Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160914 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Dewi
"Obesitas memberikan dampak yang serius pada kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi perempuan. Nilai-nilai dan budaya Minangkabau mempengaruhi gaya hidup perempuan obese pada periode prakonsepsi. Penelitian ini bertujuan menghasilkan intervensi keperawatan prakonsepsi berbasis mobile health untuk meningkat efikasi diri dan perilaku kesehatan reproduksi perempuan obese Minangkabau. Desain penelitian ini adalah Research and Development (R&D) yang terdiri dari tiga tahap, 1) mengidentifikasi masalah dan kebutuhan edukasi perempuan obese, 2) mengembangkan model intervensi keperawatan prakonsepsi My Plan yang diintegrasikan ke dalam aplikasi android, dan 3) menguji pengaruh model intervensi menggunakan desain quasi experiment pre-post test with control group. Sebanyak 195 perempuan obese usia 18-40 tahun sebagai responden, terdiri dari kelompok intervensi (98 orang) dan kelompok kontrol (97 orang). Penelitian ini menemukan bahwa intervensi keperawatan prakonsepsi My Plan efektif meningkatkan efikasi diri (p=0.001), dan perilaku kesehatan reproduksi (p=0.013) setelah dikontrol oleh variabel lingkungan sosial. Aplikasi My Plan dapat digunakan oleh pemerintah, tokoh masyarakat, dan petugas kesehatan untuk meningkatkan efikasi diri dan perilaku kesehatan reproduksi perempuan obese.

Obesity has a serious impact on health, including women's reproductive health. Unhealthy living behaviors and lack of confidence in obesity treatment are important problems for women in the preconception period. This study aims to produce a mobile health-based preconception nursing intervention to increase self-efficacy and reproductive health behavior of obese women. This study used a research and development (R&D) design consisting of three stages, 1) descriptive qualitative research to identify problems and educational needs of obese women, 2) development of a nursing intervention model integrated into the application, and 3) testing the effect of the intervention model using a quasi experiment pre-post test design with control group. A total of 195 obese women aged 18-40 years as respondents, consisting of an intervention group (98 people) and a control group (97 people). This study found that My Plan preconception nursing intervention was effective in improving self-efficacy (p=0.001), and reproductive health behavior (p=0.013) after controlling for social environment variables. The recommendation of this study is that the My Plan application can be used by the government, community leaders, health cadres and health workers to increase self-efficacy to change lifestyles and reproductive health behaviors of obese women."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayan Hisni
"Latar belakang: Prevalensi komplikasi DM semakin meningkat termasuk di Indonesia. Untuk mencegah komplikasi DM diperlukan perubahan perilaku. Setiap pasien DM memiliki kebutuhan dan tujuan kesehatan yang bervariasi, maka person-centered approach perlu diberikan sebagai strategi yang menjanjikan untuk mengubah perilaku dalam mencegah komplikasi DM. Salah satu strateginya adalah dengan coaching. Melalui coaching, diharapkan dapat meningkatkan efikasi diri dan penerimaan diri sebagai mediator dalam mengubah perilaku dalam mencegah komplikasi DM. Tujuan: dikembangkannya model coaching keperawatan berdasarkan analisis eksploratori tentang pengalaman perilaku pencegahan komplikasi dan efektivitasnya terhadap efikasi diri, penerimaan diri, perilaku pencegahan komplikasi dan metabolik markers pada pasien DM tipe 2. Metodologi: Penelitian ini menggunakan mixed-method dengan desain eksploratori sekuensial melalui tiga tahap. Purposive sampling digunakan untuk pengambilan sampel. Tahap pertama melibatkan lima belas pasien DM tipe 2 sebagai partisipan, tahap kedua melibatkan tiga orang sebagai pakar, dan tahap ketiga melibatkan 70 pasien DM tipe 2 sebagai responden. Hasil: Teridentifikasi empat tema yang menjadi dasar pengembangan model. Tersusun empat modul sebagai penjelasan model dan pedoman implementasi model coaching keperawatan. Hasil menunjukkan adanya efektivitas intervensi model coaching keperawatan terhadap efikasi diri, penerimaan diri, perilaku pencegahan komplikasi DM, dan tekanan darah sistol (p < 0,001), serta GDP (p = 0,014), namun tidak efektif terhadap HbA1c, kolesterol total, dan tekanan darah diastol (p > 0,05). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa tidak ada efek variabel perancu terhadap efikasi diri, penerimaan diri, perilaku pencegahan komplikasi DM, GDP dan tekanan darah sistol (p > 0,05), namun ada efek usia terhadap perilaku pencegahan komplikasi DM (p = 0,011), dan ada efek jenis kelamin terhadap tekanan darah sistol (p = 0,018). Simpulan: Setelah mengontrol variabel perancu, intervensi model coaching keperawatan mampu meningkatkan skor rerata efikasi diri, memperbaiki penerimaan diri, meningkatkan perilaku pencegahan komplikasi DM, menurunkan skor rerata GDP, dan tekanan darah sistol. Saran: Intervensi model coaching keperawatan dapat diadopsi sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam mencegah komplikasi DM tipe 2.

Background: The prevalence of DM complications is increasing, including in Indonesia. To prevent DM complications, behavior change is needed. Each DM patient has varied health needs and goals, so a person-centered approach needs to be provided as a promising strategy to change behavior in preventing DM complications. One of the strategies is coaching. By implementing coaching, it is expected to increase self-efficacy and self-acceptance as mediators in changing behavior in preventing DM complications. Aim: to identify the effectiveness of nursing coaching model intervention on self-efficacy, self-acceptance, prevention DM complications behaviors and the impact on metabolic markers in patients with type 2 DM. Methods: A mixed-method approach with exploratory sequential steps was conducted. Purposive sampling was used to approach the participants. The first step involved fifeteen participants with type 2 DM; the second step involved three experts, and the third step involved 70 participants with type 2 DM. Results: The results showed there were four themes as a basis for developing a model. There were four modules as part of the nurse coaching model. There was an effect of nursing coaching model intervention on self-efficacy, self-acceptance, prevention DM complications behaviors, and systolic blood pressure (p < 0,001), as well as fasting blood glucose (p = 0,014); however, there was no effect of nursing coaching model intervention on HbA1c, total cholesterol, and diastolic blood pressure (p > 0,05). Furthermore, there was no effect of confounding variables on self-efficacy, self-acceptance, prevention DM complications behaviors, fasting blood glucose, and systolic blood pressure (p > 0,05). Conclusion: After controlling confounding variables, a nursing coaching model intervention improves the mean score of self-efficacy self-acceptance, prevention DM complications behaviors, and decreasing the mean score of FBG and systolic. Suggestion: A nursing coaching model intervention can be adopted as one of the nursing interventions to prevent DM complications, especially at the Public Health Center."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Population Council, 1998
613.208 5 ADO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Amelia
"Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pernikahan usia muda dengan riwayat reproduksi pada wanita usia subur di Provinsi Jawa Timur tahun 2013. Desain penelitian dengan cross sectional dan menggunakan data sekunder Improving Contraceptive Method Mix 2013.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pendidikan, penggunaan KB dan status ekonomi terhadap usia nikah pertama, namun tidak berhubungan antara pengambilan keputusan keluarga terhadap usia nikah pertama. Terdapat perbedaan rata-rata lama penundaan kehamilan pertama, rata-rata jumlah paritas terhadap usia nikah pertama, akan tetapi tidak ada perbedaan rata-rata jumlah abortus terhadap usia nikah pertama.

This is a quantitative research study which aim to know the association between early marriage with child bearing women?s reproductive history in East Java on 2013. This research used crossectional study design and the data was collected from secunder data?s of Improving Contraceptive Method Mix 2013.
The result showed that there was a significant associations between education, contraceptive use and economic status, toward first age of married. However, there were no association between decision maker in family toward first age of married. There are differences on rate of first pregnancy delayed and rate of parity toward first age of married. However, there are no different on rate of abortus event toward first age of married.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Firdawati
"Penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan cenderung mengalami penurunan, sedangkan di pedesaan sebaliknya, disisi lain jumlah penduduk di wilayah perkotaan semakin banyak, dan lebih mudah memiliki akses terhadap informasi, fasilitas kesehatan, dan transportasi, selain tingkat pendidikan dan status ekonomi yang juga lebih tinggi dibanding pedesaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor penggunaan kontrasepsi modern dan faktor apa paling dominan serta menganalisis dan memberikan rekomendasi kebijakan berbasis bukti untuk meningkatan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan dan pedesaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder SKAP KKBPK tahun 2019 yang dilengkapi dengan penelitian kualitatif dengan menelaah dokumen kebijakan dan menganalisis kebijakan peningkatan penggunaan kontrasepsi modern. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh variabel independen berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan dan pedesaan kecuali kepemilikan jaminan kesehatan (p-value=0,370) untuk di perkotaan, dan variabel pengetahuan KB (p-value=0,066) dan kepemilikan jaminan kesehatan (p-value=0,347) untuk di pedesaan. Hampir seluruh variabel juga merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi modern baik di perkotaan dan pedesaan, kecuali keterpaparan sumber informasi melalui media dan institusi serta kepemilikan jaminan kesehatan untuk di perkotaan, dan variabel pengetahuan KB, keterpaparan sumber informasi melalui institusi dan kepemilikan jaminan kesehatan untuk di pedesaan. Hasil analisis kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan penggunaan kontrasepsi modern, pada perumusan kebijakan masih belum menggambarkan secara jelas kebijakan yang berdasarkan segmentasi sasaran dan wilayah terutama di perkotaan dan pedesaan yang memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam pelaksanaanya juga masih ada kendala dalam pemenuhan kuantitas, persebaran dan kapasitas tenaga lini lapangan terutama penyuluh KB yang menjadi ujung tombak program KB. Disisi lain belum semua pihak dapat menerima program KB karena bervariasinya komitmen pelaksana kebijakan di wilayah tertentu dan masih adanya hambatan sosial dan budaya. Selain itu belum optimalnya pelaksanaan komunikasi kebijakan dan masih adanya anggapan program KB hanya tanggung jawab BKKBN mempengaruhi peningkatan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan dan pedesaan. Adapun rekomendasi kebijakan berdasarkan hasil penelitian adalah perlu merumuskan kembali pada beberapa kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan penggunaan kontrasepsi modern dan memperkuat strategi komunikasi yang efektif menurut segmentasi sasaran dan wilayah.

The use of modern contraceptives in urban areas tends to decrease, while in rural areas it is the opposite, on the other hand, the population in urban areas is more numerous, and has easier access to information, health facilities, and transportation, in addition to higher levels of education and economic status than rural areas. The purpose of this study was to determine the relationship between the factors of modern contraceptive use and the most dominant factors and to analyze and provide evidence-based policy recommendations to increase the use of modern contraceptives in urban and rural areas. This study is a quantitative study using secondary data from SKAP KKBPK in 2019 which is complemented by qualitative research by reviewing policy documents and analyzing policies to increase the use of modern contraceptives. The results showed that almost all independent variables were associated with modern contraceptive use in urban and rural areas except ownership of health insurance (p-value=0.370) for urban areas, and family planning knowledge variables (p-value=0.066) and ownership of health insurance (p-value=0.347) for rural areas. Almost all variables are also the most dominant factors affecting modern contraceptive use in both urban and rural areas, except exposure to information sources through media and institutions and ownership of health insurance for urban areas, and variables of family planning knowledge, exposure to information sources through institutions and ownership of health insurance for rural areas. The results of the analysis of policies related to increasing the use of modern contraceptives, in the formulation of policies still do not clearly describe policies based on target segmentation and areas, especially in urban and rural areas that have different characteristics. In its implementation, there are still obstacles in fulfilling the quantity, distribution and capacity of field personnel, especially family planning extension workers who are the spearhead of the family planning program. On the other hand, not all parties can accept the KB program because of the varying commitment of policy implementers in certain areas and the existence of social and cultural barriers. In addition, the implementation of policy communication has not been optimal and there is still an assumption that the family planning program is only the responsibility of BKKBN affecting the increase in the use of modern contraceptives in urban and rural areas. The policy recommendations based on the research results are the need to reformulate some policies related to increasing the use of modern contraceptives and strengthening effective communication strategies according to target segmentation and region."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muflih
"Brief-PLISSIT Intervention Model (BPIM) yang telah dimodifikasi merupakan bentuk intervensi keperawatan komunitas untuk meningkatkan pandangan, kepercayaan diri dan komitmen remaja dalam menjaga kesehatan reproduksi. Penulisan bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan BPIM dalam pelayanan dan asuhan keperawatan komunitas melalui integrasi model CAP, HPM, CHSM, Trias UKS, FCN, dan manajemen pada siswa di SMP A. Pengetahuan kesehatan reproduksi peer educator meningkat secara signifikan dan kemampuan melakukan pendidikan kesehatan juga meningkat. Terdapat perbedaan pandangan, kepercayaan diri dan komitmen yang signifikan antara kelompok intervensi teknik BPIM dengan non BPIM. Perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) kesehatan reproduksi siswa SMP A mengalami peningkatan yang signifikan setelah diberikan asuhan keperawatan yang disertai peningkatan pemahaman dan kemampuan melakukan komunikasi asertif.

Brief-PLISSIT Intervention Model (BPIM) is a modified form of community nursing intervention to improve the perceived, self-efficacy and commitment in maintaining adolescent reproductive health. The aim of this paper was to provide an overview of the implementation BPIM in service and nursing care through the integration of the model of CAP, HPM, CHSM, Trias UKS, FCN, and management at SMP A. The result was the increase in knowledge of peer educator regarding to reproductive health and the increase in the ability to conduct health education. There were differences in the opinion, self-efficacy and commitment between-group intervention compared to non BPIM. Behavior (knowledge, attitudes, and skills) SMP A student's reproductive health has increased significantly following the nursing intervention with increased understanding and ability to communicate assertively.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nurul Aisha
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh self-efficacy dan occupational stress terhadap perilaku sehat perawat. Partisipan penelitian ini adalah perawat yang bekerja di rumah sakit sebanyak 111 orang. Variabel perilaku sehat diukur dengan menggunakan alat ukur yang berdasarkan indikator perilaku sehat oleh Sarafino dan Smith 2011 , self-efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur The Health Behavior Spesific Behavior Self-Efficacy Scale HSBSES yang sudah diadaptasi oleh Penney 2006 , sedangkan occupational stress diukur dengan menggunakan alat ukur Nurse Stress Scale NSS oleh Gray-Toft dan Anderson 1981 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak F= 8,806, p < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh self-efficacy dan occupational stress yang signifikan terhadap perilaku sehat pada perawat. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat korelasi yang positif antar self-efficacy dan perilaku sehat yang berarti semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki perawat makan semakin tinggi perilaku sehat yang dijalankan sedangkan korelasi antara occupational stress dan perilaku sehat adalah negatif yang berarti semakin tinggi tingkat occupational stress yang dirasakan perawat makan akan semakin menurunkan perilaku sehatnya.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh self-efficacy dan occupational stress terhadap perilaku sehat perawat. Partisipan penelitian ini adalah perawat yang bekerja di rumah sakit sebanyak 111 orang. Variabel perilaku sehat diukur dengan menggunakan alat ukur yang berdasarkan indikator perilaku sehat oleh Sarafino dan Smith 2011 , self-efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur The Health Behavior Spesific Behavior Self-Efficacy Scale HSBSES yang sudah diadaptasi oleh Penney 2006 , sedangkan occupational stress diukur dengan menggunakan alat ukur Nurse Stress Scale NSS oleh Gray-Toft dan Anderson 1981 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak F= 8,806, p < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh self-efficacy dan occupational stress yang signifikan terhadap perilaku sehat pada perawat. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat korelasi yang positif antar self-efficacy dan perilaku sehat yang berarti semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki perawat makan semakin tinggi perilaku sehat yang dijalankan sedangkan korelasi antara occupational stress dan perilaku sehat adalah negatif yang berarti semakin tinggi tingkat occupational stress yang dirasakan perawat makan akan semakin menurunkan perilaku sehatnya.

ABSTRACT
The objective of this study was to examine the influence of self efficacy and occupational stress towards health behavior among nurses. Respondents counted 111 nurses who work at the hospital in Jabodetabek. Measurement of health behavior was using health behavior indicator by Sarafino and Smith 2011 , measurement of self efficacy was using The Health Behavior Spesific Behavior Self Efficacy Scale HSBSES which was adopted by Penney 2006 , and measurement of occupational stress was using Nurse Stress Scale by Gray Toft and Anderson 1981 . The results showed that the null hypothesis is rejected F 8,806, p 0,05 , which means there was a significant influence of self efficacy and occupational stress together on health behavior among nurses. The correlation of self efficacy and health behavior is positive which means, the higher the level of self efficacy, the higher the level of health behavior, while the correlation of occupational stress and health behavior is negative which means the higher the level of occupational stress, the lower the level of health behavior."
2016
S65919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Sekar Arumsari
"Agar mahasiswa Universitas Indonesia dapat memanfaatkan potensinya secara maksimal, maka kesehatan adalah salah satu hal yang patut diperhitungkan. Menjalankan perilaku sehat adalah cara untuk mempertahankan kesehatan, salah satunya adalah untuk mencegah terkena penyakit tidak menular (penyakit kardiovaskular, diabetes, dan kanker). Berdasarkan Health Belief Model, salah satu komponen yang memengaruhi perilaku sehat individu ialah perceived threat, dengan komponen perceived susceptibility dan perceived seriousness (Sarafino & Smith, 2011). Sementara itu, menurut Bandura (1995), self-efficacy adalah prediktor dari perilaku sehat. Pada penelitian ini didapatkan total 186 responden yang merupakan mahasiswa S1 dan D3 Universitas Indonesia.
Berdasarkan teknik analisis Pearson Correlation, ditemukan hubungan yang negatif dan signifikan antara perceived susceptibility penyakit kardiovaskular, diabetes, dan kanker, dengan perilaku sehat (r = -0,158, p < 0,05; r = -0,198, p < 0,01; r = -0,1888, p < 0,05). Ditemukan hubungan yang positif dan signifikan antara perceived seriousness penyakit kardiovaskular dan diabetes, dengan perilaku sehat (r = 0,212, p < 0,05; r = 0,150, p <0,01).
Selain itu, ditemukan hubungan yang positif dan signifikan antara self-efficacy dan perilaku sehat (r = 0,578, p < 0,01). Lebih lanjut, berdasarkan hasil analisis regresi linear ditemukan bahwa self-efficacy adalah prediktor yang lebih kuat memengaruhi perilaku sehat dibandingkan dengan perceived threat.

To maximize the potential of the students of Universitas Indonesia, keeping body?s health is one of the thing that should be counted. Doing health behaviors at young ages is one of the way to maintain one?s health, including to prevent oneself to get non-communicable diseases (cardiovascular diseases, diabetes, and cancer). According to the theory of Health Belief Model, one of the component that influences one?s health behavior is perceived threat, with the components of perceived susceptibility and perceived seriousness (Sarafino & Smith, 2011). In this research we collected 186 respondents which are the students of bachelor and diploma programs of Universitas Indonesia.
With Pearson Correlation technique, this study found that there were negative and significant correlations between the perceived susceptibility of cardiovascular disease, diabetes, and cancer, and health behavior (r = -0,158, p < 0,05; r = -0,198, p < 0,01; r = -0,1888, p < 0,05). We found that there were positive and significant correlations between perceived seriousness of cardiovascular disease and diabetes, and health behavior (r = 0,212, p < 0,05; r = 0,150, p < 0,01) and a positive but insignificant correlation of perceived seriousness of cancer and health behavior (r = 0,006).
We also found that there was a positive and significant correlations between self-efficacy and health behavior (r = 0,578, p < 0,01). Further more, with the linear regression technique, this study showed that self-efficacy was the strongest predictor of health behavior rather than perceived threat.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasdiyanah
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan, yang dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan media. Media booklet dan diary dapat memberikan informasi kesehatan secara efektif. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media booklet dan diary terhadap efikasi diri dan motivasi IRT dengan hipertensi di Kota Depok. Penelitian menggunakan desain penelitian quasi eksperiment dengan pre-post design with control group, dengan jumlah sampel adalah 66. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan metode consecutive sampling. Hasil uji independent t test, menunjukkan nilai pemaknaan efikasi diri p=0,002 dan motivasi p=0,000 , berarti terdapat perbedaan signifikan efikasi diri dan motivasi antara kelompok dengan pendidikan kesehatan menggunakan media booklet dan diary dan kelompok tanpa menggunakan media pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan dengan media booklet dan diary dapat meningkatkan efikasi diri dan motivasi IRT. Disarankan agar pendidikan kesehatan dengan media booklet dan diary dapat diterapkan di pelayanan kesehatan.

ABSTRACT
Hypertension is one of the most causes of death. Health education is one of the strategies of nursing intervention, its implementation requires media support. Booklet and diary can provide health information effectively. The objective of the study was to identify the influence of health education using booklet and diary toward the self efficacy and motivation of housewives with hypertension in Depok. The study used quasi experimental research design with pre post design with control group, total sample was 66. The sampling technique was non probability sampling with consecutive sampling method. The results of independent t test showed the meaning of self efficacy p 0,002 and motivation p 0,000 that there were significant differences in self efficacy and motivation between group with health education using booklet and diary and group without using health education media. Health education with booklet and diary could improve the self efficacy and motivation of housewives. It is suggested that health education with booklet and diary can be applied in health service"
2017
T48870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Population Council, 1998
613.208 3 ADO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>