Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8722 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Nurwikan Fitriani
"Masjid Raya Sheikh Zayed Solo di Indonesia adalah salah satu proyek monumental yang mencerminkan diplomasi budaya Uni Emirat Arab di Indonesia, serta merupakan simbol persahabatan dan hubungan bilateral kedua negara. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana diplomasi budaya diaplikasikan melalui masjid ini, serta dampaknya pada hubungan bilateral. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dengan pemangku kepentingan terkait, analisis dokumen, observasi, dan analisis isi. Hasil temuan dari penelitian ini, diketahui bahwa Uni Emirat Arab merupakan negara yang aktif dalam praktik diplomasi budaya. Diplomasi budaya Uni Emirat Arab yang diperkenalkan adalah nilai multikultural dan toleran yang digambarkan pada arsitektur, interior, eksterior, dan kegiatan-kegiatan masjid. Website dan sosial media digunakan untuk mendukung terwujudnya diplomasi budaya adalah website, sosial media, dan kegiatan yang diadakan. Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk memperkuat praktik diplomasi budaya Uni Emirat Arab, dan pemeliharaan warisan budaya Uni Emirat Arab di masa depan.

The Sheikh Zayed Grand Mosque in Solo, Indonesia, is one of the monumental projects reflecting the cultural diplomacy of the United Arab Emirates in Indonesia. It serves as a symbol of friendship and bilateral relations between the two countries. This research aims to understand how cultural diplomacy is applied through this mosque and its impact on bilateral relations. The research methodology employs a qualitative approach, collecting data through interviews with relevant stakeholders, document analysis, observation, and content analysis. The findings reveal that the United Arab Emirates actively engages in cultural diplomacy practices. The introduced cultural diplomacy values of the UAE include multiculturalism and tolerance, reflected in the architecture, interior, exterior, and activities of the mosque. Websites and social media platforms are utilized to support the realization of cultural diplomacy, along with organized events. This research can serve as a foundation to strengthen the United Arab Emirates' cultural diplomacy practices and the preservation of its cultural heritage in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Caldha Khairunnisa
"Keberadaan hanbok sebagai pakaian tradisional Korea telah dikenal secara global. Dengan desain yang unik, nilai budaya, serta perannya dalam merepresentasikan identitas nasional Korea, hanbok telah melampaui sekedar pakaian tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi Korea Craft and Design Foundation (KCDF) dalam meningkatkan popularitas hanbok. Adapun Metode penelitian yang digunakan berupa pendekatan kualitatif deskriptif dengan melalui pengumpulan suatu data dari berbagai sumber yang tersedia di internet, seperti jurnal, artikel, dan penelitian sebelumnya yang berfokus pada diplomasi budaya dan hanbok. Penelitian ini mengidentifikasi serangkaian strategi yang digunakan oleh KCDF untuk mempromosikan hanbok di tingkat internasional. Melalui berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan oleh KCDF, strategi yang diterapkan untuk meningkatkan popularitas hanbok diakui berhasil, sebagaimana dicerminkan dari tercapainya tujuan KCDF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengenalan dan pempopuleran hanbok melalui strategi yang dilakukan oleh KCDF berpengaruh terhadap bertambahnya minat masyarakat internasional terhadap hanbok.

The existence of hanbok as traditional Korean clothing is known globally. With its unique design, cultural value, and role in representing Korean national identity, hanbok has gone beyond just traditional clothing. This research aims to analyze the Korea Craft and Design Foundation (KCDF) strategy in increasing the popularity of hanbok. The research method used is a descriptive qualitative approach by collecting data from various sources available on the internet, such as journals, articles and previous research that focuses on cultural diplomacy and hanbok. This research identifies a series of strategies used by the KCDF to promote hanbok at the international level. Through various activities that have been organized by KCDF, the strategies implemented to increase the popularity of hanbok are recognized as successful, as reflected in the achievement of KCDF's goals. The research results show that the introduction and popularization of hanbok through the strategy carried out by the KCDF has had an effect on increasing the international community's interest in hanbok."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afrianti Wulandari
"Tesis ini menganalisis kreativitas, kebersamaan dan pendidikan dalam Jak-Japan Matsuri 2009-2013 sebagai diplomasi budaya Jepang. Dengan menggunakan teori soft power didukung oleh konsep diplomasi budaya, konsep kebudayaan dan konsep sosialisasi. Dalam lima tahun terakhir, pemerintah Jepang secara aktif menggelar perayaan pekan budaya Jepang di Jakarta yang dinamai Jak-Japan Matsuri. Penyelenggaraan perayaan ini berisikan kegiatan pertunjukan budaya Jepang dan Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan dengan adanya bekerjasama antara warga negara Jepang di Jakarta didukung oleh pemerintah Jepang bekerjasama dengan Indonesia melalui pemerintah daerah khusus ibu kota Jakarta. Jak-Japan Matsuri dapat dikatakan telah menciptakan ketertarikan dan kekaguman masyarakat Indonesia yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, dilihat dari jumlah pengunjung yang selalu padat tiap tahunnya.

This thesis analyzes of creativity, unity and education in the Jak-Japan Matsuri Japan 2009-2013 as cultural diplomacy. By using the soft power theory is supported by the concept of cultural diplomacy, cultural concepts and the concept of socialization. In the last five years, the Japanese government is actively held a celebration of Japanese culture week in Jakarta, called Jak-Japan Matsuri. This festival consists of performances of Japanese culture activities and Indonesia. This event was organized with the collaboration between Japanese citizens in Jakarta, supported by the Japanese government in cooperation with the Indonesian government through capital city of Jakarta government. Jak-Japan Matsuri Can be said to have created the interest and admiration of the people of Indonesia who live in Jakarta and surrounding areas, judging from the number of visitors each year who are always crowded.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Passin, Herbert
New York: Praeger, 1962
951.05 PAS c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Galang Budi Arcana
"ABSTRAK
Interaksi antarnegara dalam era globalisasi memicu interpenetrasi dan integrasi budaya antarnegara. Akibatnya, proses diplomasi budaya dan soft power menjadi faktor signifikan dalam menjamin eksistensi negara di panggung internasional. Dalam konteks ini, Prancis merupakan negara yang memelopori diplomasi budaya modern melalui institusi pembelajaran bahasa. Buku pengajaran bahasa Prancis Alter Ego A1 yang diterbitkan oleh Hachette FLE pada 2012 mengandung materi yang sesuai dengan tingkatan paling dasar dari standar CECRL (Cadre Européen Commun de Référence pour les Langues) yang berlaku di Eropa. Karena buku ini merupakan salah satu produk konkret dari institusi pembelajaran bahasa Prancis, Penelitian ini berusaha untuk menemukan bagaimana usaha diplomasi budaya Prancis dilaksanakan melalui pengajaran bahasa. Dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis oleh Fairclough dan teori soft power currencies oleh Vuving, ditemukan berbagai citra positif yang dibangun dalam teks mengenai negara dan masyarakat Prancis. Citra-citra tersebut dibangun melalui elemen visual dan pemilihan topik bahasan yang secara implisit menjadi sarana Prancis untuk mengimplementasikan soft power dalam aspek brilliance dan beauty kepada pembaca.

ABSTRACT
Interaction between countries in the era of globalization trigger cultural interpenetration and integration. As a result, the process of cultural diplomacy and soft power become a significant factor in ensuring the existence of the country on the international stage. In this context, France is the pioneer of modern cultural diplomacy through language learning institutions. The french textbook Alter Ego A1 published by Hachette FLE in 2012 contains learning material that matches the most basic level of the european CECRL standard (Cadre Européen Commun de Référence pour les Langues). Since this book is a concrete product of a french language learning institution, this study seeks to discover how french cultural diplomacy efforts are carried out through language teaching. By using the Critical Discourse Analysis approach by Fairclough and Vuving's Soft Power Currencies theory, this study found various positive images regarding the french state and society. These images are constructed by visual elements and the selection of topics which implicitly become France's tool to implement soft power in the aspects of brilliance and beauty to the reader."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Natila Rizka Safitri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dampak krisis ekonomi Eropa tahun 2008 terhadap Diplomasi Kebudayaan dua negara Uni Eropa (Prancis, Jerman) serta Republik Federasi Rusia di Indonesia. Dalam penelitian ini akan fokus pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Pusat Kebudayaan ketiga negara yaitu Istitut Francais Indonesie (IFI), Goethe Institut, dan Pusat Kebudayaan Rusia sebagai bentuk Diplomasi Kebudayaan.

This study aimsto determine the effect and impact of the European economic crisis in 2008 against Cultural Diplomacy two EU countries (France, Germany) and the Republic Federation of Russian to Republic of Indonesia. In this research will be focus on the activities in Cultural Centre of three countries, Istitut Francais Indonesie (IFI), the Goethe Institute and Russia Cultural Centeras a form of Cultural Diplomacy.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Ronny Wazier
"Sebagai negara adidaya dalam bidang kebudayaan, diplomasi budaya merupakan sebuah isu yang sangat penting bagi Indonesia dan ditunjukan oleh meningkatnya frekuensi diplomasi budaya yang dilakukan oleh tokoh-tokoh politik dalam beberapa tahun belakangan. Tugas Akhir ini menganalisis pidato Bacharuddin Jusuf Habibie di tahun 2014 yang memiliki beberapa karakteristik dan dapat dianggap sebagai sebuah bentuk diplomasi budaya. Pidato ini diberikan di Amerika Serikat dan ditonton oleh akademisi serta pemerhati asing proses berlangsungnya demokrasi Indonesia. Tugas Akhir yang menggunakan metode kualitatif deskriptif ini menganalisis video B.J. Habibie yang di terbitkan pada 2016 melalui perspektif linguistik, tepatnya melalui analisis wacana kritis terhadap pidato yang diberikan untuk menganalisis kualitas diplomasi budaya dalam pidato tersebut. Tugas Akhir ini menganalisis pidato tersebut dengan menggunakan kerangka berpikir analisis wacana kritis dan pedoman diplomasi budaya yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2018. Meskipun pidato tersebut tidak pernah ditulis dengan tujuan untuk mendiplomasikan kebudayaan indonesia, analisis melalui kedua kerangka berpikir tersebut telah menemukan bahwa B.J. Habibie telah berhasil mendiplomasikan budaya Indonesia melalui pidato tersebut. Namun, bentuk diplomasi budaya yang dilakukan oleh B.J. Habibie cenderung berbeda dengan yang dijelaskan oleh pedoman diplomasi budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, sehingga perlu adanya revisi terhadap panduan tersebut.

As the world’s culture superpower, cultural diplomacy is an important issue to Indonesia which was noted by the frequency of cultural diplomacy done by Indonesian political figures in recent years. This paper analyzes Bacharuddin Jusuf Habibie’s speech in 2014 in the United States to foreign scholars observing the process and system of Indonesian democracy. The aim of this paper is to analyze the quality of the speech’s cultural diplomacy and identifying the Indonesian cultural diplomacy speech model by Mr. Habibie. This descriptive qualitative method paper examined Mr. Habibie’s speech video, which was published in 2016, through the perspective of linguistics. Specifically, this paper analyzed the speech through a critical discourse analysis (CDA) framework and the cultural diplomacy guide that is published by the Indonesian Ministry of Education and Cultural Affairs in 2018. Although the speech was never explicitly intentioned as a speech to promote Indonesian culture, this paper founds that Mr. Habibie has done the action of cultural diplomacy through this specific speech. However, Mr. Habibie’s cultural diplomacy is found to be different from the Indonesia’s Ministry of Education and Cultural affairs’ cultural diplomacy guide which prompted the need to have a re-examination and re-construction of the guide.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Qosym Yus
"World Expo adalah pameran internasional yang menghadirkan negara-negara dari seluruh dunia untuk memamerkan budaya dan penemuan terbaru mereka dalam pengembangan kelangsungan hidup yang baik di masa depan. Pada tahun 2021 Dubai, Uni Emirat Arab terpilih menjadi tuan rumah World Expo. Uni Emirat Arab memaksimalkan acara ini karena Dubai Expo 2020 merupakan cara yang efektif untuk membangun citra yang baik. Uni Emirat Arab melakukan diplomasi publik melalui serangkaian acara Dubai Expo 2020. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi diplomasi publik Uni Emirat Arab melalui Dubai Expo 2020. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya-upaya diplomasi publik Uni Emirat Arab melalu Dubai Expo 2020. Periset menggunakan satu konsep dalam hubungan internasional, yakni konsep tiga lapisan diplomasi publik dengan metode riset berupa metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan Teknik wawancara sebagai data primer dan teknik pengumpulan data sekunder berupa kajian pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan strategi diplomasi publik yang dilakukan oleh masing-masing aktor dari Uni Emirat Arab dapat mencapai tujuan diplomasi publik dalam jangka pendek melebihi ekspektasi di dunia internasional. Upaya-upaya yang dilakukan oleh para aktor hubungan internasional ini sesuai dengan bentuk tiga lapisan diplomasi publik serta cukup memenuhi konten dari setiap lapisan tersebut, yakni: monolog, dialog serta kolaborasi.

The World Expo is an international exhibition that brings countries around the world to showcase their culture and latest discoveries in the development of good survival in the future. In 2021 Dubai, United Arab Emirates was chosen to host the World Expo. The United Arab Emirates maximised this event because Expo 2020 Dubai could be considered an effective way to build a good image. The United Arab Emirates conducted public diplomacy through a series of Dubai Expo 2020 events. The problem in this study is how the United Arab Emirates' public diplomacy strategy through Dubai Expo 2020. This research aims to analyse the United Arab Emirates' public diplomacy efforts through Dubai Expo 2020. Researchers use one concept in international relations, namely the concept of three layers of public diplomacy with a research method in the form of a descriptive qualitative method with interview techniques as primary data and secondary data collection techniques in the form of literature review. The results of this study indicate that the success of public diplomacy strategies carried out by each actor from the United Arab Emirates can achieve public diplomacy goals in the short term beyond expectations in the international world. The efforts made by these international relations actors are in accordance with the form of three layers of public diplomacy and sufficiently meet the content of each layer, namely: monologue, dialogue and collaboration. "
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fakhri Pratama
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan selama memimpin Uni Emirat Arab pada periode 1971 hingga 2004. Landasan teori yang digunakan adalah teori kebijakan negara serta teori modernisasi dan teori kekuasaan untuk memahami tentang kekuatan dari kebijakan yang sangat berpengaruh bagi kehidupan negaranya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah dengan jenis penelitian deskriptif. Berakhirnya perjanjian antara Inggris dengan emirat di Teluk Arab memunculkan keinginan membentuk sebuah negara yang berdaulat. Pada 2 Desember 1971, enam emirat di kawasan Teluk Arab bersatu dan mendirikan negara federasi yaitu Uni Emirat Arab. Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan didaulat menjadi presiden pertama. Selama memimpin UEA, Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan melakukan modernisasi melalui kebijakan di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Kebijakan politik memberlakukan dua sistem pemerintahan yaitu sistem federal dan sistem tradisional. Kebijakan Ekonomi yaitu tidak diberlakukannya pajak. Kebijakan Sosial berupa pelayanan pendidikan dan kesehatan gratis. Kebijakan Budaya yaitu dengan mendirikan institusi-institusi kebudayaan di setiap emirat. Kebijakan-kebijakan tersebut memberi dampak yang positif bagi kehidupan Uni Emirat Arab.

ABSTRAK
This thesis aimed to discuss about Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan?s policies since led the United of Arab Emirate in the period 1971 to 2004. The analysis was performed using the theory of state policy and the theory of modernization as well as the theory of power to understand about the power of the most influential policies to his country life. This thesis used historical research method with descriptive research. The overall of data were obtained by the author through literatures in the form of books, scientific articles, journals, research reported, magazines and related newspaper. The result of this analysis showed the end of agreement between the British with Emirate in the Arabia Gulf which emerged the eagerness to establish a sovereign state. In december 2, 1971, six emirate in the Arabian Gulf were coalesced to establish federal state, namely the United Arab Emirates. Zayed bin Sultan Alnahyan became the first president of the United of Arab Emirates. During leading the UAE, Zayed bin Sultan Alnahyan had modernized through policies in the political, economic, social, and culture fields. The political policy enforced two administration system, namely federal and traditional system. The economic policy enforced no taxation. The social policy given education and health serving freely. The culture policy was such as establishing cultural institutes in the every emirates. The policies given positive impact for the United of Arab Emirates life.
"
2015
S60419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>