Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67930 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syarif Hidayat
"Tulisan ini menyajikan analisis mengenai pendidikan berbasis adab A. Hassan. Seringkali ketokohan A. Hassan sebagai guru utama Persatuan Islam dinilai dari sisi kegigihan dalam menegakkan al-Qur’an dan al-Sunnah. Padahal, kefiguran beliau berkaitan pula dengan dunia pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan bentuk anialisis terhadap karya-karya A. Hassan dan wawancara kepada tokoh-tokoh Persatuan Islam. Penulis menyimpulkan, pendidikan A. Hassan banyak menekankan pada pendidikan adab yang dikenal dewasa ini dengan istilah pendidikan karakter. Bukan sekedar mendidik siswa untuk memahami ajaran dengan benar (tafaqquh fi al-din) namun juga mendidik supaya mereka menjadi manusia yang bisa disiplin dan beradab."
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2018
297 JPAM 31:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Sopita
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang sistem student conduct management dalam mengurangi pelanggaran peraturan sekolah yang dilakukan oleh siswa SMA Sugar Group. Tujuan dari penelitian ini diantaranya untuk menggambarkan persepsi siswa terhadap pelanggaran peraturan di SMA Sugar Group, menerangkan beberapa alasan siswa masih melakukan pelanggaran peraturan sekolah, menjelaskan peran student conduct management dalam mengurangi pelanggaran peraturan oleh siswa, menggambarkan makna peraturan bagi siswa SMA Sugar Group, menggambarkan makna student conduct management bagi siswa SMA Sugar Group serta menggambarkan pemahaman guru-guru SMA Sugar Group mengenai peran student conduct management.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem student conduct management belum dianggap efektif dalam menjalankan perannya yakni menekan jumlah pelanggaran peraturan yang dilakukan oleh siswa. Dikatakan belum efektif karena masih terdapat pelanggaran peraturan yang dilakukan oleh siswa yakni khususnya siswa kelas 10 dan kelas 11, alasan kedua sistem tersebut belum dianggap efektif karena pelanggaran berulang masih terjadi, selanjutnya adalah karena konsekuensi yang diberikan tidak dapat merubah nilai negatif menjadi positif, serta peran guru sebagai model bagi para siswa kurang maksimal.

ABSTRACT
This thesis discusses the management system of student conduct in violation of school rules to reduce the high school students conducted by the Sugar Group. The purpose of this research to describe the perception among students of high school rule violations in the Sugar Group, explains some of the reasons students still violating school rules, clarify the role of management in reducing the student conduct policy violations by students, describing the meaning of the rules for high school students Sugar Group, describes the meaning of student conduct management for high school students understanding of the Sugar Group and describes the high school teachers Sugar Group on the role of student conduct management.
This research uses a qualitative method of data collection techniques through in-depth interviews and observation. These results indicate that the student conduct system management is not considered effective in carrying out its role the press that the number of violations committed by students. Is not yet effective because there are still violations committed by the students, especially students in grade 10 and grade 11, the second reason the system is not considered effective because of repeated violations still occur, because the consequences that followed was rendered unable to change the negative into a positive value, and the role teacher as a model for students less than the maximum.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djuanita Bowman
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pengasuh dalam
mendisiplinkan anak untuk tidur siang yang diberikan melalui program intervensi.
Peningkatan keterampilan dua pengasuh anak yang mengikuti kegiatan di TPA
Makara UI dalam mendisiplinkan anak untuk tidur siang diukur dari pelaksanaan
rutinitas yang disusun oleh pengasuh sebelum anak tidur siang dan kerutinan
tidur siang anak asuh. Intervensi dilaksanakan selama 2 (dua) hari berturut-turut,
yakni pada tanggal 31 Mei 2013 dan 1 Juni 2013. Materi dalam intervensi ini
meliputi perkembangan anak usia 3-4 tahun, tidur siang,dan rutinitas tidur siang,
serta penyusunan kegiatan rutin menjelang tidur siang dan penerapannya. Acuan
utama peneliti dalam materi program mengacu pada teknik menyusun rutinitas
tidur siang anak adalah dari Pantley (2007). Gambaran pelaksanaan rutinitas
menjelang tidur siang diperoleh dari pengisian yang dilakukan oleh pengasuh
pada buku log mengenai kegiatan selama 14 hari berturut-turut setelah
pelaksanaan intervensi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan metode kualitatif, dengan melakukan wawancara pada hari ke-4, ke-7,
ke-11, dan ke-14 setelah intervensi selesai. Hasilnya adalah terjadi perubahan
pada keterampilan pengasuh dalam mendisiplinkan anak untuk tidur siang.

ABSTRACT
The purpose of this research was to improve the capability of caregivers in
disciplining children to have afternoon naps through an intervention program.
The improvement of the two caregiver’s capability, who is a caregiver of a child
that took a program activity at the TPA Makara UI, of making the children take
their afternoon nap will be seen from the implementation of a routine that is
arranged by the caregiver before the child take a nap and the child’s routine of
taking an afternoon nap. The intervention was carried out for 2 (two) consecutive
days, on the 31st of May 2013 and the 1st of June 2013. Material given in this
intervention included development of children aged 3-4, afternoon naps, and the
routine of taking afternoon naps, as well the arranging of routinity before taking
afternoon nap and the application. The program material was based on the
technique of pre nap time routinity by Pantley (2007). Description of the
implementation of the routinity was taken from the content in the log book that
recorded the nap routine for 14 consecutive days after the intervention by the
caregiver. The analysis of the data in this research used a qualitative method by
conducting an interview on the 4th, 7th, 11th and 14th day after the intervention.
The result was a changing in the skill of the caregiver to discipline the children to
take a nap"
2013
T35653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Labre, Benediktus
"Penelitian ini dikenakan pada Siswa SMA kelas III di Kota Administratif Kupang Nusa Tenggara Timur. Masalah pokok dalam penelitian tersebut adalah sikap siswa terhadap disiplin sekolah. Penelitian ini juga ingin melihat hubungan antara persepsi siswa tentang interaksi dalam keluarga, lingkungan sekolah dan tingkat aspirasi terhadap sikap siswa tentang disiplin sekolah. Selanjutnya, ingin melihat pula pengaruh persepsi siswa tentang interaksi dalam keluarga, lingkungan sekolah, dan tingkat aspirasi baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap sikap siswa tentang disiplin sekolah.
Permasalahan tersebut diangkat mengingat remaja SMA merupakan kader-kader generasi penerus yang potensial, sehingga pembinaan, pembentukan dan pengembangan disiplin diri bagi mereka perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Di samping itu, remaja sebagai individu yang sedang mencari dan menemukan jati dirinya menuntut pengertian dan perlakuan khusus dari semua pihak yang bertanggung jawab.
Temuan penelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Siswa SMA kelas III di Kota Administratif Kupang umumnya mempunyai sikap positif terhadap disiplin sekolah. Hal ini berarti, remaja SMA masih menerima disiplin sebagai suatu nilai untuk menjawab kebutuhan-kebutuhannya, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan belajar di sekolah. Sikap positif tersebut juga memberikan suatu indikasi bahwa remaja SMA memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan di sekolah dan bagi kehidupan masa depannya.
2. Adanya hubungan yang positif dan bermakna antara persepsi siswa tentang interaksi dalam keluarga dan sikap siswa tentang disiplin sekolah. Hal ini berarti, keluarga tetap berperan sebagai lingkungan pertama bagi anak dalam mengadakan sosialisasi dan penyesuaian diri yang positif. Keluarga memang mempunyai peran yang sangat besar dalam pembentukan dan pengembangan pribadi anak seutuhnya.
3. Ada hubungan yang positif dan bermakna antara persepsi siswa tentang lingkungan sekolah dan sikap siswa tentang disiplin sekolah. Hal ini berarti, sekolah sebagai lingkungan kedua bagi anak setelah keluarga, memainkan peranan yang tidak kecil bagi terbentuk dan terbinanya sikap positif siswa terhadap disiplin sekolah. Lingkungan sekolah merupakan salah satu dapur utama yang ikut membentuk dan, membina disiplin anggota masyarakat, bila sekolah dapat berkarya dengan disiplin dan kejujuran yang tinggi.
4. Tidak terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara tingkat aspirasi dan sikap siswa tentang disiplin sekolah. Hal ini berarti, tingkat aspirasi sebagai standar kinerja yang melibatkan ego, tidak memberikan kontribusi yang berarti terhadap sikap siswa terhadap disiplin sekolah. Tingkat aspirasi seseorang sangat dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi dan orientasi nilai budaya masyarakat setempat. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua siswa relatif rendah, dan berdasarkan pengamatan bahwa orientasi nilai budaya masih tertuju terhadap kebutuhan jangka pendek, yaitu perbaikan keadaan ekonomi terutama sandang pangan dan perumahan. Aspirasi pendidikan, pekerjaan dan jabatan yang akan dilakukan masih menggantungkan diri pada pekerjaan sebagai pegawai negeri. Pola pandang tersebut, menutup kemungkinan bagi pilihan pekerjaan lain. Selanjutnya, pola pandang yang demikian mencerminkan sikap hidup ketergantungan, etos kerja yang rendah, tidak berani mengambil resiko, kurang percaya diri, dan kebiasaan cepat puas. Sikap dan perilaku ini merupakan kendala budaya yang turut mempengaruhi dan membentuk tingkat aspirasi masyarakat.
5. Dari ketiga variabel bebas (prediktor) tersebut, persepsi siswa tentang lingkungan sekolah paling dominan memberikan kontribusi terhadap sikap siswa tentang disiplin sekolah. Sedangkan variabel persepsi siswa tentang interaksi dalam keluarga dan variabel tingkat aspirasi tidak memberikan kontribusi yang bermakna terhadap sikap siswa tentang disiplin sekolah. Akan tetapi secara bersama-sama ketiga prediktor tersebut memberikan kontribusi yang cukup bermakna terhadap sikap siswa tentang disiplin sekolah. Hal ini berarti, ketiga prediktor dalam mempengaruhi kriterium mempunyai kekuatan peran yang berbeda-beda dan masih banyak pengaruh variabel lain yang tidak dilibatkan dalam penelitian tersebut.
Dengan demikian keluarga, lingkungan sekolah dan tingkat aspirasi siswa merupakan variabel-variabel bebas (prediktor) yang harus diperhitungkan dalam pembinaan, pembentukan dan pengembangan sikap siswa terhadap disiplin sekolah. Dengan kata lain, sangat diharapkan kerja sama terus menerus antara faktor internal dan faktor eksternal dalam mempengaruhi terbentuknya sikap positif terhadap disiplin sekolah. Adanya sikap positif remaja SMA terhadap disiplin sekolah merupakan modal dasar baginya untuk berdisiplin diri dalam karier dan pengabdiannya pada masa-masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fedyani Saifuddin
Rajawali, 2009
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Anggraeni Rosmasuri
"Teori agresif Fromm menyatakan pada dasarnya seseorang yang terhalang oleh suatu hambatan atau tekanan karena dibatasi geraknya maka energi yang muncul dapat menjadi perilaku agresif. SMU Taruna Nusantara yang menerapkan pendidikan disiplin tinggi mewajibkan siswanya mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.
Hipotesis adanya hubungan positif antara pendidikan disiplin dan kecenderungan perilaku agresif siswa SMU Taruna Nusantara telah ditetapkan. Nilai disiplin dan kecenderungan agresif siswa SMU Taruna Nusantara kelas II dan kelas III diukur dengan angket. Angket disiplin dan angket agresif disusun dan divalidasi. Reliabilitas angket disiplin 0,5536 dan angket agresif 0,5217. Disiplin terdiri dari aspek disiplin penampilan, disiplin keseharian, disiplin belajar, disiplin pesiar, disiplin makan, dan disiplin tradisi. Agresif terdiri dari aspek agresif pengaruh massa, deindividuasi, tersinggung, pertahanan diri , dan frustasi.
Berdasarkan analisis multivariat (analisis korelasi, analisis faktor, analisis regresi berganda, analisis diskriminan, dan analisis cluster) terhadap data angket diperoleh hasil hipotesis ditolak. Tidak ada hubungan positif antara pendidikan disiplin dan kecenderungan perilaku agresif pada siswa SMU Taruna Nusantara Magelang. Analisis korelasi mernperlihatkan disiplin tidak berkorelasi dengan agresif (koefisien 0,031 dan signifikansi 0.597). Korelasi lemah terjadi pada beberapa aspek disiplin dan aspek agresif, yaitu frustasi dan pengaruh massa.
Analisis regresi berganda memperlihatkan beberapa aspek disiplin, kecuali aspek disiplin penampilan dan belajar mandiri, berhubungan dengan variabel tak bebas agresif atau aspek agresif. Perubahan nilai R2 yang kecil (0 s.d. -0.008) menunjukkan hubungan yang lemah. Analisis diskriminan dengan variabel tak bebas latar belakang siswa (jenis kelamin, kelas, cita-cita, dan pekerjaan orang tua) memperlihatkan hubungan antara latar belakang siswa dan beberapa aspek disiplin dan aspek agresif. Analisis cluster memperkuat hasil tidak ada hubungan positif antara agresif dan disiplin."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T18525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
McManus, Mick
London: Routledge, 1995
371. 102 4 MCM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Buchori Muslim
"Tulisan ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi pembelajaran kimia melalui metode eksperimen berbasis lingkungan alam sekitar yang ditinjau dalam perspektif Islam. Banyak para guru tidak melaksanakan praktikum kimia dengan alasan ketidaktersediannya peraltan laboratorium. Islam mengajarkan kepada pengikutnya untuk tidak mempersulit proses pembelajaran misalnya pada kegiatanpraktikum kimia seperti yang dinyatakan dalam surat al-Baqarah : 185,an-Nisa: 28, dan al-Hajj:78. Islam memberikan solusi seperti yang tertuang dalam surat Hud:61, dengan memanfaatkan lingkungan alam sekitar (peralatan sehari-hari) untuk praktikum kimia, sehingga tidak lagi alasan bagi para guru untuk tidak melaksanakan praktikum kimia."
Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah , 2014
370 TAR 1:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Ari Herawati
"Topik dalam tesis ini diangkat dari adanya kasus yang masuk ke Bidbinkum Polda Jawa Tengah, dengan fokus pada mekanisme penanganan tindak pidana dan pelanggaran disiplin yang dilakukan Bidang Pembinaan Hukum Polda Jawa Tengah terhadap Provos dalam kasus tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan, peneliti melakukan dengan pengamatan, pengamatan terlibat dan wawancara.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa
(1) Penanganan pelanggaran penelantaran keluarga yang dilakukan oleh anggota Polri selama ini selalu diproses melalui sidang disiplin sesuai dengan Peraturan Pemerintah pasal 7 PP No. 2 tahun 2003.
(2) Provos dalam penerapan pasal dimasukkan dalam pasal disiplin yang didalamnya juga diuraikan mengenai undang-undang yang dilanggar, tetapi Bidbinkum sebagai pembina Hukum dalam penerapan pasal terhadap kasus tersebut diatas hanya mencantumkan pasal disiplin dan tidak menjelaskan undang-undang yang dilanggar.
(3) Pemberian saran dan pendapat hukum yang dilakukan anggota Bidbinkum berdasarkan pada putusan yang sudah ada, karena kurangnya pemahaman terhadap peraturan.
(4) Masih ada kasus-kasus lama yang tidak terselesaikan dengan tuntas.
(5) Penjatuhan hukuman disiplin yang diberikan dalam kasus penelantaran keluarga tidak membuat jera karena masih banyak yang melakukan penelantaran keluarga dan pelanggaran terhadap hak perempuan.
Saran yang dapat diberikan adalah :
(1) Perlu dipertegas peraturan yang digunakan untuk mengatur tentang hukum disiplin yang dapat memberikan hukuman yang membuat jera dan tidak akan mengulangi karena merasa hukuman yang dijatuhkan terlalu ringan.
(2) Bidbinkum harus memberikan pertimbangan hukum yang lengkap
(3) Perlu peningkatan kemampuan anggota Bidkum yang mencakup pemahaman mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama yang berkaitan dengan anggota Polri sehingga dapat menerapkan hukum dengan baik.
(4) Perlu adanya komitmen yang tinggi untuk menangani kasus yang terjadi pada isteri anggota Polri khususnya dan perempuan pada umumnya.

Topic in this thesis is made from the case which enter into ?Bidbinkum? of Central Java Police with focus on handling mechanism on criminal and indiscipline actions conducted by Legal Consultation Unit of Central Java Police against Provos unit in household abuse case. Method used is qualitative with case per case study approach. To collect the data, the researcher had performed observation, involving in interview.
The study shows that
(1) the police-conducted household abandonment abuse handling so far has been processed through disciplinary hearing according to Article 7 No. 2 of Government Regulation.
(2) in the practice, the provos is included in disciplinary articles which in the articles the breaching against articles are mention yet Bidbinkum as the legal counselor only mentioned the disciplinary article and did not mention the law which have been breached.
(3) the advise and legal consultation done by Bidbinkum shall be based on existing regulation, due to lack of understanding against the regulation.
(4) there have been old cases which have not been completely settled.
(5) Disciplinary measures done in the case of family abandonment abuse do not serve as a lesson because there are still many abandon their families and also breaching against woman rights.
Advices and inputs given are:
(1) regulation needs to be clarify on disciplinary law which may give punishment as a lesson so that they shall not recur because feeling that the punishment is light.
(2) Bidbinkum must give complete legal consideration.
(3) Improvement on Bidbinkum personnel capability needs to be done covering understanding on prevailing law and regulation especially those related to police members so that can implement law well.
(4) High commitment is needed in handling case which occur to police wives especially women in general.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25037
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Semarang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1998
306 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>