Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 752 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bimo Aryoaji
"Karya ini membahas mengenai bangunan Candi Dermo yang berada di Sidoarjo. Candi Dermo memiliki bentuk yang sudah tidak utuh lagi, yaitu bagian kaki, tubuh, dan sedikit atap. Bagian-bagian yang tersisa terse but semuanya dalam keadaan rusak. Hal ini disebabkan oleh rusaknya batuan penyusun bangunan, yaitu batu bata. Metode analisis yang digunakan adalah analisis bentuk yang digunakan untuk mengidentifikasi masing-masing bagian bangunan. Selain itu diterapkan pula metode anal isis analogi, yaitu membandingkan Candi Dermo dengan bangunan lainnya yang sudah diteliti lebih lanjut untuk mengetahui perkiraan bentuk utuh dari Candi Dermo. Hasil dari penelitian ini ad~lah untuk membuktikan bahwa Candi Dermo bukanlah suatu bangunan candi melainkan gapura. Selain itu dapat diketahui pula perkiraan bentuk utuh, gaya, dan kronologi relatifnya.

This research is to inform the reader about Dermo temple in Sidoarjo. Dermo temple is no longer have complete form, only legs, body, and some of the roof remains. These remaining parts are all in bad condition because the base material, which is bricks are deteriorating. Form analysis are used in this research as method to identify each part of the building. Another method, which is analogy also used to compare Dermo temple with other building. The purpose of this method is to determine the approximate shape of Dermo Temple. The purpose of this research is to proof the structure is a gate, instead of temple. It also include other data, such as form estimation, style, and chronology of the building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S70294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhuhuri Al Alif Megantara
"ABSTRAK
Skripsi ini meneliti mengenai tinjauan arkeologis dan perbandingan arsitektur candi perwara yang terdapat di Percandian Hindu Prambanan dan Percandian Buddha Plaosan Lor. Candi perwara merupakan salah satu bangunan di dalam kompleks candi selain pethirtan dan/atau mandapa. Candi perwara di kedua kompleks candi tersebut terdapat di dalam kompleks candi yang berbeda aliran keagamaan tetapi memiliki persamaan bentuk arsitektur caitya-grha, arah hadap, serta tata letak candi perwara yang sama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk arsitektur, perbandingan arsitektur, serta tinjauan arkeologis candi perwara di Percandian Hindu Prambanan dan Percandian Buddha Plaosan Lor sebagai wujud materi kebudayaan masa Hindu-Buddha di Indonesia, terutama di daerah Jawa. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan bangunan Candi Perwara Prambanan dan Candi Perwara Plaosan Lor. Hasil analisis adalah tinjauan perbandingan arsitektural yang berisi persamaan dan perbedaan kedua gugusan candi perwara. Informasi di dalam tinjauan perbandingan arsitektural digunakan sebagai penafsiran tinjauan arkeologis kedua gugusan candi perwara. Tinjauan arkeologis diperkirakan bahwa gugusan Candi Perwara Prambanan berumur lebih muda pada abad ke - 9 Masehi yang dibuktikan dengan penambahan ragam hias arsitektural yang tidak terdapat pada gugusan Candi Perwara Plaosan Lor.

ABSTRACT
This research examines the archaeological review and the comparison of the Perwara Temple (candi perwara)s architecture which are located in both of the enshrinement named Prambanan Hindu Temple Complex and Plaosan Lor Buddha Temple Complex. Perwara Temple is one of the buildings inside an enshrinement beside the pethirtan or mandapa. Perwara Temple in both of enshrinement are different by religious side but have the same architectural form as temple (candi)s architecture in general or known as caitya-grha. Main purpose of this research is gain the general information of architectural form, architectural comparison and the review from archaeological side in both of the enshrinement, hence as one of the archaeological evidences of Hindu- Buddhist period in Indonesia, especially in Java. Analysis is done by comparing the Perwara Prambanan Temple and Perwara Plaosan Lor Temple. Result of the analysis are archaeological review and architectural comparison, first depicted by the architectural differences both of the perwara temples. Hence, the information of the architectural differences use for elucidate about the Perwara Prambanan Temple which is estimated to be slightly younger in the 9th century AD compared to Perwara Plaosan Lor Temple from the field of architectural decoration.
"
2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lady Nuzulul Barkah Farisco
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas hubungan bentuk dan tata letak bangunan, ornamentasi, dan feng shui yang diaplikasikan pada klenteng Dharma Rahayu Indramayu. Pada pembahasannya dapat dilihat apakah klenteng ini dibangun sesuai dengan aturan feng shui yang umumnya diterapkan dalam bangunan suci dan penerapan yang umumnya ada dalam suatu arsitektur Cina. Selain itu, dapat dilihat ragam ornamen yang terdapat dalam klenteng Dharma Rahayu, apakah memiliki korelasi atau tidaknya terkait letaknya yang berada di wilayah pesisir Jawa. Tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk merekonstruksi salah satu hasil kebudayaan etnis Cina yang terdapat di Indramayu, berupa bangunan suci Klenteng. Hasil dari penelitian ini berupa klenteng Dharma Rahayu dibangun berdasarkan unsur feng shui dan aturan umum yang terdapat dalam bangunan Cina, khususnya bangunan suci. Ornamen yang terdapat dalam klenteng Dharma Rahayu berkaitan erat dengan letaknya yang dekat dengan perairan, dilihat dari beberapa jenis ornamen yang terdapat dalam klenteng Dharma Rahayu. Klenteng Dharma Rahau dibangun oleh masyarakat Cina yang berasal dari wilayah Cina bagian selatan, terlihat dari bentuk bangunan klenteng yang umumnya terdapat di wilayah Cina bagian selatan.

ABSTRACT
This undergraduate thesis talked about how is the correlation between shape, layout, and ornamentation in Dharma Rahayu temple is applied. This study observed the correlation between feng shui and basic rule of chinese architecture which is applied in Dharma Rahayu temple. Moreover, it can be seen ornament type in Dharma Rahayu temple, which has correlation or not with location in north coast of Java. Purpose of this research is to reconstruction one of the Chinese culture in Indramayu in the past, which is sacred building. At the end of this research, the result from the analysis is Dharma Rahayu Temple built with feng shui and general rule of basic chinese architecture, especially for sacred building. The ornamentation in this temple closely related with the location that near from sea and also river, it can be seen from motif in Dharma Rahayu temple that is divided into several types of ornamentation. Dharma Rahayu temple build by people from south China, it can be seen from the shape, ornament, and also deity inside the temple that is generaly aplicate from south China temple."
2016
S66878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Faulina
"ABSTRAK
termasuk di dalamnya Ragam Hias yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi deskripsi bangunan beserta Ragam Hias, dimulai dari bagian halaman depan,
bangunan utama, dan bangunan tambahan. Deskripsi yang telah dilakukan kemudian di
analisis dengan Pada tahap ini dilakukan pengklasifikasian pada komponen-komponen
kelenteng dilakukan untuk melihat sejauh mana kelenteng Gie Yong Bio menerapkan aturan
dasar pembuatan kelenteng. Pada pengklasifikasian terdapat keterangan dari masing-masing
komponen kelenteng untuk menjelaskan komponen-komponen kelenteng baik arsitektural
maupun ragam hias. Analisis kontekstual juga dilakukan untuk melihat keletakan kelenteng
Gie Yong Bio terhadap lingkungan sekitarnya guna mengetahui penerapan fengshui pada
kelenteng Gie Yong Bio. Hasil dari Analisis yaitu Kelenteng Gie Yong Bio tidak menerapkan
semua aturan dalam pembuatan kelenteng secara arsitektural dan lebih berfokus pada
penerapan fengshui

ABSTRACT
The focus of this study is the Gie Yong Bio Temple from Architectural Perspective. This
Study also includes the description of the building and the decorative motifs Starting from the
front yard to the main building, and additional building. The Description then would be
analyse, in this step this study classified components of the temple to find how this temple
applied the fundamental rules of building temple in general. Contextual analysis is also
conducted to see the position of Gie Yong Bio temple in its Environtment which affected by
fengshui. The result of this study finds that the Gie Yong Bio temple was built according to
some of the rules of temple although it was more focused on the fengshui rules."
2015
S58497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tino Suhartanto
"Candi Kalicilik terletak di desa Candirejo, Kec Ponggok, Kab. Blitar, Jawa Timur. Memiliki hiasan ornamental yang sanagt raya, sehingga bentuknya sangat indah walaupun ukurannya yang relatief kecil.
Hasil penelitian diperoleh menunjukan bahwa Candi Kilicilik memeliki satu tingkatan kaki candi, memiliki bagian kaki, tubuh dan atap secara lengkap, walupun atapnya merupakanhasil rekonstruksi. Bentuk atapnya sikhara dengan bahan yang sama dengan bahan penyusunan tubuh candi. Latar belakang keagamaan adalah Hindu Saiwa berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12053
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldo
"Candi merupakan sebuah bangunan masa lampau yang digunakan sebagai tempat ibadah dari agama Hindu-Budha. Dari seluruh candi yang telah ditemukan di Jawa Tengah, tidak semua candi berada dalam kondisi yang utuh seperti yang terlihat sekarang. Beberapa candi bahkan hampir tidak berbentuk atau terpecah menjadi bongkahan batuan yang tersebar di bawah permukaan area candi. Pemugaran candi dilakukan untuk mengembalikan tata letak candi dan bentuk asli dari candi tersebut untuk memperpanjang usianya. Dengan menganalisis serta melakukan pemrosesan data GPR diharapkan anomali yang ditemukan merupakan struktur ataupun objek dari Candi Sewu. Sehingga penelitian ini akan membantu dalam proses pemugaran Candi Sewu dalam mengkonstruksi kan kembali bentuk Candi Sewu seperti semula serta akan memperkaya bidang ilmu arkeologi. Penelitian ini dilakukan pada bagian timur laut Candi Sewu dengan mengakuisisi data pada 5 lintasan. Pengumpulan data GPR menggunakan CBD Cobra yang memancarkan triple frekuensi yaitu 200 MHz, 400 MHz, dan 800 MHz, penentuan lintasan dilakukan berdasarkan penemuan pagar candi yang terlihat dibagian timur laut Candi Sewu. Pada daerah timur laut tersebut terdapat persebaran anomali terdapat adanya pagar candi disepanjang selatan hingga utara pada bagian Candi Sewu, serta terdapat anomali pendukung lain seperti logam pada bagian timur pagar Candi Sewu, arca pada bagian utara pagar Candi Sewu, logam arca pada barat laut pagar candi dan batuan candi pada utara dan timur pagar candi.

The temple is a past building that was used as a place of worship for the Hindu-Buddhist religion. Of all the temples that have been found in Central Java, not all of the temples are in intact condition as seen today. Some temples are almost shapeless or split into chunks of rock that are scattered beneath the surface of the temple area. The restoration of the temple is carried out to restore the layout of the temple and the original shape of the temple to extend its life. By analyzing and processing GPR data, it is hoped that the anomalies found are structures or objects from Sewu Temple. So that this research will assist in the restoration process of Sewu Temple in reconstructing the shape of Sewu Temple as before and will enrich the field of archeology. This research was conducted in the northeastern part of Sewu Temple by acquiring data on 5 tracks. The collection of GPR data uses CBD Cobra which emits triple frequencies, namely 200 MHz, 400 MHz, and 800 MHz, the determination of the trajectory is based on the discovery of the temple fence seen in the northeastern part of Sewu Temple. In the northeastern area there is a distribution of anomalies, there is a temple fence along the south to north part of the Sewu temple, and there are other supporting anomalies such as metal on the east side of the Sewu temple fence, statues on the north side of the Sewu temple fence, metal statues on the northwest of the temple fence and the temple rocks on the north and east of the temple fence."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifdan Hilmi
"Candi Bubrah merupakan salah satu candi Buddha yang terletak di Klaten, Jawa Tengah. Candi ini memiliki satu bangunan candi induk dan dikelilingi oleh bangunan pagar candi. Saat ini, kondisi pagar candi hanya tersisa sebagian yang masih utuh dan sisanya diindikasikan terkubur di sekitar bangunan candi induk. Akuisisi GPR telah dilakukan di lokasi ini yang bertujuan untuk mencari keberadaan pagar Candi Bubrah pada sisi barat, timur, utara, dan selatan berdasarkan anomali hiperbola yang muncul. Akuisisi dilakukan dengan menggunakan alat GPR COBRA CBD yang bekerja pada 3 frekuensi yaitu 200 Mhz, 400 Mhz, dan 800 Mhz yang dihasilkan dalam waktu yang bersamaan. Proses pengolahan data dilakukan menggunakan software ReflexW untuk mengurangi noise pada data GPR. Hasil dari akuisisi GPR ini menunjukkan keberadaan objek yang diduga sebagai batu penyusun pagar Candi Bubrah. Namun, kondisi pagar tersebut diduga sudah tidak utuh dan batu yang menjadi penyusun pagar tersebut telah tersebar pada berbagai lokasi

Bubrah Temple is a Buddhist temple located in Klaten, Central Java. This temple has one main temple building and is surrounded by a temple fence. Currently, only part of the temple fence remains intact and the rest is indicated to be buried around the main temple building. GPR acquisition has been carried out at this location with the aim of finding the existence of the Bubrah Temple fence on the west, east, north and south sides based on the hyperbolic anomalies that appear. Acquisition is carried out using a COBRA CBD GPR device which works on 3 frequencies at 200 Mhz, 400 Mhz and 800 Mhz which are generated at the same time. Data processing is carried out using software ReflexW to reduce noise in GPR data. The results of this GPR acquisition show the existence of objects suspected to be the stones that make up the Bubrah Temple fence. However, the condition of the fence is thought to be incomplete and the stones that make up the fence have been scattered in various locations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Al-Mujabudda`wat
"Kompleks situs Ki Buyut Trusmi adalah salah satu dari 112 situs kabuyutan yang ada di Kabupaten Cirebon. Situs ini memiliki sejumlah peninggalan benda dan bangunan di dalam pola keruangan kompleks situs Ki Buyut Trusmi. Peninggalan benda dan bangunan dianalisis dari segi bentuk, ukuran, pola hias, tata letak, hubungan antara benda dan bangunan. Analisis tersebut menghasilkan pengetahuan mengenai alur makna simbolik dari tata letak kompleks situs Ki Buyut Trusmi.

Ki Buyut Trusmi complex site is one of 112 sites in the district of Cirebon. This site has a number of heritage objects and buildings in the complex spatial patterns of Ki Buyut Trusmi’s site. Objects and buildings heritage is analyzed in terms of shape, size, decorative patterns, layout, context between object and building. Based on the analysis contained groove symbolic meaning of the complex layout of the Ki Buyut Trusmi's site."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharianto Permana
"Tulisan ini membahas mengenai penamaan dan sejarah penamaan masjid-masjid kuno di Jakarta dan relasi sejarah penamaan masjid pada masjid-masjid kuno di Jakarta dengan bangunan atau bentuk masjid tersebut dengan menggunakan dua puluh tiga masjid sebagai objek kajian. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian arkeologi menurut Sharer dan Ashmore (2003, hlm. 156) yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu formulasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi, dan publikasi. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa dari dua puluh tiga masjid yang dijadikan objek penelitian diketahui delapan cara atau pengambilan nama pada masjid-masjid kuno di Jakarta, yaitu berdasarkan vegetasi, berdasarkan bersejarah, berdasarkan pemberian, berdasarkan wilayah, berdasarkan nama tempat atau unsur rupa bumi, berdasarkan nama- nama asing, berdasarkan arsitektur bangunan, dan berdasarkan akronim. Selain itu, diketahui pula bahwa dari dua puluh tiga masjid yang dijadikan objek kajian, hanya ada dua masjid yang memiliki relasi antara bentuk bangunan masjid dengan sejarah penamaannya, yaitu Masjid Langgar Tinggi dan Masjid Agung Sunda Kelapa.

This paper discusses the naming and history of the naming of ancient mosques in Jakarta and the historical relation of the naming of mosques to ancient mosques in Jakarta and the buildings or forms of these mosques by using twenty-three mosques as the object of study. The research method used is archaeological research according to Sharer and Ashmore (2003, p. 156) which consists of several stages, namely formulation, data collection, data processing, analysis, interpretation, and publication. This research resulted in the conclusion that of the twenty-three mosques that were used as research objects, there were eight ways or names of ancient mosques in Jakarta, namely based on vegetation, based on history, based on gift, based on area, based on place names or elements of the earth, based on foreign names, based on building architecture, and based on acronyms. In addition, it is also known that of the twenty-three mosques that were used as the object of study, there were only two mosques that had a relationship between the shape of the mosque building and the history of its name, namely the Langgar Tinggi Mosque and the Sunda Kelapa Grand Mosque."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Anindita Parama Putri
"Skripsi ini membahas mengenai bagaimana arsitektur candi di Sumatra, khususnya Candi Kedaton yang berada di Kawasan Percandian Muarajambi. Metode yang dilakukan dalam penulisan ini adalah dengan studi literatur, survei ke lapangan, dan wawancara. Berdasarkan hasil yang didapatkan, Candi Kedaton, yang memiliki ruang-ruang yang cukup besar berfungsi sebagai tempat pembelajaran (vihara). Candi Buddha yang umumnya bersifat memusat ini terlihat jelas di Candi Kedaton. Halaman inti yang begitu luas dapat menampung sekitar 2000 biksu di dalamnya. Di sekeliling halaman inti, terdapat ruang-ruang pendukung yang berfungsi sebagai tempat pembelajaran, tempat pemujaan, mau pun tempat tinggal. Selain itu, bahan penyusun Candi Kedaton merupakan sumber daya yang mudah dijumpai di sekitar lingkungan candi.

This writing is talking about temple architecture in Sumatra, especially Kedaton Temple in Muarajambi. The methods that used in this writing are literature study, site visit, and interview. Kedaton Temple has many big space that used to study. The Buddhist temple character mostly always centralised that is clearly visible in the Kedaton Temple. The very large temple core can accommodate around 2000 monks in it. Around the core courtyard, there are supporting rooms that function as places of learning, places of worship, and places to live. In addition, the building materials for Kedaton Temple are easily found around the temple environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>