Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154606 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fifi Firdiana
"Masa prasekolah merupakan masa dimana anak mengalami mengalami peningkatan yang pesat dalam perkembangan Bahasa, kognitif dan psikososial. Dalam hal ini dibutuhkan stimulasi agar perkembangan fungsi organ tubuh dan otak optimal. Stimulus dilakukan pada empat sektor utama perkembangan anak, yaitu motorik kasar dan motorik halus, bahasa, serta personal sosial. Seiring dengan perkembangan teknologi dan maraknya penggunaan internet. Anak usia prasekolah sudah mulai terpapar dengan gadget. Namun, gadget tidak bisa memenuhi keempat sektor utama perkembangan anak yang harus di stimulasi orang tua agar perkembangan anak optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara intensitas penggunaan gadget dengan perkembangan anak usia prasekolah. Penelitian menggunakan pendekatan Fisher Exact pada 167 responden orang tua dan anak yang dipilih melalui teknik simple random sampling menggunakan instrumen kuesioner penggunaan gadget dan kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan gadget dengan perkembangan anak yang dibuktikan dengan nilai p value = 0.001 (p < 0.05).

The preschool period is a time when children experience a large increase in language, cognitive, and psychosocial development. In this case, stimulation is needed so that the development of body organs and brain function is optimal. Stimulus is carried out in four main sectors of child development, namely gross and fine motor skills, language, and social personality. Along with the development of technology and the widespread use of the internet. Preschool children are starting to be exposed to gadgets. However, gadgets cannot fulfill the four main sectors of child development that parents must stimulate for optimal child development. This research aims to identify the relationship between the intensity of gadget use and the development of preschool children. The research used a Fisher Ecxact approach with 167 parent and child respondents who were selected through a simple random sampling technique using gadget-use questionnaire instruments and developmental pre-screening questionnaires (KPSP). The results of the research show that there is a significant relationship between the intensity of gadget use and children's development, as evidenced by the p value of 0.001 (p < 0.05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardita Putri Ayuwardhani
"Masyarakat Indonesia kini mulai memasuki era modern sehingga banyak sekali melakukan perkembangan teknologi seperti yang ada di luar negeri mulai dari internet, gadget, sampai dengan inovasi yang dapat mempermudah kita dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Semua aspek kehidupan manusia dapat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi yang begitu pesat. Dampaknya mencakup hampir seluruh kalangan, dari anak usia dini hingga orang dewasa. Penggunaan gadget pada anak usia dini dapat memiliki efek buruk yang cukup signifikan, yaitu semakin memprihatinkan perkembangan pada anak usia dini. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif pendekatan cross sectional pada 114 responden dengan metode random sampling dengan teknik simple random sampling. Hasil uji chi-square mendapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan gadget dengan kemampuan bersosialisasi anak usia prasekolah (p = <0,001). Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengetahuan dalam pendidikan terkait dengan intensitas penggunaan gadget dan kemampuan bersosialisi anak usia prasekolah.

Indonesian society is now starting to enter the modern era so that there are many technological developments such as those abroad ranging from the internet, gadgets, to innovations that can make it easier  for us to carry out daily activities. All aspects of human life can be affected by such rapid technological progress. The impact covers almost all circles, from early childhood to adults. The use of gadgets in early childhood can have a significant adverse effect, which is increasingly concerning development in early childhood. The research design used was a descriptive cross-sectional approach on 114 respondents with a random sampling method with a simple random sampling technique. The result of the chi-square test found that there was a significant relationship between the intensity of gadget use and the social ability  of preschool-age children (p = <0,001). The result of this study can be the basis of knowledge in education related to the intensity of gadget use dan the ability to socialize preschool-age children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Yohana
"ABSTRAK
Perilaku sulit makan masih menjadi masalah bagi anak usia sekolah sebagai salah satu penyebab gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu faktor risikonya adalah
penggunaan gadget berlebihan sebagai dampak perkembangan era digital. Desain penelitian cross sectional dengan uji chi square diterapkan untuk menganalisis hubungan
intensitas penggunaan gadget dengan perilaku sulit makan pada anak usia sekolah (AUS) terhadap 215 ibu dengan anak usia 6-12 tahun terpilih melalui proportionate stratified
random sampling di SD Negeri 08 Tegal Alur, Jakarta Barat. Kuesioner yang digunakan berupa CEBQ (Childrens Eating Behaviour Questionnaire) untuk mengukur perilaku
sulit makan dan kuesioner intensitas penggunaan gadget. Berdasarkan hasil penelitian, 47,9% anak menunjukkan perilaku sulit makan dan 41,9% anak menggunakan gadget
dalam intensitas tinggi. Selain itu, terbukti adanya hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan gadget dengan perilaku sulit makan pada AUS dimana 58,5% anak yang menggunakan gadget dalam intensitas tinggi menunjukkan perilaku sulit makan (pvalue=0,009). Anak yang menggunakan gadget dalam intensitas tinggi memiliki peluang 2,145 kali lebih besar menyebabkan perilaku sulit makan dibandingkan dengan pengguna gadget dalam intensitas rendah (OR: 2,145, 95% CI: 1,239-18,357). Oleh karena itu, orang tua direkomendasikan berperan aktif dalam memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui pengasuhan terkait perilaku makan yang baik dan
pembatasan intensitas penggunaan gadget.

ABSTRACT
Eating difficulties behaviour still becomes a problem of school-aged children as one of causes growth and development disorder. One of its risk factors is the use of gadget excessively as the impact of digital era development. The cross sectional research design
with chi square testing is applied to analyze the relationship between gadget use intensity and the behaviour of eating difficulties for school-age students (AUS) for 215 mothers with children of 6-12 years old being selected by means of proportionate stratified
random sampling at SD Negeri 08 Tegal Alur (State Primary School 08 of Tegal Alur), West Jakarta. The questioner used is in the form of CEBQ (Childrens Eating Behaviour
Questionnaire) to measure eating difficulty behaviour and questioner of gadget use intensity. Based on the research result, 47,9% of children show eating behaviour difficulty and 41.9% of children use gadget in high intensity. Beside that, it is evident that there is a significant relation between gadget use intensity and eating difficulty behaviour of school-aged children where 58.5% of children who use gadget in such a high intensity
shows an eating difficulty behaviour (p value=0.009). The children using gadget in such a high intensity has opportunity of 2.145 times bigger of causing eating difficulty behaviour compared to gadget users in low intensity (OR: 2.145. 95% CI: 1.239-18.357). Therefore, parents are recommended to play their active roles in watching childrens growth and development by means of treatment related to a good eating behaviour and
limitation of gadget use intensity."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risha Safitri Hasanah
"ABSTRAK
Gadget menjadi suatu barang yang populer saat ini, termasuk pada anak-anak. Menggunakan gadget secara berlebihan dikhawatirkan akan menyebabkan anak tidak memiliki waktu untuk melakukan aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara penggunaan gadget dan aktivitas fisik anak usia sekolah. Penelitian ini melibatkan 101 responden siswa sekolah dasar di Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur yang dipilih menggunakan teknik cluster sampling dengan desain penelitian cross sectional. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan gadget dan aktivitas fisik nilai p= 0,082 . Hal ini dapat terjadi karena setiap anak memiliki perbedaan kebiasaan, meskipun anak suka bermain gadget tetapi anak juga tetap dapat aktif melakukan aktivitas fisik. Penelitian ini merekomendasikan kepada orang tua untuk membatasi penggunaan gadget pada anak dan menganjurkan anak untuk tetap aktif melakukan aktivitas fisik.

ABSTRACT
Gadgets has become popular across generation. Children who overuse of gadgets may spent less time on physical activities. Aim of this research is to identify the correlation of gadgets usage and physical activity of school age children. This research is using cross sectional design with cluster sampling method to 101 respondents in Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur elementary school. Correlation test using chi square showed that there is no correlation between gadget use and physical activity among school age children p value 0,082 . Variation of children rsquo s behavior may affect the result, children can use excessive gadgets and still physically active. This research recommend that parents should limits on the time that children gadget use throughout the day and encourage to be physically active."
2017
S69292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaamiliina klarisha arya putri
"Pada zaman digital ini, gawai menjadi barang yang sangat populer pada semua kalangan, termasuk juga di kalangan anak-anak. Penggunaan gawai yang berlebihan pada anak dikhawatirkan dapat mengganggu perkembangan sosial emosionalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara penggunaan gawai dan perkembangan sosial emosional anak usia sekolah. Penelitian ini melibatkan 159 responden siswa sekolah dasar di Kelurahan Kebagusan, Jakarta Selatan yang dipilih menggunakan teknik cluster sampling dengan desain penelitian cross sectional. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan gawai dengan perkembangan sosial emosional (p value = 0.603 > 0.05). Hal ini dapat terjadi karena setiap anak memiliki perbedaan kebiasaan, anak mungkin menggunakan gawai untuk tujuan yang mendukung perkembangan sosial emosional mereka. Misalnya, aplikasi dan permainan edukatif dapat membantu anak-anak belajar keterampilan sosial dan emosional. Maka dari itu, orang tua direkomendasikan untuk menetapkan peraturan yang jelas terkait penggunaan gawai dan juga mengawasi penggunaan gawai anak karena faktor pengawasan dan pengaturan orang tua penting untuk mencegah dampak negatif dari penggunaan gawai.

In this digital era, gadgets have become very popular across generations, including children. Excessive gadget use among children is feared to interfere with their socio-emotional development. This study aims to identify the relationship between gadget use and the socio-emotional development of school-aged children. The study involved 159 elementary school respondents in kelurahan Kebagusan, Jakarta Selatan and selected using cluster sampling method with a cross-sectional research design. Chi-square test results showed that there is no significant relationship between gadget use and socio-emotional development (p value = 0.603 > 0.05). This could be because each child has different habits; children may use gadgets for purposes that support their socio-emotional development. For instance, educational apps and games can help children learn social and emotional skills. Therefore, parents are recommended to establish clear rules regarding gadget use and monitor their children's gadget use, as parental supervision and regulation are crucial in preventing the negative impacts of gadget use."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wardayani
"ABSTRAK
Gawai merupakan istilah untuk beberapa alat teknologi seperti komputer, laptop, smartphone, tablet, ipad. Perkembangan sosial ialah pengembangan kemampuan anak yang didalamnya terbentuk hubungan antar orang dewasa dan hubungan antar teman dekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia saat pengenalan gawai dengan perkembangan sosial anak usia pra sekolah. Penelitian dilakukan menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan jenis analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan kepada 137 anak yang dipilih berdasarkan simple random sampling. Didapatkan hasil bahwa anak yang mengenal gawai sejak usia dini sebanyak 92 orang 67,2 dan yang sudah sesuai usia mengenal gawainya sebanyak 45 orang 32,8 . Hasil penelitian ini diuji menggunakan rumus Chi Square ?=0,05 yang menghasilkan bahwa usia saat pengenalan gawai P=0,001 berhubungan dengan perkembangan sosial anak usia pra sekolah. Dari hasil penelitian ini diperlukan adanya pemberian materi mengenai dampak pengenalan gawai pada anak. Peran perawat ialah memberikan edukasi tentang perkembangan sosial anak usia pra sekolah dan pengaruh gawai terhadap perkembangan sosial tersebut.

ABSTRACT
Gadget is a term for some technological tools such as computers, laptop, smartphones, tablets, ipads. Social development is the development of the ability of children in which formed relationships between adults and relationships between close friends. This study aims to determine the correlation between gadgets introduction in early Childhood with the social development of pre school age. The research was conducted using quantitive research design with correlational analytic type with cross sectional approach done to 137 children selected based on simple random sampling. The results of this study indicate the frequency and percentage of respondent characteristics. The result shows that Children who know gadgets since early age are 92 people 67.2 and those who know gadgets in the right age are 45 people 32.8 . The results of this study were also tested using the Chi Square formula 0.001 related to the social development of pre school age. From the results of this study required the provision of material about the impact of early gadgets introduction in children. The role of nurses is to educate the social development of pre school age children and the effect of the gadgets on social development."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfatussa`Adah
"Picky eating atau perilaku pilih-pilih makanan sering dialami anak usia prasekolah yang disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal tersebut adalah penggunaan gadget pada anak. Picky eating dapat berdampak pada pertumbuhan dikarenakan asupan nutrisi pada anak yang tidak adekuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara penggunaan gadget dengan perilaku picky eating pada anak usia prasekolah di Kota Depok. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 129 responden yang dipilih secara acak dengan teknik multistage cluster sampling di empat TK di Kota Depok. Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat dan bivariat (uji chi- square). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 57 (44,2%) anak merupakan picky eater. Uji bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara penggunaan gadget dengan perilaku picky eating pada anak prasekolah di Kota Depok (p<0,001) dengan tingkat risiko perilaku picky eating 5 kali lebih tinggi pada anak yang menggunakan gadget lebih dari waktu yang direkomendasikan (OR = 5,253). Upaya pencegahan perilaku picky eating pada anak, orang tua perlu memperhatikan batasan waktu anak dalam menggunakan gadget sesuai rekomendasi.

Picky eating behavior is often experienced by preschool-aged children which is caused by internal and external factors. One of these external factors is children's use of gadgets. Picky eating can have an impact on growth due to inadequate nutritional intake in children. This research aims to identify the relationship between gadget use and picky eating behavior in preschool children in Depok City. This research was conducted involving 129 respondents who were randomly selected using a multistage cluster sampling technique in four kindergartens in Depok City. Data analysis was carried out using univariate and bivariate analysis (chi-square test). The research results showed that 57 (44.2%) children were picky eaters. The bivariate test shows that there is a significant relationship between gadget use and picky eating behavior in preschool children in Depok City (p<0.001) with the risk level of picky eating behavior 5 times higher in children who use gadgets more than the recommended time (OR = 5.253). In an effort to prevent picky eating behavior in children, parents need to pay attention to limiting the time their children use gadgets according to recommendations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Vinca Nekezia Reynalda
"Latar belakang: Tingkat penggunaan gadget yang tinggi pada anak bertentangan dengan rekomendasi oleh American Academy of Pediatrics dan Ikatan Dokter Anak Indonesia yang betujuan untuk memastikan anak mendapat stimulasi adekuat dari lingungan sekitar untuk mendukung perkembangan neurologis mereka. Selain itu hubungan terkait pengaruh penggunaan gadget pada perkembangan neurologis juga belum banyak diteliti terutama pada anak di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui pengaruh penggunaan gadget yang dapat memengaruhi perkembangan neurologis anak usia 1-2 tahun serta faktor risiko yang turut memengaruhi.
Metode: Penelitian kasus kontrol ini menggunakan data primer yang diperloleh melalui wawancara orang tua/ wali anak serta hasil penilaian perkembangan neurologis. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Anak RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat dan Klinik Anakku Pondok Pinang, Jakarta Selatan.
Hasil: Diperoleh sebanyak 162 subjek dengan perbandingan kasus dan kontrol 1:1 berdasarkan rentang usia yang sesuai. Hubungan antara faktor risiko dan perkembangan neurologis anak dianalisi menggunakan uji chi-square. Ditemukan 3 faktor risiko yang signifikan memengaruhi perkembangan neurologis anak yakni durasi penggunaan gadget (p = 0,011, OR = 2,816 1,241-6,389), waktu diberikannya gadget (p =0,004, OR = 4,738, IK 95% = 1,509-14,880) dan jenis gadget (p =0,046, OR = 0,509, IK 95% = 0,262-0,991). Jenis gadget touchscreen (p =0,035 OR=0,479, IK 95%=0,242-0,948) dan gadget yang diberikan setiap waktu (p =0,006 OR=5,054, IK 95%=1,589-16,075) juga menunjukkan hasil signifikan pada analisis multivariat yang dilakukan dengan uji regresi logistik.
Simpulan: Durasi penggunaan >3 jam dan pemberian gadget setiap waktu berpengaruhterhadap keterlambatan perkembangan neurologis anak sedangkan jenis gadget layar sentuh merupakan faktor protektif terhadap keterlambatan perkembangan anak usia 1-2 tahun

Background: Increasing gadget use in children is contrary to the recommendation of the American Academy of Pediatric and Ikatan Dokter Anak Indonesia which were released to make sure that children receive adequate stimulation from surroundings to support their neurological development. On top of that, such association has not been investigated especially among children in Indonesia.
Objectives: To identify the effect of gadget use on neurological development in children aged 1-2 years old and its associating risk factors.
Method: This case control study collects primary data thorough interview with parents or legal guardians and assessment on neurological development. Data was collected from Poliklinik Anak RSUPN Cipto Mangunkusumo, Central Jakarta and Klinik Anakku Pondok Pinang, South Jakarta.
Result: In this study, 162 subjects were chosen with equal ratio of cases and controls 1:1 according to the their age range. Analysis of association between risk factors and neurological development in children performed using chi-square test shows that three factors have significant association in affecting neurological development in children aged 1-2 years old. Those risk factors were duration of gadget use (p=0,011, OR = 2,816 IK = 1,241-6,389), occasion of gadget use (p = 0,004, OR = 4,738, CI 95% = 1,509-14,880), and types of gadget (p = 0,046, OR = 0,509, CI 95% = 0,262-0,991). Touch screen gadget (p = 0,035 OR=0,479, CI 95%=0,242-0,948) and gadget given at all times (p = 0,006 OR = 5,054, CI 95% = 1,589-16,075) also showed significant results in multivariate analysis using logistic regression test.
Conclusion: Duration of gadget use above 3 hours per day and gadget given on all occasions are significant risk factors for neurological development delay in children aged 1-2 years old. Whereas touchscreen gadget is a protecting factor against neurological developmental delay in children.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septriani Renteng
"Peningkatan kualitas kesehatan pada anak sebagai upaya pembentukan sumber daya manusia yang produktif. Peningkatan kesehatan anak dilakukan dengan perhatian optimal terhadap tahapan perkembangan anak khususnya pada masa keemasan yaitu usia prasekolah. Perkembangan merupakan faktor penting dikehidupan anak usia prasekolah karena akan menentukan perkembangan anak diusia yang selanjutnya. Perkembangan anak belum menjadi prioritas utama orang tua dalam pengasuhan anak. Kondisi ini sangat berdampak terhadap pemberian stimulasi perkembangan pada anak usia prasekolah oleh orang tua. Program "Sahabat" adalah salah satu upaya untuk mengoptimalkan perkembangan anak usia prasekolah. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan "Sahabat" di taman kanak-kanak yang terintegrasi dengan manajemen pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan komunitas, dan asuhan keperawatan keluarga. Praktik residensi ini dilakukan dengan pendekatan case studi. Hasil kegiatan praktik yaitu terbentuknya penanggung jawab program perkembangan di TK. Hasil praktik juga menunjukkan peningkatan perkembangan anak usia prasekolah. dari 76 menjadi 95, dan peningkatan pengetahuan orang tua dari 63 menjadi 93, sikap 42 hingga 86, dan keterampilan 53 hingga 76. Program "Sahabat" dapat digunakan oleh perawat komunitas sebagai upaya promotif dan preventif dalam perkembangan anak.

The enhancement of child's health quality is a means of creating a more productive human resources. The enhancement of child's health is conducted with optimal attention to the child's development especially during preschool age, which is the golden age of a child. A child's development is an important factor in a child 39;s preschool life because this will decide how the child will develop in their next age stage. A child's development have not been a parent's main priority in parenting. This condition really affects the stimulus given to the child during the preschool age by their parents. Sahabat program is one of the solution to optimize preschool children's development. This paper aims to give a demonstration of implementation of how it can be done in preschools that are integrated with health care, community nursing care, and family nursing care. This practice is conducted with case study approach. The result of the research is the formation of person in charge of development program in kindergarten. The result of this research shows that there are enhancements in the preschool children's development, from 76 to 95, and the parent's knowledge regarding the matter rises from 63 to 93, attitude from 42 to 86, and skills from 53 to 76 . Sahabat program can be used by the nurse community as a means of children's development in a preventive way."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Windiastri
"Pola asuh ibu merupakan faktor yang memengaruhi perkembangan anak, khususnya perkembangan sosial emosional anak. Perkembangan sosial emosional dapat mengidentifikasi kemampuan sosial, emosional, intelektual, dan perilaku positif lainnya pada anak usia prasekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu dan perkembangan sosial emosional anak usia prasekolah di PAUD Desa Parakan Jaya, Bogor. Desain penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 103 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner parenting styles and dimentions questionnare dan kuesioner perkembangan sosial emosional anak usia 4-5 tahun dan 5-6 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh ibu dengan perkembangan sosial emosional anak usia prasekolah 4-5 tahun dan 5-6 tahun p value = 0,225; 0,108 . Faktor lain seperti usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan jenis kelamin anak tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan perkembangan sosial emosional anak. Namun demikian, pada penelitian ini ditemukan bahwa mayoritas perkembangan sosial emosional anak meragukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan screening sejak dini untuk mendeteksi adanya penyimpangan perkembangan sosial emosional anak.

Parenting style is a factor that influences a children's development, especially for social emotional development. Social emotional development begun to identify social, emotional, intellectual, and other positive behaviors in preschoolers. This research aims to know the correlation between mother's parenting style and social emotional development of preschool aged children 4 6 years old in PAUD at Parakan Jaya Village of Bogor. Design research use analytic descriptive approach cross sectional at 103 respondents. Data collection by parenting styles and dimentions questionnare and social emotional development questionnare for 4 5 years old and 5 6 years old.
The results of this research show there is a no relationship of the correlation between mother's parenting style and social emotional development of preschool aged children 4 5 years old and 5 6 years old p value i.e. 0.225 0.108 . Other factors such as age, education, employment, and sex show there is a no relationship with the children's social emotional development. However, this research found that majority of the children's social emotional development is questionable. So, screening is necessary to indentify the deviation of the children's social emotional development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>