Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181660 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukmawati
"Mahasiswa merupakan populasi yang rentan terhadap tindak kekerasan seksual dan risiko tersebut meningkat akibat beragam aktivitas, kunjungan tempat, dan interaksi sosial dengan dampak potensial berupa stres, sehingga diperlukan strategi koping efektif dan dukungan sosial untuk mengatasi dampak psikologis yang timbul. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat stres, strategi koping, dan dukungan sosial pada mahasiswa yang pernah mengalami kekerasan seksual. Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif pada 107 responden dengan kriteria inklusi usia 17-23 tahun yang pernah mengalami setidaknya satu dari empat jenis kekerasan seksual dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan Perceived Stress Scale (PSS) yang dikembangkan oleh Cohen, Kamarck, dan Marmelstein (1983), Brief COPE yang dikembangkan oleh Carver (1997), dan Social Support Questionnaire-6 (SSQ-6) yang dikembangkan oleh Sarason et al (1983). Hasil penelitian menunjukkan 46,7% responden mengalami stres sedang, 50,5% menggunakan strategi koping emotion-focused coping, dan 44,9% menggunakan dukungan emosional. Rekomendasi peneliti bahwa pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan jiwa dan pelayanan psikolog memberikan bimbingan dan konseling untuk korban kekerasan seksual sebagai bentuk dukungan sosial dan upaya untuk mengatasi masalah psikologis berupa stres yang dirasakan, menemukan strategi koping yang efektif, serta pentingnya dukungan sosial.

Students are a population that is vulnerable to sexual violence and the risk increases due to various activities, place visits, and social interactions with potential impacts in the form of stress, so effective coping strategies and social support are needed to overcome the psychological impact that arises. This study aims to identify the description of stress levels, coping strategies, and social support in students who have experienced sexual violence. The research method is quantitative research on 107 respondents with inclusion criteria aged 17-23 years who have experienced at least one of the four types of sexual violence using purposive sampling technique. Instruments used Perceived Stress Scale (PSS) developed by Cohen, Kamarck, and Marmelstein (1983), Brief COPE developed by Carver (1997), and Social Support Questionnaire-6 (SSQ-6) developed by Sarason et al (1983). The results showed 46.7% of respondents experienced moderate stress, 50.5% used emotion-focused coping strategies, and 44.9% used emotional support. Researchers recommend that health services, especially mental nursing services and psychologist services provide guidance and counseling for victims of sexual violence as a form of social support and efforts to overcome psychological problems in the form of perceived stress, find effective coping strategies, and the importance of social support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mylynda Puteri
"Wilayah Jakarta Timur memiliki angka kekerasan anak tertinggi dibandingkan dengan wilayah DKI Jakarta lainnya. Kekerasan yang dialami anak akan mempengaruhi perkembangan psikososialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan psikososial remaja yang pernah mengalami kekerasan di wilayah Jakarta Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian merupakan remaja berusia 11-20 tahun yang pernah mengalami kekerasan berjumlah 385 responden menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian menggunakan kuesioner ICAST versi Bahasa Indonesia dan Y-PSC 35 yang disebarkan secara daring. Hasil penelitian menunjukan bahwa remaja yang pernah mengalami kekerasan di wilayah Jakarta Timur mayoritas tidak mengalami gangguan perkembangan psikososial, tetapi angka remaja yang mengalami gangguan perkembangan psikososial cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat terutama orang tua perlu lebih peka terhadap paparan kekerasan pada anak yang akan berpengaruh pada perkembangan psikososialnya. Pelayanan isu kesehatan mental anak juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi risiko terganggunya perkembangan psikososial anak.

The East Jakarta region has the highest rate of child violence compared to other DKI Jakarta regions. Violence experienced by children will affect their psychosocial development. This research aims to determine the psychosocial development of adolescents who have experienced violence in the East Jakarta area. The research method used is descriptive quantitative with a cross sectional study design. The research sample was adolescents aged 11-20 years who had experienced violence totaling 385 respondents using purposive sampling techniques. The research used the Indonesian version of the ICAST questionnaire and Y-PSC 35 which were distributed online. The research results show that the majority of adolescentswho have experienced violence in the East Jakarta area do not experience psychosocial development disorders, but the number of adolescents who experience psychosocial development disorders is quite high. Based on research results, society, especially parents, need to be more sensitive to children's exposure to violence which will affect their psychosocial development. Services for children's mental health issues also need to be improved to reduce the risk of disrupting children's psychosocial development."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Khalisa Pradiansyah
"Penelitian ini ditujukan untuk menggali lebih mendalam tentang strategi coping dan dukungan sosial pada remaja yang pernah mengalami perundungan. Perundungan merupakan tindakan negatif individu atau kelompok yang bertujuan untuk menyakiti pihak lain, dilakukan secara berulang dan memiliki kekuatan yang tidak seimbang. Korban perundungan kerap kali menghadapi berbagai dampak berkepanjangan dan dapat berpengaruh baik secara akademis maupun nonakademis terhadap mereka hingga setelah lepas dari peristiwa tersebut. Studi kualitatif ini dilakukan dengan melakukan wawancara semi-terstruktur kepada empat orang remaja yang pernah menjadi korban perundungan berusia 17-19 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk perundungan yang dialami oleh para partisipan adalah perundungan verbal, fisik, dan relasional. Untuk mengatasi dampak negatif perundungan, partisipan melakukan strategi emotion-focused coping terlebih dahulu. Setelah kondisi emosinya dirasa tenang, partisipan melakukan problem-focused coping. Dukungan sosial yang diperoleh secara menyeluruh pada partisipan adalah dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan komunitas, dan dukungan kepercayaan diri. Penerimaan dan pemberian bantuan terhadap individu yang pernah menjadi korban perundungan dapat membuat mereka lebih terbuka dan merasa didukung. Dengan demikian lebih besar kemungkinannya untuk dapat bangkit dari trauma masa lalu.

This research is intended to dig deeper into coping strategies and social support for adolescents who have experienced bullying. Bullying is an unjustified, persistent negative action that can be committed by an individual or a group. Bullying victims frequently have a variety of long-lasting effects, which can persist both academically and non-academically long after the incident. Additionally, the social support they receive from a variety of sources (family, the school environment, and peers) is frequently inadequate. The purpose of this study was to learn more about the process participants went through, the coping strategies they employed, and the social support they experienced when confronted with bullying. In order to gather qualitative data for this study, semi-structured interviews with four bullied adolescents between the ages of 17 and 19 were undertaken. The results showed that the forms of bullying experienced by the participants were verbal, physical, and relational bullying. To overcome the negative impact of bullying, participants carried out an emotion-focused coping strategy first. After their emotional state is calm, the participants then do problem- focused coping. Social support obtained as a whole for participants is emotional support, instrumental support, community support, and confidence support. Accepting and providing assistance to individuals who have been victims of bullying can make them more open and feel supported. Thus it is more likely to be able to recover from past trauma."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riana Rahmadaniati
"ABSTRAK
Kurangnya guru pendamping khusus (GPK) dan beragamnya karakteristik siswa berkebutuhan khusus yang harus ditangani guru menambah beban kerja guru SDN Cisalak 3. Tantangan dan beban kerja yang dimiliki guru dapat menimbulkan stres yang akan memengaruhi kesejahteraan fisik, psikis, dan sosial para guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala stres yang dialami guru, mengetahui strategi coping yang digunakan, serta sumber dan bentuk dukungan sosial yang dimiliki dan dirasakan guru dalam menghadapi stres. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gejala stres yang dialami guru SDN Cisalak 3 berupa gejala fisik dan psikologis. Strategi coping yang digunakan para guru adalah active coping dimana guru berupaya untuk mengurangi atau menghilangkan sumber stres. Sedangkan bentuk dukungan sosial yang diterima para guru berupa informational support, emotional support, instrumental support, dan appraisal support yang berasal dari berbagai sumber. Dukungan sosial tersebut membantu guru dalam menghasilkan coping yang adaptif.

ABSTRACT
Lack of special assistant teachers (GPK) and the variety of characteristics of students with special needs that must be handled by teachers, adds to the burden of work of the SDN Cisalak 3 teachers. The challenges and workloads that the teachers have in inclusive schools can cause stress which will affect the physical, psychological and social well-being of the teachers. This research aims to determine the symptoms of stress experienced by the teachers, to know the coping strategies that are being used, and the sources and forms of social support that teachers have and feel in dealing with stress. This research is a qualitative research with a descriptive design. The data collection techniques used in this research are in-depth interviews, observation, and literature studies. The results showed that the stress symptoms experienced by SDN Cisalak 3 teachers are physical and psychological symptoms. Coping strategies that being used by the teachers are active coping strategies where the teachers seek to reduce and eliminate sources of stress. The forms of social support that the teachers have: are in the form of informational support, emotional support, instrumental support and network support from various sources. Those social support help the teachers generate adaptive coping.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Albana Wahyudi
"Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar bagi seluruh dunia. Hal ini mempengaruhi tingkat stres yang dialami semua orang termasuk mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres yang dialami dan mekanisme koping yang digunakan mahasiswa saat sebelum dan selama terjadi Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan adalah 114 mahasiswa S1 Reguler FIK UI tahun 2019 dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres adalah Perceived Stress Scale-10 yang dikembangkan oleh David L. Cohen (1994) dan mengetahui mekanisme koping yang digunakan menggunakan The Brief COPE oleh Carver (1997). Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa mengalami stres sedang saat sebelum (78,1%) dan selama terjadi Covid-19 (82,45%). Mekanisme koping yang digunakan yaitu problem focused coping saat sebelum (75,4%) dan selama terjadi Covid-19 (67,5%) serta adaptive coping saat sebelum (92,1%) dan selama terjadi Covid-19 (90,4%)/ Meskipun terdapat sedikit penurunan antara sebelum dan selama terjadi Covid-19. Hal ini perlu diperhatikan melihat dampak stres yang mungkin terjadi pada mahasiswa. Namun dilihat dari hasil penelitian, meskipun mayoritas mahasiswa memiliki tingkat stres sedang, masih dapat mengatasi stresnya dengan baik karena mayoritas memiliki mekanisme koping yang berfokus pada masalah daripada berfokus pada emosi dan adaptif daripada maladaptif.

Pandemic Covid-19 has a big impact on the whole world. This affects the level of stress experienced by everyone including college students. This study aims to identify the description of the stress levels and the coping mechanism used by college students before and during COVID-19. This study used a descriptive research design. The sample used was 114 FIK UI undergraduate students class of 2019 with total sampling techniques. The instrument used to measure stress levels is Perceived Stress Scale-10 developed by David L. Cohen (1994) and to determine the coping mechanism used by respondents using The Brief COPE questionnaire by Carver (1997). The results showed that the college students experienced moderate stress before Covid-19 (78.1%) and during COVID-19 (82.45%). And the coping mechanisms used are Problem Focused Coping before Covid-19 (75.4%) and during COVID-19 (67.5%) and adaptive mechanisms before Covid-19 (92.1%) and during COVID-19 (90, 4%) Although there is a slight decrease between before and during COVID-19. These results needs to be considered to see the impact of stress that may occur on college students. But from the results of the study, although students have a majority of moderate stress levels, can still handle their stress well because the majority of college students have a coping mechanism that focuses on problems rather than focusing on emotions and adaptive rather than maladaptive."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Angelina Ernawaty
"Skripsi ini mendeskripsikan gambaran dukungan sosial yang diterima oleh mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial UI yang mengalami stres pada masa pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 mengharuskan mahasiswa melakukan penyesuaian, namun tidak semua mahasiswa mampu untuk melakukan penyesuaian, dikarenakan munculnya stresor yang berpengaruh pada kondisi stres mahasiswa. Dukungan sosial merupakan bantuan atau pendampingan yang diberikan oleh orang disekitar individu untuk menghadapi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan. Dukungan sosial diperlukan untuk meminimalisir kondisi stres yang dihadapi oleh mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan kondisi stres mahasiswa pada masa pandemi Covid-19 dan mendeskripsikan gambaran dukungan sosial yang diterima oleh mereka saat mengalami kondisi stres tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif dengan triangulasi sumber data untuk meningkatkan kualitas penelitian. Pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Juni 2022 hingga November 2022 melalui teknik wawancara mendalam kepada sembilan informan yang dipilih berdasarkan kriteria informan dengan teknik purposive sampling. Informan utama adalah mahasiswa S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial 2018 yang mengakses layanan konseling BKM UI ataupun layanan konseling swasta dalam kurun waktu 2021/2022, dengan informan pendukung adalah keluarga (orang tua) dan teman dekat mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat pandemi Covid-19, mahasiswa mengalami stres baik secara akademik maupun non akademik. Stres yang disebabkan aspek akademik meliputi proses perkuliahan seperti metode pengajaran daring dan metode pengerjaan tugas secara kelompok, serta beban studi. Stres yang disebabkan non akademik meliputi kegiatan organisasi, tuntutan pekerjaan magang dan tren magang serta terbatasnya interaksi akibat pandemi. Dalam menghadapi kondisi stres tersebut, mahasiswa mendapatkan dukungan sosial dari orang di sekitar mereka, yaitu keluarga dan teman dekat. Bentuk dukungan sosial yang diberikan antara lain: pertama, dukungan emosional dengan pemberian perhatian, seperti menanyakan kondisi dan mendengarkan cerita mahasiswa serta memberikan semangat. Kedua, dukungan instrumental dengan memenuhi kebutuhan mahasiswa seperti laptop dan hiburan, menyediakan makanan kesukaan, dan memberikan uang jajan. Untuk dukungan informasional diberikan dalam bentuk pemberian saran, pengarahan dan penyampaian informasi yang dibutuhkan. Dukungan sosial yang diperlukan dan lebih banyak diberikan kepada mahasiswa saat mengalami kesulitan adalah dukungan emosional melalui pemberian perhatian dan semangat serta dukungan informasional melalui pemberian saran dan pengarahan pada kesulitan atau kondisi stres mahasiswa.

This thesis describes the picture of social support received by UI Social Welfare Science students who experienced stress during the Covid-19 pandemic. The Covid-19 pandemic requires students to make adjustments, but not all students are able to make adjustments, due to the emergence of stressors that affect student stress conditions. Social support is assistance or assistance provided by people around the individual to face problems that occur in life. Social support is needed to minimize stressful conditions faced by students. The purpose of this study is to describe the stressful condition of students during the Covid-19 pandemic and describe the picture of social support received by them when experiencing these stressful conditions. This research is a qualitative-descriptive research with triangulation of data sources to improve the quality of research. The data collection of this study was carried out from June 2022 to November 2022 through an in-depth interview technique to nine informants selected based on informant criteria with purposive sampling techniques. The main informants are S1 Social Welfare Science 2018 students who access BKM UI counseling services or private counseling services within the 2021/2022 period, with supporting informants being family (parents) and close friends of students. The results of the study found that during the Covid-19 pandemic, students experienced stress both academically and non-academically. Stress caused by academic aspects includes lecture processes such as online teaching methods and methods of working on assignments in groups, as well as study loads. Non-academic stress includes organizational activities, internship demands and internship trends as well as limited interactions due to the pandemic. In dealing with these stressful conditions, students get social support from people around them, namely family and close friends. The forms of social support provided include: first, emotional support by giving attention, such as asking about conditions and listening to student stories and providing encouragement. Second, instrumental support by meeting student needs such as laptops and entertainment, providing favorite food, and providing pocket money. For informational support is provided in the form of providing advice, briefing and conveying the required information. The social support that is needed and given more to students when experiencing difficulties is emotional support through the provision of attention and encouragement and informational support through the provision of advice and direction on student difficulties or stressful conditions."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Purnamasari
"Pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan sistem pembelajaran di perguruan tinggi, yaitu adanya penerapan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring, Akibatnya mahasiswa mengalami masalah penyesuaian diri. Strategi koping penting untuk membantu penyesuaian diri. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa strategi koping berhubungan dengan dukungan sosial, dan dukungan sosial dapat mempengaruhi penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti persepsi dukungan sosial dalam memediasi hubungan strategi koping dan penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama di masa pandemi Covid-19. Partisipan penelitian berjumlah 684 mahasiswa tahun pertama. Instrumen yang digunakan adalah College Adjustment Questionnaire (CAQ), Coping Flexibility Scale-Revised (CFS-R), dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Pengolahan data menggunakan simple mediation. Hasil menunjukkan hubungan antara strategi koping dengan penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama di masa pandemi Covid-19 dimediasi oleh persepsi dukungan sosial dari keluarga (=0.78), teman (=0.60), dan orang penting lainnya (=0.08), p<0.00. Implikasi dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi universitas untuk mengintegrasikan pengembangan keterampilan strategi koping dalam program tahun pertama, serta mendukung hubungan yang positif dan berkelanjutan dengan orang tua, keluarga, dan teman-teman baru yang telah terjalin sebelumnya untuk membantu proses penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama

The Covid-19 pandemic caused changes in the learning system in universities. The implementation of this system entitled Online Distance Learning. Because of the policy, undergraduate students experienced adjustment problems. Coping strategies are important to help with adjustment. Previous studies have shown that coping strategies were related to social support, also can influence the adjustment of first-year students. The purpose of this study was to examine perceptions of social support in mediating the relationship between coping strategies and adjustment of first-year students during the Covid-19 pandemic. The research participants were 684 first year students. The data were collected using The College Adjustment Questionnaire (CAQ), Coping Flexibility Scale- Revised (CFS-R), and The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Data processing using simple mediation. The results show that the relationship between coping strategies and the adjustment of first-year students during the Covid-19 pandemic is mediated by perceived social support from family (=0.78), friends (=0.60), and significant others (=0.08), p< 0.00. The implications of this research could be a consideration for universities to integrate the development of coping strategy skills in the first year program, as well as support positive and sustainable relationships with parents, family, and new friends that have been established previously to help the adjustment process of first year students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Putri Almalia Rahmadini
"Mahasiswa rentan mengalami stres, tidak terkecuali mahasiswa keperawatan. Stres yang umum dialami oleh mahasiswa keperawatan adalah stres akademik. Stres akademik adalah stres yang berasal dari kegiatan akademik. Stres akademik diakibatkan oleh faktor internal yaitu efikasi diri dan faktor eksternal yaitu dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial dengan stres akademik pada mahasiswa keperawatan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dan menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan metode pengambilan sampel stratified random sampling terhadap 246 mahasiswa keperawatan. Instrumen yang digunakan antara lain General Self-Efficacy Scale (GSES), Multidimensional Scale Perceived Social Support (MSPSS), dan Perception of Academic Stress Scale (PASS). Penelitian ini telah lolos uji etik fakultas dengan nomor registrasi KET-060/UN2.F12.D1.2.1/PPM.00.02/2023. Analisis uji statistik yang digunakan yakni uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara efikasi diri dengan stres akademik (p value = 0,000) serta adanya hubungan antara dukungan sosial dengan stres akademik (p value = 0,000). Institusi keperawatan diharapkan dapat memberikan edukasi serta pelatihan mengenai stres akademik, salah satunya dengan cara memberikan intervensi untuk meningkatkan efikasi diri dan memaksimalkan dukungan sosial yang dimiliki oleh mahasiswa keperawatan.

Students are prone to stress, and nursing students are no exception. Stress that is commonly experienced by nursing students is academic stress. Academic stress is stress that comes from academic activities. Academic stress is caused by internal factors, namely self-efficacy and external factors, namely social support. This study aims to identify the relationship between self-efficacy and social support with academic stress in nursing students. This study is a type of quantitative research and uses a cross-sectional research design with a stratified random sampling method of 246 nursing students. The instruments used include the General Self-Efficacy Scale (GSES), Multidimensional Scale Perceived Social Support (MSPSS), and Perception of Academic Stress Scale (PASS). This research has passed the faculty ethics test with registration number KET-060/UN2.F12.D1.2.1/PPM.00.02/2023. The statistical test analysis used was the chi-square test. The results showed a relationship between self-efficacy and academic stress (p value = 0.000) and a relationship between social support and academic stress (p value = 0.000). Nursing institutions are expected to provide education and training on academic stress, one of which is by providing interventions to increase self-efficacy and maximize social support owned by nursing students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Tridho Pamungkas
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh timbulnya stres pada pendamping sosial PKH karena semakin tingginya beban kerja dan banyaknya kendala yang dirasakan akibat dari perkembangan program bantuan sosial di Indonesia selama masa pandemi Covid-19 sampai saat ini. Padahal posisi pendamping sosial PKH sangat vital bagi keberhasilan program, karena mereka yang mengawal pelaksanaan program di lapangan dan harus berhadapan langsung dengan penerima manfaat. Penelitian ini membahas mengenai gambaran kondisi stres, strategi coping, serta sumber dan bentuk dukungan sosial yang dimiliki pendamping sosial PKH Kecamatan Trowulan dalam menghadapi kondisi stres. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, studi dokumen, dan observasi. Sedangkan teknik pemilihan informan yang digunakan yaitu purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak sepuluh orang yang terdiri dari satu orang koordinator kecamatan, tujuh orang pendamping sosial PKH, dan dua orang Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH. Penelitian ini dilaksanakan pada rentang waktu Oktober 2022-Juni 2023 di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala stres yang dirasakan pendamping sosial PKH Kecamatan Trowulan adalah gejala fisik dan psikologis. Gejala fisik yang dialami berupa tekanan darah tinggi, sakit kepala dan pusing, serta kelelahan, sedangkan gejala psikologis yang dirasakan berupa marah dan kesal serta perasaan bersalah. Adapun stressor yang dialami pendamping, diantaranya singkatnya waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, permasalahan yang menyangkut KPM, beban kerja yang tinggi dan kompleks, rotasi wilayah dampingan, urusan domestik pendamping, perubahan pada teknologi yang digunakan dalam pengelolaan data KPM, persoalan gaji, dan tantangan graduasi KPM PKH. Untuk strategi coping yang digunakan oleh para pendamping adalah problem-focused coping dimana pendamping berusaha untuk mengurangi atau menghilangkan sumber stres dan emotion-focused coping dimana pendamping berusaha untuk meminimalkan emosi negatif yang timbul dari stres. Sedangkan bentuk dukungan sosial yang didapatkan para pendamping berupa emotional or esteem support, tangible or instrumental support, dan informational support. Berbagai bentuk dukungan sosial tersebut bersumber dari lingkungan pekerjaan (organizational) yaitu rekan kerja, atasan, keluarga penerima manfaat PKH, pemerintah desa, serta pemerintah daerah dan juga lingkungan keluarga (family) yaitu pasangan dan anak.

This research is motivated by the emergence of stress on PKH social facilitators due to the increasing workload and the many obstacles that are felt as a result of the development of social assistance programs in Indonesia during the Covid-19 pandemic to date. In fact, the position of PKH social facilitators is very vital for the success of the program, because they oversee the implementation of the program in the field and have to deal directly with beneficiaries. This study discusses the description of stressful conditions, coping strategies, as well as the sources and forms of social support that PKH social facilitators in Trowulan District have in dealing with stressful conditions. The approach used in this research is a qualitative approach with a descriptive research type. The data collection techniques used are in-depth interviews, document studies, and observation. While the informant selection technique used was purposive sampling with ten informants consisting of one sub-district coordinator, seven PKH social assistants, and two PKH Beneficiary Families (KPM). This research was carried out in the period October 2022-June 2023 in the Trowulan District, Mojokerto Regency. The results showed that the symptoms of stress felt by PKH social facilitators in Trowulan District were physical and psychological symptoms. Physical symptoms are experienced in the form of high blood pressure, headaches and dizziness, and fatigue, while psychological symptoms are felt in the form of anger and annoyance and feelings of guilt. The stressors experienced by facilitators include short time to complete work, problems related to KPM, high and complex workload, rotation of assisted areas, domestic affairs of companions, changes in technology used in KPM data management, salary issues, and challenges to KPM graduation PKH. The coping strategies used by the facilitators are problem-focused coping where the facilitators tries to reduce or eliminate sources of stress and emotion-focused coping where the facilitators tries to minimize negative emotions that arise from stress. Meanwhile, the forms of social support obtained by the facilitators were in the form of emotional or esteem support, tangible or instrumental support, and informational support. These various forms of social support come from the work environment (organizational), namely co-workers, superiors, PKH beneficiary families, village government, and local government and also the family environment, namely spouses and children."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>