self efficacy became a strong predictor of foot self care behavior along with knowledge and educational level.
In conclusion, it is needed to improve foot self care in people with type 2 diabetes mellitus through increasing self efficacy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Apriani
"Latar Belakang.Pengetahuan dan perilaku perawatan kaki secara mandiri merupakan dasar yang harus dimiliki oleh pasien diabetes melitus. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian edukasi perawatan kaki melalui aplikasi diary monitoring terhadap pengetahuan dan perilaku perawatan kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan pendekatan pre-post test dengan kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 72 responden yang dibagi menjadi 36 respoden kelompok intervensi dan 36 responden kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan perlakuan edukasi standar RS dan pemberian aplikasi diary monitoring perawatan kaki (penginstalan, penjelasan penggunaan), sedangkan kelompok kontrol hanya diberikan edukasi standar RS (leaflet). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rerata selisih skor tingkat pengetahuan perawatan kaki antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol p value 0,003 (<0,05), ada perbedaan yang signifikan rerata selisih skor perilaku perawatan kaki antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol p value 0,000 (<0,05). Aplikasi diary monitoring diharapkan dapat diterapkan pada pasien secara mandiri dan mudah dilakukan di rumah agar dapat meningkatan pengetahuan dan perilaku perawatan kaki pada pasien DM tipe 2.

Background.Knowledge and behavior of independent foot care are supposed to be the fundamental owned by diabetes mellitus patients. Objective this study aims to determine the effectiveness of providing foot care education through a diary monitoring application on knowledge and foot care behavior in type 2 diabetes mellitus patients. Methods uses a quasi-experimental approach with a pre-post test approach with a control group. The sample in this study consisted of 72 respondents who were divided into 36 respondents in the intervention group and 36 respondents in the control group. The intervention group was given standard hospital educational treatment and the foot care diary monitoring application (installation, explanation of use), while the control group was only given standard hospital education (leaflets). Results of this study show that there is a significant difference in the mean difference in foot care knowledge level scores between the intervention group and the control group p value 0.003 (<0.05), there is a significant difference in the mean difference in foot care behavior scores between the intervention group and the control group p value 0.000 (<0.05). It is hoped that the diary monitoring application can be applied to patients independently and is easy to do at home in order to increase knowledge and foot care behavior in type 2 DM patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Diani
"Upaya pencegahan primer pada pengelolaan kaki diabetik bertujuan untuk mencegah luka kaki secara dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan praktik perawatan kaki pada klien diabetes melitus tipe 2 di Kalimantan Selatan. Penelitian ini merupakan penelitan descriptive correlational dengan desain cross sectional dan jumlah sampel sebanyak 106 orang. Hasil analisis Chi Square menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan praktik perawatan kaki pada klien diabetes melitus tipe 2 (p=0,040). Faktor pengetahuan memiliki peluang 2,38 kali untuk melakukan praktik perawatan kaki. Direkomendasikan untuk perlunya dikembangkan pendidikan kesehatan tentang perawatan kaki dan pemeriksaan kaki.

Primary prevention in management of diabetic foot is to prevent foot injuries. This study aimed to determine the correlation between knowledge and practice of foot care in the type 2 diabetic patients in South Kalimantan. This study was a descriptive correlational research with cross sectional design and recruited 106 samples. Chi Square analysis results showed a significant correlation between knowledge and practice of foot care in the type 2 diabetic patients (p = 0.04). Factor of knowledge had chance 2,38 times on performing practice of foot care. This study recommended the important of development of health education about foot care and foot examination.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Aisyah
"ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis seumur hidup yang dapat
menyebabkan komplikasi pada berbagai sistem tubuh. Salah satu komplikasi yang
sering terjadi adalah ulkus kaki diabetik yang dapat dipicu oleh kepatuhan yang
rendah dalam melakukan perawatan kaki diabetik, sehingga memerlukan suatu
strategi untuk meningkatkan kepatuhan tersebut dengan memberikan edukasi
kelompok.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi efektivitas program edukasi kelompok
terhadap kepatuhan melakukan perawatan kaki pada pasien DMT2. Desain
penelitian ini adalah quasi experimental pre-post test with control group, masingmasing
kelompok terdiri dari 19 responden dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan consecutive sampling. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya
perbedaan kepatuhan dalam melakukan perawatan kaki pada kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan, dimana pada kelompok perlakuan memiliki kepatuhan
yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol setelah diberikan edukasi kelompok
(p=0,032). Metode edukasi kelompok ini dapat digunakan sebagai alternatif
metode edukasi untuk pasien DMT2 oleh perawat yang bertugas di ruang rawat
dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.

ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is a longlife chronic disease that can cause complications
in a several of body systems. One of the most common complications is diabetic
foot ulcers which induced by non-adherence of foot care, therefore it requires a
strategy to improve adherence by means group education program.
This study aimed to identify the effectiveness of group education program to
foot care adherence among type 2 diabetic patients. The study design was a
quasy experimental pre-post test with control group, consisted of 19 respondents
for each group, recruited uses consecutive sampling. The result of the Chi Square
analysis showed there was significant difference on foot care adherence in the
control group and the treatment group, whereas in the treatment group indicated
higher adherence compared with the control group after given group education
program (p = 0.032). This group educational method can be used as an
alternative method of education for T2DM patients to improve the quality of
nursing care."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifin
"Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang bisa menyebabkan banyak komplikasi pada penderitanya sehingga menurunkan kulitas hidup bahkan kematian. Salah satu komplikasi paling sering yang terjadi adalah masalah pada kaki seperti kehilangan sensori, ulkus kaki diabetik, hingga amputasi. Pencegahan komplikasi masalah kaki ini harus aktif dilakukan sebagai bentuk preventif dan promotif di masyarakat. Tujuan dari penulisan karya ilimiah ini adalah memberikan gambaran asuhan keperawatan pada kelurga dengan masalah ketidafektifan manajemen kesehatan. Metode yang digunakan adalah laporan asuhan keperawatan keluarga dari tahap pengkajian hingga evaluasi. Intervensi keperawatan dilakukan selama tiga minggu dengan intervensi unggulan yang dilakukan adalah perawatan kaki diabetes. Hasil evaluasi menunjukan bahwa intervensi yang dilakukan efektif untuk mencegah masalah kaki diabetes dan meningkatkan kesadaran keluarga atas pentingnya perawatan kaki secara rutin. Intervensi perawatan rutin disarankan digunakan oleh perawat dalam memberikan tindakan preventif dan promotif pada penderita diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

Diabetes is a chronic condition that can lead to several complications in patients, lowering quality of life and even causing death. Foot issues including sensory loss, diabetic foot ulceration, and even amputation are among the most frequent consequences that can arise. As a form of prevention and social promotion, it is imperative to aggressively pursue the prevention of foot problem complications. This scholarly paper aims to give a general overview of nursing care for families who have issues with inefficient health management. A report on family nursing care from the assessment to evaluation stages is the technique adopted. The nursing intervention was carried out for three weeks with the leading intervention carried out being examination and treatment of diabetic feet. According to the evaluation's findings, the intervention is successful in preventing diabetic foot issues and raising family awareness of the value of regular foot examinations and maintenance. It is advised that nurses provide preventative and promotive measures to diabetes mellitus patients as part of routine assessment and care interventions in order to stop further complications."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Fathiani Rahma
"Diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang disebabkan oleh tingginya kadar glukosa darah. Tingginya kadar glukosa darah yang terjadi terus menerus dapat mengakibatkan munculnya komplikasi. Komplikasi yang paling sering pada diabetes melitus yaitu ulkus diabetikum. Ulkus diabetikum disebabkan karena terjadinya neuropati perifer dan penyakit arteri perifer. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan diabetes melitus untuk mencegah terjadinya ulkus diabetikum. Intervensi keperawatan yang diberikan yaitu melakukan perawatan kaki. Selain itu juga, dilakukan pengontrolan glukosa darah dan pemberian edukasi kesehatan. Hasil evaluasi dari implementasi keperawatan yang diberikan yaitu sel-sel kulit mati pada kaki berkurang, kulit kaki tidak kering, pulsasi baik, dan kadar glukosa darah stabil.Kata Kunci: Diabetes melitus, glukosa darah, perawatan kaki
Diabetes mellitus is a chronic disease caused by high blood glucose levels. The high levels of blood glucose that occur continuously can lead to the emergence of complications. The most frequent complication of diabetes mellitus is diabetic ulcers. Diabetic ulcers are caused due to the occurrence of peripheral neuropathy and peripheral arterial disease. This paper aims to analyze the provision of nursing care to clients with diabetes mellitus to prevent the occurrence of diabetic ulcers. Nursing intervention is given that is doing foot care. In addition, controlled blood glucose and health education. The results of evaluation of the nursing implementation that is given are dead skin cells in the leg is reduced, the skin of the foot is not dry, good pulsation, and blood glucose levels stable "
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyanti
"ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terjadi di
seluruh negara di dunia, dan terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang
signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik
mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke
tungkai, yang dapt berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perawatan kaki dengan
risiko ulkus kaki diabetes. Jenis penelitian ini adalah non eksperimentalkorelasional
dengan desain cross sectional. Jumlah responden dalam pemelitian
ini adalah 45. Hasil analisis bivariat didapatkan perawatan kaki (p=0.003) dan
pemilihan dan pemakaian alas kaki (p=0.008) berhubungan dengan risiko ulkus
kaki diabetes. Hasil analisis multivariat didapatkan bahwa perawatan kaki
berhubungan dengan risiko ulkus dengan p<0.05 (p=0.013). Diabetisi dengan
perawatan kaki yang baik berpeluang untuk mencegah risiko ulkus kaki diabetes
sebesr 14 kali dibandingkan dengan diabetisi yang perawatan kakinya buruk.

ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is one of chronic diseases that exist in all countries in
the world and keep growing significantly from year to year. Long term
complication from diabetes, both micro vascular and macro vascular, can cause
insufficiently blood supply to hills which can culminate to ulcer infection and
will end with an amputation.
The purpose of this research is to know the relationship between foot care and
ulcer risk of diabetes foot. This research design is non experimental- corelational
with sectional cross design. In this research, there are 45
respondents. Based on Bivariate analysis, it is known that foot care (p=0.003)
and footwear choice and usage (p=0.008). Multivariate analysis showed that
foot care related to ulcer risk with p<0.05 (p=0.013). People with diabetes who
get good foot care have chance to prevent diabetes foot ulcer risk 14 times
compared with people with diabetes who get poor foot care."
2012
T31066
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Irene Hendrata
"Latar Belakang: Prevalensi Diabetes Melitus (DM) tipe 2 cenderung meningkat di seluruh dunia dan keteraturan pengobatan masih menjadi masalah hingga saat ini. Penelitian terdahulu menemukan bahwa terdapat hubungan antara temperamen dengan kontrol glukosa namun belum banyak penelitian yang membahas hal ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara temperamen dengan terkontrol atau tidak terkontrolnya DM tipe 2.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling pada 110 penyandang DM tipe 2 di Poliklinik Metabolik Endokrin RSCM selama bulan Agustus-Desember 2015. Responden dikelompokkan menjadi penyandang DM terkontrol atau DM tidak terkontrol berdasarkan hasil laboratorium HbA1c terakhir. Responden mengisi kuesioner Modified-Temperament and Character Inventory versi bahasa Indonesia.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor temperamen harm avoidance, novelty seeking, dan reward dependence tidak berhubungan bermakna dengan terkontrol atau tidak terkontrolnya DM tipe 2.
Simpulan: Tidak ada hubungan bermakna antara temperamen dengan pengendalian kadar HbA1c pada penyandang DM tipe 2.

Background: Prevalence on type 2 Diabetes Mellitus (DM) tend to increase across the world and regulating treatment still being one of the matters to be discussed until recently. Previous research had found that there are correlations between temperament with glucose control but with limited study on that area. This research aim to qualify the relationship between temperament to controllable or uncontrollable type 2 DM.
Method: This research is a cross sectional sampling method. Sampling conducted with consecutive sampling on 110 respondents with type 2 DM in RSCM Metabolism Endocrine Polyclinic, sampling was done between August to December 2015. Respondents are grouped to two different groups which is controllable DM and uncontrollable DM based on last HbA1c laboratory results. Respondents were requested to fill up Modified-Temperament and Character Inventory questionnaire in Bahasa Indonesia.
Results: Result on this research indicates that temperament score in harm avoidance, novelty seeking, and reward dependence are unrelated with whether Type 2 DM being controllable or uncontrollable.
Conclusion: Absent of significant relation between temperament and HbA1c level control in type 2 DM patients.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuikita Wachid
"Gangguan pada fungsi insulin membuat pasien diabetes mellitus tipe 2 mengalami kondisi hiperglikemia. Kondisi tersebut membuat pasien diabetes mudah terbangun di malam hari karena nokturia dan mempunyai durasi tidur yang pendek. Penurunan kualitas tidur pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, perubahan emosional dan dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara kualitas tidur dengan manajemen perawatan diri. Penelitian ini juga meneliti variabel yang dapat mempengaruhi manajemen perawatan diri seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama penyakit diabetes, tingkat stress, dukungan keluarga dan ulkus diabetikum. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan menggunakan kuesioner karakteristik responden, pittsburgh sleep quality index, perceived stress scale, diabetes self-management questionnaire dan dukungan keluarga. Penelitian ini dilakukan pada 152 pasien diabetes mellitus tipe 2 yang terbagi menjadi 79 responden tanpa ulkus diabetikum dan 73 responden dengan ulkus diabetikum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 63.2 responden memiliki kualitas tidur yang buruk, 59.2 responden memiliki stress ringan, 57.2 responden memiliki dukungan keluarga buruk dan 56.6 memiliki perilaku manajemen perawatan diri diabetes baik. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan manajemen perawatan diri diabetes p < 0.05. Hubungan yang bermakna juga ditemukan pada variabel lama penyakit DM dan tingkat stress p < 0.05. Tidak ada hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dukungan keluarga dan ulkus diabetikum dengan manajemen perawatan diri diabetes. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan manajemen perawatan diri diabetes pada pasien diabetes mellitus tipe 2.

Insulin disturbance on diabetes mellitus patients has lead them to have hyperglycemia. This condition makes diabetics had to wake up at night due to nocturia and they also had a short duration of sleep. Decreased sleep quality in patients with type 2 diabetes can interfere their daytime functions, alterations in emotions and decrease their quality of life. Purpose of this study was to examine relationship between sleep quality and self care management among diabetes type 2 patients. This study also added some variables that may affect management of self care such as age, gender, education level, duration of diabetes, stress levels, family support and diabetic foot ulcers. This research using cross sectional methods with questionnaire consist of patient characteristic, Pittsburgh sleep quality index, perceived stress scale, diabetes self management questionnaire and family support. This research has been conducted in 152 diabetes type 2 patients who were divided into 79 respondents without diabetic foot ulcers and 73 respondents with diabetic foot ulcers. Result of this study showed that 63.2 of respondents have poor sleep quality, 59.2 of respondents have mild stress, 57.2 of respondents have poor family support and 56.6 have good diabetes self management behavior. This study also found that there is a significant relationship between sleep quality with diabetes self care management p 0.05. This study also found that there is significant relationship between duration of diabetes and stress level p 0.05. There is no significant relationship between age, sex, education level, family support and diabetic ulcers with diabetes self management care. Conclusion of this study is significant relationship between sleep quality and diabetes self care management on diabetes type 2 patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>